Anda di halaman 1dari 47

Yayasan Mardi Yuana

Bintang Timur hilang di telan Jaman,


namun Yesus Hadir Menggerakkan Persaudaraan

Buletin edisi Desember 2021


Happy
Mothers Day World Aids Day

#GettingToZero

Constitutis Opus Aedificare Civitatem


Pengantar Buletin
R.D. Stefanus Sri Haryono Putro, S.S.

Buletin Mardi Yuana diakhir tahun 2021 bulan Desember tanpa terasa sudah terbit atau tayang setiap

bulannya. Walaupun kadang agak terlambat penerbitannya. Namun semua itu mau menunjukkan bahwa :

1. Buletin ini sebagai media informasi secara digital bagi kita di dalam keluarga besar Yayasan Mardi

Yuana.

2. Berusaha tetap setia setiap bulannya untuk terbit atau tayang.

Pada edisi akhir tahun ini, dibulan Desember 2021 mengambil tema : “Bintang Timur hilang ditelan jaman

namun Yesus hadir menggerakkan persaudaraan”. Hal ini sebagai permenungan kita bersama saat kita merayakan

Hari Ulang Tahun Yesus sebagai Bintang Timur atau Sang Cahaya Sejati menjadi Cahaya yang menghalau

kegelapan dalam diri kita. Dia menjadi teladan dan penuntun hidup kita untuk layak dihadapan Allah Bapa.

Semoga dengan hadirnya Yesus Kristus sebagai Cahaya Sejati dapat menjadi kekuatan atau spirit bagi kita

untuk menghalau kegelapan jaman ini. Salah satu caranya dengan menggerakkan persaudaraan sebagai manusia

dengan penuh kasih.

Tuhan memberkati.
Bintang Timur 1. Kata Pengantar
hilang ditelan Jaman 2. Dari Redaksi
namun Yesus Hadir
Menggerakkan Persaudaraan 3. Bintangku Hilang ditelan Jaman

4. Kelahiran Juru Selamat

5. Hari AIDS Sedunia

6. Hari Ibu

7. Serba-Serbi:

o Pelepasan Purna Bakti

o HUT TK Mardi Yuana Depok

o Ucapan Natal dari


buletin edisi perwakilan dan unit
Desember 2021
SALAM REDAKSI
M. Rahenda Mellya Ginting, S.E.
Hallo Desember 2021,
Pembaca yang terkasih, kita berjumpa lagi dan tidak terasa kita sudah berada di penghujung Tahun 2021. Waktu
berjalan begitu cepat. Rasanya, baru saja kemarin berada di bulan Januari, Februari, tau-tau sudah bulan Desember.
Diawali dengan peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember, WHO mengusung tema "Akhiri ketidaksetaraan.
Akhiri AIDS". Dengan tema ini, ada harapan untuk menjangkau orang-orang yang tertinggal, serta menyoroti
ketidaksetaraan terhadap akses ke layanan kesehatan bagi ODHA. Hari AIDS Sedunia diperingati untuk
menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV,
termasuk juga bagi kalangan pelajar dan generasi muda.
Kita juga memperingati Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Makna hari ibu sangatlah luas, namun kita dapat
memaknainya dengan menghargai peran seorang ibu yang sangat besar dalam kehidupan manusia.
Menyambut hari Kelahiran Yesus yang selalu diperingati dan dirayakan setiap tanggal 25 Desember, buletin edisi
kali ini mengusung tema “Bintang Timur Hilang Ditelan Zaman, namun Yesus Hadir Menggerakkan Persaudaraan”
mengajak kita untuk mereeksikan diri bahwa di zaman ini masihkah kita menempatkan Yesus dalam hati kita dan
menuntun untuk menggerakkan persaudaraan?
Akhir kata, kami segenap Tim Redaksi Buletin Yayasan Mardi Yuana mengucapkan Selamat merayakan Natal
2021 dan menyongsong Tahun Baru 2022. Kami juga memohon maaf atas segala kekurangan di Tahun 2021. Semoga
di masa-masa mendatang, kami dapat memberikan layanan yang terbaik.
Terima kasih.
BINTANGKU HILANG DI TELAN JAMAN
Oleh: R.D. Stefanus Sri Haryono Putro, S.S.

Kelahiran Yesus Kristus ke dunia sebagai Juru Selamat atau Mesias yang dirayakan setiap tanggal

25 Desember mempunyai makna hadirnya terang yang menghalau kegelapan di dunia. Yesus sebagai

terang menghalau atau menghilangkan kegelapan dalam hati kita. Terang ini yang menghalau

kegelapan (kecemasan, ketakutan, kedosaan, dan keegoisan) dalam diri kita. Terang ini juga dapat

diartikan sebagai bintang bercahaya terang menghalau kegelapan malam.

Bintang ini juga yang membimbing 3 Raja atau 3 orang Majus dari Timur atau 3 Sarjana yang

datang untuk bertemu dengan sang Terang Sejati. Ketika 3 orang Majus ini hendak bertemu dengan

Sang Terang Sejati untuk sujud menyembah dan menyerahkan persembahan dirinya, mereka dihalangi

atau dicoba digagalkan oleh Herodes lambang keangkuhan, keegoisan atau kegelapan. Namun,

Allah membimbing mereka baik melalui mimpi maupun melalui bintang untuk menuju Sang Terang.
Cahaya Bintang atau Sang Terang Sejati atau Yesus Kristus ini sering kali dikaburkan, diganggu

atau bahkan hilang dari pandangan kita karena keadaan jaman yang membuat kita cemas, takut,

atau egois. Contohnya, jaman sekarang di mana kita dibuat cemas, takut, bahkan egois untuk mencari

selamatnya, amannya, enaknya kita sendiri tanpa peduli dengan orang lain. Tidak hanya itu cahaya

bintang kita dikalahkan dengan uang, gadget, atau hal duniawi yang lain. Hal ini menjadi

permenungan kita. Apakah cahaya Kristus akan kita halangi dengan keegoisan kita, mau cari enaknya

sendiri atau mencari keuntungan untuk kita sendiri tanpa peduli dengan orang lain, tanpa peduli

dengan aturan ?

Orang yang menutup cahaya bintang atau Terang Sejati dengan membiarkan diri dikuasai oleh

kegelapan jaman, sama dengan Herodes. Maka kita perlu membuka diri dan membuka hati kita

terhadap sapaan dan bimbingan bintang seperti 3 orang Majus tersebut. Sehingga kita layak bertemu

dengan Sang Terang Sejati dan mempersembahkan diri kita dalam kemuliaan Allah di Surga.

Tuhan memberkati kita.


KELAHIRAN SANG JURU SELAMAT
Oleh: Rahel Tirta Azarya, S. Ak.

Kita telah memasuki bulan Desember, bulan yang identik dengan perayaan Natal. Perayaan Natal juga diidentikkan

dengan pohon natal, baju-baju yang baru, hadiah-hadiah, mall-mall yang dihiasi dengan dekorasi natal, bahkan di setiap

gereja-gereja juga disibukkan dengan latihan-latihan yang memerlukan waktu panjang untuk mempersiapkan hari Natal yang

sangat dinanti-nantikan. Ada banyak hal yang teramat khusus di setiap perayaan hari Natal, seperti adanya kemeriahan,

kegembiraan, kebahagiaan, serta sukacita yang kita rasakan.

Untuk semua sukacita yang kita rasakan di setiap perayaan hari natal , baik yang sudah kita lewati atau bahkan yang

akan kita jalani, semua itu tidak akan berarti tanpa kasih Allah yang telah mengaruniakan Anaknya yang tunggal, yaitu Yesus

Kristus.

Dalam 1 Yohanes 4:10 tertulis Sabda Tuhan “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang

telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” Dalam Kitab Yohanes

tersebut kita selalu diingatkan bahwa Tuhan yang sangat mengasihi kita telah mengaruniakan Anaknya untuk menebus segala

dosa dan pelanggaran manusia. Seorang bayi yang lahir dalam keluarga yang sederhana, seorang bayi yang lahir hanya di
atas palungan, tidak ada fasilitas yang mewah, tidak ada perayaan yang meriah, namun Dia hadir sebagai hadiah terindah

bagi semua umat manusia. Dia lahir sebagai Juru Selamat yang menebus dosa dan pelanggaran setiap manusia.

Ketika Yesus lahir ke dunia ini, para malaikat bersuka cita menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. Selain itu, ada juga

para gembala serta Orang Majus yang datang dengan membawa persembahan untuk bayi yang telah lahir di atas palungan

tersebut, Sang Juru Selamat umat manusia.

Yesus lahir ke dunia ini, bukan hanya untuk para gembala saja, bukan hanya untuk orang majus, dan bukan khusus hanya

untuk orang-orang Israel, tetapi Dia datang ke dunia ini untuk semua umat manusia dan Dia hadir untuk menyelamatkan kita.

Pada perayaan Natal ini, marialah kita terus mengingat akan kasihNya kepada kita. Marilah kita bersuka cita untuk segala

kebaikanNya di dalam hidup kita, dan marilah kita sungguh-sungguh mengasihiNya karena Tuhan telah terlebih dahulu

mengasihi kita. Walapun saat ini kita merayakan Natal di tengah situasi pandemi dengan segala sesuatunya yang serba

dibatasi, namun hal itu tidak akan mengurangi arti kehadiranNya bagi setiap kita.
Peringatan Hari AIDS Sedunia

Oleh: R.D. Yosef Irianto Segu, S.S., M.Hum.

HIV-AIDS merupakan masalah yang mengancam

banyak aspek kehidupan baik individu maupun

sebagai anggota manusia lainnya. Gereja Katolik

yang menyuarakan nilai-nilai katolik sebagai

pedoman Sekolah Mardi Yuana, memandang

bahwa HIV-AIDS bukanlah masalah kesehatan

semata, melainkan juga masalah pemaknaan

spiritual, psikologis, moral dan hubungan sosial.

1. Secara spiritual, tubuh kita adalah suci. Santo Paulus mengimbau orang beriman untuk menghormati dirinya

sebagai Bait Allah. Itu berarti, kekacauan yang terjadi di dalam diri kita juga berarti kekacauan pada Bait Allah.

Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Bdk

(1Korintus 3:16-21).

2. Secara moral, para pendidik dan keluarga-keluarga serta komunitas-komunitas, memberikan informasi yang

baik dan benar serta menyeluruh tentang Narkoba kepada komunitas-komunitas, orang tua, anak-anak

remaja, dan masyarakat. Informasi yang diterima bukan untuk menakut-nakuti tetapi menumbuhkan nilai-nilai

positif terhadap diri


3. Secara psikologis, para pendidik dan orang tua meningkatkan keterampilan untuk membangun kekeluargaan

yang kuat sehingga tidak menimbulkan situasi depresi, kesepian dan tidak dicintai oleh orang tua atau para

pendidik.

4. Secara hubungan sosial, para murid tidak hanya mengisi pergaulan dengan kegiatan yang menjauhkan diri

dari Narkoba dan pergaulan bebas. Menjadi keren karena kreatif dan produktif menghasilkan karya yang bisa

membantu orang-orang terdekat dan banyak orang

Paus Yohanes Paulus II menekankan bahwa upaya edukasi HIV-AIDS senantiasa melalui penyebaran informasi

yang lengkap dan berlandaskan pada nilai-nilai positif kepada setiap insan khususnya kaum muda agar dapat terjadi

perubahan sikap dan cara hidup yang baru sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Edukasi tentang HIV-AIDS

membantu manusia untuk tidak jatuh pada kesalahan dan dosa. Implikasinya tentu, tidak dengan menjauhi,

mengucilkan dan memusuhi manusia yang terkena HIV-AIDS melainkan mengampuni atas kesalahan dan dosanya.

World Aids Day

#GettingToZero
Selamat Hari Ibu
Oleh: Juliana Siswodwirahaju, S.Pd.
Kepala SD Mardi Yuana Bogor

Hari-harinya hanya dihabiskan untuk keluarga. Pagi sebelum beraktitas diawalinya dengan doa dan ucapan syukur, bahwa hari

ini masih diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari perannya dalam keluarga. Perannya sangat besar untuk suami dan anak-

anaknya, bahkan untuk lingkungan sosialnya.

Untuk membebaskan tugas domestiknya, seperti memasak, merapikan rumah, mengurus anak-anak dan urusan rumah tangga

lainnya adalah hal yang mustahil. Tapi, pada setiap tanggal 22 Desember hal itu terjadi pada ibu-ibu yang ada di Indonesia. Ya…,

mereka hari ini bebas dari tugas domestiknya. Namun ibu tetaplah sebagai seorang ibu yang tidak biasa meninggalkan tugas

domestiknya. Ia tetap melaksanakan tugas domestiknya dengan tulus jauh dari atau minim dengan keluhan.

Semua kegiatan di rumah ia lakukan dengan sukacita. Mulai dari menyediakan sarapan pagi, menyiapkan bekal bagi anak-

anak, menyiapkan pakaian kerja suami, seragam sekolah anak-anak sampai untuk keperluannya sendiri. Membagi waktu antara

pekerjaan di rumah dan pekerjaan kantor diatur dengan baik. Semua jadwal dibuat sedemikian rupa agar perannya tidak menjadi

kendala dalam kehidupan yang sangat disyukuri sebagai seorang ibu.

Sesekali ia menjadi teman bagi anak-anak, baik untuk berdiskusi, berbagi cerita, dan masih banyak lagi. Tidak jarang juga ia

menjadi petugas keamanan di rumah ketika anak-anaknya yang mulai beranjak dewasa belum sampai rumah. Yang ia lakukan
semata-mata hanyalah karena kecintaannya akan keluarga. Keluarga menjadi obat lelahnya saat banyak pekerjaan kantor yang

harus dikerjakan dengan deadline ataupun tidak.

Tanpa mengeluh dan menggerutu, ia kerjakan dengan penuh tangggung jawab. Sebagai ibu dan istri, ia sediakan makanan

jasmani dan rohani yang baik buat anggota keluarganya. Berusaha memahami hati bagi setiap anggota keluarganya. Menjaga agar

hati setiap anggota keluarga tidak tersakiti. Membagi suka pada semua anggota keluarganya. Sakit dan pedihnya hanya untuk dirinya

sendiri dan Tuhan. Keluhnya, capeknya, dan dukanya ia persembahkan dalam korban Perjamuan Ekaristi, agar ia tetap kuat, tangguh

dan selalu tersenyum di depan keluarga serta orang lain.

Adakalanya ia pernah marah kepada anak-anaknya jika mereka melakukan tugas atau yang sudah disepakatinya tidak sesuai.

Adu mulut dengan anak-anak dan suaminya seperti radio rusak pun dilakoninya. Tapi, semua itu tidak menyurutkan cintanya pada

keluarga. Maaf dan memaafkan selalu diberikan. Sedapatnya tidak memendam marah, semua diusahakan dapat diselesaikan

dengan baik walaupun tak jarang tidak sesuai yang diharapkan.

Ia tangguh, kuat, minim mengeluh, menjalani semua tugas domestiknya dengan sukacita. Keluarga adalah segala-galanya.

Suka dan dukanya adalah bunga dalam hidupnya.

Selamat hari Ibu dan tetaplah menjadi Ibu yang SUPER…


ACARA PELEPASAN PEGAWAI PURNA BHAKTI
SMP MARDI YUANA CILEGON
Felix Arberd NK, S. Sos.

Pada hari Senin, 6 Desember 2021 telah dilaksanakan acara pelepasan

pegawai Purna Bhakti unit SMP Mardi Yuana Cilegon yaitu ibu Anastasia Suparmi,

S.Pd. Beliau sudah menjadi pegawai Tetap Yayasan Mardi Yuana sejak tanggal 1

Oktober 1993. Sesuai dengan tema pelepasan dari Perwakilan Cilegon, yaitu

“Bukan Akhir Aktivitas dan Kreativitas” semoga teladan Ibu Suparmi bisa

menginspirasi guru dan karyawan di lingkungan perwakilan Mardi Yuana Cilegon.

Dari kantor Pusat Yayasan Mardi Yuana dihadiri oleh RD. Stefanus Sri Haryono Putro,

S.S. selaku Ketua Pengurus Yayasan, Felix Arberd, L. Dewi Purnama, dan Leonarda

Nolla sebagai bidang pegawaian.


PERINGATAN ULANG TAHUN KE-43
TK MARDI YUANA DEPOK
Oleh: Stefani Wahyu Riandini SE., S.Pd.
Kepala KB-TK Mardi Yuana Depok

1 Desember 2021 TK Mardi Yuana Depok merayakan ulang tahunnya yang ke-43. Mengusung

tema peduli lingkungan dan sesama, TK Mardi Yuana Depok mengajak para siswa dan orang tua untuk

menghargai dan bersama merawat ibu bumi dengan berbagai rangkaian kegiatan sejak bulan Oktober

pada kegiatan HPS (Hari Pangan Sedunia.).

Diawali dengan kegiatan ekologi TK MY Depok, pada tanggal 16 Oktober 2021 bersama guru,

siswa dan orang tua dirumah untuk membuat eco enzyme. Dilanjutkan dengan pengiriman pot bunga yang

terbuat dari gerabah dengan pola gambar “si Ruru” maskot TK yang sedang memegang balon angka 43.

Pengiriman ini ditujukan untuk kegiatan saat aktivitas acara HUT TK, yaitu dengan menghias pot bunga

bersama dengan menggunakan cat air.

Menggandeng Kampoeng Kids yang merupakan sebuah education land.


Untuk anak-anak yang menghadirkan program life skill yang disajikan dengan metode experiental learning,

program edukasi virtual yang interaktif, menarik dan menyenangkan untuk anak usia 4 – 12 tahun. Sehingga,

walau secara virtual, perayaan ulang tahun ke-43 TK Mardi Yuana ini tidak hanya membuat anak diam dan

hanya menonton. Namun, dengan berbagai aktitas yang menarik dan interaktif seperti operet dengan

tema “mother earth”, kampanye peduli lingkungan, menari dan menyanyi juga membuat hasil karya

menghias pot gerabah, membuat anak-anak antusias dan larut dengan eforia ulang tahun.

Siswa TK juga mengucapkan syukur HUT dan pembukaan Aksi Adven Pembangunan (AAP)

dengan mengadakan misa secara online dan ofine bersama para kepala sekolah, guru dan karyawan di

perwakilan Depok yang dipersembahkan oleh RD. Robertus Ari Priyanto pada hari Jumat, 3 Desember 2021.

Setelah sehari sebelumnya para guru mengirimkan video aktitas membuat celengan/tabungan AAP

kepada Siswa, sehingga anak-anak dapat termotivasi untuk “menabung” di kotak AAP yang dibuatnya

bersama orang tuanya di rumah. Tak lupa dalam rangkaian HUT TK ini kami juga menyisipkan pembelajaran

pendidikan karakter tentang kepedulian kepada sesama yaitu dengan aktitas mendongeng dan

menyalurkan hasil dari tabungan AAP untuk para korban bencana alam Gunung Semeru yang dikumpulkan

ke perwakilan Depok yang selanjutnya disalurkan melalui biro Caritas.


Demikian kegiatan rangkaian HUT ke-43 TK Mardi Yuana Depok ini. Semoga kegiatan kecil di

pendidikan anak usia dini ini dapat menginspirasi kita untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai

Katolisitas dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah – sekolah Mardi Yuana.

Anda mungkin juga menyukai