Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A (23 TAHUN) DENGAN


GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM PERKEMIHAN
DIARE DAN INFEKSI SALURAN KEMIH
DI RUANG MAWAR RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
Laporan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Melalui Stase
Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Angkatan XVIII

Kelompok 2

Pembimbing Akademik :

Aneng Yuningsih, S.Kp., M.Kep

Pembimbing Klinik :

Rubi Dirgantara, S.Kep., Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA PUTERA
KOTA BANJAR
TAHUN 2022/2023
DAFTAR MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVIII
KELOMPOK 2

No Nama Nomor Induk


Mahasiswa
1. Dila Shintia Dewi 4012230002
2. Dini Indriyani, S.Kep 4012230010
3. Leni Nuraeni, S.Kep 4012230017
4. Nadia Dwi Ningtiyas, S.Kep 4012230012
5. Nunik Sa’adatul Kamilah, S.Kep 4012230016
6. Putri Rahayu Fourina, S.Kep 4012230021
7. Samantri , S.Kep 4012230006
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A (23 TAHUN) DENGAN


GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM PERKEMIHAN
DIARE DAN INFEKSI SALURAN KEMIH
DI RUANG MAWAR RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Oleh :

MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVIII

KELOMPOK 2

Laporan ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan dari
pembimbing

Pada tanggal 10 Desember 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Aneng Yningsih, S.Kep., Ners., M.Kep Rubi Dirgantara, S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Kasus sebagai
salah satu syarat melalui stase Keperawatan Medikal Bedah dalam Program Studi
Profesi Ners Angkatan XVIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina
Putera Banjar.
Selama proses penyusunan laporan ini kami menyadari banyak kekurangan,
sehingga mendapat banyak masukan dan saran dari pihak pembimbing akademik
maupun klinik. Tanpa adanya pihak-pihak tersebut kami tidak dapat
menyelesaikan laporan ini seperti sebagaimana mestinya. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam
penyusunan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dr. dr. Herman Sutrisno, M.M., selaku Pendiri Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bina Putera Banjar
2. Dr. H. Dahlan, SH., M.Si, selaku Ketua Yayasan Banjar Mandiri
3. H. Oman Rokhman, S.Sos., M.Kes, selaku Ketua STIKes Bina Putera
Banjar
4. Fenty Rosmala, S.P., M.Pd. selaku Wakil Ketua I STIKes Bina Putera
Banjar
5. Racwan, Drs., M,Si selaku Wakil Ketua II STIKes Bina Putera Banjar
6. Aneng Yuningsih, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Wakil Ketua III STIKes
Bina Putera Banjar
7. Yayi Siti Haeriyah, S.Kp., Ners., M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan STIKes Bina Putera Banjar sekaligus pembimbing
akademik Beserta Jajarannya
8. Rubi Dirgantara, S.Kep., Ners selaku CI ruang Mawar RSUD
Dr.Soekardjo Tasikmalaya
9. Dewi Sartika, S.Kep., Ners selaku CI ruang Aster RSUD Dr.Soekardjo
Tasikmalaya
10. Kedua Orang tua yang selalu memberikan dukungannya
11. Teman-teman se-angkatan Prodi Ilmu Keperawatan Program Profesi
Ners Angkatan ke-18.
Tasikmalaya, 06 Desember 2022
Penulis
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Tanda dan Gejala
D. Manifestasi Klinis
E. Patofisiologi
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
H. Pemeriksaaan Penunjang
I. Pengkajian Data Fokus
J. Analisa Data
K. Diagnosa Keperawatan
L. Intervensi Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
E. Implementasi
F. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare merupakan gejala umum dari infeksi saluran cerna yang
disebabkan oleh berbagai macam patogen, termasuk bakteri, virus dan
protozoa. Diare lebih umum terjadi di negara berkembang karena kurangnya
air minum yang aman, sanitasi dan kebersihan, serta status gizi yang lebih
buruk. Menurut angka terbaru yang tersedia, diperkirakan 2,5 miliar orang
kekurangan fasilitas sanitasi yang layak, dan hampir satu miliar orang tidak
memiliki akses ke air minum yang aman. Lingkungan yang tidak sehat ini
memungkinkan patogen penyebab diare menyebar lebih mudah (Cairo et al.,
2020).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari. Secara klinis
penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2 milyar
kasus diare pada orang dewasa diseluruh Dunia setiap tahun. Di Amerika
Serikat, insidens kasus diare mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus/tahun.
Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan di rumah sakit. Diseluruh dunia
sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare/tahun. Di Amerika Serikat, diare
terkait mortalitas tinggi pada lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional
melaporkan lebih dari 280.000 kematian akibat diare dalam waktu 9 tahun,
51% kematian terjadi pada lanjut usia. Selain itu, diare masih merupakan
penyebab kematian anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana sudah maju
(WHO, 2015).
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan
parasit) alergi, malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah
kategori besar penyebab diare. Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah
infeksi virus terutama Rotavirs. Virus Merupakan penyebab diare akut
terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis virus penyebab diare akut
antara lain Rotavirus serotype 1,2,8, dan 9 pada manusia, Norwalk Virus,
Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small bowel structure virus,
Cytomegalovirus (Permata, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny.A 32 tahun
dengan gangguan sistem pencernaan dan sistem perkemihan diare dan
infeksi saluran kemih di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan
sistem pencernaan dan sistem perkemihan diare dan infeksi saluran kemih,
mahasiswa/i diharapkan mampu :
a. Mahasiswa mampu mengetahui definisi, patofisiologi pada klien
dengan diare akut.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, analisa data pada Ny.
A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny.A
dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
d. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada Ny.
A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada
Ny. A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada
Ny. A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya.
g. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada Ny. A
dengan gangguan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis institusi sekolah tinggi Ilmu Kesehatan STIKes
Bina Putera Banjar dapat dijadikan sebagai acuan mahasiswa Program
Studi Keperawatan dalam penyusunan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diare akut.
Manfaat teoritis bagi Lembaga Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya diharapkan dapat
memberikan sumbangan pikiran dan masukan bagi perawat RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya dalam meningkatkan kualitas penerapan
asuhan keperawatan pada pasien dengan diare akut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan
wawasan ilmu pengetahuan serta mampu dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diare akut.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah
frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan
konsistensi yang lebih encer. Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika
terdapat perubahan konsistensi feses. Seseorang dikatakan menderita diare
bila feses lebih berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga
kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24
jam (Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air
besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih
dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan
diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
Definisi diare dari berbagai pengertian diatas, yaitu suatu keadaan
dimana seseorang BAB lebih dari tiga kali sehari, dengan konsistensi lebih
cair dari biasanya.
B. Etiologi
Etiologi atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare yang
dikutip dari (Marlina, 2011) yaitu antara lain:
a. Faktor Infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare. Infeksi enteral ini meliputi :
1. Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
2. Infeksi Virus : Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
3. Investasi parasit : Cacing, Jamur (Candida Albicans).
b) Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
a) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
b) Malabsorbsi lemak.
c) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan : Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gelaja diare menurut Brunner & Suddart (2014) :
a. Peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia
dan rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak
efektif (tenemus) setiap kali defekasi
c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
d. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar
e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan
kolitis atau inflamasif
f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis
insufisiensi pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi
neuropatik diabetik
D. Manifestasi Klinis
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi klinis dari
diare, yaitu :
a. Nyeri perut (abdominal discomfort).
b. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
c. Rasa perih di ulu hati.
d. Rasa lekas kenyang.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut.
g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
h. Demam dan lemah.
i. Membrane mukosa mulut dan bibir kering.
j. Diare.
k. Pontanel cekung.
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan
asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
F. Pathway

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis menurut Brunner&Suddarth (2014):
a. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol
gejala, mencegah komplikasi, dan menyingkirkan atau mengatasi
penyakit penyebab.
b. Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-
imflamasi) dan antidiare (misalkan pemberian loperamida (imodium)),
defiknosilit (limotil) dapat mengurangi tingkat keparahan diare.
c. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat
diprogramkan
d. Antimikroba diprogramkan ketika agens infeksius telah teridentifikasi
atau diare tergolong berat
e. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien yang
sangat muda atau pasien lansia.
f. Terapi obat menurut Markum (2008):
1. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30
mg, klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
2. Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. Antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang atau diagnostik yang dapat mendukung
ditegakkannya diagnosis diare dikutip dari (Nurarif & Kusuma, 2015)
antara lain:
a. Pemeriksaan tinja, meliputi:
1. Makroskopis dan mikroskopis
2. pH dan kadar gula dalam tinja
3. biakan dan resistensi feses (colok dubur)
4. Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernapasan kusmaul)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium, dan Posfat
I. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dengan cara anamnesa terlebih dahulu yaitu
Riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga, riwayat kesehatan
psikososial. Pengkajian riwayat dihubungkan dengan epidemiologi
merupakan pengkajian penting dalam menetukan penyebab, rencana
intervensi, dan factor resiko yang mungkin terjadi. Pada pengkajian
psikososial pasien biasanya mengalami kecemasan dan pasien memerlukan
pemenuhan informasi tentang pendidikan kesehatan, pemeriksaan lain
yang penting adalah pemeriksaan kolaboratif untuk menentukan status
dehidrasi esensialnya merupakan pemeriksaan medis untuk dehidrasi.
Pemeriksaan status dehidrasi esensial merupakan pemeriksaan medis
untuk menentukan status dehidrasi esensial merupakan pemeriksaan medis
untuk menentukan kebutuhan pengganti cairan dalam pemenuhan hidrasi.
tetapi pada kondisi klinik perawat yang dapat melakukan perhitungan skor
dapat melakukan peran kolaboratif dalam menentukan jumlah cairan yang
akan di berikan (Muttaqin & Sari, 2011).
a. Identitas
Nama klien, umur, alamat, tanggal masuk. nama penanggung jawab,
perkerjaan, agama. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak
menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruhterutama
dilihat dari pola makan dan perawatannya
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang lazim didapatkan adalah diare dengan
peningkatan frekuensi dan feses menjadi cair. Keluhan lain yang
menyertai muntah, demam, nyeri abdomen, kondisi feses yang encer,
lender dan darah.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih
dari 14 hari (diare kronis)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari
saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
2. Keadaan umum: klien lemah, gelisah, rewel, lesu,
kesadaran menurun.
3. Mata: cekung, kering. sangat cekung
4. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat >35x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah,
minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus,
minum sedikit atau kelihatan bisa minum
5. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >40x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
6. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
7. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik,
suhu meningkat >37,5°C, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang >2 detik, kemerahan pada daerah
perianal
8. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200- 400
ml/ 24 jam), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
J. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. Kriteria Mayor Makanan Diare (D.0020)
a) Subjektif : -
b) Objektif : Toksik tidak dapat diserap
(1) Defekasi lebih dari 3
kali dalam 24 jam
Hiperperistaltik
(2) Feses lembek atau cair
Kriteria Minor :
Penyerapan makanan di usus menurun
a) Subjektif :
(1) Urgency
Diare
(2) Nyeri/ kram abdomen
b) Objektif :
(1) Frekuensi peristaltic
meningkat
(2) Bising usus hiperaktif

2. Kriteria Mayor dan Minor Diare Gangguan


Kriteria Mayor : Pertukaran Gas
a) Subjektif : Dispnea Frekuensi BAB meningkat (D.0003)
b) Objektif :
(1) Penurunan/Peningkatan
Hilang cairan dan elektrolit berlebihan
PCO2
(2) PO2 menurun
Asidosis metabolik
(3) Takikardia
(4) pH arteri
Sesak
meningkat/menurun
(5) Bunyi napas tambahan
Kriteria Minor : Gangguan Pertukaran Gas

a) Subjektif :
(1) Pusing
(2) Penglihatan Kabur
b) Objektif :
(1) Sianosis
(2) Diaforesis
(3) Gelisah
(4) Napas Cuping Hidung
(5) Pola napas abnormal
(6) Warna kulit abnormal
(7) Kesadaran Menurun
3. Kriteria Mayor dan Minor Diare Hipovolemia
Kriteria Mayor (D.0023)
a) Subjektif : - Frekuensi BAB meningkat
b) Objektif :
(1) Frekuensi nadi
Hilang cairan dan elektrolit berlebihan
meningkat
(2) Nadi teraba lemah
Gangguan keseimbangan cairan dan
(3) Tekanan darah menurun
elektrolit
(4) Tekanan nadi
menyempit
(5) Turgor kulit menurun Dehidrasi
(6) Membran mukosa
kering
Hipovolemia
(7) Volume urin menurun
(8) Hematokrit meningkat
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Merasa lemah
(2) Merasa haus
b) Objektif :
(1) Pengisian vena menurun
(2) Status mental berubah
(3) Suhu tubuh meningkat
(4) Konsentrasi urin
meningkat
(5) Berat badan turun tiba-
tiba
4. Kriteria Mayor dan Minor Diare Gangguan
Kriteria Mayor Integritas Kulit
a) Subjektif : - Frekuensi BAB meningkat (D.0129)
b) Objektif :
(1) Kerusakan jaringan dan
Gangguan integritas kulit
atau lapisan kulit
Kriteria Minor :
a) Subjektif : -
b) Objektif :
(1) Nyeri
(2) Perdarahan
(3) Kemerahan
(4) Hematoma
5. Kriteria Mayor dan Minor Diare Defisit Nutrisi
Kriteria Mayor (D.0019)
a) Subjektif : - Mual muntah
b) Objektif :
(1) Berat badan menurun
Nafsu makan menurun
minimal 10% dibawah
rentang ideal
Defisit nutrisi
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Cepat kenyang setelah
makan
(2) Kram/nyeri abdomen
(3) Nafsu makan menurun
b) Objektif :
(1) Bising usus hiperaktif
(2) Otot pengunyah lemah
(3) Otot menelan lemah
(4) Membrane mukosa
pucat
(5) Sariawan
(6) Serum albumin turun
(7) Rambut rontok
berlebihan
(8) Diare
6. Faktor Risiko Diare Risiko Syok
(1) Hipotensi (D.0039)
(2) Kekurangan volume Frekuensi BAB meningkat
cairan

Hilang cairan dan elektrolit berlebihan

Gangguan keseimbangan cairan dan


elektrolit

Dehidrasi

Risiko Syok

K. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
b. Diare (D.0020)
c. Hipovolemia (D.0023)
d. Gangguan Integritas Kulit (D.0129)
e. Defisit Nutrisi (D.0019)
f. Risiko Syok (D.0039)
L. Perencanaan Keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, pasien,
keluarga, dan orang terdekat pasien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami pasien. Tahap
perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai
alat komunikasi antar sesama perawat dan tim kesehatan lainnya,
meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi pasien, serta
mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang
ingin dicapai. Unsur terpenting dalam tahap perencanaan ini adalah
membuat orioritas urutan diagnoa keperawatan, merumuskan tujuan,
merumuskan kriteria evaluasi, dan merumuskan intervensi keperawatan
(Asmadi, 2008).

Diagnosa Luaran dan Kriteria Hasil


No Kode Diagnosa Kode Luaran dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. D.0020 Diare b.d L.04033 Setelah Manajemen Diare (I.03101)
fisiologis dilakukan Observasi
( proses tindakan a) Identifiksi penyebab diare
infeksi ) keperawatan b) Identifikasi riwayat pemberian
selama 3x24 makan
jam maka c) Identifikasi gejala invaginasi
eliminasi fekal d) Monitor warna, volume, frekuensi,
pasien membaik dan konsistensi tinja
dengan kriteria e) Monitor jumlah pengeluaran diare
hasil : Terapeutik
a) Konsistensi a) Berikan asupan cairan oral (oralit)
feses meningkat b) Pasang jalur intravena
c) Berikan cairan intravena
b) Frekuensi d) Ambil sample darah untuk
defekasi/bab pemeriksaan darah lengkap
meningkat e) Ambil sample feses untuk kultur,
jik perlu. Edukasi
c) Peristaltik a) Anjurkan menghindari makanan
usus meningkat pembentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
d) Kontrol b) Anjurkan makanan porsi kecil dan
pengeluaran sering secara bertahap Kolaborasi
feses meningkat a) Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
e) Nyeri b) Kolaborasi pemberian obat
abdomen antimotilitas
menurun

2. D.0003 Gangguan L.01003 Setelah Pemantauan Respirasi (I.01014)


pertukaran gas dilakukan Obsevasi
b.d perubahan tindakan a) Monitor frekuensi,irama,dan
membran keperawatan kedalaman upaya nafas
alveolar- selama 3x24 b) Monitor pola nafas
kapiler. jam maka c) Monitor saturasi oksigen
pertukaran gas d) Monitor nilai analisa gas darah
pasien Terapeutik
meningkat a) Dokumentasikan hasil pemantauan
dengan kriteria Edukasi
hasil : a) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
a) Pola nafas b) Informasikan hasil pemantauan,
membaik jika perlu
Kolaborasi
b) Warna kulit a) Kolaborasi pemberian obat
membaik

c) Sianosis
membaik

d) Takikardia
membaik

3. D.0023 Hipovolemi b.d L.03028 Setelah Manajemen Hipovolemia (I.03116)


kehilangan dilakukan Obsevasi
cairan aktif intervensi a) Periksa tanda dan gejala
keperawatan hypovolemia ( misal frekuensi nadi
selama 3x 24 meningkat, nadi teraba lemah,
jam, maka tekanan darah menurun, tekanan nadi
status cairan menyempit, turgor kulit menurun,
pasien membaik membrane mukosa kering, volume
dengan kriteria urin menurun,haus,lemah).
hasil : b) Monitor intake dan output cairan
a) Turgor kulit Terapeutik
membaik a) Hitung kebutuhan cairan
b) Frekuensi b) Berikan asupan cairan oral
nadi membaik Edukasi
c) Tekanan a) Anjurkan memperbanyak asupan
darah membaik cairan oral
d) Membrane b) Anjurkan menghidari posisi
mukosa mendadak
membaik
e) Intake cairan Kolaborasi
membaik a) Kolaborasi pemberian cairan
isotonis (Nacl.RL)
f) Output urine
b) Kolaborasi pemberian infus cairan
meningkat
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak.

4. D.0129 Gangguan L.14125 Setelah Perawatan Integritas Kulit


integritas kulit dilakukan ( I.11353)
b.d tindakan Observasi
ekskresi/BAB keperawatan a) Identifikasi penyebab gangguan
sering selama 3x8 jam integritas kulit
maka Terapeutik
diharapkan a) Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
integritas kulit baring
dan jaringan
meningkat b) Bersihkan perineal dengan air
dengan kriteria hangat, terutama selama periode
hasil : diare

a) Kerusakan c) Gunakan petroleum berbahan


lapisan kulit petroleum atau minyak pada kulit
menurun kering
Edukasi
b) Nyeri a) Anjurkan menggunakan pelembab
menurun
c) Kemerahan b) Anjurkan minum air yang cukup
menurun
c) Anjurkan meningkatkan asupan
d) Tekstur buah dan sayur
membaik
d) Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat topical
5. D.0019 Defisit nutrisi L.03030 Setelah Manajemen Nutrisi (I.03119)
b.d penurunan dilakukan Observasi
intake makanan intervensi a) Identifikasi status nutrisi
keperawatan
selama 3x24 b) Identifikasi alergi dan intoleransi
jam diharapkan makanan
status nutrisi
pasien membaik c) Identifikasi makanan yang disukai

dengan kriteria
d) Identifikasi keburuhan kalori dan
hasil :
nutrisi
a) Porsi
e) Monitor asupan makanan
makanan yang
dihabiskan
f) Monitor berat badan
meningkat

g) Monitor hasil pemeriksaan


b) Diare
laboratorium
menurun

Terapeutik
c) Frekuensi
a) Berikan makanan secara menarik
makan
dan suhu yang sesuai
membaik

b) Berikan makanan tinggi kalori dan


d) Nafsu makan
protein
membaik
Edukasi

e) Bising usus a) Anjurkan diet yang diprogramkan

membaik Kolaborasi
a) Kolaborasi dengn ahli gizi untuk
menetukan jumlh kalori
dan jenis nutsisi yang dibutuhkan
jika perlu.
b) Kolaborasi pemberian obat
antimetik jika perlu
6. D.0039 Risiko Syok L.03032 Setelah Pencegahan Syok (I.02068)
dilakukan Observasi
intervensi a) Monitor status kardiopulmonal
keperawatan
selama 3x24 b) Monitor frekuensi nafas
jam diharapkan
tingkat syok c) Monitor status oksigenasi

pasien menurun
d) Monitor status cairan
dengan kriteria
hasil :
e) Monitor tingkat kesdaran dan
respon pupil
a) Kekuatan
nadi meningkat
f) Monitor jumlah,warna,dan berat
jenis urine
b) Output urine
Terapeutik
meningkat
a) Berikan oksigen untuk

c) Frekuensi mempertahankan saturasi oksigen

nafas membaik >94%

d) Tingkat b) Pasang jalur IV, jika perlu

kesadaran
meningkat Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur
e) Tekanan pemantauan
darah
sistolik,diastolic b) Jelaskan penyebab/factor risiko

membaik syok

c) Anjurkan memperbanyak asupan


cairan oral
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pada Ny. A (23 Tahun) Dengan Diare dan Infeksi
Saluran Kemih Di Ruang Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

I. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 23 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No Medrek : 16975007
Tgl Masuk : 14/11/2022
Tgl Pengkajian : 15/11/2022
Diagnose Medis : Diare dan ISK
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 55 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Orang tua
Alamat : Cibereum Rt 05 Rw 07, Kota Baru,
Tasikmalaya

B. Keluhan Utama
Klien mengeluh diare
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dengan G1P0A0 datang ke ruang mawar pada tanggal 14
November 2022, klien rujukan dari puskesmas Cibereum pada saat
dilakukan pengkajian tanggal 15 November 2022 pukul 10.00 klien
mengeluh bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB sudah sekitar 5x.
Klien mengatakan hari sebelumnya klien makan rujak dan buah yang
dimakan tidak dicuci terlebih dahulu. Setelah itu klien merasa nyeri
perut (mules) dan BAB terus menerus dengan konsistensi cair, klien
mengatakan hari ini tidak demam, tidak ada mual dan muntah, terdapat
nyeri perut (mules), nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasa seperti
melilit, nyeri hilang timbul, skala nyeri 2.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya pernah melakukan operasi apendisitis pada tahun
2019, klien memiliki riwayat penyakit pada lambungnya.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan ibunya memiliki penyakit hipertensi, jantung, dan
gagal ginjal.
F. Riwayat Activity Daily Living (ADL)

No Kebutuhan Sebelum Sakit Sesudah Sakit


1. Nutrisi
a. BB/TB 47kg/153cm Tidak terkaji/153cm
b. Diet Tidak ada Rendah serat
c. Kemampuan Mengunyah, Menelan, mengunyah,
menelan, baik baik

d. Frekuensi 3x/hari 3x/hari


e. Porsi Makan 1porsi makan 1 porsi makan habis
habis
f. Makanan yang Tidak ada Tidak ada
menimbulkan alergi
g. Makanan yang disukai Nasi goreng Tidak ada
2. Cairan
a. Intake
- Oral
 Jenis Air putih Air putih
 Jml…cc/hari 600cc/hari 300cc/hari
Mandiri Mandiri
 Bantuan
total/sebagian
- Intravena
Tidak ada RL
 Jenis Tidak ada 90cc/jam/2160cc/hari
 Jml…cc/hari
b. Output Urine Urine
c. Jenis 400cc/hari Tidak terkaji,klien
d. Jml…cc/hari menggunakan
pempers, sudah 4x
ganti
3. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1X/hari 5x/hari
- Konsistensi Padat Cair
- Warna Kuning Kuning kehijauan
- Keluhan Tidak ada BAB terus menerus
- Bantuan Mandiri Mandiri
total/sebagian
b. BAK
- Frekuensi 3x/hari + 8-10x/ hari
klien menggunakan
pempers
- Konsistensi Cair Cair
- Warna Kuning Kuning keruh
- Keluhan Tidak ada Klien sering BAK,
terdapat nyeri
- Bantuan Mandiri Dibantu sebagian
total/sebagian
4. Istirahat/tidur
a. Lama tidur 8jam/hari 3jam/hari
b. Kesulitan memulai Tidak ada Gelisah
tidur
c. Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
d. Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur
5. Personal Hygiene
a. Mandi
- Frekuensi 2x/hari 1x/hari, Washlap
- Bantuan Mandiri Dibantu sebagian
total/sebagian
b. Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
c. Cuci rambut 3x/minggu Tidak ada
d. Gunting kuku 1x/minggu Tidak ada
e. Ganti pakaian 2x/hari Tidak ada
6. Aktivitas
a. Mobilitas aktivitas Aktif Mobilisasi sederhana
b. Olah raga Jarang Tidak ada
c. Rekreasi Jarang Tidak ada
G. Data Psikologis
Kemampuan bicara klien baik, klien dapat menjawab pertanyaan dari
perawat, emosi klien stabil, klien sedikit cemas karena takut
penyakitnya akan berdampak pada janin. Persepsi klien terhadap sakit
yaitu klien menerima, pasrah dan ikhlas menerima penyakitnya. Cara
mengatasi masalah yaitu klien berobat ke fasilitas kesehatan yang
tersedia.
H. Data Sosial
Koping mekanisme sosial support klien dibantu keluarga apabila ada
masalah. Klien berkomunikasi dengan baik dengan lingkungan
sekitarnya.
I. Data Spiritual
Klien beragama islam, pola ibadah klien setelah sakit tidak berubah.
J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sakit sedang
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60mmHg R : 22x/menit SPO2 : 98%
N : 95x/menit S : 36, 2 oC
4. Sistem Kardiovaskuler
Akral teraba hangat, konjungtiva merah muda, tidak terdapat bunyi
jantung abnormal, tidak terdapat peningkatan JVP, CRT < 2 detik,
tidak ada edema, nadi: 95x/menit.
5. Sistem Pernafasan
Hidung simetris, hidung bersih, tidak ada lesi, tidak terdapat
sekresi pada hidung, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi pada dinding dada,
perkusi resonan, tidak terdapat bunyi napas tambahan, R:
22x/menit, SPO2 : 98%.
6. Sistem Pencernaan
Mukosa bibir kering, lidah berwarna merah muda, ada reflek
menelan dan mengunyah. Pada abdomen bentuk simetris, tidak
terdapat luka, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, bising usus
15x/menit, perut kembung.
7. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.
8. Sistem Integumen
Turgor kulit menurun, akral teraba hangat, tidak ada luka, tidak ada
benjolan
9. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : simetris kanan-kiri,tidak ada kram otot, tidak ada
dislokasi, tidak terdapat edema, tidak ada
kemerahan atau nyeri tekan, pada tangan kanan
terpasang infus RL 90cc/jam.
Ektremitas bawah : bentuk simetris, tidak ada kram otot, tidak ada
dislokasi, tidak ada edema.
10. Sistem Perkemihan
Tidak ada pembesaran organ, tidak tampak massa, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak terdapat distensi pada kandung kemih, Frekuensi
BAK klien + 8-10x / hari, klien mengeluh nyeri saat BAK.
11. Sistem Persyarafan
Tidak ada tremor, tidak ada gangguan berbahasa, reflek baik,
kekuatan otot 5 5
5 5
12. Sistem Reproduksi
Klien dengan G1P0A0 hamil 29-30 minggu, TFU: 21cm, DJJ:
144x/menit
HPHT : 13/04/2022 HPL : 20/01/2023
Pemeriksaan leopold :
a. Leopold I : Teraba bulat lunak dan tidak melenting.
b. Leopold II : Di sebelah kanan ibu teraba bagian memanjang
dan keras. Di sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil
janin.
c. Leopold III : Teraba bulat keras melenting, belum masuk
PAP
Pola menstruasi klien sebelum hamil teratur, siklus 28 hari, lama
menstruasi 5-7 hari
Payudara : bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, puting menonjol, areola berwarna hitam, belum ada keluaran
ASI.
K. Data Penunjang
INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
No. CM : 16975007
No. pendaftaran : 2211140365
Nama pasien : Ny. A
Umur/Jk : 23 Tahun/P
Alamat : Cibereum kota Tasikmalaya
tgl Pendaftaran : 14/11/2022
Dokter Perujuk : dr Dippos Theofilos Hutafea
Penanggung Jawab Lab : dr. Dewi Yulianti, Sp.PK
Ruang/Poli : IGD

Jenis Pemeiksaan Hasil Nilai rujukan Interpretasi


HEMATOLOGY
Hemoglobin 11,1 12-16 g/dl Menurun
Hematokrit 34 35-45 % Menurun
Jumlah Leukosit 7,700 3000-10000/mm3 Normal
Jumlah Trombosit 211.000 150.000- Normal
350.000/mm3
Faal ginjal
Ureum 14 15-45 mg/dl Menurun
Kreatinin 0,56 0,5-0,9 mg/dl Normal
Karbohidrat
Glukosa sewaktu 102 76-110 mg/dl Normal
Elektrolit
Natrium, Na 129 135-145 mmol/1 Menurun
Kalium, K 3,7 3,5-5,5 mmol/l Normal
Kalsium,Ca 1.18 1,10-1,40 mmol/l Normal
FESES
Makroskopis
Warna Kuning Coklat Tidak
kehijauan normal
Bau Khas -
Konsistensi Cair Padat
Lendir Positif Negatif Tidak
Darah Negatif Negatif normal
Parasite Negatif Negatif Tidak
Mikroskopis normal
Leukosit 1-3 - Normal
Eritrosit 0-2 0-1 Normal
Telur cacing Tidak Tidak ditemukan
ditemukan
Amoeba Ditemukan Tidak ditemukan
Sel lemak Negatif Negatif Normal
Sel sayur Negatif Sedikit
Sel otot Negatif Sedikit Tidak
normal
Normal
Tidak
normal
Tidak
normal
URINE
Makroskopis
Warna Kuning Kuning muda Normal
Kejernihan Keruh Jernih Tidak
Leukocytes +1 Negatif normal
Nitrit Negatif Negatif Tidak
Urobilinogen Normal Negatif normal
Protein Negatif Negatif Normal
pH 6,0 4,5-8,0 Normal
Blood Negatif Negatif Normal
Berat jenis 1,015 1,003-1,030 Normal
Ketone Negatif Negatif Normal
Bilirubine Negatif Negatif Normal
Glucose Negppatif Negatif Normal
Mikroskopis Normal
Eritrosit - 0-1/LPK Normal
Leukosit 5-8 2-3/LPK
Sel epitel 6-10
Silinder -
Kristal -
Coccus Tidak ditemukan
Bakteri
Tidak
normal
II. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Makanan Diare
- klien mengatakan
setelah makan rujak
Toksik tidak dapat
buah klien BAB
mencret diserap
DO :
- Frekuensi BAB
Hiperperistaltik
meningkat 5x/hari
- BAB cair
- Bising usus Penyerapan
15x/menit makanan di usus
- Amoeba ditemukan
pada pemeriksaan menurun
feses
Diare
2. DS : Diare Hipovolemia
- Klien mengatakan
lemas Frekuensi BAB
DO : meningkat
- Frekuensi BAB
meningkat 5x/ hari Hilang cairan dan
konsistensi cair elektrolit berlebihan
- Membran mukosa
kering Gangguan
- Turgor kulit menurun keseimbangan
- Tekanan darah cairan dan elektrolit
menurun : 90/60
mmHg Dehidrasi
- Intake oral cairan
300 cc/hari Hipovolemia
3. DS : Diare Gangguan pola
- Klien mengatakan tidur
tidur hanya 3 jam Frekuensi BAB
- Klien mengatakn sulit meningkat
tidur
- Klien mengatakan Menstimulus RAS
gelisah saat malam
hari Pusat jaga aktif
DO :
- Tidak dapat tidur

Gangguan pola tidur


4. DS : Mikroorganisme Gangguan
- Klien mengatakan eleminasi urine
sering BAK penimbunan cairan
- Klien mengatakan & kuman
sudah ganti pampers
4X dalam hari ini Perkembangan
DO : kuman
- Klien BAK + 8-10x /
hari Infeksi saluran
- Klien menggunakan kemih
pampers
- Hasil pemeriksaan Respon peradangan
urine :
1. Urine keruh Terjadi peradangan
2. Leukocytes +1 pada mukosa
3. Ditemukan
bakteri coccus Kandung kemih
tidak kuat
menampung urin

Polakisuria
urgency

Gangguan
eleminasi urine
5. Faktor risiko : Diare Risiko
- Ketidakseimbangan ketidakseimbangan
cairan (mis. Frekuensi BAB elektrolit
dehidrasi) meningkat
- Diare
Hilang cairan dan
elektrolit berlebihan

Risiko
Ketidakseibangan
Elektrolit
III. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan kontaminasi dibuktikan dengan defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam (D.0020)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dibuktikan dengan turgor kulit
menurun (D.0023)
3. Gangguan eleminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih
dibuktikan dengan klien sering BAK (D.0040)
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dibuktikan
dengan klien mengeluh sulit tidur (D.0055)
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare (D.0037)
IV. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Luaran dan Kriteria Hasil


No Kode Diagnosa Kode Luaran &Kriteria hasil Intervensi
1. D.0020 Diare berhubungan L.04033 Setelah dilakukan Manajemen Diare (I.03101)
dengan kontaminasi tindakan keperawatan 1. Identifikasi penyebab diare
dibuktikan dengan selama 3x24 jam maka 2. Identifikasi riwayat pemberian
defekasi lebih dari 3 eleminas fekal membaik makanan
kali dalam 24 jam dengan kriteria hasil: 3. Monitor konsistensi tinja.
1. frekuensi Terapeutik
defekasi 1. Berikan asupan cairan oral
membaik 2. Pasang jalur intravena
2. konsitensi feses Edukasi
membaik 1. Anjurkan makanan porsi kecil
3. peristaltic usus dan sering secara bertahap
membaik 2. Anjurkan menghindari
4. TTV dalam makanan pembentuk gas,
batas normal pedas, dan mengandung
laktosa.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
attapulgit 3x1 tab
2. D.0023 Hipovolemia L.05020 Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia (I.03116)
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
kehilangan cairan selama 3x24 jam maka 1. Periksa tanda dan gejala
dibuktikan dengan status cairan membaik hipovolemia
turgor kulit menurun dengan kriteria hasil : 2. Monitor intake dan output
1. Turgor kulit cairan
meningkat Terapeutik
2. Tekanan darah 1. Hitung kebutuhan cairan
membaik
2. Berikan asupan cairan oral
3. Membran
mukosa Edukasi
membaik 1. Anjurkan memperbanyak
4. Intake cairan asupan cairan oral
membaik Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis (mis. NaCl, RL)
3. D.0040 Gangguan eleminasi L.04034 Setelah dilakukan Manajemen eleminasi (I.04152)
urine berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan penurunan selama 3x24 jam maka 1. Monitor eleminasi urine
kapasitas kandung eleminasi urine membaik (frekuensi, konsistensi, aroma,
kemih dibuktikan dengan kriteria hasil : volume dan warna)
dengan klien sering 1. Desakan berkemih Terapeutik
BAK (urgensi) menurun 1. Catat waktu-waktu dan
2. Frekuensi BAK haluaran berkemih
membaik Edukasi
3. Karakteristik 1. Ajarkan tanda dan gejala
membaik infeksi saluran kemih
2. Ajakan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine
3. Ajarkan perawatan setelah
BAK
4. D.0055 Gangguan pola tidur L.05045 Setelah dilakukan Dukungan Tidur (I.05174)
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
kurangnya kontrol selama 3x24 jam maka 1. Identifikasi faktor
tidur dibuktikan pola tidur membaik pengganggu tidur (fisik
dengan klien dengan kriteria hasil : atau psikologis)
mengeluh sulit tidur 1. Keluhan sulit 2. Identifikasi makanan dan
tidur menurun minuman yang
2. Keluhan sering mengganggu tidur (mis,
terjaga menurun kopi, teh, alkohol, makan
3. Keluhan pola mendekati waktu tidur,
tidur berubah minum banyak air sebelum
menurun tidur)
Terapeutik
1. Modifikasi lingkungan
(mis. pencahayaan,
kebisingan, tempat tidur)
2. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan (pengaturan
posisi)
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
3. Ajarkan relaksasi otot
autogenik
5. D.0037 Risiko L.03021 Setelah dilakukan Pemantauan Elektrolit (I.03122)
ketidakseimbangan tindakan keperawatan Observasi
elektrolit berhubungan selama 3x24 jam maka 1. Monitor kadar elektrolit
dengan diare keseimbangan elektrolit serum
meningkat dengan 2. Monitor mual, muntah dan
kriteria hasil : diare
Serum natrium 3. Monitor tanda gejala
meningkat hiponatremia
Terapeutik
1. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Informasikan hasil
pemantauan
V. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Waktu Implementasi Paraf Waktu Evaluasi Paraf


1 Diare berhubungan Selasa 1. Mengidentifikasi faktor yang bisa Selasa S : Klien mengatakan masih nyeri
dengan kontaminasi 15/11/22 menyebabkan diare 15/11/22 perut (mules) ingin BAB
dibuktikan dengan 09.00 Hasil : hasil pemeriksaan feses ditemukan Kel.2 12.00 O : Kesadaran klien CM, terpasang
defekasi lebih dari 3 amoeba (+) infus Rl 90 cc/jam, BAB cair 5x Kel.2
kali dalam 24 jam 09.05 2. Mencatat warna, volume, frekuensi dan A : Masalah diare belum teratasi
konsistensi feses Kel.2 P : Manajemen diare
Hasil : BAB5x, konsistensi cair, warna kuning
kehijauan
09.10 3. Memberikan asupan oral
Kel.2
Hasil : klien minum 300cc/hari
09.15 4. Memberikan caairan intra vena
Kel.2
Hasil : klien terpasang infus Rl 90 cc/jam
09.20 5. Menganjurkan makan dalam porsi kecil tapi
sering
respon : klien makan dengan baik, 3x/ hari Kel.2
6. Menganjurkan klien menghindari makanan
09.25 yang mengandung laktosa dan tinggi serat
misal susu, buah, sayur
Hasil : klien mengerti Kel.2
2. Hipovolemia Selasa 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala Selasa S : klien mengatakan masih lemas
berhubungan dengan 15/11/22 hipovolemia 15/11/22 O : K/U sakit sedang, kesadaran
kehilangan cairan 09.35 Hasil : tekanan darah menurun 90/60 mmHg, Kel.2 12.10 CM, tekanan darah 90/70 mmHg,
dibuktikan dengan turgor kulit menurun, membran mukosa turgor kulit menurun, mukosa Kel.2
turgor kulit menurun kering, klien lemah masih kering
09.40 2. Monitor intake dan output cairan A : Masalah hipovolemia belum
Hasil : intake cairan oral 300cc dan intravena Kel.2 teratasi
2160cc . output cairan : tidak terkaji karena P : Manajemen hipovolemia
klien menggunakan pampers
3. Menghitung kebutuhan cairan
09.45 Hasil : kebutuhan cairan 2400cc
4. Memberikan asupan cairan oral
09.50 Hasil : klien minum 300cc/hari Kel.2
5. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan
09.55 oral
Hasil : klien mengerti
Kel.2
6. Mengkolaborasikan pemberian cairan IV
10.00 isotonis
Hasil : klien diberikan cairan RL 90cc/jam

Kel.2
3. Gangguan eleminasi Selasa 1. Memonitor eleminasi urine Selasa S : klien mengatakan masih nyeri
urine berhubungan 15/11/22 Hasil : frekuensi BAK sering 8-10x/hari, Kel.2 15/11/22 saat BAK
dengan penurunan 10.10 konsintensi cair, warna urine kuning. 12.15 O : terpasang infus RL 90 ml/jam,
kapasitas kandung
10.15 2. Mencatat waktu-waktu dan haluaran frekuensi BAK 8-10x / hari Kel.2
kemih dibuktikan
dengan klien sering berkemih Kel.2 A : Masalah gangguan eleminasi
BAK Hasil : klien sering BAK pada pagi hari urine belum belum teratasi
10.20 3. Memberikan edukasi tanda dan gejala infeksi P : Manajemen eliminasi
saluran kemih
Kel.2
Hasil : klien mengerti
10.25 4. Mengajarkan personal hygiene yang benar
setelah BAK Kel.2
Hasil : klien mengerti

4. Gangguan pola tidur Selasa 1. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur Selasa S : klien mengatakan sulit tidur
berhubungan dengan 15/11/22 Hasil : klien merasa tidak nyaman tidur 15/11/22 O : klien tampak lemah, tekanan
kurangnya kontrol 10.35 karena BAB terus menerus dan nyeri perut Kel.2 12.20 darah = 90/70 mmHg
tidur dibuktikan (mules) A : Masalah gangguan pola tidur Kel.2
dengan klien 10.40 2. Mengidentifikasi makanan dan minuman belum teratasi
mengeluh sulit tidur yang mengganggu tidur P : Dukungan tidur
Hasil : klien makan dan minum sebelum jam Kel.2
tidur
10.45 3. Mengatur lingkungan : mengurangi
pengunjung saat jam tidur untuk mengurangi
kebisingan, atur posisi tempat tidur agar Kel.2
klien nyaman.
Hasil : klien lebih nyaman
10.50 4. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
Kel.2
Hasil : klien mengerti
10.55 5. Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu tidur
Hasil : klien makan dan minum sebelum jam Kel.2
tidur, klien tidak minum kopi atau the atau
alkohol
6. Mengajarkan teknik relaksasi otot autogenik
11.00 Hasil : klien mengerti dan dapat
mengaplikasikan
Kel.2

5. Risiko Selasa 1. Memonitor kadar elektrolit serum Selasa S : klien mengatakan BAB masih
ketidakseimbangan 15/11/22 Hasil : kadar natrium = 129, kadar kalium = 3,7, 15/11/22 cair
elektrolit 11.10 kadar kalsium = 1,18 Kel.2 12.25 O : K/U sakit sedang, terpasang
berhubungan dengan 2. Monitor mual, muntah dan diare infus RL 90 ml/jam, kadar natrium Kel.2
diare 11.15 Hasil : klien tidak ada mual dan muntah, diare Kel.2 = 129 mmol/l
masih 5x/hari A : Masalah risiko
3. Monitor tanda gejala hiponatremi Kel.2 ketidakseimbangan elektolit belum
11.20 Hasil : membran mukosa kering belum teratasi
P : Pemantauan elektrolit
VI. Catatan Perkembangan

No Diagnosa Waktu Catatan perkembangan Paraf


1. Diare berhubungan dengan Rabu S:
kontaminasi dibuktikan dengan 16/11/22 - klien mengatakan frekuensi BAB sudah berkurang dari hari kemarin (3x)
defekasi lebih dari 3 kali dalam 14.00 - klien mengatakan nyeri perut (mules) berkurang
24 jam - klien mengatakan konsistensi feses tidak terlalu cair Kel.2
O:
- Konsistensi feses membaik
- TTV
T : 100/70 mmHg
P : 90x/menit
R : 21 x/menit
S : 36,2oC
A : Masalah diare teratasi sebagian
P : Manajemen Diare
I:
14.10 - Mencatat warna, volume, frekuensi dan konsistensi feses
14.15 Hasil : BAB 3x, wrna kuning, konsistensi sedikit cair
- Memberikan cairan intravena Kel.2
14.20 Hasil : klien terpasang infus RL 90cc/jam
- Memberikan asupan oral
14.25 Hasil : klien minum 600cc Kel.2
E : klien mengatakan frekuensi BAB berkurang
R : Intervensi dilanjutkan
Kel.2
2. Hipovolemia berhubungan Rabu S : klien mengatakan masih sedikit lemas
dengan kehilangan cairan 16/11/22
O : K/U sakit sedang, kesadaran CM, tekanan darah 100/70 mmHg, turgor kulit
dibuktikan dengan turgor kulit 14.40
menurun membaik, membran mukosa lembab
Kel.2
A : Masalah hipovolemia tertasi sebagian
P : Manajemen hipovolemia
I:
14.45 - Mengidentifikasi tanda dan gejala hipovolemia
Hasil : tekanan darah 100/70 mmHg, turgor kulit membaik, membran Kel.2
mukosa kering, klien masih lemah
14.50 - Memonitor intake cairan
Hasil : intake oral 600cc/hari, intravena 2160cc/hari Kel.2
14.55 - Memberikan asupan cairan oral
Hasil : klien minum 600cc/hari
15.00 E : klien masih sedikit lemas Kel.2
R : Intervensi dilanjutkan
3. Gangguan eleminasi urine Rabu S : klien mengatakan masih nyeri saat BAK
berhubungan dengan penurunan 16/11/22 O : terpasang infus RL 90 ml/jam, frekuensi BAK 8x / hari
kapasitas kandung kemih 15.10 A : Masalah gangguan eleminasi urine belum teratasi
dibuktikan dengan klien sering P : Manajemen eliminasi Kel.2
BAK I:
15.15 - Memonitor eleminasi urine
Hasil : frekuensi BAK sering 8x/hari, konsintensi cair, warna urine
kuning. Kel.2
15.20 - Mencatat waktu-waktu dan haluan berkemih
Hasil : klien sering BAK pada pagi hari
15.25 - Mengajarkan personal hygiene yang benar setelah BAK Kel.2
Hasil : klien sudah melakukan personal hygiene dengan benar setelah
BAK
15.30 E : Klien masih nyeri saat BAK Kel.2
R : Intervensi dilanjutkan
4. Gangguan pola tidur Rabu S : klien mengatakan tidur lama dari semalam
berhubungan dengan kurangnya 16/11/22 O : klien tampak lemah, lama tidur 4 jam, tekanan darah = 100/70 mmHg
kontrol tidur dibuktikan dengan 15.45 A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi Kel.2
klien mengeluh sulit tidur P : Dukungan tidur
I:
15.50 - Mengatur lingkungan: mengurangi pengunjung saat jam tidur untuk
mengurangi kebisingan, atur posisi tempat tidur 30o. Kel.2
Hasil : klien lebih nyaman
15.55 - Melakukan teknik relaksasi otot autogenik
Hasil : klien mengikuti Kel.2
16.00 E : Klien masih sulit tidur
R : Intervensi dilanjutkan
Kel.2
5. Risiko ketidakseimbangan Rabu S : klien mengatakan masih diare
elektrolit berhubungan dengan 16/11/22 O : K/U sakit sedang, terpasang infus RL 90 ml/jam
diare 16.10 A : Masalah risiko ketidakseimbangan elektolit teratasi sebagian Kel.2
P : Pemantauan elektrolit
I:
16.15 - Memonitor kadar elektrolit serum
Hasil : kadar natrium = 132 mmol/l, kadar kalium = 3,7 mmol/l, kadar
kalsium = 1,18 mmol/l Kel.2
16.20 - Monitor mual, muntah dan diare
Hasil : klien tidak ada mual dan muntah, diare masih 3x/hari
16.25 - Monitor tanda gejala hiponatremia Kel.2
Hasil : membran mukosa kering
16.30 E : kadar natrium meningkat
R : Intervensi dilanjutkan Kel.2
KLIEN PINDAH KE RUANG MITRA BATIK LT.4 PUKUL 17.30
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A


dengan Diare dan Infeksi Saluran Perkemihan di Ruang Mawar BLUD RSUD Dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya, maka dalam BAB ini penulis akan membahas
kesenjangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan
studi kasus. Penulis juga akan membahas kesulitan yang di temukan dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A, dalam penyusunan asuhan
keperawatan kami merencanakan keperawatan yang meliputi pengkajian
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan uraian sebagai berikut :
A. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh diare, Klien dengan G1P0A0
datang ke ruang mawar pada tanggal 14 November 2022, klien rujukan dari
puskesmas Cibereum pada saat dilakukan pengkajian tanggal 15 November
2022 pukul 10.00 klien mengeluh bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB
sudah sekitar 5x. Klien mengatakan hari sebelumnya klien makan rujak dan
buah yang dimakan tidak dicuci terlebih dahulu. Setelah itu klien merasa
nyeri perut (mules) dan BAB terus menerus dengan konsistensi cair, klien
mengatakan hari ini tidak demam, tidak ada mual dan muntah, terdapat nyeri
perut (mules) skala nyeri 2. Klien sebelumnya pernah melakukan operasi
apendisitis pada tahun 2019, klien memiliki riwayat penyakit pada
lambungnya. Klien mengatakan ibunya memiliki penyakit hipertensi,
jantung, dan gagal ginjal.
B. Diagnosa
Diagnosa yang didapatkan dari kasus terdiri dari : Diare (D.0020)
Hipovolemia (D.0023) Gangguan eleminasi urine (D.0040) Gangguan pola
tidur (D.0055) Risiko ketidakseimbangan elektrolit (D.0037) Diagnosa pada
kasus ini yaitu :
1. Diare berhubungan dengan kontaminasi dibuktikan dengan defekasi lebih
dari 3 kali dalam 24 jam (D.0020) klien mengatakan setelah makan rujak
buah klien BAB mencret, Frekuensi BAB meningkat 5x/hari, BAB cair
,Bising usus 15x/menit,Amoeba ditemukan pada pemeriksaan feses.
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dibuktikan dengan
turgor kulit menurun (D.0023) Klien mengatakan lemas Frekuensi BAB
meningkat 5x/ hari konsistensi cair, Membran mukosa kering, Turgor kulit
menurun, Tekanan darah menurun : 90/60 mmHg , Intake oral cairan 300
cc/hari
3. Gangguan eleminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih dibuktikan dengan klien sering BAK (D.0040) Klien
mengatakan tidur hanya 3 jam , Klien mengatakn sulit tidur, Klien
mengatakan gelisah saat malam hari
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
dibuktikan dengan klien mengeluh sulit tidur (D.0055) Klien mengatakan
sering BAK, Klien mengatakan sudah ganti pampers 4X dalam hari ini, Klien
BAK + 8-10x / hari, Klien menggunakan pampers, Hasil pemeriksaan urine :
Urine keruh, Leukocytes +1,Ditemukan bakteri coccus
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare (D.0037)
Faktor risiko : Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi), Diare.
1. Diare berhubungan dengan kontaminasi dibuktikan dengan defekasi lebih
dari 3 kali dalam 24 jam (D.0020)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dibuktikan dengan
turgor kulit menurun (D.0023)
3. Gangguan eleminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih dibuktikan dengan klien sering BAK (D.0040)
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
dibuktikan dengan klien mengeluh sulit tidur (D.0055)
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare (D.0037)
C. Perencanaan
Berdasarkan diagnose yang telah ditetapkan, maka intervensi yang akan
dilakukan pada diagnose :
1. Diare berhubungan dengan kontaminasi dibuktikan dengan defekasi lebih
dari 3 kali dalam 24 jam, Manajemen Diare : Identifikasi penyebab diare,
Identifikasi riwayat pemberian makanan, Monitor konsistensi tinja.
Terapeutik: Berikan asupan cairan oral, Pasang jalur intravena Edukasi:
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap, Anjurkan
menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa.
Kolaborasi: Kolaborasi pemberian attapulgit 3x1 tab
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dibuktikan dengan
turgor kulit menurun Manajemen hipovolemia
(I.03116)Observasi :Periksa tanda dan gejala hipovolemia, Monitor intake
dan output cairan,Terapeutik: Hitung kebutuhan cairan,Berikan asupan
cairan oral,Edukasi: Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral,
Kolaborasi: Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
3. Gangguan eleminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih dibuktikan dengan klien sering BAK, Gangguan pola
tidur berhubungan dengan k Manajemen eleminas Observasi: Monitor
eleminasi urine (frekuensi, konsistensi, aroma, volume dan warna),
Terapeutik: Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih, Edukasi: Ajarkan
tanda dan gejala infeksi saluran kemih, Ajakan mengukur asupan cairan
dan haluaran urine, Ajarkan perawatan setelah BAK urangnya kontrol
tidur dibuktikan dengan klien mengeluh sulit tidur
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
dibuktikan dengan klien mengeluh sulit tidur, Dukungan Tidur: Observasi
:Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis),Identifikasi
makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis, kopi, teh, alkohol,
makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur),Terapeutik:Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan,
tempat tidur), Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(pengaturan posisi), Edukasi:Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit, Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur,
Ajarkan relaksasi otot autogenic
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare,
Pemantauan Elektrolit : Observasi, Monitor kadar elektrolit serum,
Monitor mual, muntah dan diare, Monitor tanda gejala hiponatremia
Terapeutik: Dokumentasikan hasil pemantauan
D. Implementasi
Implementasi pada kasus dilakukan selama 2 hari. Untuk Diare berhubungan
dengan kontaminasi dibuktikan dengan defekasi lebih dari 3 kali dalam 24
jam, tidak semua intervensi dilakukan, Hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan dibuktikan dengan turgor kulit menurun, belum teratasi
sebagian, Gangguan eleminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih dibuktikan dengan klien sering BAK, teratasi sebagian,
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dibuktikan
dengan klien mengeluh sulit tidur , belum teratasi , Risiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan diare teratasi sebagian
E. Evaluasi
Pada hari kedua untuk diagnose pertama klien mengatakan diare berkurang,
diagnosa kedua klien mengatakan masih terasa lemah, diagnosa ketiga klien
mengatakan masih merasakan pusing, diagnosa keempat klien mengatakan
sulit untuk memulai tidur, untuk diagnosa ke lima klien mengatakan lemas
berkurang
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasien Ny.A usia 23 tahun Klien dengan G1P0A0 datang ke ruang
mawar pada tanggal 14 November 2022, klien rujukan dari puskesmas
Cibereum pada saat dilakukan pengkajian tanggal 15 November 2022 pukul
10.00 klien mengeluh bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB sudah sekitar
5x. Klien mengatakan hari sebelumnya klien makan rujak dan buah yang
dimakan tidak dicuci terlebih dahulu. Setelah itu klien merasa nyeri perut
(mules) dan BAB terus menerus dengan konsistensi cair, klien mengatakan
hari ini tidak demam, tidak ada mual dan muntah, terdapat nyeri perut (mules)
skala nyeri 2.
Diagnosis Diare dan Infeksi Saluran Kemih di dasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pada anamnesa
didapatkan keluhan BAB cair dan Nyeri saat BAK yang merupakan salah satu
kriteria Diare dan Infeksi Saluran Kemih, penatalaksanaan pasien ini sudah
dilakukan sesuai dengan penatalaksanaan yang seharusnya.
B. Saran
1. Bagi perawat diharapkan bagi perawat – perawat yang berada di ruangan
perawatan rawat inap yang melakukan tindakan keperawatan dapat lebih
memperhatikan dan menekankan perawatan secara tepat dan cepat.
2. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa/i di Kampus
STIKes Bina Putera Banjar Program Studi Profesi Ners.
3. Bagi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya diharapkan rumah sakit
dapat memberikan asuhan keperawatan secara efektif kepada pasien di
ruangan rawat inap secara benar dan tepat kepada pasien.
4. Bagi pasien diharapkan pasien mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

Gleadle, J.2007. At a Glance : anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Herdman, T.H. 2015. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.


Jakarta : EGC.

Cspernito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Arif, Mansjor, dkk 2009, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta : Medica
Aesculpalus, FKUI.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai