Disusun Oleh :
Kelompok 2
Pembimbing Akademik :
Pembimbing Klinik :
Oleh :
KELOMPOK 2
Laporan ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan dari
pembimbing
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Kasus sebagai
salah satu syarat melalui stase Keperawatan Medikal Bedah dalam Program Studi
Profesi Ners Angkatan XVIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina
Putera Banjar.
Selama proses penyusunan laporan ini kami menyadari banyak kekurangan,
sehingga mendapat banyak masukan dan saran dari pihak pembimbing akademik
maupun klinik. Tanpa adanya pihak-pihak tersebut kami tidak dapat
menyelesaikan laporan ini seperti sebagaimana mestinya. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam
penyusunan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dr. dr. Herman Sutrisno, M.M., selaku Pendiri Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bina Putera Banjar
2. Dr. H. Dahlan, SH., M.Si, selaku Ketua Yayasan Banjar Mandiri
3. H. Oman Rokhman, S.Sos., M.Kes, selaku Ketua STIKes Bina Putera
Banjar
4. Fenty Rosmala, S.P., M.Pd. selaku Wakil Ketua I STIKes Bina Putera
Banjar
5. Racwan, Drs., M,Si selaku Wakil Ketua II STIKes Bina Putera Banjar
6. Aneng Yuningsih, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Wakil Ketua III STIKes
Bina Putera Banjar
7. Yayi Siti Haeriyah, S.Kp., Ners., M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan STIKes Bina Putera Banjar sekaligus pembimbing
akademik Beserta Jajarannya
8. Rubi Dirgantara, S.Kep., Ners selaku CI ruang Mawar RSUD
Dr.Soekardjo Tasikmalaya
9. Dewi Sartika, S.Kep., Ners selaku CI ruang Aster RSUD Dr.Soekardjo
Tasikmalaya
10. Kedua Orang tua yang selalu memberikan dukungannya
11. Teman-teman se-angkatan Prodi Ilmu Keperawatan Program Profesi
Ners Angkatan ke-18.
Tasikmalaya, 06 Desember 2022
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Tanda dan Gejala
D. Manifestasi Klinis
E. Patofisiologi
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
H. Pemeriksaaan Penunjang
I. Pengkajian Data Fokus
J. Analisa Data
K. Diagnosa Keperawatan
L. Intervensi Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
E. Implementasi
F. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan gejala umum dari infeksi saluran cerna yang
disebabkan oleh berbagai macam patogen, termasuk bakteri, virus dan
protozoa. Diare lebih umum terjadi di negara berkembang karena kurangnya
air minum yang aman, sanitasi dan kebersihan, serta status gizi yang lebih
buruk. Menurut angka terbaru yang tersedia, diperkirakan 2,5 miliar orang
kekurangan fasilitas sanitasi yang layak, dan hampir satu miliar orang tidak
memiliki akses ke air minum yang aman. Lingkungan yang tidak sehat ini
memungkinkan patogen penyebab diare menyebar lebih mudah (Cairo et al.,
2020).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari. Secara klinis
penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2 milyar
kasus diare pada orang dewasa diseluruh Dunia setiap tahun. Di Amerika
Serikat, insidens kasus diare mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus/tahun.
Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan di rumah sakit. Diseluruh dunia
sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare/tahun. Di Amerika Serikat, diare
terkait mortalitas tinggi pada lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional
melaporkan lebih dari 280.000 kematian akibat diare dalam waktu 9 tahun,
51% kematian terjadi pada lanjut usia. Selain itu, diare masih merupakan
penyebab kematian anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana sudah maju
(WHO, 2015).
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan
parasit) alergi, malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah
kategori besar penyebab diare. Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah
infeksi virus terutama Rotavirs. Virus Merupakan penyebab diare akut
terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis virus penyebab diare akut
antara lain Rotavirus serotype 1,2,8, dan 9 pada manusia, Norwalk Virus,
Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small bowel structure virus,
Cytomegalovirus (Permata, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny.A 32 tahun
dengan gangguan sistem pencernaan dan sistem perkemihan diare dan
infeksi saluran kemih di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan
sistem pencernaan dan sistem perkemihan diare dan infeksi saluran kemih,
mahasiswa/i diharapkan mampu :
a. Mahasiswa mampu mengetahui definisi, patofisiologi pada klien
dengan diare akut.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, analisa data pada Ny.
A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny.A
dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
d. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada Ny.
A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada
Ny. A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada
Ny. A dengan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya.
g. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada Ny. A
dengan gangguan diare akut di ruangan Mawar RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis institusi sekolah tinggi Ilmu Kesehatan STIKes
Bina Putera Banjar dapat dijadikan sebagai acuan mahasiswa Program
Studi Keperawatan dalam penyusunan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diare akut.
Manfaat teoritis bagi Lembaga Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya diharapkan dapat
memberikan sumbangan pikiran dan masukan bagi perawat RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya dalam meningkatkan kualitas penerapan
asuhan keperawatan pada pasien dengan diare akut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan
wawasan ilmu pengetahuan serta mampu dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diare akut.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah
frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan
konsistensi yang lebih encer. Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika
terdapat perubahan konsistensi feses. Seseorang dikatakan menderita diare
bila feses lebih berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga
kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24
jam (Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air
besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih
dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan
diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
Definisi diare dari berbagai pengertian diatas, yaitu suatu keadaan
dimana seseorang BAB lebih dari tiga kali sehari, dengan konsistensi lebih
cair dari biasanya.
B. Etiologi
Etiologi atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare yang
dikutip dari (Marlina, 2011) yaitu antara lain:
a. Faktor Infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare. Infeksi enteral ini meliputi :
1. Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
2. Infeksi Virus : Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
3. Investasi parasit : Cacing, Jamur (Candida Albicans).
b) Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
a) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
b) Malabsorbsi lemak.
c) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan : Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gelaja diare menurut Brunner & Suddart (2014) :
a. Peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia
dan rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak
efektif (tenemus) setiap kali defekasi
c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
d. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar
e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan
kolitis atau inflamasif
f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis
insufisiensi pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi
neuropatik diabetik
D. Manifestasi Klinis
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi klinis dari
diare, yaitu :
a. Nyeri perut (abdominal discomfort).
b. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
c. Rasa perih di ulu hati.
d. Rasa lekas kenyang.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut.
g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
h. Demam dan lemah.
i. Membrane mukosa mulut dan bibir kering.
j. Diare.
k. Pontanel cekung.
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan
asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis menurut Brunner&Suddarth (2014):
a. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol
gejala, mencegah komplikasi, dan menyingkirkan atau mengatasi
penyakit penyebab.
b. Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-
imflamasi) dan antidiare (misalkan pemberian loperamida (imodium)),
defiknosilit (limotil) dapat mengurangi tingkat keparahan diare.
c. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat
diprogramkan
d. Antimikroba diprogramkan ketika agens infeksius telah teridentifikasi
atau diare tergolong berat
e. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien yang
sangat muda atau pasien lansia.
f. Terapi obat menurut Markum (2008):
1. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30
mg, klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
2. Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. Antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang atau diagnostik yang dapat mendukung
ditegakkannya diagnosis diare dikutip dari (Nurarif & Kusuma, 2015)
antara lain:
a. Pemeriksaan tinja, meliputi:
1. Makroskopis dan mikroskopis
2. pH dan kadar gula dalam tinja
3. biakan dan resistensi feses (colok dubur)
4. Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernapasan kusmaul)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium, dan Posfat
I. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dengan cara anamnesa terlebih dahulu yaitu
Riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga, riwayat kesehatan
psikososial. Pengkajian riwayat dihubungkan dengan epidemiologi
merupakan pengkajian penting dalam menetukan penyebab, rencana
intervensi, dan factor resiko yang mungkin terjadi. Pada pengkajian
psikososial pasien biasanya mengalami kecemasan dan pasien memerlukan
pemenuhan informasi tentang pendidikan kesehatan, pemeriksaan lain
yang penting adalah pemeriksaan kolaboratif untuk menentukan status
dehidrasi esensialnya merupakan pemeriksaan medis untuk dehidrasi.
Pemeriksaan status dehidrasi esensial merupakan pemeriksaan medis
untuk menentukan status dehidrasi esensial merupakan pemeriksaan medis
untuk menentukan kebutuhan pengganti cairan dalam pemenuhan hidrasi.
tetapi pada kondisi klinik perawat yang dapat melakukan perhitungan skor
dapat melakukan peran kolaboratif dalam menentukan jumlah cairan yang
akan di berikan (Muttaqin & Sari, 2011).
a. Identitas
Nama klien, umur, alamat, tanggal masuk. nama penanggung jawab,
perkerjaan, agama. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak
menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruhterutama
dilihat dari pola makan dan perawatannya
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang lazim didapatkan adalah diare dengan
peningkatan frekuensi dan feses menjadi cair. Keluhan lain yang
menyertai muntah, demam, nyeri abdomen, kondisi feses yang encer,
lender dan darah.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih
dari 14 hari (diare kronis)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari
saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
2. Keadaan umum: klien lemah, gelisah, rewel, lesu,
kesadaran menurun.
3. Mata: cekung, kering. sangat cekung
4. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat >35x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah,
minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus,
minum sedikit atau kelihatan bisa minum
5. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >40x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
6. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
7. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik,
suhu meningkat >37,5°C, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang >2 detik, kemerahan pada daerah
perianal
8. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200- 400
ml/ 24 jam), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
J. Analisa Data
a) Subjektif :
(1) Pusing
(2) Penglihatan Kabur
b) Objektif :
(1) Sianosis
(2) Diaforesis
(3) Gelisah
(4) Napas Cuping Hidung
(5) Pola napas abnormal
(6) Warna kulit abnormal
(7) Kesadaran Menurun
3. Kriteria Mayor dan Minor Diare Hipovolemia
Kriteria Mayor (D.0023)
a) Subjektif : - Frekuensi BAB meningkat
b) Objektif :
(1) Frekuensi nadi
Hilang cairan dan elektrolit berlebihan
meningkat
(2) Nadi teraba lemah
Gangguan keseimbangan cairan dan
(3) Tekanan darah menurun
elektrolit
(4) Tekanan nadi
menyempit
(5) Turgor kulit menurun Dehidrasi
(6) Membran mukosa
kering
Hipovolemia
(7) Volume urin menurun
(8) Hematokrit meningkat
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Merasa lemah
(2) Merasa haus
b) Objektif :
(1) Pengisian vena menurun
(2) Status mental berubah
(3) Suhu tubuh meningkat
(4) Konsentrasi urin
meningkat
(5) Berat badan turun tiba-
tiba
4. Kriteria Mayor dan Minor Diare Gangguan
Kriteria Mayor Integritas Kulit
a) Subjektif : - Frekuensi BAB meningkat (D.0129)
b) Objektif :
(1) Kerusakan jaringan dan
Gangguan integritas kulit
atau lapisan kulit
Kriteria Minor :
a) Subjektif : -
b) Objektif :
(1) Nyeri
(2) Perdarahan
(3) Kemerahan
(4) Hematoma
5. Kriteria Mayor dan Minor Diare Defisit Nutrisi
Kriteria Mayor (D.0019)
a) Subjektif : - Mual muntah
b) Objektif :
(1) Berat badan menurun
Nafsu makan menurun
minimal 10% dibawah
rentang ideal
Defisit nutrisi
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Cepat kenyang setelah
makan
(2) Kram/nyeri abdomen
(3) Nafsu makan menurun
b) Objektif :
(1) Bising usus hiperaktif
(2) Otot pengunyah lemah
(3) Otot menelan lemah
(4) Membrane mukosa
pucat
(5) Sariawan
(6) Serum albumin turun
(7) Rambut rontok
berlebihan
(8) Diare
6. Faktor Risiko Diare Risiko Syok
(1) Hipotensi (D.0039)
(2) Kekurangan volume Frekuensi BAB meningkat
cairan
Dehidrasi
Risiko Syok
K. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
b. Diare (D.0020)
c. Hipovolemia (D.0023)
d. Gangguan Integritas Kulit (D.0129)
e. Defisit Nutrisi (D.0019)
f. Risiko Syok (D.0039)
L. Perencanaan Keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, pasien,
keluarga, dan orang terdekat pasien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami pasien. Tahap
perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai
alat komunikasi antar sesama perawat dan tim kesehatan lainnya,
meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi pasien, serta
mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang
ingin dicapai. Unsur terpenting dalam tahap perencanaan ini adalah
membuat orioritas urutan diagnoa keperawatan, merumuskan tujuan,
merumuskan kriteria evaluasi, dan merumuskan intervensi keperawatan
(Asmadi, 2008).
c) Sianosis
membaik
d) Takikardia
membaik
dengan kriteria
d) Identifikasi keburuhan kalori dan
hasil :
nutrisi
a) Porsi
e) Monitor asupan makanan
makanan yang
dihabiskan
f) Monitor berat badan
meningkat
Terapeutik
c) Frekuensi
a) Berikan makanan secara menarik
makan
dan suhu yang sesuai
membaik
membaik Kolaborasi
a) Kolaborasi dengn ahli gizi untuk
menetukan jumlh kalori
dan jenis nutsisi yang dibutuhkan
jika perlu.
b) Kolaborasi pemberian obat
antimetik jika perlu
6. D.0039 Risiko Syok L.03032 Setelah Pencegahan Syok (I.02068)
dilakukan Observasi
intervensi a) Monitor status kardiopulmonal
keperawatan
selama 3x24 b) Monitor frekuensi nafas
jam diharapkan
tingkat syok c) Monitor status oksigenasi
pasien menurun
d) Monitor status cairan
dengan kriteria
hasil :
e) Monitor tingkat kesdaran dan
respon pupil
a) Kekuatan
nadi meningkat
f) Monitor jumlah,warna,dan berat
jenis urine
b) Output urine
Terapeutik
meningkat
a) Berikan oksigen untuk
kesadaran
meningkat Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur
e) Tekanan pemantauan
darah
sistolik,diastolic b) Jelaskan penyebab/factor risiko
membaik syok
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A (23 Tahun) Dengan Diare dan Infeksi
Saluran Kemih Di Ruang Mawar RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
I. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 23 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No Medrek : 16975007
Tgl Masuk : 14/11/2022
Tgl Pengkajian : 15/11/2022
Diagnose Medis : Diare dan ISK
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 55 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Orang tua
Alamat : Cibereum Rt 05 Rw 07, Kota Baru,
Tasikmalaya
B. Keluhan Utama
Klien mengeluh diare
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dengan G1P0A0 datang ke ruang mawar pada tanggal 14
November 2022, klien rujukan dari puskesmas Cibereum pada saat
dilakukan pengkajian tanggal 15 November 2022 pukul 10.00 klien
mengeluh bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB sudah sekitar 5x.
Klien mengatakan hari sebelumnya klien makan rujak dan buah yang
dimakan tidak dicuci terlebih dahulu. Setelah itu klien merasa nyeri
perut (mules) dan BAB terus menerus dengan konsistensi cair, klien
mengatakan hari ini tidak demam, tidak ada mual dan muntah, terdapat
nyeri perut (mules), nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasa seperti
melilit, nyeri hilang timbul, skala nyeri 2.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya pernah melakukan operasi apendisitis pada tahun
2019, klien memiliki riwayat penyakit pada lambungnya.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan ibunya memiliki penyakit hipertensi, jantung, dan
gagal ginjal.
F. Riwayat Activity Daily Living (ADL)
Polakisuria
urgency
Gangguan
eleminasi urine
5. Faktor risiko : Diare Risiko
- Ketidakseimbangan ketidakseimbangan
cairan (mis. Frekuensi BAB elektrolit
dehidrasi) meningkat
- Diare
Hilang cairan dan
elektrolit berlebihan
Risiko
Ketidakseibangan
Elektrolit
III. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan kontaminasi dibuktikan dengan defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam (D.0020)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dibuktikan dengan turgor kulit
menurun (D.0023)
3. Gangguan eleminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih
dibuktikan dengan klien sering BAK (D.0040)
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dibuktikan
dengan klien mengeluh sulit tidur (D.0055)
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare (D.0037)
IV. Intervensi Keperawatan
Kel.2
3. Gangguan eleminasi Selasa 1. Memonitor eleminasi urine Selasa S : klien mengatakan masih nyeri
urine berhubungan 15/11/22 Hasil : frekuensi BAK sering 8-10x/hari, Kel.2 15/11/22 saat BAK
dengan penurunan 10.10 konsintensi cair, warna urine kuning. 12.15 O : terpasang infus RL 90 ml/jam,
kapasitas kandung
10.15 2. Mencatat waktu-waktu dan haluaran frekuensi BAK 8-10x / hari Kel.2
kemih dibuktikan
dengan klien sering berkemih Kel.2 A : Masalah gangguan eleminasi
BAK Hasil : klien sering BAK pada pagi hari urine belum belum teratasi
10.20 3. Memberikan edukasi tanda dan gejala infeksi P : Manajemen eliminasi
saluran kemih
Kel.2
Hasil : klien mengerti
10.25 4. Mengajarkan personal hygiene yang benar
setelah BAK Kel.2
Hasil : klien mengerti
4. Gangguan pola tidur Selasa 1. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur Selasa S : klien mengatakan sulit tidur
berhubungan dengan 15/11/22 Hasil : klien merasa tidak nyaman tidur 15/11/22 O : klien tampak lemah, tekanan
kurangnya kontrol 10.35 karena BAB terus menerus dan nyeri perut Kel.2 12.20 darah = 90/70 mmHg
tidur dibuktikan (mules) A : Masalah gangguan pola tidur Kel.2
dengan klien 10.40 2. Mengidentifikasi makanan dan minuman belum teratasi
mengeluh sulit tidur yang mengganggu tidur P : Dukungan tidur
Hasil : klien makan dan minum sebelum jam Kel.2
tidur
10.45 3. Mengatur lingkungan : mengurangi
pengunjung saat jam tidur untuk mengurangi
kebisingan, atur posisi tempat tidur agar Kel.2
klien nyaman.
Hasil : klien lebih nyaman
10.50 4. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
Kel.2
Hasil : klien mengerti
10.55 5. Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu tidur
Hasil : klien makan dan minum sebelum jam Kel.2
tidur, klien tidak minum kopi atau the atau
alkohol
6. Mengajarkan teknik relaksasi otot autogenik
11.00 Hasil : klien mengerti dan dapat
mengaplikasikan
Kel.2
5. Risiko Selasa 1. Memonitor kadar elektrolit serum Selasa S : klien mengatakan BAB masih
ketidakseimbangan 15/11/22 Hasil : kadar natrium = 129, kadar kalium = 3,7, 15/11/22 cair
elektrolit 11.10 kadar kalsium = 1,18 Kel.2 12.25 O : K/U sakit sedang, terpasang
berhubungan dengan 2. Monitor mual, muntah dan diare infus RL 90 ml/jam, kadar natrium Kel.2
diare 11.15 Hasil : klien tidak ada mual dan muntah, diare Kel.2 = 129 mmol/l
masih 5x/hari A : Masalah risiko
3. Monitor tanda gejala hiponatremi Kel.2 ketidakseimbangan elektolit belum
11.20 Hasil : membran mukosa kering belum teratasi
P : Pemantauan elektrolit
VI. Catatan Perkembangan
A. Kesimpulan
Pasien Ny.A usia 23 tahun Klien dengan G1P0A0 datang ke ruang
mawar pada tanggal 14 November 2022, klien rujukan dari puskesmas
Cibereum pada saat dilakukan pengkajian tanggal 15 November 2022 pukul
10.00 klien mengeluh bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB sudah sekitar
5x. Klien mengatakan hari sebelumnya klien makan rujak dan buah yang
dimakan tidak dicuci terlebih dahulu. Setelah itu klien merasa nyeri perut
(mules) dan BAB terus menerus dengan konsistensi cair, klien mengatakan
hari ini tidak demam, tidak ada mual dan muntah, terdapat nyeri perut (mules)
skala nyeri 2.
Diagnosis Diare dan Infeksi Saluran Kemih di dasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pada anamnesa
didapatkan keluhan BAB cair dan Nyeri saat BAK yang merupakan salah satu
kriteria Diare dan Infeksi Saluran Kemih, penatalaksanaan pasien ini sudah
dilakukan sesuai dengan penatalaksanaan yang seharusnya.
B. Saran
1. Bagi perawat diharapkan bagi perawat – perawat yang berada di ruangan
perawatan rawat inap yang melakukan tindakan keperawatan dapat lebih
memperhatikan dan menekankan perawatan secara tepat dan cepat.
2. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa/i di Kampus
STIKes Bina Putera Banjar Program Studi Profesi Ners.
3. Bagi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya diharapkan rumah sakit
dapat memberikan asuhan keperawatan secara efektif kepada pasien di
ruangan rawat inap secara benar dan tepat kepada pasien.
4. Bagi pasien diharapkan pasien mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Cspernito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Arif, Mansjor, dkk 2009, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta : Medica
Aesculpalus, FKUI.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.