Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PERSEKUTUAN : PEMBENTUKAN DAN


PENGOPERASIAN”

OLEH :

SUFRIANTI 19320020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2022
Kata pengantar

Pertama-tama, puji syukur kepada Allah SWT atas pertolongannya lah sehingga,
penulis selesai menulis makalah berjudul “Persekutuan : Pembentukan Dan Pengoperasian”
tepat dalam waktu yang telah dihitung.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Dosen Akuntansi Keuangan Lanjutan 2.

Dalam penyusunan makalah ini saya memang mendapatkan banyak sekali tantangan
dan hambatan namun dengan bantuan banyak individu hambatan tersebut dapat dilewati.
Saya telah menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ditemukan dalam proses
penulisan makalah ini.

Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan Makalah ini. semoga allah SWT senantiasa membantu
dan memberkati kita semua. Saya menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna
dalam susunan dan isinya. Maka dari itu saya berharap kritik dari para pembaca dapat
membantu saya dalam menyempurnakan makalah selanjutnya. semoga makalah ini dapat
membantu para pembaca untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang mata
kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 2.

Baubau, 8 Desember 2022

Penulis
Daftar Isi

Judul
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Bab II Pembahasan
2.1 Pembentukan persekutuan
A. Pembentukan persekutuan
B. Karakteristik persekutuan
C. Pengoperasian persekutuan
Bab III Penutup
3.1 kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu


gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan
suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat
didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun
belum memiliki usaha.

Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiri-pendirinya


merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota atau sekutu-
sekutu firma. Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan
menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta
meningkatkan laba.

Akuntansi untuk kegiatan sehari-hari suatu persekutuan sama seperti akuntansi untuk
bentuk perusahaan lain. Hanya dalam masalah modal ada sedikit perbedaan antara
perusahaan perseorangan dengan persekutuan. Daftar akun yang digunakan hampir sama,
hanya saja pada akun modal dalam persekutuan harus disediakan beberapa akun modal dan
prive sesuai dengan jumlah anggota sekutu.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan pembentukan persekutuan

2. Menjelaskan pengoperasian persekutuan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

A. Pembentukan Persekutuan

Persekutuan didefinisikan sebagai gabungan dua orang atau lebih pemilik


modal untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis. Persekutuan merupakan bentuk
usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan memungkinkan beberapa
individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka, dalam satu usaha
tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk
memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perorangan dan
memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.

Persekutuan dapat dibentuk sebagai perusahaan yang baru sama sekali, atau
melanjutkan kegiatan perusahaan perseorangan dengan cara menerima orang lain
sebagai anggota sekutu yang baru. Bila perusahaan persekutuan merupakan
persekutuan baru, maka jumlah setoran anggota akan dicatat dengan mendebet
jenis aktiva yang disetorkan dan mengkredit akun modal sekutu yang bersangkutan.

Bila suatu persekutuan dibentuk untuk melanjutkan kegiatan perusahaan perse-


orangan, maka sebelum dibentuk persekutuan perlu diadakan penyesuaian terhadap
neraca perusahaan perseorangan. Kita tahu bahwa angka-angka yang tercantum
dalam neraca bukanlah harga jual dari aktiva yang bersangkutan. Oleh sebab itu,
sebelum pemilik perusahaan perseorangan menerima orang lain sebagai anggota
sekutunya, maka kedua belah pihak harus melakukan kesepakatan dalam penilaian
terhadap seluruh aktiva yang ada.
Dalam pembentukan persekutuan ini, aktiva selain kas nilainya harus
ditetapkan kembali dengan persetujuan para sekutu. Penentuan nilai aktiva selain
kas para sekutu dapat menggunakan informasi harga pasar sebagai pertimbangan.
Persekutuan mencatat aktiva nonkas sebesar nilai setelah disesuaikan, sebab nilai
inilah yang merupakan harga perolehan (cost) bagi persekutuan.
Jadi, berdirinya suatu persekutuan dengan penyerahan modal para sekutu
dengan 3 cara, yaitu :

a. Uang Kas
Contoh :
Sutiono dan Tina ingin mendirikan persekutuan, masing-masing menyerahkan
uang tunai sebesar Rp 5.000.000,00 dan Rp 7.000.000,00.

Jurnal Persekutuan
Kas Rp 12.000.000,00
Rp
Modal Sutiono
5.000.000,00
Rp
Modal Tina
7.000.000,00

b. Aktiva non Kas


Para sekutu yang mendirikan persekutuan menyetorkan modal dalam bentuk
aktiva non kas. Persoalan yang timbul pada nilai aktiva non kas, pada umumnya
dilakukan penilaian kembali dengan nilai yang wajar dan harus mendapat
persetujuan oleh para sekutu.

Contoh :
Ujang dan Vera ingin mendirikan usaha taxi dalam bentuk persekutuan, masing
-masing menyerahkan modal aktiva non kas. Ujang menyerahkan beberapa
kendaraan sebesar Rp150.000.000,00 dan Vera menyerahkan sebidang tanah
seharga Rp 65.000.000,00. Para sekutu setuju untuk melakukan penilaian kembali,
kendaraan Rp 127.000.000,00 dan tanah Rp 58.000.000,00.

Jurnal Persekutuan
Kendaraan Rp 127.000.000,00
Tanah Rp 58.000.000,00
Modal Ujang Rp 127.000.000,00
Modal Vera Rp 58.000.000,00

c. Menyerahkan neraca perusahaan perorangan


Sekutu yang menyerahkan modalnya dalam bentuk neraca perusahaan
perorangan, pada umumnya dilakukan penilaian kembali dengan nilai wajar dan
disetujui oleh para sekutu. Pencatatan atas penyerahan neraca perusahaan ada 2
(dua) metode :
1) Persekutuan menggunakan buku baru
2) Persekutuan menggunakan buku lama yaitu buku neraca perusahaan perorang-an
dilanjutkan.

Kedua metode diatas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama pada
persekutuan baru.
Contoh :
Abas, Boni dan Didin mendirikan Firma Abdi. Abas menyerahkan uang tunai
sebesar Rp 10.000.000,00, Boni menyerahkan bangunan sebesar Rp 20.000.000,00
dan dilakukan penilaian kembali sebesar Rp 25.000.000,00. Didin menyerahkan
perusahaan perorangan sebagai berikut :
PERUSAHAAN DIDIN
NERACA
PER 1 JANUARI 1991

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas Rp 32.000.000,00 Hutang usaha Rp 52.0000.000,00


Piutang Usaha Rp 45.000.000,00
-/- Penyisihan piutang tak tertagih (Rp
3.000.000,00)
Persediaan barang dagang Rp
42.000.000,00
Rp116.000.000,00
MODAL
AKTIVA TETAP

Kendaraan Rp 30.000.000,00 Modal Didin Rp 80.000.000,00


-/- Akum. Penyusutan (Rp 14.000.000,00)
Rp 16.000.000,00
Rp 132.000.000,00 Rp 132.000.000,00

Disetujui bahwa Didin akan mengambil uang kas dan Firma Abdi akan
mengambil alih sisa aktiva dan menanggung kewajiban. Akan tetapi harus dibuat
penyesuaian sebagai berikut:
1) Piutang usaha sebesar Rp 2.500.000,00 dihapuskan dan penyisihan piutang tak
tertagih sebesar 5%.
2) Persediaan barang dagang ditetapkan dengan harga pasar Rp 40.000.000,00.
3) Kendaraan dinilai sebesar Rp 15.000.000,00 dan perkiraan akumulasi
penyusutan dihilangkan.

a. Persekutuan menggunakan buku baru

Mencatat masuknya sekutu Abas


Kas Rp 10.000.000,00
Modal Abas Rp 10.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Budi


Bangunan Rp 25.000.000,00
Modal Budi Rp 25.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Didin


Piutang usaha Rp 42.500.000,00

Persediaan barang dagang Rp 40.000.000,00

Kendaraan Rp 15.000.000,00
Hutang usaha Rp 52.000.000,00

Penyisihan piutang tak tertagih Rp 2.125.000,00

Modal Didin Rp 43.375.000,00


b. Persekutuan menggunakan buku lama

Mencatat masuknya sekutu Abas


Kas Rp 10.000.000,00
Modal Abas Rp 10.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Budi


Bangunan Rp 25.000.000,00
Modal Budi Rp 25.000.000,00
Mencatat masuknya sekutu Didin
Modal Didin Rp 32.000.000,00
Kas Rp 32.000.000,00

Penyisihan piutang tak tertagih Rp 875.000,00


Akumulasi penyusutan Rp 14.000.000,00
kendaraan
Modal Didin Rp 4.625.000,00
Piutang usaha Rp 2.500.000,00
Persediaan barang dagang Rp 2.000.000,00
Kendaraan Rp 15.000.000,00

Dari jurnal diatas dengan menggunakan kedua metode akan menghasilkan


neraca persekutuan yang sama, seperti dibawah ini :

FIRMA ABDI
NERACA
PER 1 JANUARI 1991

 
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
   

Kas                                                   Rp   Hutang usaha                        Rp


10.000.000,00 52.0000.000,00
Piutang Usaha                                  Rp    
42.500.000,00
-/- Penyisihan piutang tak tertagih   (Rp      
2.125.000,00)
Persediaan barang dagang              Rp    
40.000.000,00
                                                         Rp  
  90.375.000,00
   

AKTIVA TETAP MODAL


   
Bangunan                                        Rp   Modal Abas                            Rp 
25.000.000,00 10.000.000,00
Kendaraan                                       Rp   Modal Boni                            Rp 
15.000.000,00 25.000.000,00
                                                         Rp   Modal Didin                           Rp 
40.000.000,00 43.375.000,00
                                                         Rp                                               Rp
130.375.000,00 130.375.000,00
 

Bonus Atau Goodwill pada Investasi Pertama


Bila seorang sekutu menginginkan kepentingan lebih besar dari jumlah modal
yang disetor pada persekutuan yang baru. Seharusnya sekutu tersebut menyetorkan
kekurangannya tetapi sekutu tersebut tidak ingin menambah kekurangannya. Bila
para sekutu tersebut setuju pada masalah diatas, maka pencatatan diatas ada 2
metode yaitu bonus atau goodwill.
 
Contoh :
Abas, Boni dan Didin mendirikan Firma Abdi. Komposisi modal Abas Rp
10.000.000,00, modal Boni Rp 25.000.000,00 dan modal Didin Rp 43.375.000,00.
Sekutu Didin menginginkan kepentingan pada persekutuan sebesar 60% dan sekutu
Didin hanya menambah kekurangannya tunai sebesar Rp 6.500.000,00. Para sekutu
setuju atas usulan sekutu Didin. Sekutu Abas dan Boni membagi laba-rugi
berdasarkan perbandingan modal.
 
    
 Metode Bonus
     Jurnal untuk tambahan setoran modal Didin
 
Kas                                Rp 6.500.000,00
          Modal Didin                                      Rp 6.500.000,00
 
      Perhitungan :
      Total modal Abas, Boni dan Didin yang disetor:
      Rp 10.000.000,00 + Rp 25.000.000,00 + (Rp 43.375.000,00 + Rp 6.500.000,00)
      = Rp 84.875.000,00.
      Kepentingan Didin = 60% x Rp 84.875.000,00   = Rp 50.925.000,00
      Modal Didin yang disetor = 
      Rp 43.375.000,00 + Rp 6.500.000,00                 = Rp 49.875.000,00   -
                             Bonus untuk sekutu Didin        = Rp   1.050.000,00
 
      Modal Abas dan Boni berkurang sebesar :
- Abas =  10/3   x Rp 1.050.000,00 =  Rp 300.000,00
- Boni  =  25/35 x Rp 1.050.000,00 =  Rp 750.000,00
 
      Jurnal persekutuan dengan metode bonus
Modal Abas                     Rp 300.000,00
Modal Boni                      Rp 750.000,00
Modal Didin                                  Rp 1.050.000,00
 
       Kedua jurnal diatas dapat digabung
Kas Rp 6.500.000,00  
Modal Abas Rp    300.000,00
Modal Boni Rp    750.000,00
       Modal   Rp 7.550.000,00
Didin      
 
      Perbandingan modal setelah jurnal diatas, Abas : Boni : Didin = Rp 9.700.000,00 :
Rp 24.250.000,00 :
      Rp 50.925.000,00 = 11,43 : 28,57 : 60
  
      Metode Goodwill
      Jurnal untuk tambahan setoran modal Didin
Kas Rp 6.500.000,00  
       Modal   Rp 6.500.000,00
Didin      
 
Perhitungan :
Total modal Abas dan Boni:
                    Rp 10.000.000,00 + Rp 25.000.000,00 = Rp 35.000.000,00
Kepentingan Abas dan Boni = 1 60% = 40%     
Total modal tiga sekutu = Rp 35.000.000,00 : 40%  = Rp 87.500.000,00
Total modal tiga sekutu yang disetor                         = Rp 84.875.000,00   -
                 Goodwill untuk sekutu Didin                      = Rp   2.625.000,00
 
Jurnal persekutuan dengan metode goodwill
Goodwill                               Rp 2.625.000,00
Modal Didin                                          Rp 2.625.000,00
 
Kedua jurnal diatas dapat digabung
Kas                                      Rp 6.500.000,00
Goodwill                               Rp 2.625.000,00
Modal Didin                                          Rp 9.125.000,00
 
      Perbandingan modal setelah jurnal diatas, Abas : Boni : Didin = Rp 10.000.000,00 :
Rp 25.000.000,00 :
      Rp 52.500.000,00 = 11,42 : 28,57 : 60
      Metode bonus atau goodwill akan menghasilkan kepentingan yang sama dalam
pembagian laba-rugi. Goodwill akan diamortisasi dalam jangka waktu maksimum 40
tahun.

B. Karakteristik Persekutuan

Suatu persekutuan didirikan secara sukarela. Seseorang tidak dapat dipaksa


untuk bergabung dalam suatu persekutuan dan para sekutu juga tidak dapat dipaksa
untuk menerima orang lain sebagai sekutu. Meskipun perjanjian persekutuan dapat
dilakukan secara lisan, namun perjanjian yang dibuat secara tertulis dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalah pahaman. Ada beberapa karakteristik
khusus dalam persekutuan yang membedakan persekutuan dengan perusahaan
perseorangan ataupun bentuk perseroan terbatas. Karakteristik-karaktersitik
tersebut adalah :

a.   Perjanjian tertulis suatu persekutuan

 Sebuah persekutuan usaha mirip dengan perkawinan. Agar berhasil, para


sekutu harus bekerja sama. Walaupun demikian, para sekutu usaha sulit untuk terus
menerus bersama. Sekutu bisnis dapat berganti-ganti terus. Untuk memastikan
bahwa setiap sekutu sepenuhnya mengerti cara suatu persekutuan beroperasi, serta
untuk mengurangi kesalah pahaman yang dapat timbul, para sekutu dapat membuat
suatu perjanjian persekutuan atau juga disebut akte perjanjian persekutuan.
Perjanjian ini merupakan kontrak yang dibuat antar sekutu, sehingga semua
transaksi yang berkaitan dengan perjanjian tersebut, semuanya diatur dalam hukum
kontrak.

Walaupun akte pendirian ini tidak diwajibkan untuk dibuat didepan notaris,
tetapi berdasarkan pengamatan, semua firma di Indonesia didirikan dengan akte
notaris. Akte pendirian ini harus didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat untuk
kemudian diumumkan dalam lembaran berita negara. Akte ini harus memuat dengan
jelas informasi-informasi berikut ini :

1)   Nama, lokasi dan sifat usaha

2)   Nama, investasi modal dan kewajiban dari setiap sekutu

3)   Metode untuk membagi laba dan rugi antara para sekutu

4)   Pengambilan aktiva yang diperbolehkan untuk sekutu

5)   Prosedur untuk menyelesaikan perselisihan antar sekutu

6)   Prosedur untuk menambah sekutu baru

7)   Prosedur penyelesaian bagi sekutu yang ingin keluar dari persekutuan
tersebut

8) Prosedur untuk membubarkan persekutuan, seperti penjualan aktiva,


pembayaran hutang, serta pembagian sisa kas persekutuan pada para
sekutu. 

b.   Masa usia yang terbatas

Masa hidup dari persekutuan dibatasi oleh masa kebersamaan dari para sekutu
tersebut. Bila seorang sekutu keluar, maka persekutuan tersebut juga akan berakhir.
Seorang sekutu baru dapat saja muncul untuk melanjutkan usaha yang sama, tetapi
persekutuan yang lama telah dibubarkan. Pembubaran merupakan akhir dari suatu
persekutuan. Begitu pula penambahan sekutu baru, akan membubarkan persekutuan
yang lama dan akan menciptakan persekutuan yang baru. 

c.   Kewajiban bersama

     Kewajiban bersama dalam persekutuan berarti setiap sekutu dapat mengikat
persekutuan dengan kontrak yang mereka buat dengan pihak lain, selama kontrak
tersebut masih dalam ruang lingkup usaha persekutuan tadi. Jika seorang sekutu
dalam kantor akuntan publik membuat kontrak pemberian jasa akuntansi pada
perusahaan lain, maka seluruh persekutuan (bukan hanya sekutu yang membuat
kontrak) akan terikat untuk memberikan jasa tersebut. Tapi jika sekutu tersebut
menandatangani kontrak untuk memperbaiki rumah pribadinya, maka persekutuan
tidak akan terikat dengan kontrak tersebut. Pembuatan kontrak tersebut bersifat
pribadi dan tidak termasuk dalam kegiatan umum persekutuan.

d.   Kewajiban tidak terbatas

Menurut pasal 18 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, setiap sekutu


mempunyai kewajiban pribadi yang tidak terbatas terhadap hutang yang dimiliki
persekutuan. Jika aktiva yang dimiliki suatu persekutuan tidak cukup untuk menutupi
hutang-hutangnya, maka kekurangannya akan diambil dari aktiva pribadi milik
masing-masing sekutu.

Kewajiban tidak terbatas dan kewajiban bersama berkaitan erat. Seorang


sekutu yang tidak jujur ataupun seorang sekutu yang tidak kompeten dapat
membuat persekutuan tersebut menerima kontrak yang merugikan. Hal ini dapat
menyebabkan para kreditor memaksa semua sekutu untuk membayar hutang
persekutuan dengan menggunakan harta pribadi dari masing-masing sekutu. Karena
itu, sekutu usaha harus dipilih secara berhati-hati.

 Sekutu dapat menghindar dari kewajiban tidak terbatas ini dengan membentuk
persekutuan komanditer. Dengan bentuk organisasi usaha seperti ini, ada beberapa
sekutu yang memiliki kewajiban yang tidak terbatas atas hutang persekutuan, namun
terdapat pula sekutu komanditer yang hanya akan kehilangan uang sebatas uang
yang mereka tanamkan pada persekutuan tersebut. Dalam hal ini, sekutu komanditer
memiliki kewajiban yang terbatas yang serupa dengan kewajiban terbatas yang
dimiliki oleh para  pemegang saham perseroan terbatas.

e.   Pemilikan aktiva secara bersama

    Setiap aktiva, baik itu berupa kas persediaan, mesin dan sebagainya, yang
diinvestasikan sekutu dalam persekutuan yang dibentuk, akan menjadi aktiva
bersama para sekutu. Tiap sekutu juga memiliki hak atas laba usaha persekutuan.

f.    Tidak ada pajak penghasilan persekutuan

    Suatu persekutuan tidak membayar pajak penghasilan atas laba usahanya.


Laba bersih persekutuan dibagi untuk para sekutu dan merupakan pendapatan kena
pajak bagi para sekutu tersebut.

g.   Akun modal untuk sekutu

Akuntansi untuk persekutuan pada dasarnya hampir sama dengan akuntansi


untuk perusahaan perorangan. Pencatatan transaksi penjualan dan pembelian,
penagihan dan pembayaran dalam persekutuan sifatnya sama dengan pencatatan
yang dilakukan dalam perusahaan perorangan. Tetapi, karena persekutuan memiliki
lebih dari 1 pemilik, maka akun modal yang terdapat dalam persekutuan jumlahnya
akan lebih dari 1. setiap sekutu dalam persekutuan, masing-masing memiliki 1 akun
modal tersendiri.

Seringkali akun ini memiliki judul berupa nama sekutu, dengan kata awal modal.
Demikian pula, masing-masing sekutu juga memiliki akun pengambilan pribadi. Jika
jumlah sekutu dalam persekutuan tersebut cukup banyak, maka dalam buku besar
persekutuan tersebut akan terdapat akun Modal atau Ekuitas Pemilik. Sedangkan
akun modal untuk masing-masing sekutu akan terdapat dalam buku besar tambahan
modal.

C. Pengoperasian Persekutuan
Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari keuntungan.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian besar persekutuan
menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam
pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menghasilkan pengukuran laba
yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti basis kas atau pun bisnis
kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun untuk kepentingan sekutu
dan terkadang kreditor.

Persekutuan bisa memiliki beberapa akun untuk masing-masing sekutu dalam


pencatatan akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah sebagai berikut :

a. Akun Modal

Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau
kerugian dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun modal para sekutu. Setiap
sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit.

b. Akun Prive (Penarikan)

Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan


sepanjang tahun sebagai antisipasi atas keuntungan. Rekening akan didebit apabila
terjadi pengambilan harta persekutuan untuk sekutu.

c. Akun Pinjaman
Rekening ini akan di debit apabila utang kepada sekutu berkurang dan di kredit
apabila utang kepada sekutu bertambah. Dalam hal persekutuan dilikuidasi maka
saldo rekening ini ikut dipertimbangkan di dalam menghitung bagian kas sekutu
yang bersangkutan. Di dalam neraca saldo disajikan pada kelompok pasiva, yaitu
utang.

d. Akun Piutang

Rekening ini didebit apabila piutang kepada sekutu bertambah dan dikredit
apabila piutang kepada sekutu berkurang. Dalam hal persekutuan dilikuidasi (dilebur)
yaitu mengurangi hak sekutu yang bersangkutan. Didalam neraca saldo rekening
disajikan dalam kelompok aktiva, yaitu piutang.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Persekutuan didefinisikan sebagai gabungan dua orang atau lebih pemilik


modal untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis. Persekutuan merupakan bentuk
usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan memungkinkan beberapa
individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka, dalam satu usaha
tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk
memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perorangan dan
memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.

Persekutuan dapat dibentuk sebagai perusahaan yang baru sama sekali, atau
melanjutkan kegiatan perusahaan perseorangan dengan cara menerima orang lain
sebagai anggota sekutu yang baru. Bila perusahaan persekutuan merupakan
persekutuan baru, maka jumlah setoran anggota akan dicatat dengan mendebet
jenis aktiva yang disetorkan dan mengkredit akun modal sekutu yang bersangkutan.
DAFTAR ISI

http://web-su https://mahasiswa.ung.ac.id/921412177/home/2016/1/4/materi-
pembentukan-persekutuan.htmlplemen.ut.ac.id/ekma4115/ekma4115a/isimt2.htm

Anda mungkin juga menyukai