Konsep Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. Biaya overhead pabrik yang dicatat dalam persediaan barang dalam proses adalah berdasarkan pembebanan, bukan berdasarkan pemakaian, seperti pemakaian bahan baku langsung dan pemakaian tenaga kerja langsung. Dalam hal pembebanan biaya overhead pabrik, perusahaan biasanya melakukan estimasi jumlah biaya overhead pabrik yang akan dipakai selama proses produksi. Pengelompokan biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2005) adalah : 1. Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Penolong adalah biaya bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau biaya bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi, tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi keseluruhan produk tersebut. 2. Biaya Reparasi dan pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaa adalah biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan sarana dan peralatan untuk menunjang kegiatan produksi. 3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung tidak dapat dilacak secara langsung ke biaya produksi barang jadi. 4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap. Contohnya adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabtik, mesin dan eksperimen, perkakas laboratorium bangunan pabrik, alat kerja, serta aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik. 5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu. Biaya ini adalah biaya asuransi gedung, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, asuransi kecelakaan karyawan, biaya amortisasi kerugian trial and run, dan biaya-biaya asuransi gedung. 6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai. Biaya ini termasuk biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan seperti biaya listrik PLN dan sebagainya. Perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan dan pembebanan biayanya terhadap produk atas dasar tarif, akan menentukan biaya overhead pabriknya dimuka. Pembebanan biaya overhead pabrik tidak dapat dilakukan secara langsung karena biaya overhead pabrik memiliki variasi dan jumlah yang tidak pasti dan volume produksi mengalami perubahan dari waktu ke waktu menyesuaikan permintaan. Kalkulasi Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik hanyalah suatu cara untuk membagi sekelompok biaya dan membebankannya ke berbagai sub unit. Alokasi biaya overhead pabrik tidak mempengaruhi total biaya overhead. Total biaya overhead pabrik tidak akan berkurang maupun bertambah apabila ada pengalokasian biaya overhead pabrik. Jumlah biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke sub unit akan mempengaruhi harga penawaran, tingkat laba setiap produk dan perilaku manajer. Di dalam suatu perusahaan, objek biaya merupakan departemen. Terdapat dua jenis departemen, yaitu departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung akan bertanggung jawab terhadap pembuatan sebuah produk. Departemen pendukung adalah departemen yang menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu produk Setelah perusahaan dibagi ke dalam departemen produksi dan departemen pendukung, dan semua biaya overhead sudah ditelusuri ke setiap departemen produksi dan departemen pendukung, maka biaya yang ada di departemen pendukung akan dibebankan ke departemen produksi. Pembebanan biaya dari departemen pendukung ke departemen produksi akan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang dibuat untuk menentukan biaya produk. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dapat mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan oleh Mulyadi (2005) sebagai berikut : a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik. b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Pembebanan biaya overhead pabrik ke produk akhir memiliki beberapa dasar, yaitu : 1. Satuan Produk Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya hanya mengahasilkan satu buah produk. Bila perusahaan menghasilkan lebih dari satu produk maka perbedaannya hanya terletak pada berat dan volume, pembebanan biaya overhead dapat dilakukan atas dasar berat, volume atau jumlah produksi. 2. Biaya Bahan Baku Metode ini memiliki kelemahan ketika suatu produk dibuat dari bahan baku yang harganya mahal sedangkan produk lain dengan bahan baku yang murah. Jika proses pengerjaan kedua macam produk ini adalah sama, maka produk pertama akan menerima biaya overhead yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang kedua. Hal ini tentu tidak mencerminkan keadaan biaya yang sesungguhnya dan dapat berimbas pada penentuan harga jual yang tidak sesuai. 3. Biaya Tenaga Kerja Bila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai kaitan yang erat dengan upah tenaga kerja langsung maka tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung menggunakan rumus : Taksiran BOP Tarif Overhead Pabrik= ×100 % Taksiran BTK yang dipakai Keterangan : BOP = Biaya Overhead Pabrik BTK = Biaya Tenaga Kerja 4. Jam Tenaga Kerja Langsung Bila biaya overhead pabrik mempunyai kaitan erat dengan waktu untuk menghsilkan produk maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya tersebut adalah jam tenaga kerja langsung. 5. Jam Mesin Jika biaya overhead pabrik bersifat variabel terhadap waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang digunakan untuk menjalankan mesin), maka rumus yang dipakai adalah : Taksiran BOP Tarif Overhead Pabrik= ×100 % Taksiran jammesin Terdapat 3 metode perhitungan alokasi biaya overhead pabrik. a) Metode Langsung Metode langsung merupakan metode sederhana. Semua biaya yang terjadi di departemen pendukung secara langsung dialokasikan ke departemen produksi. b) Metode Bertahap Tanpa Timbal Balik Metode ini mengalokasikan biaya dari departemen pendukung secara bertahap. Metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaian jasa dari departemen pendukung lainnya. Oleh karena itu, departemen pendukung yang menikmati jasa dari departemen pendukung akan dialokasikan kepada semua departemen yang menikmati jasa departemen tersebut. c) Metode Bertahap dengan Timbal Balik (Metode Aljabar) Metode ini mengalokasikan semua biaya yang terjadi di departemen pendukung kepada semua departemen pendukung lainnya dan departemen produksi yang menikmati jasanya. Selain dialokasikan ke departemen produksi, biaya yang terjadi di departemen pendukung juga akan dialokasikan ke departemen pendukung lain.