Anda di halaman 1dari 4

Resume: Akuntansi Biaya( BOP)

Nama: Aprilia uzlifatul Jannah ( 212105030053)


Konsep Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk.
Biaya overhead pabrik yang dicatat dalam persediaan barang dalam proses adalah
berdasarkan pembebanan, bukan berdasarkan pemakaian, seperti pemakaian bahan baku
langsung dan pemakaian tenaga kerja langsung. Dalam hal pembebanan biaya overhead
pabrik, perusahaan biasanya melakukan estimasi jumlah biaya overhead pabrik yang akan
dipakai selama proses produksi.
Pengelompokan biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2005) adalah :
1. Biaya Bahan Penolong
Biaya Bahan Penolong adalah biaya bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau biaya bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi,
tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi
keseluruhan produk tersebut.
2. Biaya Reparasi dan pemeliharaan.
Biaya reparasi dan pemeliharaa adalah biaya suku cadang, biaya bahan
habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk
keperluan perbaikan dan pemeliharaan sarana dan peralatan untuk menunjang
kegiatan produksi.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja pabrik
yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau
pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung tidak dapat dilacak secara
langsung ke biaya produksi barang jadi.
4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.
Contohnya adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabtik, mesin
dan eksperimen, perkakas laboratorium bangunan pabrik, alat kerja, serta
aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
Biaya ini adalah biaya asuransi gedung, asuransi kendaraan, asuransi
kecelakaan karyawan, asuransi kecelakaan karyawan, biaya amortisasi
kerugian trial and run, dan biaya-biaya asuransi gedung.
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran
tunai.
Biaya ini termasuk biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar
perusahaan seperti biaya listrik PLN dan sebagainya.
Perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan dan pembebanan biayanya
terhadap produk atas dasar tarif, akan menentukan biaya overhead pabriknya dimuka.
Pembebanan biaya overhead pabrik tidak dapat dilakukan secara langsung karena biaya
overhead pabrik memiliki variasi dan jumlah yang tidak pasti dan volume produksi
mengalami perubahan dari waktu ke waktu menyesuaikan permintaan.
Kalkulasi Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik hanyalah suatu cara untuk membagi sekelompok biaya dan
membebankannya ke berbagai sub unit. Alokasi biaya overhead pabrik tidak mempengaruhi
total biaya overhead. Total biaya overhead pabrik tidak akan berkurang maupun bertambah
apabila ada pengalokasian biaya overhead pabrik. Jumlah biaya overhead pabrik yang
dialokasikan ke sub unit akan mempengaruhi harga penawaran, tingkat laba setiap produk
dan perilaku manajer.
Di dalam suatu perusahaan, objek biaya merupakan departemen. Terdapat dua jenis
departemen, yaitu departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi
adalah departemen yang secara langsung akan bertanggung jawab terhadap pembuatan
sebuah produk. Departemen pendukung adalah departemen yang menyediakan pelayanan
pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. departemen ini berhubungan secara
tidak langsung dengan suatu produk
Setelah perusahaan dibagi ke dalam departemen produksi dan departemen pendukung,
dan semua biaya overhead sudah ditelusuri ke setiap departemen produksi dan departemen
pendukung, maka biaya yang ada di departemen pendukung akan dibebankan ke departemen
produksi. Pembebanan biaya dari departemen pendukung ke departemen produksi akan
menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang dibuat untuk menentukan biaya produk.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dapat mengikuti langkah-langkah yang
dijelaskan oleh Mulyadi (2005) sebagai berikut :
a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.
Pembebanan biaya overhead pabrik ke produk akhir memiliki beberapa dasar, yaitu :
1. Satuan Produk
Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya
hanya mengahasilkan satu buah produk. Bila perusahaan menghasilkan lebih
dari satu produk maka perbedaannya hanya terletak pada berat dan volume,
pembebanan biaya overhead dapat dilakukan atas dasar berat, volume atau
jumlah produksi.
2. Biaya Bahan Baku
Metode ini memiliki kelemahan ketika suatu produk dibuat dari bahan baku
yang harganya mahal sedangkan produk lain dengan bahan baku yang murah.
Jika proses pengerjaan kedua macam produk ini adalah sama, maka produk
pertama akan menerima biaya overhead yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang kedua. Hal ini tentu tidak mencerminkan keadaan biaya yang
sesungguhnya dan dapat berimbas pada penentuan harga jual yang tidak
sesuai.
3. Biaya Tenaga Kerja
Bila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai kaitan yang
erat dengan upah tenaga kerja langsung maka tarif biaya overhead pabrik
dapat dihitung menggunakan rumus :
Taksiran BOP
Tarif Overhead Pabrik= ×100 %
Taksiran BTK yang dipakai
Keterangan :
BOP = Biaya Overhead Pabrik
BTK = Biaya Tenaga Kerja
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
Bila biaya overhead pabrik mempunyai kaitan erat dengan waktu untuk
menghsilkan produk maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya
tersebut adalah jam tenaga kerja langsung.
5. Jam Mesin
Jika biaya overhead pabrik bersifat variabel terhadap waktu penggunaan mesin
(misalnya bahan bakar atau listrik yang digunakan untuk menjalankan mesin),
maka rumus yang dipakai adalah :
Taksiran BOP
Tarif Overhead Pabrik= ×100 %
Taksiran jammesin
Terdapat 3 metode perhitungan alokasi biaya overhead pabrik.
a) Metode Langsung
Metode langsung merupakan metode sederhana. Semua biaya yang
terjadi di departemen pendukung secara langsung dialokasikan ke departemen
produksi.
b) Metode Bertahap Tanpa Timbal Balik
Metode ini mengalokasikan biaya dari departemen pendukung secara
bertahap. Metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaian jasa dari
departemen pendukung lainnya. Oleh karena itu, departemen pendukung yang
menikmati jasa dari departemen pendukung akan dialokasikan kepada semua
departemen yang menikmati jasa departemen tersebut.
c) Metode Bertahap dengan Timbal Balik (Metode Aljabar)
Metode ini mengalokasikan semua biaya yang terjadi di departemen
pendukung kepada semua departemen pendukung lainnya dan departemen
produksi yang menikmati jasanya. Selain dialokasikan ke departemen
produksi, biaya yang terjadi di departemen pendukung juga akan dialokasikan
ke departemen pendukung lain.

Anda mungkin juga menyukai