Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI BISNIS

KAIZEN STRATEGY
Dosen Pengampu: Dr. Gunarianto, SE, M.Si, Ak

Disusun Oleh Kelompok 9:


Ailansi Rambu Sedu Oyi (191622018152196)
Maria Soares De Araujo (191622018152348)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
MALANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................................3
A. Sejarah Kaizen.........................................................................................................................4
B. Definisi Teori Kaizen...............................................................................................................4
C. Ruang Lingkup dan Konsep Teori.............................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................................8
A. Konsep Kaizen.........................................................................................................................8
B. Manfaat Kaizen Strategy........................................................................................................9
C. Tujuan Kaizen Strategy........................................................................................................10
D. Metode Penerapan Strategy Kaizen......................................................................................10
E. Langkah Penerapan Strategy Kaizen....................................................................................11
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................................................13
BAB V DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
BAB VI CONTOH KASUS...............................................................................................................15

8
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia industri saat ini, banyak perusahaan menyadari bahwa melakukan
perbaikan dalam segi kualitas secara kontinyu sangatlah penting. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan nilai jual suatu produk dan memberikan kepuasan kepada
pelanggan atas produk yang kita buat.
“Kaizen” ialah perbaikan yang dilakukan dengan menghilangkan pemborosan,
menghilangkan beban kerja berlebih, dan selalu memperbaiki kualitas produk. Sasaran
utama dari “kaizen” adalah menghilangkan pemborosan yang tidak memberikan nilai
tambah produk atau jasa. Pemborosan itu perlu dihilangkan karena menimbulkan biaya-
biaya yang menyebabkan berkurangnya profit.
Penerapan “kaizen” bisa dilakukan di awal proses produksi, pada saat proses
produksi, hingga proses akhir barang tersebut disimpan digudang dansiap dikirim ke
customer. Sehingga barang yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi dengan
kualitas yang baik. Selain itu dengan penerapan “kaizen” akan menurunkan biaya
produksi dengan cara menurunkan jumlah barang yang rusak. PT Bridgestone Tire
Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dibidang otomotif yang terkenal
memproduksi ban mobil. Salah satu upaya perusahaan asal Jepang ini dalam
meningkatkan penghasilannya ialah dengan menggunakan metode kaizen dalam
kegiatan produksinya untuk memperbaiki setiap kegiatan produksi yang dilakukan serta
menghemat berbagai biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang akan diangkat dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana penerapan “kaizen” dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produk?
2. Mengapa suatu usaha memerlukan model bisnis?
3. Apa yang dimaksud dengan Value Innovation Strategy?
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu
1. Untuk mengetahui tentang Kaizen Strategy
2. Untuk mengetahui tentang bagaimana penerapan “kaizen” dalam meningkatkan
efisiensi dan kualitas produk.

8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Kaizen
Pertumbuhan ekonomi Jepang pasca perang dunia ke-II memberikan motivasi
pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey
Amerika Serikat yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu
Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai
tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci
Dr. Deming”.

Konsep deming kemudian lebih dikenal dengan konsep Kaizen, yang


diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : The key to Japan’s
competitive success” (1986). Kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang
mengungkapan bahwa, ”Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara
terus menrus tetap sadar dan membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka
dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga
memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan,
motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan
dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior,
strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses
yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan”. (Cane,
1998:265)

Kunci keunggulan perusahaan Jepang adalah sangat unggul dalam persaingan


adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan. Jepang
mengunakan istilah perbaikan mutu secara terus menerus (Just in time).

B. Definisi Teori Kaizen


Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya ‘perubahan’ dan zen artinya
‘baik’. Di Cina, Kaizen bernama gaishan di mana gai berarti ‘perubahan/perbaikan’ dan
shan berarti ‘baik/benefit’. Jadi, Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah
lebih baik.
Kaizen dalam bahasa Indonesia berarti perbaikan berkesinambunan. Istilah ini
mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang. Baik pada level puncak,
manajer, maupun karyawan dengan biaya rendah. Kaizen adalah suatu filosofi dari
Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus
menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan. Filosofi kaizen berpandangan
8
bahwa cara hidup kita dalam bekerja, berumah tangga maupun dalam kehidupan sosial
hendaknya berfokus pada perbaikan secara terus menerus. Strategi kaizen adalah
kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan
pelanggan, bila ingin tetap hidup dan memperoleh laba. Penyempurnaan dalam mutu,
biaya, dan penjadwalan untuk memenuhi volume barang adalah hal yang sangat penting.
Kaizen adalah perbaikan yang bersifat kecil dan berangsur, namun proses kaizen
mampu membawa hasil yang dramatis mengikuti waktu. Aspek penting dalam kaizen
adalah mengutamakan proses demi penyempurnaan. Dengan kata lain inti dari kaizen
adalah peningkatan produktifitas. Proses kaizen tidak berhenti setelah perbaikan berhasil
diimplementasikan, tetapi setiap kemajuan akan disatukan sebagai standar prestasi kerja
yang baru. Akan tetapi standar hari ini berlaku sampai ditemukan standar baru untuk
perbaikan.
Kaizen adalah kegiatan sehari-hari yang sederhana yang bertujuan untuk
melampaui peningkatan produktifitas dan merupakan sebuah proses yang apabila
dilakukan dengan benar akan memanusiawikan tempat kerja, mengurangi beban kerja
yang berlebihan, mengajarkan orang untuk melakukan percobaan dalam pekerjaannya
dengan menggunakan metode ilmiah serta bagaimana belajar mengenali dan
mengurangi pemborosan dalam proses kerjanya.

C. Ruang Lingkup dan Konsep Teori Kaizen


Sesuai artinya, filosofi dari Kaizen adalah melaksanakan perbaikan atau
peningkatan yang berkesinambungan. Adapun realisasinya dalam suatu perusahaan
Setiap Karyawan di semua level di dalam organisasinya dapat berpartisipasi dalam
Kaizen, mulai dari Manajemen Puncak hingga ke level bawah, hal ini bertujuan untuk
pengembangan perusahaan ke arah yang lebih baik. Format Kaizen dapat berupa
perseorangan, sistim saran, kelompok kecil, atau kelompok besar. sampai bawahan atau
istilahnya way of life perusahaan.
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut:
1. Berorientasi pada proses dan hasil.
2. Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.
3. Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total
Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum
sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan
dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah
8
usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga
merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang
memiliki ciri khas:
 Berorientasi pada pelanggan
 Pengendalian mutu secara menyeluruh (TQM)
 Robotik
 Gugus kendali mutu
 Sistem saran
 Otomatisasi
 Displin di tempat kerjA
 Pemeliharaan produktifitas
 Penyempurnaan dan perbaikan mutu
 Tepat waktu
 Tanpa cacat
 Kegiatan kelompok kecil
 Hubungan kerja sama antar manajer dan karyawan
 Pengembangan produk baru
Strategi Kaizen adalah konsep tunggal dalam Manajemen jepang yang paling
penting, sebagai kunci sukses Jepang dalam persaingan. KAIZEN dibagi menjadi 3
segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu:
1. KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada
masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum
untuk mengejar kemajuan dan moral.
2. KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali
mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela menggunakan alat statistik
untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan
standar/prosedur baru.
3. KAIZEN yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk
saran, dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.
Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN yaitu :
a. Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini
dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat
waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi

8
pemborosan, Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan Muri diartikan
sebagai mengurangi ketegangan.
b. Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R. Seiri
artinya membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur.
Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti
kebersihan pribadi. Seiketsu berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur
ditempat kerja. Di Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat dan Rajin
c. Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu
dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita
harapkan. Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus
menerus.
d. Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA
dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan
dasar 5W + 1H (What, Who, Why, Where, When dan How).
KAIZEN adalah tanggung jawab setiap orang. Konsep KAIZEN sangat penting
untuk menjelaskan perbedaan antara pandangan Jepang dan pandangan Barat
terhadap manajemen. Perbedaan konsep yang paling mendasar adalah “KAIZEN
Jepang dan cara berpikirnya berorientasi pada proses, sedangkan cara Barat
berorientasi pada hasil kerja.

8
BAB III PEMBAHASAN

A. Konsep Kaizen
Konsep kaizen yang dapat digunakan perusahaan dalam melakukan perbaikan, meliputi
beberapa hal, yakni:

1. Konsep 3 M (Muda, Mura, dan Muri)


Konsep ini dibentuk untuk mengurangi banyaknya proses kerja, meningkatkan mutu,
mempersingkat waktu dan mencapai efisiensi.
a. Muda (無駄) diartikan sebagai pengurangan pemborosan atau kesia-siaan.
b. Mura (村) diartikan sebagai pengurangan perbedaan.
c. Muri (無理) diartikan sebagai pengurangan ketegangan.
2. Konsep Gerakan 5 S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke)
Konsep 5 S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan
penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep 5 S merupakan
budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar.
Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja perorangan
dapat diciptakan. Pada manajemen barat, 5S dikenal dengan istilah 5S (Sort,
Straighten, Scrub, Systematize, Standardize). Kristianto Jahja menyatakan “Dalam
bahasa Indonesia 5S pemeliharaan tempat kerja ini disebut sebagai 5R yaitu:
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin” (Jahja. 1998:60)
a. Seiri (ringkas) berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan
dan prinsip yang tertentu. Ini artinya membedakan antara yang diperlukan
dengan yang tidak diperlukan. Membuang yang tidak diperlukan dan memcari
penyebab-penyebabnya serta menghilangkan penyebabnya sehingga tidak
menimbulkan masalah.
b. Seiton (rapi) berarti menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata
letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendesak. Ini
juga cara untuk menghilangkan waktu proses pencarian. Jika sesuatu disimpan di
tempatnya demi mutu dan keamanan, berarti anda memiliki tempat kerja yang
rapi.
c. Seiso (resik) berarti membersihkan barang-barang sehingga menjadi bersih. Ini
artinya membersihkan sampah, kotoran dan benda-benda asing serta

8
membersihkan segala sesuatu. Pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap
tempat kerja dan yang tidak memiliki cacat dan cela.
d. Seiketsu (rawat) Ini berarti terus menerus dan secara berulangulang melakukan
pemeliharaan, pemilahan dan pembersihan. Dengan demikian, pemantapan
mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan.
e. Shitsuke (rajin) berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan apa ingin
anda lakukan meskipun itu sulit dilakukan. Pelatihan dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu secara benar. tujuannya untuk menciptakan tempat kerja
dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa
yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya,
maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk.

3. Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)

Langkah pertama dari kaizen adalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check
action) sebagian sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizen.
Hal ini berguna dalam mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan memperbaiki
atau meningkatkan standar. Siklus ini merupakan konsep yang terpenting dari proses
kaizen (Imai, 2005: 4). Rencana (plan) berkaitan dengan penetapan target untuk
perbaikan, karena kaizen adalah cara hidup, maka harus selalu ada perbaikan untuk
semua bidang, dan perumusan rencana guna mencapai target tersebut. Periksa
(check) merujuk pada penetapan apakah penerapan tersebut berada pada jalur yang
sesuai rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Tindak
(action) berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari terjadinya
kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan
berikutnya (Imai, 2005: 5).

4. Konsep 5 W + 1 H
Salah satu pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan kaizen adalah
dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5 W + 1 H (what, who, why, where,
when dan how).

B. Manfaat Kaizen Strategy


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan Teori Kaizen dapat berupa :
1. Setiap orang akan mampu menemukan masalah dengan cepat.

8
2. Setiap orang akan memberikan perhatian dan penekanan pada tahap perencanaan.
3. Mendukung cara berfikir yang berorientasi proses.
4. Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah yang lebih penting dan
memdesak untuk diselesaikan.
5. Setiap orang akan berpartisipasi dalam membangun sistem yang baru.

C. Tujuan Kaizen Strategy


Beberapa tujuan dari kaizen ini diantaranya adalah mengurangi waste dalam proses
bisnis, quality control yang akurat, Just in Time Delivery, standardisasi pekerjaan, dan
menggunakan peralatan yang efisien. Kaizen hanya bisa dijalankan dalam 3 prinsip:
1. Concern pada proses dan hasil (tidak pada hasil saja)
2. Berpikir systematis seperti berpikir global, tidak semata-mata terkatub pada
pandangan yang sempit saja
3. Tidak menuduh atau menyalahkan, karena tuduhan hanya dapat menyebabakan
waste saja.
Agar filosopi kaizen ini dapat berjalan dengan baik sebaikanya diterapkan pada seluruh
level organisasi, mulai dari CEO sampai kepada karyawan terendah.
Selain itu kaizen juga memiliki beberapa tujuan seperti:
 Menyempurnakan Mutu.
 Menyempurnakan Proses.
 Menyempurnakan Sistem.
 Menyempurnakan Biaya.
 Menyempurnakan Penjadwalan

D. Metode Penerapan Strategy Kaizen


Adapun metode-metode yang digunakan dalam kaizen adalah:
 Mengubah cara kerja karyawan sehingga karyawan bekerja lebih produktif, tidak
terlalu melelahkan, lebih efisien, dan aman.
 Memperbaiki peralatan.

 Memperbaiki prosedur.
E. Prinsip kaizen
Prinsip budaya kaizen, prinsip-prinsip budaya kaizen dalam suatu perusahaan menurut

8
Wellington (1998) seperti,
1. Fokus pada pelanggan,
Pandangan jangka panjang pada kebutuhan pelanggan merupakan fokus yang menjadi
penopang Kaizen, dimana di dalam Kaizen penting untuk melakukan segala secara
absolut tanpa boleh diubah harus selalu diarahkan pada kepuasaan pelanggan yang lebih
besar dan sebuah perusahan harus menyediakan produk mutu tinggi dan kepuasan yang
tidak tertandingi
2. Melakukan Perbaikan Terus Menerus
Memperbaiki terus menerus akan mencari acara untuk selalu memperbaiki dalam
sebuah perusahaan dan tidak berhenti setelah perbaikan berhasil diimplementasikan,
dengan tujuan sebuah keberhasilan yang dicapai akan menjadi patokan bagi pelaksanaan
kegiatan perusahaan yang berorientasi pada suatu profitabilitas akan tetapi standarisasi
hari ini akan berubah sampai ada pekerja yang mampu untuk menemukan sebuah cara
baru yang lebih efektif dan juga efisien.
3. Mengakui Suatu Masalah Secara Terbuka
Mengakui suatu masalah secara terbuka diman setiap perusahaan pasti memiliki
masalah tersendiri namun jika melakukan perkuat budaya yang mendukung secara
tepat , konstruktif, tidak bersifat konfrontasi dan juga tidak saling menyalahkan dan
bahwa setiap tim kerja mendapatkan suara untuk mengemukakan masalah yang terjadi
secara terbuka
4. Menciptakan tim kerja
Penciptaan tim kerja dimana setiap individu dalam suatu perusahaan menjadi tim
anggota tim kerja dan pekerja akan selalu dikaitkan dengan tim lintas fungsional
5. Mengelola Proyek Melalui Tim Lintas Fungsional
Mengelola proyek melalui tim lintas fungsional, setiap keterampilan dan juga ide terbaik
untuk mengelola sebuah perusahaan dengan cara yang efisien dan di dalam hal yang
menyangkut disiplin akan ilmunya sendiri dan fungsi yang perlu terwakilkan oleh
sebuah tim sejak awal akan dipengaruhi proyek-proyek. Melalui hal tersebut sebuah
keterampilan dalam mencari sebuah sumber tim untuk tim lintas fungsional ada
membayangkan terlebih dahulu.
6. Pengembangan Proses Hubungan yang Tepat
Pengembangan proses hubungan yang tepat dimana suatu faktor primer dalam Kaizen
ini merupakan penekanan pada proses manajemen sebuah perusahaan yang
memperhatikan dan mendorong untuk mencapai sasaran yang dituju dengan menja;in

8
sebuah harmoni melalui komunikasi yang baik dimana baik di antara para konsumen
juga para pekerja.
7. Mengembangkan disiplin pribadi
Mengembakan dispilin, dimana penerapan disiplin pribadi alam menjadi perlu dengan
tujuan untuk pengendalian diri dan pada umumnya banyak orang yang belum siap untuk
mengorbankan aspek lain seperti (keluarga, sosial) untuk kepentingan perusahaan.
8. Memberikan Informasi kepada Setiap Pekerja
Memberikan informasi kepada setiap pekerja, dimana semua pekerja perusahaan perlu
untuk mendapat informasi yang tepat mengenai permasalahan yang ada pada perusahaan
khususnya untuk pekerja bidang pemasaran, ditujukan untuk setiap pekerja perusahaan
dapat mampu untuk selalu berpikir untuk memecahkan setiap masalah yang ada di
dalam perusahaan.
9. Membuat Setiap Pekerja Menjadi Mampu
Membuat setiap pekerja menjadi mampu, dimana setiap pekerja di beri bekal akan
keterampilan dan juga peluang untuk menerapkan suatu informasi yang diberikan
melalui pelatihan pada berbagai keterampilan, dorongan, tanggung jawan dalam
mengambil keputusan.

8
8
BAB IV KESIMPULAN

Perbaikan atau improvement yang dilakukan dari segi kualitas, tidak ada lagi “sheet”
yang tersangkut di mesin shaft loader sehingga proses mixing menjadi normal. Hasil timbang
untuk setiap sheet yang akan dibuat menjadi ban menjadi normal dan sesuai dengan standar
kualitas yang sudah ditetapkan. Perbaikan atau improvement penambahan “stopper” pada proses
kerja “shap loader” dapat menurunkan biaya Rp. 25.000.000. Dari segi efisiensi itu sendiri
dengan adanya perbaikan yang dilakukan dapat menghemat penggunaan sumber daya
perusahaan, menghilangkan loss time sehingga proses delivery menjadi tidak terlambat sehingga
memperlancar proses produksi.

8
BAB V DAFTAR PUSTAKA

Arief Fatkhurrohman, DKK. "Penerapan Kaizen Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Kualitas Produk
Pada Bagian Banbury PT Bridgestone Tire Indonesia." JURNAL ADMINISTRASI KANTOR,
juni 2016: Vol. 4, No.1.
ARUMNINGSIH, WINDA. "IMPLEMENTASI STRATEGI KAIZEN DALAM MENINGKATKAN
LOYALITAS NASABAH PADA PT. BNI SYARIAH KC. BENGKULU." e-Repository
Perpustakaan IAIN BENGKULU, 2019.
Christina Hutahean, dkk. "KAIZEN." Nanopdf.com, 2018: jan 16.
WIRATMANI, ELFITRIA. "ANALISIS IMPLEMENTASI METODE 5S UNTUK PEMELIHARAAN
STASIUN KERJA PROSES SILK PRINTING DI PT. MANDOM INDONESIA TBK." Journal
lppmunindra, 2013: Vol 16, No 4.

8
BAB VI CONTOH KASUS

PT Bridgestone Tire Indonesia

A. Tujuan Kaizen Dalam Perusahan


Tujuan dari penerapan kaizen di PT Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant dengan
teori memiliki sedikit perbedaan. Hal tersebut dapat dilihat jika tujuan kaizen dari teori yang ada
yaitu QCD (Quality, Cost, Delivery) sedangkan tujuan yang di miliki oleh PT Bridgestone Tire
Indonesia Bekasi Plant lebih lengkap dengan adanya “Environment dan Safety”.
Bagi perusahaan “environment” merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses
produksi, karena pada saat proses produksi kita banyak menggunakan sumber energi seperti
listrik, bahan bakar untuk menyalakan mesin. Apabila hal tersebut dapat diperbaiki maka
perusahaan dapat menghemat pengeluaran.
Serta safety yang menjadi tujuan lain penerapan kaizen di PT Bridgestone Tire
Indonesia. Safety sangat penting karena langsung berhubungan dengan seluruh karyawan yang
ada dimana karyawan merupakan aset penting perusahaan. Jika terjadi kecelakaan maka akan
ada biaya yang dikeluarkan dan menghambat proses kerja.

B. Langkah Penerapan Kaizen PT Bridgestone Tire

8
PT Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant memiliki langkah-langkah untuk
menerapkan kaizen yang efektif serta dapat menjaga kesesuaian proses itu sendiri terhadap
standar yang ada. Adapun langkah-langkah yang dilakukan perusahaan untuk menerapkan
kaizen antara lain sebagai berikut :

Sumber: PT Bridgestone Tire Indonesia


Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh PT Bridgestone Tire Indonesia Bekasi
Plant dalam menerapkan proses kaizen berbeda dengan teori Kato dan Art Smalley
(2011) dalam buku “Toyota Six Step to Improvement”, namun memiliki sedikit
kesamaan dalam beberapa point. Langkah penerapan kaizen tersebut adalah sebagai
berikut :

8
Sumber: Kato dan Art Smalley (2011).
C. Metode PDCA (Plan, Do, Check, Action)
Pada penerapan kaizen, PT Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant menggunakan
metode D-M-A-I-C yang merupakan metode dari aplikasi “six sigma”. Ini berbeda dari
penggunaan metode kaizen pada umumnya yang menggunakan metode PDCA. DMAIC
merupakan metode yang digunakan pada aplikasi six sigma yang berfokus pada mengurangi
cacat dalam setiap proses kerja untuk membantu mengurangi biaya yang timbul serta
menghemat waktu dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Sedangkan penerapan PDCA meningkatkan standar dari yang sudah ada. PDCA
Meningkatkan standar yang sudah ada menjadi lebih baik lagi dengan melakukan
“improvement”. Namun tujuan dari kedua metode tersebut sama yaitu fokus pada kepuasaan
pelanggan, meningkatkan kualitas produk, serta menghemat biaya produksi.
PT Bridgestone Tire Indonesia lebih memilih menggunakan metode DMAIC karena
metode tersebut sudah lama digunakan sehingga seluruh karyawan sudah terbiasa meng-
gunakannya. Selain itu juga metode DMAIC ini dianggap lebih lengkap dalam langkah
penerapannya dibanding- kan dengan metode PDCA

8
Sumber: PT Bridgestone Tire Indonesia.

Keadaan Sebelum dan Sesudah Kaizen Di Bagian Banbury PT

Bridgestone Tire Indonesia

Keterangan Dampak
Kegiatan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Loss time dari Proses delivery
Delivery Rugi 25 juta -
trouble mesin tidak terlambat
Sheet tidak
tersangkut,
Sheet
tersangkut,
Quality proses mixing proses mixing
Rugi 25 juta -
abnormal, proses dan timbang
timbang abnormal menjadi
normal
Banyak Scrap
Cost Rugi 15 juta -
material scrap berkurang
Banyak Energi untuk
Environment membuang energi produksi sesuai Rugi 15 juta -
untuk produksi kebutuhan
Dapat
Menimbulkan menghilangkan
Safety resiko kecelakaan resiko Rugi 100 juta -
kerja kecelakaan

8
kerja
Total Rugi 180 juta
Save 180 juta
Sumber: PT Bridgestone Tire Indonesia.

Improvement yang dilakukan adalah dengan menambah “stopper” pada bagian


mesin Shaft Loader yang sering terjadinya trouble. Dalam pembuatan stopper tidak
membutuhkan waktu lama karena pembuatannya cukup mudah, dan hal tersebut
hanya bersifat modifikasi yang sudah ada.

Hasil dari perbaikan tersebut tidak ada lagi “sheet” yang tersangkut di mesin.
Hasil timbang menjadi normal dan sesuai dengan standar kualitas yang sudah
ditetapkan. Dan juga mengurangi potensi kecelakaan kerja karyawan dengan adanya
trouble dari mesin akibat sheet yang tersangkut.

Perbaikan dengan penambahan “stopper” pada proses kerja supply sheet


banbury 3 dapat menurunkan biaya Rp. 180.000.000. Rincian biaya yang dapat
dihemat oleh perusahaan dengan adanya perbaikan tersebuat adalah sebagai berikut:
Delivery, menghilangkan loss time Rp 25.000.000 Quality, menghilangkan mixing
abnormal dan sheet tersangkut Rp 25.000.000 Cost, mengurangi material scrap Rp
15.000.000 Environment, mengurangi loss energi Rp 15.000.000 Safety, mencegah
terjadinya kecelakaan kerja Rp 100.000.000

D. Kesimpulan
Perbaikan atau improvement yang dilakukan dari segi kualitas, tidak ada lagi
“sheet” yang tersangkut di mesin shaft loader sehingga proses mixing menjadi
normal. Hasil timbang untuk setiap sheet yang akan dibuat menjadi ban menjadi
normal dan sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditetapkan. Perbaikan atau
improvement penambahan “stopper” pada proses kerja “shap loader” dapat
menurunkan biaya Rp. 25.000.000. Dari segi efisiensi itu sendiri dengan adanya

8
perbaikan yang dilakukan dapat menghemat penggunaan sumber daya perusahaan,
menghilangkan loss time sehingga proses delivery menjadi tidak terlambat sehingga
memperlancar proses produksi.

Anda mungkin juga menyukai