GEOLOGI STRUKTUR
(Desa Tompobulu, Maros)
OLEH :
KELOMPOK III
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
I.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
I.3. Ruang Lingkup ............................................................................................ 2
I.4. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Geologi Regional ........................................................................................ 3
II.2 Sesar (Fault)................................................................................................ 3
II.3 Strike dan Dip ............................................................................................. 4
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Waktu dan Lokasi Praktikum ................................................................... 7
III.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 7
III.3 Prosedur Percobaan ................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil ......................................................................................................... 12
IV.2 Pembahasan ............................................................................................. 13
BAB V PENUTUP
IV.1 Kesimpulan.............................................................................................. 15
IV.2 Saran ........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya praktikum lapangan (field trip) geologi struktur ini dapat
mengetahui bentuk dan struktur khususnya struktur patahan dan lipatan melalui
strike dan dip secara nyata, sehingga mahasiswa tidak hanya membayangkan
bagaiamana bentuk dan struktur dari patahan dan lipatan itu sendiri, tetapi dapat
1
melihat langsung dari bentuk dan struktur dari lipatan dan patahan serta adanya
singkapan dan karekteristik dari suatu batuan secara nyata.
I.4. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Dapat memenuhi salah satu syarat khusus mata kuliah yaitu Geologi Struktur.
2. Dapat mengetahui cara mengukur strike dan dip pada batuan di lapangan.
3. Dapar mengaplikasikan cara mengukur strike dan dip pada batuan di lapangan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan beku dengan komposisi basaltik dan dioritik juga hadir di tempat
mengintrusi batugamping Formasi Tonasa. Penarikhan dengan metode K/Ar pada
intrusi basal di Tonasa I menunjukkan umur 17,7 juta tahun atau akhir Miosen Awal
dan 9.03 juta tahun atau Miosen Akhir pada intrusi granodiorit di timur Camba
(Sukamto, 1982).
3
Sesar ini disebabkan karena adanya 2 gaya yang berbeda dan berlawanan arah
(Sugiharyanto, 2007).
Berbagai tipe sesar dapat menyebabkan beragamnya bentuk muka bumi, seperti
graben, horst, dan fault scarp. Lapisan tanah yang lebih rendah dari sisi kiri dan
kanan akibat terjadinya sesar disebut graben. Sedangkan lapisan tanah yang lebih
tinggi dari sekelilingnya dan terjadi sebagai akibat dari adanya sesar disebut horst.
Fault scarp merupakan dinding terjal yang dihasilkan oleh adanya sesar dengan
sesar yang salah satu blok bergerak ke atas. Sedangkan sesar kompleks terjadi
akibat bekerjanya tenaga endogen sehingga menghasilkan retakan, sesar naik, sesar
turun, dan sesar geser. Sesar kompleks dapat menyebabkan terjadinya pegunungan
blok (Noor, 2009).
4
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas
Geologi.Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki
klinometer juga bulls eye.Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk
mengukur kemiringan dan Bulls eye adalahtabung isi gelembung udara berguna
untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal. Selain kompas,
bidang bantu juga terkadang diperlukan apabila kondisi di lapangantidak
memungkinkan untuk langsung menempalkan kompas geologi pada lapisan batuan.
Gambar 2.2 Strike dan Dip perlapisan. 1-Strike, 2-Dip direction, 3-Apparent dip
4-Sudut dip
Cara lain untuk merepresentasikan Strike dan Dip adalah dengan Dip dan Dip
Direction. Dip Direction adalah azimut dari arah dip yang diproyeksikan ke bidang
horizontral (seperti trend dari fitur linear dalam pengukuran trend dan plunge), yang
dimana arahnya tegak lurus (90°) dari arah strike. Seperti contoh, sebuah dipping
30° ke selatan, akan memiliki strike timur- barat (dan akan ditulis 090° / 30° S
menggunakan strike dan dip), tetapi akan ditulis sebagai 30/180 menggunakan
metode dip dan dip direction.
Strike dan dip ditentukan di lapangan dengan kompas dan klinometer atau
kombinasi keduanya, seperti kompas Brunton yang merupakan nama seorang
penambang di Colorado. Kompas-Klinometer yang mengukur dip dan dip direction
dalam satu langkah (seperti di gambar sebelumnya) sering disebut kompas
"stratum" atau " Klar" yang merupakan nama seorang profesor berkebangsaan
Jerman. Aplikasi-aplikasi di Ponsel pintar juga tersedia, yang
menggunakan akselerometer internal untuk memperoleh pengukuran orientasi.
Dikombinasikan dengan GPS, ponsel pintar bisa membaca dan merekam dan lalu
mengunggahnya ke peta.
5
Setiap fitur planar bisa diukur oleh strike dan dip, termasuk
Perlapisan sedimen, sesar dan kekar, Cuesta, dike dan sill batuan beku, foliasi
metamorf, dan fitur planar lainnya di muka bumi. Fitur linear diukur menggunakan
metode yang sama, dimana "plunge" adalah sudut dip dan "trend" analog dengan
nilai dip direction (Weng Y.-H., dkk. 2012).
6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi
7
3. Busur Derajat
4. Papan Pengalas
5. Kamera
8
6. Plastik Sampel
7. Peta Geologi
8. Pensil/Pulpen
9
9. Lembar Data Pengukuran
10. GPS
10
III.3. Prosedur Percobaan
Langkah-langkah dalam pengukuran jurus (strike) dan kemiringan (dip)
a. Pengukuran strike dilakukan dengan menempelkan sisi “E” kompas geologi
pada bidang yang di ukur dalam posisi kompas horizontal, tekan pengunci saat
gellembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi. Angka azimuth yang
ditunjuk oleh jaru “N” merupakan arah strike yang di ukur. Selanjutnya
memberi garis horizontal pada posisi kompas yang akan dipakai untuk
pengukuran dip.
b. Pengukuran dip di lakukan dengan menempelkan sisi “W” kompas pada bidang
yang di ukur dari garis strike (tegak lurus dari garis yang telah di buat
sebelumnya). Putar klinometer sampai gelembung berada pada pusat nivo
tabung.
c. Pengukuran dip dan arah kemiringan (dip direction)
Untuk pengukuran dip sama seperti poin a. Pengukuran arah kemiringan
dilakukan dengan menempelkan sisi “S” kompas pada bidang yang diukur
dalam posisi kompas horizontal, tekan pengunci saat gelembung berada pada
pusat lingkaran nivo mata sapi. Angka azimuth yang di tunjuk oleh jarum “N”
merupakan arah kemiringan yang di ukur.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Hasil dari pengukuran strike dan dip yang dilakukan di lapangan dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran di Lapangan
No. Bidang Deskripsi
Batuan Koordinat Notasi
Strike Dip (Penulisan)
1 Batuan S 05o 08’ 42” 112,5o 35o N 112,5o Batuan
Sedimen E 119o 40’ E/35o tersingkap dan
(Batugamping) 7,22” memiliki strike
Adapun diagram rosette dari pengukuran strike dan dip adalah sebagai berikut :
12
IV.2. Pembahasan
Pada praktikum ini telah dilakukan pengukuran struktur batuan, yaitu strike dan dip
dengan menggunakan kompas geologi. Sebelum pengukuran dilakukan, titik
koordinat dari batuan harus ditentukan dengan menggunakan GPS. Pengukuran
strike dan dip dilakukan di enam titik lokasi batuan yang berbeda. Pengukuran
strike dilakukan dengan menempelkan sisi bagian “E” (east) kompas geologi
terhadap clip board yang sejajar dengan bidang batuan dan apabila nivo mata sapi
telah berada dalam keadaan seimbang, maka dapat dilakukan pembacaan untuk
jarum yang mengarah pada “N” (north). Untuk pengukuran dip dilakukan dengan
menempelkan sisi bagian “W” (west) kompas geologi dengan posisi yang tegak
lurus dengan arah strike. Setelah nivo mata sapi pada tabung telah seimbang pada
titik tengah, maka dapat dilakukan penghitungan nilai dip atau sudut kemiringan
pada bidang batuan. Untuk arah dip-nya, dapat ditentukan dengan menggunakan
teori tangan kiri, yang mana arah dip tegak lurus terhadap strike. Arah strike dapat
dianalogikan sebagai telunjuk sedangkan arah dip adalah ibu jari yang menyertai
arah telunjuk. Arah dip juga dapat ditentukan menggunakan dip direction dengan
cara menambahkan sudut strike sebanyak 90°.
Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan praktikum, didapatkan hasil
strike dan dip pada batuan yang pertama, yaitu 𝑁 112,5°𝐸/35°, pada batuan kedua
𝑁140°𝐸/13°, pada batuan ketiga 𝑁104°𝐸/20°, dan pada batuan
keempat 𝑁73°𝐸/76° . Nilai dari hasil pengukuran terhadap strike dan dip yang
dipeloreh digunakan untuk membuat diagram Rosette untuk menentukan
tegasannya (𝜎). Diagram rosette dibuat meggunakan software Dips dengan
memasukkan nilai strike dan dip yang diperoleh sebelumnya. Hasil diagram rosette
yang ditampilkan pada gambar 4.1 menunjukkan arah tegasan batuan dari arah
timur laut menuju arah barat daya yang mana juga menggambarkan arah aliran
sungai di lokasi pengukuran batuan.
Adapun batuan yang diperoleh dari lokasi praktikum terdiri dari dua jenis batuan
yang tersebar di beberapa tempat yang berbeda. Batuan yang pertama ialah batuan
sedimen (batugamping) dengan deskripsi batuan tersebut tersingkap dan memiliki
strike. Kedua,batuan sedimen (batugamping) dengan deskripsi batuan yang
13
berwarna putih dan memiliki mineral kuarsit yang tersebar dibeberapa tempat.
Ketiga, batuan sedimen (batugamping) dengan deskripsi batuan memiliki kekar
yang banyak dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Batuan yang terakhir
ialah batuan beku berupa batu Andesit dengan deskripsi batuan berwarna gelap.
14
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Pada daerah praktikum yaitu Di Desa Tompobulu, Kec. Tompobulu, Kab.Maros,
telah ditemukan dan diidentifikasikan bahwa terdapat beberapa batuan pada daerah
tersebut seperti breksi vulkanik, dan batuan gamping. Hal ini sesuai dengan
informasi berdasarkan peta geologinya. Data strike dan dip menunjukkan bahwa
Desa Tompobulu, Kec. Tompobulu, Kab. Maros memiliki banyak singkapan yang
arah dan kemiringannya tidak jauh berbeda. Dapat dilihat dalam diagram rosette
yang menunjukkan tegasan araupun sigma yang dihasilkan berdasarkan data hasil
pengukuran strike dan dipnya. Selain itu, pada empat pengukuran strike dan dip
didapatkan jenis batuan yang hamper sama semua, yaitu sedimen dan batuan beku.
V.2. Saran
1. Kepada praktikan diharapkan untuk lebih menguasai lagi cara kerja dari alat-
alat yang digunakan dan dalam penentuan lokasi lebih memerhitungkan
parameter yang ingin di tentukan.
2. Kepada praktikan selanjutnya, diharapkan agar lebih menguasai litologi
regional daerah praktikumnya sebelum digunakan untuk memudahkan
jalannya field trip, serta teliti dan cermat saat mengukur stike dan dip dengan
kompass geologi.
3. Kepada asisten, diharapkan sebelum praktikan menetukan lokasi sekiranya
kakak asisten bisa untuk ikut serta menentukannya agar lokasi yang dipilih
sesuai atau memadai.
15
DAFTAR PUSTAKA
iv