Anda di halaman 1dari 5

Modul Struktur dan Perkembangan Hewan

PERTEMUAN KE- 19
EMBRIOGENESIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pertemuan ini mahasiswa mampu untuk:


1. Memahami tahapan-tahapan pada embriogenesis, terutama pada embriogenesis awal.

B. DESKRIPSI MATERI

Embriogenesis adalah proses perkembangan zigot dari hasil fertilisasi yang berpotensi
berkembang menjadi individu baru melalui serangkaian proses. Selama embriogenesis awal
zigot mengalami pembelahan/cleavage, blastulasi dan gastrulasi, sedangkan pada
embriogenesis lanjut atau disebut juga organogenesis berlangsung pembentukan organ-organ
tubuh dan hal itu terjadi sejak neurulasi. Setelah fertilisasi proses selanjutnya merupakan tiga
tahap berurutan yang mulai membangun tubuh hewan. Pertama, pembelahan/ cleavage
membagi-bagi zigot menjadi banyak sel yang lebih kecil yang menciptakan embrio
multiseluler atau blastula. Tahapan kedua yaitu gastrulasi menghasilkan embrio berlapis tiga
yang disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga, yang disebut dengan organogenesis
membangkitkan organ rudimenter yang akan tumbuh menjadi struktur dewasa. Pada modul
pertemuan ini akan membahas tentang embriogenesis awal (cleavage → blastulasi →
gastrulasi ).
Selama pembelahan sel-sel mengalami fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis)
siklus sel, tetapi seringkali hampir selalu melewatkan fase G1 dan G2. Embrio tidak
membesar selama periode perkembangan ini. Pembelahan hanya membagi-bagi sitoplasma
satu sel besar yaitu zigot menjadi banyak sel yang lebih kecil yang disebut sebagai blastomer
yang masing-masing dengan nukleusnya sendiri. Dengan demikian, daerah sitoplasma yang
berbeda yang ada pada sel telur yang belum membelah akan berakhir menjadi blastomer yang
terpisah. Pada banyak katak dan hewan lain persebaran kuning telur merupakan faktor kunci
dalam mempengaruhi pola pembelahan. Kuning telur paling terkonsentrasi pada satu kutub
sel telur yang disebut kutub vegetal, sementara kutub lawannya disebut kutub animal
mempunyai konsentrasi kuning telur yang rendah.
Pembelahan I dimulai dari kutub animal menuju kutub vegetatif menghasilkan dua
blastomer disebut embrio stadium dua sel (Gambar 1). Pembelahan II tegak lurus dengan
pembelahan I menghasilkan empat sel disebut embrio stadium empat sel. Pembelahan III
yaitu pembelahan ekuator menghasilkan delapan sel. Pembelahan IV disebut embrio stadium
16. Pembelahan V yaitu embrio stadium 32. Stadium antara 16-32 sel disebut stadium
Modul Struktur dan Perkembangan Hewan

morula.

Gambar 1. Pembelahan pada katak

Pembelahan secara terus-menerus menghasilkan sebuah bola sel padat yang dikenal
sebagai morula. Suatu rongga yang penuh cairan yang disebut blastosel (blastocoel)
terbentuk di dalam morula, dan menghasilkan tahapan perkembangan bola berlubang yang
disebut blastula. Blastula adalah pembelahan sel yang tidak diikuti oleh pertambahan
volume. Pada bulu babi, blastosel terletak di tengah blastula, akan tetapi pada katak, karena
pembelahan yang tidak sama, blastosel berada di bagian kutub animal. Blastula terdiri atas
lapisan tunggal sebanyak kurang lebih 600 sel yang mengelilingi massa kuning telur.
Gastrulasi dimulai ketika sebuah lipatan kecil yaitu bibir dorsal blastopori yang
muncul pada salah satu sisi blastula. Lipatan itu dibentuk oleh sel-sel yang mengalami
invaginasi ke arah dalam dari permukaan. Tambahan sel-sel yang menjadi endoderm dan
mesoderm kemudian menggulung kearah dalam (involusi) di atas bibir dorsal dan berpindah
menjauh dari blastopori dan menuju ke dalam bagian interior gastrula. Sementara itu sel-sel
kutub animal yang akan membentuk ektoderm menyebar diseluruh permukaan luar embrio.
Secara eksternal, bibir blastopori mulai menjadi sirkuler, secara internal ketiga lapisan
germinal mulai terbentuk sementara sel-sel terus berpindah ke arah dalam. Endoderm,
mesoderm dan arkenteron yang semakin melebar dan berkembang, yang memenuhi lapisan
endoderm terus memenuhi ruangan yang ditempati oleh blastosel. Pada akhir gastrulasi,
blastoporus sirkuler mengelilingi sumbat sel-sel kuning telur (yolk plug) (Gambar 2). Ketiga
lapisan germinal itu sekarang berada di posisi yang seharusnya siap untuk melakukan
organogenesis.
Modul Struktur dan Perkembangan Hewan

Gambar 2. Gastrulasi pada embrio katak

Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga
dengan perut primitif. Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan
kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrulasi berbeda rinciannya dari suatu kelompok
hewan dengan kelompok hewan lainnya, tetapi suatu kumpulan perubahan seluler yang sama
menggerakkan pengaturan ulang spasial embrio ini. Ketiga lapisan yang dihasilkan oleh
gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang disebut sebagai ektoderm, endoderm dan
mesoderm yang secara kolektif disebut juga lapisan germinal embrionik. ektoderm
membentuk lapisan luar gastrula, endoderm melapisi saluran pencernaan embrio dan
mesoderm mengisi sebagian ruangan di antara ektoderm dan endoderm. Akhirnya ketiga
lapisan sel tersebut berkembang menjadi semua bagian tubuh hewan dewasa. Sebagai contoh
Modul Struktur dan Perkembangan Hewan

sistem saraf kita dan lapisan bagian luar (epidermis) kulit kita berasal dari ektoderm, lapisan
paling dalam saluran pencernaan kita dan organ-organ terkait seperti hati dan pankreas
berasal dari endoderm dan sebagian besar organ dan jaringan lain seperti ginjal, jantung, otot
dan lapisan bagian dalam kulit kita (dermis) berkembang dari mesoderm.
Nasib-nasib sel embrio katak ditentukan dengan cara menandai daerah permukaan
blastula yang berbeda dengan zat warna yang berlainan dan kemudian menentukan lokasi sel
yang mengandung zat warna tersebut pada tahap perkembangan berikutnya, seperti pada
tahapan tabung neuron ini (Gambar 3). Gambar di bawah ini adalah hasil dari sejenis peta
nasib yang sangat spesifik yang disebut sebagai analisis garis keturunan sel (cell alineage
analysis).

Gambar 3. Peta nasib pada embrio katak

Sinyal induktif menggerakkan diferensiasi dan pembentukan pola pada vertebrata.


Sel-sel dalam embrio yang sedang berkembang menerima dan menerjemahkan informasi
posisional yang bervariasi sesuai lokasi. Informasi ini seringkali dalam bentuk molekul sinyal
yang disekresikan oleh sel-sel dalam daerah “organizer” spesial embrio itu seperti bibir dorsal
blastopori pada gastrula amfibia dan tonjolan ektodermal apikal (AER) atau kuncup tungkai
vertebrata. Molekul senyawa (morfogen) itu mempengaruhi ekspresi gen d alam sel-sel yang
menerimanya dan menyebabkan diferensiasi dan perkembangan struktur tertentu.
Sel telur sebagian besar vertebrata mempunyai determinan sitoplasmik yang
membantu menentukan sumbu tubuh dan perbedaan di antara sel-sel embrio tahap awal.
Ketika determinan sitoplasmik tersebar secara heterogen dalam sel telur, fungsinya adalah
sebagai dasar untuk penentuan perbedaan di antara bagian-bagian sel telur itu, dan kemudian
penentuan perbedaan di antara blastomer-blastomer yang dihasilkan dari pembelahan zigot.
Sel-sel yang menerima determinan sitoplasmik yang berbeda mendapatkan nasib yang
berbeda.
Modul Struktur dan Perkembangan Hewan

C. LATIHAN SOAL
1. Apa yang dimaksud embriogenesis? Jelaskan tahapan-tahapan pada embriogenesis
awal!
2. Apa hasil akhir dari gastrulasi? Jelaskan dengan gambar!
3. Apa yang dimaksud dengan peta nasib?

D. REFERENSI
Campbell, N.A., J.B. Reece. dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.
Hildebrand, M. 1988. Analysis of Vertebrate Structure. Ed. 3. John Willey & Sons. New
York.
Mescher, A.L. 2018. Junqueira’s Basic Histology: Text and Atlas 15th Ed. McGraw-Hill
Education. New York.
Partodihardjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Kedokteran Veteriner Jurusan Reproduksi.
Institut Pertanian Bogor. PT Mutiara Sumber Wijaya. Jakarta.
Saddler, T.W. 1997. Embriologi Kedokteran Langman (Alih Bahasa: Joko Suyono). EGC.
Jakarta.
Surjono, T.W. 2001. Perkembangan Hewan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai