PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan Radiologi. Sehingga
pelayanan radiologi dapat dilakukan dengan baik dan benar yang akan
menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang akurat dan tepat.
C. Ruang Lingkup
1. Pelayanan radiodiagnostik
2. Pelayanan imejing diagnostik
3. Pelayanan radiologi intervensionaL.
D. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam pedoman ini adalah X – Ray, dan USG.
1
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI :
a. No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran;
b. No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
d. No.36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah RI :
a. No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
b. No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif;
c. No.29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber
Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI :
a. No.512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
b. No.780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi;
c. No.1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
d. No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
e. No.81 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Radiografer;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI :
a. No.357/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Radiografer;
b. No.129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
c. No.1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu
(Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.
d. No.410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan;
5. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum ALFUADI :
a. No................ tentang Penetapan kode Surat Departemen,
Instalasi dan Unit Kerja di Lingkungan RSU ALFUADI.
b. No............. tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan RSU
ALFUADI.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Radiografer
a. Jumlah : 5 orang
b. Pendidikan : Minimal D III Radiologi
c. Pengalaman: Minimal 1 tahun di bidang Radiologi
a. Mampu mengoperasikan komputer
b. Mampu berbahasa inggris
c. Mempunyai komunikasi yang baik serta dapat bekerja dalam
tim
d. Mampu bekerja sama secara tim
e. Disiplin dan bertanggung jawab
3
3. Admin
a. Jumlah : 1 orang
b. Pendidikan : Minimal D III eksakta atau teknik
c. Pengalaman: Minimal 1 tahun di bidang administrasi
d. Mampu mengoperasikan komputer
e. Mampu berbahasa inggris
f. Mempunyai komunikasi yang baik serta dapat bekerja dalam
tim
g. Disiplin dan bertanggung jawab
B. Distribusi Ketenagaan
1. Dokter Spesialis Radiologi, melakukan:
a. Justifikasi terhadap pelayanan radiologi yang menggunakan alat-
alat radiasi yang mempertimbangkan manfaat dan risiko
terhadap pasien.
b. Membuat ekspertise foto radiologi.
c. Memberikan konsultasi terhadap pelayanan radiologi yang akan
dilaksanakan.
d. Menjamin pelaksanaan proteksi radiasi pada pasien.
e. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan sesuai
perkembangan ilmu radiologi.
4
e. Melakukan pengukuran radiasi lingkungan, menggunakan
peralatan yang sesuai.
f. Melakukan pengawasan dan membuat laporan tentang data
pengukuran area yang menggunakan radiasi serta lingkungan
sekitarnya.
g. Melakukan monitoring dan pengawasan terhadap dosis radiasi
yang diterima staf radiologi (dokter spesialis radiologi,
radiographer, admin)
h. Memimpin dan mengkoordinasi segala hal terkait kecelakaan
radiasi.
i. Melakukan koordinasi untuk prosedur kalibrasi alat radiologi
dengan pihak terkait.
3. Radiografer, melakukan:
a. Melakukan pemeriksaan radiologi pada tubuh pasien sesuai
dengan permintaan dokter pengirim
b. Melakukan pemeriksaan radiologi dengan mempertimbangkan
proteksi radiasi pasien.
c. Melakukan pemeliharan sarana dan prasarana di instalasi
radiologi, baik alat medis maupun non medis.
d. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan
perkembangan ilmu radiologi.
5
C. Pengaturan jaga/dinas
Instalasi radiologi adalah salah satu pelayanan terpenting di RSU
ALFUADI, oleh karena itu instalasi radiologi memberikan pelayanan
terhadap pasien 24 Jam.Pengaturan dinas/ jaga dibuat dalam 3 shift:
a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi 1 orang koordinator
radiologi, 1 radiografer, 1 admin.
b. Dinas siang 7 jam kerja dengan kualifikasi 1 orang radiografer.
c. Dinas malam 11 jam kerja dengan kualifikasi 1 orang radiografer.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
7
B. Standar Fasilitas
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pendaftaran Pasien
1. Petugas menerima formulir permintaan foto rontgen dari
poliklinik, rawat inap, rawat jalan, ICU, maupun klinik luar atau
dokter luar.
2. Memperhatikan dengan baik permintaan foto pasien.
3. Apabila pemeriksaan khusus maka dipersiapkan terlebih dahulu
(dipuasakan dan pemeriksaan laboratorium). Kemudian diberikan
penjelasan terhadap pasien tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan dengan lisan maupun tertulis.
4. Pasien umum untuk biaya pemeriksaannya harus dibayar
langsung kemudian petugas kasir memberikan stempel lunas
sebagai tanda pasien telah selesai administrasinya.
5. Apabila proses administrasi telah selesai maka dapat dilakukan
pemeriksaan terhadap pasien. Semua pasien rawat jalan harus
registrasi dahulu di pendaftaran. Untuk pasien rawat jalan,
petugas medis nya memberikan formulir permintaan foto pada
petugas radiologi. Kemudian petugas radiologi melaksanakan
pemeriksaan radiologi sesuai surat permintaan tersebut.
B. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pemeriksaan dilakukan untuk pemeriksaan yang
diharuskan puasa lebih dahulu (contoh: USG Abdomen)
2. Persiapan pasien sebelum pemeriksaan tergantung dari jenis
pemeriksaan. Adapun jenis pemeriksaan sesuai dibawah ini:
a. Persiapan USG
Persiapan USG UPPER-LOWER ABDOMEN
1. Puasa minimal 6 jam sebelum pemeriksaan
2. buli harus dalam keadaan penuh (full blass)
9
Persiapan USG UPPER ABDOMEN
1. Puasa minimal 6 jam
C. Penyerahan hasil
1. Hasil radiologi yang telah di cetak dimasukkan kedalam amplop.
2. Mengarsipkan semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai
hasil dan jumlah harga pemeriksaan kedalam buku registrasi
radiologi.
3. Melayani pengambilan hasil radiologi.
10
BAB V
LOGISTIK
2. Peralatan Medik
a. General X-Ray Unit
b. Manual Processing
c. USG Siemens
11
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
12
Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi
di rumah sakit.
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
2. Bagi Unit/Tim:
13
Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-orang yang dapat
diandalkan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan Keselamatan
Pasien
Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat
Direksi/Pimpinan maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit
Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf
rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur
efektivitasnya.
2. Untuk Unit/Tim:
Nominasikan “penggerak” dalam tim anda sendiri untuk memimpin
Gerakan Keselamatan Pasien
Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat
bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden.
14
2. Untuk Unit/Tim:
2. Untuk Unit/Tim:
15
1. Untuk Rumah Sakit:
16
2. Untuk Unit/Tim:
Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis,
untuk menentukan solusi setempat.
Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang system (struktur
dan proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis,
termasuk penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan
pasien.
Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang
direncanakan.
Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil
atas insiden yang dilaporkan.
2. Untuk Unit/Tim:
17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
19
c. Paparan Radiasi
Besarnya paparan radiasi yang masih dianggap aman di ruangan
radiasi dan daerah sekitarnya tergantung kepada pengguna
ruangan tersebut.
Untuk ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi besarnya
paparan 100 mR/minggu.
Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja radiasi
besarnya paparan 10 mR/minggu.
20
yang dianggap mewakili penerimaan dosis seluruh tubuh seperti
dada bagian depan atau panggul bagian depan.
b. Survey Meter
Gam
bar 7.4 Survey Meter
Di unit radiologi harus disediakan alat survey meter yang
dapat digunakan untuk mengukur paparan radiasi di ruangan serta
mengukur kebocoran alat radiasi.
4. Pesawat Radiasi
a. Kebocoran tabung
Tabung pesawat rontgen (tube) harus mampu menahan radiasi
sehingga radiasi yang menembusnya tidak melebihi 100 mR per jam
pada jarak 1 meter dari fokus pada tegangan maksimum.
21
b. Filter
Filter radiasi harus terpasang pada setiap tabung pesawat rontgen.
c. Diafragma Berkas Radiasi
Diafragma berkas radiasi pada suatu pesawat harus berfungsi
dengan baik.
Ketebalan difragma minimal setara dengan 2 mm timbal.
Posisi berkas sinar difragma harus berhimpit dengan berkas
radiasi.
5. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap pekerja radiasi harus menjalani pemeriksaan kesehatan
secara berkala sedikitnya sekali dalam setahun.
22
Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi
dalam jangka waktu 13 minggu ialah 1,25 rem . Sedangkan untuk
wanita hamil 1 rem.
Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi
dalam jangka waktu satu minggu adalah 0,1 rem.
8. Ekstra Fooding
Rumah sakit berkewajiban menyediakan makanan ekstra puding
yang bergizi bagi pekerja radiasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap radiasi.
23
Pemeriksaan radiologi tidak boleh dilakukan tanpa permintaan
dari dokter.
Jika tetap diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau
memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai
pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta
menghindari berkas sinar langsung dengan cara berdiri
disamping berkas utama.
24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pelayanan Radiologi merupakan pelayanan penunjang yang vital di
rumah sakit. Oleh karena itu perlu menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanannya. Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan sumber radiasi yang memiliki dua sisi yang berlawanan
yaitu sangat berguna bagi penegakkan diagnose suatu penyakit dan di
sisi lain sangat berbahaya apabila tidak dilakukan prosedur yang tepat,
apalagi bila dilakukan oleh tenaga yang tidak berkompeten atau bukan
radiographer dan spesialis radiologi. Karena itu instalasi radiologi harus
senantiasa menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Radiologi
dilakukan upaya-upaya antara lain :
Mencatat film x ray yang tidak laik diekpertise dalam buku laporan
reject analisis.
Mengelompokkan data reject film berdasarkan ukuran film., jenis
pemeriksaan dan penyebab kegagalan.
Menganalisa hasil laporan reject setiap enam bulan dan
disosialisasikan kepada semua staf yang terkait.
25
4. Evaluasi Ekspertise
26
BAB IX
PENUTUP
27