BUKU INFORMASI
KATA PENGANTAR
Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang kerjanya. Berbagai
upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat
pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga
kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja.
Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk
melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja
yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut
dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang
dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas
sesuai jabatan kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999,
tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya.
Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja
Pelaksana Lapangan Bangunan Gedung mengacu kepada SKKNI Ahli Geodesi untuk Bangunan
Gedung, yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan
Berbasis Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit
Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum
dan silabus pelatihan.
Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya
memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga
dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih meningkatkan kompetensi dari
standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja
Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta
Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder.
Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan seiring
dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap diupayakan
penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan dilaksanakannya pelatihan
dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon peserta pelatihan, instruktur , asesor
serta semua pihak.
Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah
mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.
PUSAT PEMBINAAN
KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi ................................................................................................................................ 1
LAMPIRAN
BAB I
PENGANTAR
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur
maupun peserta pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam
Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
1.3.2. Persyaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang
diperoleh melalui:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan yang sama.
1.4 Pengertian-pengertian / Istilah
1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang
diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja
atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh
suatu pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta
menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan
fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada
pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk
kerja yang ditetapkan.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
a. Konteks variabel
1) Peralatan
a) Alat pertukangan kayu
b) Alat pertukangan batu dan beton
c) Alat fabrikasi dan ereksi baja
2) Perlengkapan
a) Alat pelindung diri
b) Alat pengaman kerja
c) Kotak PPPK lengkap dengan isinya
a. Konteks penilaian
b. Persyaratan kompetensi
Penguasaan unit kompetensi sebelumnya meliputi:
1) F.4xxxx.001.02 : Melaksanakan Ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L) di
Tempat Kerja
2) F.4xxxx.003.02 : Melakukan Komunikasi di
Tempat Kerja
3) F.4xxxx.004.02 : Melaksanakan Pekerjaan
Persiapan
4) F.4xxxx.005.02 : Melaksanakan Pekerjaan
Pondasi
2) Keterampilan
a) Melaksanakan pekerjaan struktur beton
b) Melaksanakan pekerjaan struktur kayu
c) Melaksanakan pekerjaan struktur baja
d. Sikap kerja yang diperlukan
1) Teliti dalam mengindentifikasi kondisi lahan dan
berkoordinasi dengan pihak yang terkait
2) Teliti dalam menggunakan alat dan melaksanakan
pekerjaan pondasi
e. Aspek kritis
1) Ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
2) Ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan sambungan
BAB III
3.1.4 Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta
pelatihan dengan menerapkan metode :
a. Penilaian tertulis
b. Penilaian lisan/wawancara
c. Penilaian observasi/Praktek/simulasi
R
RA
R AN
ANNC
CA
C AN
ANNG
GB
G BA
B AN
ANNG
GU
G UN
UNNM
MA
M AT
ATTE
ER
E RIII P
R PE
P ELLLA
E AT
A TIIIH
T HA
H AN
ANN
Jam
Referensi
pelajar
Kriteria Unjuk Kerja / Metode Tahapan yang
No Tujuan pembelajaran an
Indikator Unjuk Kerja pelatihan pembelajaran disaranka
indikati
n
f (mnt)
1. Menjelaskan
1.1 Perancah jenis dan 30
dipasang sesuai Selesai mengikuti materi Ceramah
fungsi
dengan gambar ini peserta mampu Diskusi perancah
kerja, spesifikasi memasang perancah
teknis, dan sesuai dengan gambar Demonstrasi /
2. Menjelaskan
metode kerja kerja, spesifikasi teknis, peragaan cara
dan metode kerja mengerjakan
1) Dapat Tugas
menjelaskan perancah
jenis dan fungsi sesuai
perancah dengan
gambar kerja,
2) Dapat spesifikasi
menjelaskan teknis, dan
cara metode kerja
mengerjakan
perancah sesuai 3. Memperagaka
dengan gambar n cara
kerja, spesifikasi mengerjakan
teknis, dan perancah
metode kerja sesuai
3) Mampu dengan
mengerjakan gambar kerja,
perancah sesuai spesifikasi
dengan gambar teknis, dan
kerja, spesifikasi metode kerja
teknis, dan
metode kerja 4. Mengamati
4) Harus mampu ketelitian
bersikap teliti peserta dalam
dalam memasang
memasang perancah
perancah sesuai sesuai
dengan gambar dengan
kerja, spesifikasi gambar kerja,
teknis, dan spesifikasi
metode kerja teknis, dan
metode kerja
tulangan
3) Dapat balok, kolom,
menjelaskan cara tangga, dan
mengerjakan pelat lantai
tulangan balok, beton
kolom, tangga,
dan pelat lantai 4. Mempraktekk
beton an cara
4) Mampu mengerjakan
mengerjakan tulangan
tulangan balok, balok, kolom,
kolom, tangga, tangga, dan
dan pelat lantai pelat lantai
beton sesuai beton sesuai
dengan gambar dengan
kerja, spesifikasi gambar kerja,
teknis, dan spesifikasi
metode kerja teknis, dan
5) Harus mampu metode kerja
bersikap teliti
dalam merakit 5. Mempraktekk
dan memasang an cara
tulangan balok, mengerjakan
kolom, tangga, tulangan
dan pelat lantai balok, kolom,
beton sesuai tangga, dan
dengan gambar pelat lantai
kerja, spesifikasi beton sesuai
teknis, dan dengan
metode kerja gambar kerja,
spesifikasi
teknis, dan
metode kerja
Jam
Referensi
pelajar
Kriteria Unjuk Kerja / Metode Tahapan yang
No Tujuan pembelajaran an
Indikator Unjuk Kerja pelatihan pembelajaran disaranka
indikati
n
f (mnt)
metode kerja
Jam
Referensi
pelajar
Kriteria Unjuk Kerja / Metode Tahapan yang
No Tujuan pembelajaran an
Indikator Unjuk Kerja pelatihan pembelajaran disaranka
indikati
n
f (mnt)
3.1 Komponen Selesai mengikuti Ceramah
3 struktur baja materi pelatihan ini 1. Menjelaskan Konstruk 50
Diskusi si baja
difabrikasi peserta mampu komponen
sesuai dengan menjelaskan fabrikasi Demonstrasi / sambungan
gambar kerja, komponen struktur baja struktur baja
peragaan
spesifikasi sesuai dengan gambar
teknis, dan kerja, spesifikasi teknis, Tugas 2. Menjelaskan
metode kerja dan metode kerja cara
1) Dapat melaksanakan
menjelaskan fabrikasi
komponen komponen
sambungan struktur baja
struktur baja
2) Dapat 3. Mempraktekk
menjelaskan an cara
cara melaksanaka
melaksanakan n fabrikasi
fabrikasi komponen
komponen struktur baja
struktur baja sesuai
3) Mampu dengan
melaksanakan gambar
fabrikasi kerja,
komponen spesifikasi
struktur baja teknis, dan
sesuai dengan metode kerja
gambar kerja,
spesifikasi teknis, 4. Mengamati
dan metode kerja ketelitian
4) Harus mampu peserta dalam
bersikap teliti melaksanakan
dalam fabrikasi
melaksanakan komponen
fabrikasi struktur baja
komponen sesuai
struktur baja dengan
sesuai dengan gambar kerja,
gambar kerja, spesifikasi
spesifikasi teknis, teknis, dan
dan metode kerja metode kerja
baja 3. Menjelasan
2) Dapat cara
menjelaskan pembentukan
klasifikasi komponen
sambungan struktur baja
komponen struktur 4. Mempraktekk
baja an cara
3) Dapat membentuk
menjelaskan cara komponen
pembentukan struktur baja
komponen struktur sesuai
baja dengan
4) Mampu gambar kerja,
membentuk spesifikasi
komponen struktur teknis, dan
baja sesuai metode kerja
dengan gambar
kerja, spesifikasi 5. Mengamati
teknis, dan metode ketelitian
kerja peserta dalam
merakit
5) Harus mampu komponen
bersikap teliti struktur baja
dalam merakit sesuai
komponen dengan
struktur baja gambar kerja,
sesuai dengan spesifikasi
gambar kerja, teknis, dan
spesifikasi teknis, metode kerja
dan metode kerja
BAB IV
4.1 Pendahuluan
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah
bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang beton
teknologi, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering
menghasilkan persoalan pada produk, antara lain reputasi jelek dari beton
sebagai material bangunan
Sebagai material komposit, sifat beton sangat tergantung pada sifat unsur
masing-masing serta interaksi mereka. Ada 3 sistem umum yang melibatkan
semen, yaitu pasta semen, mortar dan beton
2) Fungsi perancah
a) Perancah ( scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar
lainnya
b) Sebagai konstruksi penyanggah atau pendukung cetakan/acuan
terdiri dari tiang-tiang penyanggah dan balok-balok silang
c) Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja
sehingga keselamatan kerja terjamin.
d) Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di
bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
CETAKAN TANGGA
b. Cara merakit tulangan balok, kolom, tangga, dan pelat lantai beton
1) Penganyaman tulangan atas
2) Penganyaman tulangan bawah
3) Kedua tulangan diikatkan pada tulangan sengkang dengan kawat
baja lunak
c. Pelaksanaan mengerjakan tulangan balok, kolom, tangga, dan pelat
lantai beton
Dilakukan pengukuran jarak sumbu ke sumbu. Jarak-jarak ini ditandai
dengan kapur/pensil pada permukaan bekisting.
1) Untuk pembesian pelat lantai dan tangga
a) Pembesian pelat lantai terlebih dahulu pengayaman dilakukan
pada bagian bawah yang posisinya saling bersilangan sesuai
dengan jarak yang ditentukan
b) Persilangan besi tersebut diikat kuat dengan menggunakan kawat
baja lunak.
c) Setelah penganyaman tulangan pada bagian bawah selesai
maka dilanjutkan dengan penganyaman besi tulangan bagian
atas, pelaksanaannya sama dengan penganyaman pada bagian
bawah
d) Pada penulangan/pembasian pelat dibutuhkan pengganjal atau
yang lebih dikenal dengan cakar ayam
e) Cakar ayam berfungsi untuk menempatkan tulangan atas pada
pelat sehingga tebal selimut beton tercapai. Cakar ayam
ditempatkan secara menyebar dengan ketentuan tiap 1 m2 = 3
buah
2) Bahan
a) Beton basah (ready mix)
Cara manual ( Pembuatan adukan beton di tempat )
(1) Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu
dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai
ukuran perbandingan
Tabel 1 komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan
untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton,
oleh Dept Pekerjaan Umum.
(4) Proses pembuatan beton ready mix pada dry mix batching
plant adalah sebagai berikut:
balok dan kolom tidak boleh terlalu rendah , nilai slumpnya sekitar 12
cm ± 2cm
a) Untuk melakukan pengujian slump test ini digunakan
beberapa peralatan sebagai berikut ;
(1) Cetakan yang berbentuk kerucut dengan diameter atas
bagian dalam 10 cm, diameter bagian dalam bawah 20cm
dan tinggi 30 cm
(2) Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm dan panjang 60
cm dengan ujung bulat terbuat dari bahan baja tahan karat
(3) Pelat besi dengan permukaan rata dan kedap air untuk alas
cetakan kerucut
(4) Sendok semen dan meteran kecil
(5) Cara pekerjaan Slump test sebagai berikut ;
(6) Ambil kerucut, besi penumbuk, pelat besi, lori, meteran kecil,
dan sendok aduk dekat dengan truck mixer
(7) Ambil adukan beton dari mesin pengaduk ( beton molen)
dalam lori ( gerobak besi ) secukupnya
(8) Aduk beton dalam lori itu terus agar tidak mengendap
(9) Masukkan adukan beton pada kerucut kira-kira 1/3 bagian
lalu tumbuk pelan-pelan 25 kali, sebelumnya olesi minyak
didalamnya
(10) Masukkan lagi beton untuk lapisan yang kedua kira-kira 2/3
bagian, sebelum memasukkan jangan lupa tetap diaduk
dengan sendok dan tumbuk 25 kali
(11) Setelah itu masukkan lagi beton sampai penuh dan ratakan
permukaannya, buang sedikit kelebihannya agar benar-
benar rata lubang kerucut
(12) Diamkan selama 30 detik, setelah itu kerucut baja diangkat
pelan-pelan
(13) Letakkan kerucut di sebelah beton tadi dalam keadaan
terbalik dan taruhlah besi penumbuk itu di muka kerucut atas
hingga lewat sedikit dari beton
(14) Beton akan merosot, turun permukaannya dan ukurlah jarak
merosot itu dengan meteran, penurunan beton dari kerucut
itulah yang disebut slump
( kg/cm2 ) cm3
2
b-bm (b-bm)2
( kg/cm )
Cor Test Hari
1 2 3 4 5 6 7 8
B Pekerjaan Bore pile ( K- ------)
1
2
3
4
∑b
Keterangan :
b = Hasil kuat tekan setelah konversi ( kg/cm2)
bm = Kuat tekan rata-rata ( kg/cm2)
n = Banyak benda uji
S = Standar deviasi
bk = Kuat tekan beton karakteristik ( kg/cm2 )
• Baut
• Paku
• Pasak
• Perekat
• Efisiensi rendah
• Deformasi besar
a) Alat penyambung baut harus dibuat dari baja St. 37 atau dari
besi yang mempunyai kekuatan paling sedikit seperti St. 37.
Golongan I :
b = 4,8
b = 3,8
d1
b1
S
•
b1<b2
b2
S
1S
b1 b 3 b1
b2
S
1S
2
Gambar 4.28 Sambungan baut
Golongan II :
Sambungan bertampang satu :
b = 5,4
S = 40 db1 (1 – 0,6 sin ) atau
S = 215 d2 (1 – 0,35 sin )
Sambungan bertampang dua :
b = 4,3
S = 100 db3 (1 – 0,6 sin ) atau
S = 200 db1 (1 – 0,6 sin ) atau
S = 430 d2 (1 – 0,35 sin )
Golongan III :
Sambungan bertampang satu :
b = 6,8
S = 25 db1 (1 – 0,6 sin ) atau
S = 170 d2 (1 – 0,35 sin )
Sambungan bertampang dua :
b = 5,7
Jarak minimum:
Jarak minimum :
d
2d
3d
2d
6d 6d
2d
5d
5d 5d
2d 5d
10 cm
7d
3d
3d
6d
d5
2d
2d
6d
6
5-
5-
6d
cm
5-
2d
2d
7d
10
3d
3d
1
S bd kd b 7d
2
S 3,5 d 2 kd 7d b
1
S bd kd b 7d
2
S 3,5 d 2 kd 7d b
d 2d
n un
ya d
10 1
12
d
10
5d
5d 5d
5d 5d
5d
Sambungan Gigi
SAMBUNGAN
d
h
v
V=8–9xd
< 60 * d=h/4 h>h
d = h/6
>60*
Apabila sambungan gigi tunggal tidak memenuhi syarat ( kurang kuat ), maka
untuk mengatasi antara lain dapat dibuat sambungan gigi rangkap
Sambungan gigi rangkap biasanya gigi bagian muka dibuat gigi membagi sudut
luar sama besar, sedang gigi bagian belakang dibuat gigi tegak lurus batang
diagonal
1.ATAP
Gambar 4.39 Hubungan pelat tarik dengan sekup dan kaki kuda-kuda
2. PEMASANGAN KUSEN
3. PEMASANGAN PLAFON
4. PEMASANGAN LANTAI
5. PEMASANGAN LANTAI
2) Metode penyambungan:
a) Sambungan paku keling dan baut
b) Sambungan baut tegangan tinggi dan
c) Sambungan las.
(hammer).
(4) Terlihat sebelah kanan sudah tepat pada posisi yang diinginkan,
(5) Sebelah kiri terlihat posisi mulai mendekat dan tukang mulai
menarinya.
Gambar 4.56. Pemberian tanda posisi perletakan kuda-kuda dan pengukuran jarak
antar kuda- kuda
c) Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
(1) Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
Gambar 4.59. Kontrol posisi kuda-kuda tegak lurus terhadap ring balok
d) Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
5.1.1. Instruktur
Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur
adalah untuk :
a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
5.1.2. Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya
dengan peserta.
c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
Diagram-diagram, gambar
Contoh tugas kerja
Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Vibrator
Bahan : Beton
Besi tulangan
Perancah ( Scaffolding )
Kayu, triplek
Baja
Baut
Paku