Anda di halaman 1dari 11

UUD KESELAMATAN KERJA

Disusun Oleh :

1. Wafiq wahyu saputra (1440120068)


2. Wahyuningsih (1440120069)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN - GLENMORE – BANYUWANGI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas terselesaikannya penulisannya
makalah ini. Terima kasih yang sedalam dalamnya juga kami sampaikan pada semua pihak
yang telah membantu proses terselesainya makalah ini.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari kondisi sulitnya mencari buku referensi yang dan sumber
lainnya. berkaitan dengan uud keselamatan kerja. Pembahasan makalah ini dilakukan secara
lugas dan sederhana sehingga mudah dipahami. Perpaduan berbagai teori dan sumber pustaka
menjadikan makalah ini menarik untuk dibaca.

Semoga bermanfaat bagi semua pihak, kritik dan saran yang membangun saat penulis harapkan.
Mohon maaf apabila ada sumber pustaka yang belum disebutkan. Terima kasih.

Krikilan, 15 Maret 2022

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengatur adanya program keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) di Indonesia yang menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja(K3) dalam melakukan
pekerjaan.Sementara itu untuk pengelolaan tempat kerja diatur olehUndang Undang No
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 165 menyebutkan bahwa “pengelola tempat kerja
wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2016 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit menyatakan bahwa rumah sakit
mempunyai risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang spesifik sehingga perlu dikelola
dengan baik agar menjadi tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman. Setiap jenis dan
tempat pekerjaan memiliki risiko bahaya yang berbeda-beda.Hal ini dipengaruhi oleh
lokasi, proses kerja, material kerja, maupun alat-alat yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan.Salah satu pekerjaan yang memiliki risiko bahaya yang tinggi
adalah rumah sakit.

Pada umumnya masyarakat maupun pekerja di rumah sakit kurang menyadari


berbagai potensibahaya yang ada seperti adanya PAK di rumah sakit yang dapat
menyerang semua tenaga kerja, baik tenaga medis maupun non medis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami uud keselamatan kerja dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari - hari
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami pengertian keselamatan kerja
b. Untuk memahami objek keselamatan kerja
c. Untuk memahami fungsi keselamatan kerja
d. Untuk memahami UUD Keselamatan Kerja
e. Untuk memahami syarat dan peralatan keselamatan kerja berdasarkan jenis
pekerjaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.2Sedangkan menurut Mathis dan Jackson, menyatakan keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang
terrkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental
dan stabilitas emosi secara umum.(Ii & Kerja, n.d.)
B. Objek Keselamatan Kerja
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi :
1. Penyusunan dan penyimpanan barang – barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik pengaturan
peneranagan.

C. Fungsi Keselamatan kerja


Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan kerja untuk industri adalah:
1. Perusahaan dapat melindungi pekerjanya dan fasilitas produksi dari kecelakaan kerja
ataupun penyakit akibat kerja
2. Perusahaan dapat mengurangi loss time  yang terjadi karena kecelakaan kerja
3. Perusahaan dapat mengurangi dari tingginya biaya atau tagihan asuransi
4. Perusahaan dapat patuh terhadap regulasi terkait dengan keselamatan dan kesehatan
kerja
5. Perusahaan mendapatkan citra positif karena penerapan Keselamatan dan kesehatan
kerja baik dari pekerja, keluarga pekerja, masyarakat, dan juga negara
6. Perusahaan dapat memperoleh berbagai penghargaan terkait keselamatan dan
kesehatan kerja
7. Perusahaan mampu tetap melanjutkan bisnis dan melindungi nilai saham dari dampak
yang ditimbulkan akibat kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja
8. Perusahaan dapat terlindungi dari denda yang muncul akibat kecelakaan kerja
9. Menurunkan biaya kesehatan dan asuransi yang timbul
10. Meningkatkan produktivitas barang dan jasa
11. Perusahaan dapat memperoleh kontrak kerja yang baik dengan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja
12. Munculnya peluang bisnis terkait dengan penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja(Yuliandi & Ahman, 2019)

D. UUD Keselamatan Kerja


Landasan hukum merupakan bentuk perlindungan yang diberikan oleh pemerintah
terhadap masyarakat dan karyawan yang wajib untuk di terapkan oleh perusahaan.
Berikut adalah peraturan yang mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja
Undang-undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat
kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Menurut UU ini kewajiban
dan hak tenaga kerja sebagai berikut:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja.
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajiban.
c. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan.
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan ketika syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 mengenai Kesehatan
Undang-undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang
baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara
berkala. Sebaliknya, para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri
(APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keslamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang No.23 tahun 1992, pasal 23
tentang kesehatan kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya hingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Karena itu,
kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja.
3. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
UU ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
mulai upah kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam UU ini mengenai K3 ada pada bagian kesatu perlindungan, paragraph 5
keselamatan kesehatan kerja pasal 86 yaitu:
1. Pasal 86 ayat (1)
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral kesusilaan dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
2. Pasal 86 ayat (2)
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Pasal 86 ayat (3)
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan peundang-undangan yang berlaku.
4. Pasal 87 ayat (1)
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terdintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
5. Pasal 87 ayat (2)
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
E. Syarat dan Peralatan Keselamatan Kerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan
a) Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
b) Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
c) Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
d) Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
e) Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
f) Penerangan yang cukup dan sesuai.
g) Suhu dan kelembaban udara yang baik.
h) Menyediakan ventilasi yang cukup.
i) Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
j) Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
k) Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang.
l) Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
m) Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
n) Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
o) Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah
tinggi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.2Sedangkan menurut Mathis dan Jackson, menyatakan keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang
terrkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental
dan stabilitas emosi secara umum.
B. Saran
Saya penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca makalah ini.
Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikanya nanti.
Dapat mengetahui bagaimana konsep dasar promosi kesehatan apalagi sisi positif dan
negatif dari promosi kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B., & Kerja, A. K. (n.d.). 21 2. 20. 1–23.

Yuliandi, C. D., & Ahman, E. (2019). Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di
Lingkungan Kerja Balai Inseminasi Buatan (Bib) Lembang. Penerapan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Di Lingkungan Kerja Balai Inseminasi Buatan (Bib) Lembang, 18(2),
98–109.

Rejeki, S. (2016). KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA. Kebayoran Baru jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai