Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah Kependudukan..............................................................................3
2.2 Masalah Lingkungan..................................................................................14
2.3 Dampak Pembangunan Nasional ...............................................................16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................19
3.2 Saran ..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................20

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu dan
waktu tertentu, sehingga kita mengenal istilah penduduk tetap (penduduk yang berada
dalam suatu wilayah dalam waktu lama) dan penduduk tidak tetap (penduduk yang
berada dalam suatu wilayah untuk sementara waktu). Sedangkan Warga Negara
Indonesia adalah semua orang yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia,
baik penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-
undang sebagai warga negara Indonesia. Oleh karena itu kita sering menemukan
istlah WNI pribumi (penduduk asli Indonesia), WNI keturunan (misalnya keturunan
Tiong Hoa, Belanda, Amerika dan sebagainya), dan WNA.
Negara Republik Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2, saat
ini jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa.
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar
2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990
sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan September 2012,3 jumlah penduduk miskin di
Indonesia  mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen), atau berkurang sebesar 0,54 juta
orang (0,30 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012  sebesar
29,13 juta orang (11,96 persen). Serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen. Adanya jumlah penduduk yang
besar dan angka kemiskinan yang cukup tinggi dapat memicu adanya masalah
kependudukan yang dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari kesehatan,
pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah kependudukan ?
2. Apa saja masalah lingkungan ?
3. Apa saja dampak dari pembangunan Nasional ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui masalah kependudukan
2. Untuk mengetahui masalah lingkungan
3. Untuk mengetahui dampak dari pembangunan Nasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Kependudukan


a. Pengertian kependudukan dan penduduk
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Penduduk adalah orang yang berdomisili atau bertempat tinggal menetap di
wilayah suatu negara dan telah memiliki syarat menurut undang-undang. Sedangkan
yang disebut bukan penduduk adalah orang yang berada di wilayah negara untuk
sementara serta tidak bermaksud bertempat tinggal tetap di negara itu. Adanya
perbedaan itu maka berbeda pula hak dan kewajibannya. Penduduk boleh mendirikan
suatu perkumpulan dan bleh melakukan suatu pekerjaan, bukan penduduk tidak
memiliki hak dan kewajiban itu.
b. Masalah kependudukan yang ada di Indonesia
1. Demografis
a) Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia
berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India,
Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari
hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326. Dari tahun ke tahun jumlah
penduduk Indonesia semakin bertambah. Terkait dengan jumlah penduduk yang besar
menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai
potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai
organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan.
Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam
dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya

3
dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk
membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain
terdapat kepentingan yang terkaitan dengan permasalah lingkungan seperti halnya
sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya
alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan
perhatian yang sama demi keseimbangan alam. 
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar
adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut
orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah
minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan
diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada membuka
lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila
jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara
memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat
pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan
lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan
ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga
wilayah Indonesia tidaklah bertambah.  Oleh karena itu, perencaan yang matang
sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah
penduduk Indonesia.
b) Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah
penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan
Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan
baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasaranan, fasilitas-fasilitas umum
dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan
yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani olah
BKKBN.

4
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan
terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya
manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak
negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha
untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang
ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB,
penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan
laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
c) Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan
dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus
penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang
satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di
Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal
ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan
berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk
melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan
pembangunan.
2. Non Demografis Bersifat Kualitatif
a) Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus
digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi
penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia. 
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat
kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan
bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.

5
b) Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia
masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12
tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum
semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih
belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development
Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8
tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator
untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan
dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan
punya produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak
orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang
menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di bawah
ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang terjadi
karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha,
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat pengangguran

6
tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan setara
SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.
Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah
jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan
non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada
lulusan SMA.

Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan


diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan
dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif
yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
c) Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin

Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau
Indonesia bukan termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya
lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih

7
disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika
meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat
signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan
ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya
berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat
jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja
dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki
jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang
penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin sumber daya
namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya kembali ke
sumber daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM.
Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi
tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian
terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya
kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal
ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi
terciptanya Indonesia yang merdeka seutuhnya.
c. faktor-faktor penyebab masalah kependudukan
1. Faktor Kelahiran
Ini merupakan faktor utama dan yang paling berpengaruh langsung terhadap
jumlah penduduk di suatu wilayah. Jumlah kelahiran yang lebih besar dari jumlah
kematian di suatu daerah otomatis akan menambah jumlah penduduk dari waktu ke
waktu. Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang beranggapan banyak anak
banyak rejeki. Anggapan seperti ini dapat mendorong setiap pasangan suami istri
untuk menambah jumlah anaknya dengan keyakinan itu akan meningkatkan

8
perekonomian rumah tangga mereka. Padahal seperti kita ketahui kebutuhan hidup
layak di masa kini sangatlah banyak.
Anak-anak tergolong kategori usia non-produktif yang artinya belum bisa
bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Mau tak mau orang tualah yang
bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Jika jumlah anak semakin
banyak maka semakin bertambah banyak pula beban dan tanggung jawab yang harus
dipenuhi orang tua. Maka dari itu pemerintah banyak menyiapkan berbagai program
untuk mengendalikan angka kelahiran.
Contohnya di Tiongkok pemerintahnya menerapkan kebijakan satu anak.
Artinya setiap pasangan suami istri yang memiliki jumlah anak lebih dari 1 maka
akan dikenai denda uang senilai yang telah ditetapkan. Di Indonesia sendiri
pemerintah gencar mensosialisasikan program KB (Keluarga Berencana) untuk
mengendalikan angka kelahiran di wilayah Indonesia.
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga menjadi salah satu pemicu terjadinya ledakan jumlah
penduduk di suatu wilayah. Kondisi ekonomi yang lebih baik di suatu wilayah dapat
menjadi daya tarik bagi seseorang untuk tinggal disana. Misalnya UMR di kabupaten
A jauh lebih tinggi dibanding UMR di kabupaten B. Yang terjadi adalah orang-orang
dengan usia produktif di kabupaten B akan banyak yang berpindah ke kabupaten A
agar bisa mendapat upah kerja yang lebih besar. Ini akan menimbulkan ledakan
jumlah penduduk di kabupaten A dengan tiba-tiba. Ledakan penduduk ini malah
menyebabkan berkurangnya lapangan kerja di kabupaten A yang akhirnya dapat
menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dalam kasus seperti ini penting
bagi masyarakat untuk memahami pentingnya berwirausaha dibanding mencari kerja.
Diperlukan juga peran pemerintah dan instansi terkait untuk mengelola
potensi suatu wilayah. Misalnya sekolah bisa menanamkan karakter wirausaha pada
para siswa lewat pendidikan kewirausahaan. Dengan demikian diharapkan kelak
masyarakat di daerah tersebut dapat mengelola potensi wilayahnya sendiri sehingga
tidak perlu mencari pekerjaan di daerah lain. 

9
3. Faktor Iklim dan Kondisi Alam
Iklim dan kondisi alam di suatu daerah dapat mempengaruhi potensi daerah
tersebut untuk melakukan kegiatan ekonomi. Seperti kita ketahui di belahan dunia ini
terdapat iklim dan kondisi alam yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri memiliki
iklim tropis dan kondisi alam yang mendukung baik dari segi tanahnya yang subur
maupun lautnya yang luas dan kaya ikan. Kondisi seperti ini menjadikan wilayah
Indonesia cocok untuk mengelola pertanian maupun perikanan sehingga menarik bagi
warga negara lain untuk pindah ke Indonesia.
Terbukti dalam sejarah sejak dahulu banyak bangsa asing yang berusaha
menjajah Indonesia untuk meraup kekayaannya. Hingga sekarang pun masih banyak
warga negara lain yang berusaha menetap di Indonesia agar bisa mendapat
kesejahteraan hidup karena mungkin di negara asalnya kondisi alam dan iklimnya
kurang mendukung kegiatan ekonomi. Maka dari itu diperlukan ketatnya pengawasan
pemerintah terhadap jumlah imigran dari negara lain terutama imigran gelap agar
jangan sampai menimbulkan ledakan jumlah penduduk.
4. Faktor Sosial
Keadaan lingkungan sosial yang kondusif dan cenderung aman atau populer
menjadi salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menetap di suatu wilayah. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga keadaan kondusif
tersebut tetap berlangsung meski jumlah pendatang baru di wilayah tersebut
bertambah. Dalam hal ini diperlukan peraturan khusus dari pemerintah  setempat
misalnya terkait pendataan atau ijin mendirikan bangunan.
5. Faktor Bencana Alam
Terjadinya musibah berupa bencana alam di suatu daerah dapat
mengakibatkan perpindahan penduduk dalam jumlah besar untuk mengungsi ke
tempat yang lebih aman hingga keadaan kembali normal. Hal ini memang bisa
memicu ledakan penduduk untuk jangka pendak maupun jangka panjang. Namun
diperlukan kebijaksanaan untuk menyikapinya. Pemerintah dapat menyiapkan
anggaran khusus bencana alam dan juga menyiapkan sebuah lokasi evakuasi yang

10
dilengkapi berbagai fasilitas untuk menjamin kesejahteraan pengungsi demi berjaga-
jaga jika terjadi bencana alam sewaktu-waktu.
6. Faktor Krisis Keamanan
Jika terjadi krisis keamanan di suatu daerah baik itu skala regional maupun
nasional maka dapat menyebabkan perpindahan penduduk dalam skala besar untuk
mencari lokasi aman hingga konflik mereda. Misalnya saat terjadi perang atau
pemberontakan. Bisa juga karena terjadinya bentrok antar suku atau etnis. Hal seperti
ini banyak terjadi di dunia. Yang terbaik adalah dengan melakukan pencegahan
terhadap hal-hal yang bisa memicu konflik yang mengakibatkan krisis keamanan. 
7. Faktor Kayakinan/Agama
Ajaran setiap agama berisi perintah dan larangan demi kebaikan dan
keselamatan penganutnya. Ada pensucian suatu tempat atau wilayah dan juga
tuntunan untuk menuju tempat tersebut dalam rangka ibadah. Karena itu memang
bagian dari ajaran agama maka setiap penganut agama pasti akan berusaha
menjalankannya. Memang hal ini bisa menjadi penyebab bertambahnya jumlah
penduduk di suatu daerah, namun umumnya hanya bersifat jangka pendek. Yang
dibutuhkan adalah kebijakan pemerintah dengan mengikutsertakan para tokoh agama
untuk berupaya tetap menjaga kondusifitas wilayah selama berlangsungnya kegiatan
ibadah tersebut. Contoh kasusnya, banyak muslim dari berbagai penjuru dunia
berbondong-bondong ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
8. Faktor Adat/Budaya
Adat/budaya juga dapat mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang
untuk berpindah ke daerah lain. Adanya sanksi adat ataupun sanksi sosial bagi orang
yang tidak mengikuti adat tersebut berupa cibiran atau pengucilan juga menjadi
pendorong seseorang untuk tetap menjalankan adat tersebut. Di daerah tertentu
seperti di pedesaan hal seperti ini masih banyak terjadi dimana seseorang dituntut
untuk merantau mencari penghidupan ke daerah lain seperti perkotaan.
Dalam menyikapi hal ini perlu sosialisasi dari pemerintah kepada tokoh adat
untuk mencari jalan tengah. Misalnya seseorang hanya merantau minimal 6 bulan
setelah itu ia boleh kembali ke daerah asalnya untuk mengembangkan potensi lokal.

11
Contoh kasusnya adalah budaya merantau dari Minang (Sumatra Barat) dan
kebiasaan warga pedesaan untuk merantau ke perkotaan.
9. Faktor Kebijakan Instansi
Baik instansi pemerintah ataupun swasta memiliki kebijaksanaannya masing-
masing. Kebijaksanaan itu tentunya bertujuan untuk memberikan manfaat positif.
Namun adakalanya kebijakan tersebut malah memberikan dampak yang sebelumnya
tidak diharapkan. Misalnya kebijakan sebuah perusahaan swasta yang mengharuskan
pegawainya berdomisili di daerah yang masih satu kabupaten dengan letak
perusahaan tersebut. Semula tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya karyawan
datang terlambat karena alasan transportasi. Namun tanpa disadari jumlah penduduk
di Kabupaten tersebut meningkat pesat karena banyak karyawan yang semula berasal
dari luar kabupaten terpaksa menetap di kabupaten tersebut.
10. Faktor  Moment Tertentu
Sebuah moment seperti hari raya, tahun baru dan akhir pekan bisa mendorong
banyak masa untuk berpindah tempat. Meski biasanya hanya bersifat sementara
waktu, namun kegiatan ini bisa berlangsung berulang-ulang setiap kali moment
tersebut berlangsung. Karena sifatnya yang sementara tampaknya faktor ini tidak
akan berdampak terlalu parah terhadap jumlah penduduk di suatu daerah. Namun
demikian pemerintah juga tetap harus memperhitungkannya dan membuat berbagai
persiapan untuk menjaga kondusifitas selam berlangsungnya moment tersebut.
d. Kebijakan dan Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Kependudukan
1. Kebijakan Pemerintah
a) Mencanangkan Program KB (Keluarga Berencana)
Melalui pendekatan pendidikan dan mengenalkan berbagai alat kontrasepsi
pada usia subur, pemerintah mengusahakan agar menekan pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat
b) Undang-Undang Perkawinan
Pemerintah membuat undang – undang tersebut untuk mengatur usia minimal
seseorang untuk menikah

12
c) Pembatasan Pemberian Tunjangan
Pemerintah membatasi tunjangan anak bagi PNS/ABRI maksimal sampai
anak kedua
2. Upaya dan Usaha Pemerintah
a) Masalah Kepadatan Penduduk
Pemerintah mengatasinya dengan cara :
 Program Transmigrasi
 Pembangunan fokus di Wilayah Timur
b) Tingkat Kesehatan Rendah
Pemerintah mengatasinya dengan cara :
 Pembangunan fasilitas kesehatan seperti PUSKESMAS dan Rumah Sakit
Umum
 Pelayanan kesehatan gratis dengan JAMKESMAS maupun JAMKESDA.
c) Tingkat Pendidikan Rendah
Pemerintah mengatasinya dengan cara :
 Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua
daerah di Indonesia.
 Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja
 Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga
pendidikan milik pemerintah
 Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
 Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga-
lembaga pemerintah.
d) Tingkat Pendapatan Rendah
Pemerintah mengatasinya dengan cara :
 Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang-
nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
 Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga
dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.

13
 Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha.
Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga
dapat mendorong kegiatan ekonomi.
2.2 Masalah Lingkungan
a. Masalah lingkungan yang ada di Indonesia
1. Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan
bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara
biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai
sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap
pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya
perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan
garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah
juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik
tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak
terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya
penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka
dapat mengakibatkan penggundulan hutan.
b. Penyebab dan dampak masalah lingkungan hidup
Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan
ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan
masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian
sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah

14
penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai
yang ada dalam suatu ekosistem.
Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan
kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah.
Padahal hutan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang
berfungsi sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.
Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama
jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap
ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika
masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut.
Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada keanekaragaman terhadap
flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap masyarakat itu sendiri
seperti longsor, banjir dan erosi.
Selain itu kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang
semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang
sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula
disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap
penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.
c. Upaya-upaya mengatasi masalah lingkungan hidup
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan
sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.

15
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara
efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi
yang sudah ada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkungan global.
2.3 Dampak Dari Pembangunan Nasional
Beberapa tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Sukarno-Hatta,
masyarakat Indonesia banyak mengalami perubahan perubahan sosial antara lain
dibidang ekonomi yang secara nasional melalui indikator pertumbuhan ekonomi
menunjukkan angka relatif tinggi yang sekaligus membawa dampak terhadap aspek-
aspek kehidupan masyarakat. Dalam melaksanakan GBHN pemerintah Orde Baru
menyusun Pelita yang setiap tahunnya dituangkan dalam APBN(Anggaran
Pendapatan & Belanja Negara). APBN disusun oleh Bapenas berdasarkan
DUP(Daftar Usulan Proyek) yang dikirim oleh Pemda dan Bapeda. Bapenas
mempunyai otoritas dalam menyeleksi proyek-proyek pembangunan (DUP) menjadi
DIP (Daftar Isian Proyek) yang selanjutnya diserahkan pada Departemen yang
bersangkutan dan diteruskan ke Kanwil didaerah tingkat I & II. Instansi pemerintah
didaerah pada hakekatnya perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, karena mereka
diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah pusat.
a. Dampak Positif Pembangunan Nasional
 Meningkatkan kebutuhan akan  air bersih.
 Memadai pembangunan infrastruktur perumahan dan perkantoran.
 Memaksimalkan pengelolaan sampah.
 Perbaikan jalan raya yang efektif.
 Pengadaan alat transportasi yang memadai
 Pengoptimalkan jasa kesehatan dalam masyarakat.

16
b. Dampak Negatif Pembangunan Nasional
 Meningkatnya kesenjangan sosial antara desa-kota.
 Meningkatnya hutang luar negri dan defisit.
 Dapat mengakibatkan terjadinya korupsi dan koalisi.
 Demokrasi tidak berkembang.
Dampak negatif adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan
sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar golongan pekerjaan dan antar
kelompok dalam masyarakat terasa tajam.
Pembangunan yang menjadi ikon pemerintah Orde Baru ternyata menciptakan
kelompok masyarakat yang terpinggirkan (marginalisasi sosial) di sisi lain. Di pihak
lain pembangunan di masa Orde Baru menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang
syarat dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Pembangunan hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi
dan sosial yang demokratis dan berkeadilan. Meskipun berhasil meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, tetapi secara fundamental pembangunan nasional sangat
rapuh.
Di bidang politik, pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran
berdemokrasi yang baik dan benar kepada rakyat Indonesia. Pada masa Orde Baru,
Golkar menjadi mesin politik guna mencapai stabilitas yang diinginkan. Sementara
dua partai lainya yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai negara Demokrasi.
Peleburan (fusi) parpol diciptakan tidak lain agar pemerintah bisa mengontrol parpol.
Dengan menguatnya peran negara pada masa Orde Baru berdampak terhadap
kehidupan masyarakat. Dampaknya sebagai berikut.
1. Dampak dalam Bidang Politik
a) Adanya Pemerintahan yang Otoriter
Presiden mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam mengatur jalannya
pemerintahan.

17
b) Dominasi Golkar
Golkar merupakan mesin politik Orde Baru yang paling diandalkan dalam
menjadi satu-satunya kekuatan politik di Indonesia yang paling dominan.
c) Pemerintahan yang Sentralistis
Menguatnya peran negara juga menyebabkan timbulnya gaya pemerintahan
yang sentralistis yang ditandai dengan adanya pemusatan penentuan kebijakan publik
pada pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya diberi peluang yang sangat kecil
untuk mengatur pemerintahan dan mengelola anggaran daerahnya sendiri.
2. Dampak dalam Bidang Ekonomi
Munculnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
a) Adanya Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
Pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan terbukanya akses dan distribusi
yang merata sumber-sumber ekonomi kepada masyarakat. Hal ini mengakibatkan
kesenjangan sosial di masyarakat.
b) Konglomerasi
Pola dan kebijakan perekonomian yang ditempuh pemerintah Orde Baru
berdampak pada munculnya konglomerasi di seluruh sektor usaha di Indonesia.
Pemerintahan Orde Baru pada awalnya memperkirakan bahwa konglomerasi ini
akan menjadi penggerak ekonomi nasional, namun pada kenyataannya pada
konglomerat lebih mementingkan bisnisnya daripada negara.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Penduduk adalah orang yang berdomisili atau bertempat tinggal menetap di
wilayah suatu negara dan telah memiliki syarat menurut undang-undang. Sedangkan
yang disebut bukan penduduk adalah orang yang berada di wilayah negara untuk
sementara serta tidak bermaksud bertempat tinggal tetap di negara itu.
Adapun masalah kependudukan yaitu demografis (besarnya jumlah penduduk
(over population,) tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk
tidak merata) dan non demografis bersifat kualitatif (tingkat kesehatan penduduk
yang rendah, pendidikan yang rendah, banyaknya jumlah penduduk miskin). Masalah
lingkungan yaitu pencemaran sungai dan laut, pencemaran tanah dan pencemaran
hutan. Dampak pembangunan nasional ada dua yaitu dampak positif dan negatif.
3.2 Saran
Walau pun pemerintah sudah mengadakan kebijakan dan upaya untuk mengatasi
permasalahan kependudukan di Indonesia, kita sebagai masyarakat juga harus sadar
diri dan tidak serta merta menyalahkan pemerintahan Indonesia.
masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan
sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber
daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sma 1 pengasih.2020. Masalah kependudukan di indonesia. (online) di akses


pada http://www.sma1pengasih.sch.id/read/26/masalah-kependudukan-di-
indonesia-.html.

Fahmedsunu. 2015. Penyebab masalah kependudukan. (online)


https://brainly.co.id/tugas/2638142#:~:text=penyebab%20masalah%20kependudukan
%20di%20indonesia%20%3a&text=masalah%20ekonomi%20%3a,pendidikan%2c
%20dan%20kurangnya%20lapangan%20pekerjaan%20.
Diakses pada 08 mei 2015.

Https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/faktor-penyebab-kepadatan-penduduk.

Al, yogi. 2019. Mengatasi permasalahan penduduk. (online).


Https://cerdika.com /mengatasi-permasalahan-kependudukan/. Di akses pada 27
november 2019.

Academia. 2020. Dampak positif dan negatif pembangunan nasional.


(online)https://www.academia.edu/27942459/dampak_positif_dan_negatif_pembang
unan_nasional. Diakses pada 27 september 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai