Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

4.1. Deskripsi Kabupaten Muaro Jambi

Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 sebagai

daerah pemekaran dari Kabupaten Batang Hari, secara resmi Pemerintah

Kabupaten Muaro Jambi mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 1999. Pusat

Pemerintahan di Kota Sengeti sebagai ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi dengan

Pusat Perkantoran di Bukit Baling Kecamatan Sekernan. Kabupaten Muaro Jambi

memiliki letak geografis wilayah yang cukup strategis berada di hinterland Kota

Jambi, hal ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten Muaro Jambi karena

Kabupaten ini memiliki peluang yang cukup besar sebagai daerah pemasok

kebutuhan kota Jambi, seperti pemasaran untuk hasil pertanian, perikanan,

industri dan jasa.

Luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi ± 5.246 km2, secara administrasi

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut Sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat , Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi

Sumatera Selatan, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Secara Geografis Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 10 511 Lintang

Selatan sampai dengan 20 011 Lintang Selatan dan diantara 1030 151 Bujur Timur

sampai dengan 1040 301 Bujur Timur. Kabupaten Muaro Jambi merupakan

daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut antara lain

37
Termasuk daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan merata sepanjang

tahun rata-rata 186 mm per hari dengan Intensitas hujan rata- rata 16 hari hujan.

Temperatur rata-rata 32 C dengan variasi Temperatur antara musim hujan

dengan kemarau relatif kecil. Secara administratif Kabupaten Muaro Jambi

terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan, 150 Desa dan 5 Kelurahan, Jumlah Desa /

Kelurahan pada masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1. Jumlah Desa/ Kelurahan menurut Kecamatan Tahun 2020

No. Kecamatan Desa Kelurahan Luas

(km2)

1. Jambi Luar Kota 19 1 474,70

2. Mestong 14 1 160,50

3. Sekernan 15 1 195,69

4. Maro Sebo 11 1 167,26

5. Kumpeh 16 1 386,65

6. Kumpeh Ulu 18 - 654,41

7. Sungai Bahar 11 - 1658,93

8. Sungai Gelam 15 - 261,47

9. Taman Rajo 10 - 352,67

10. Bahar Utara 11 - 280,12

11. Bahar Selatan 10 - 671,60

Jumlah 150 5 5264,00

Sumber: Bappeda Kabupaten Muaro Jambi, 2020

38
Pada tahun 2010 dilakukan pemekaran terhadap Kecamatan Sungai

Bahar menjadi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Bahar, Kecamatan Sungai

Bahar Utara dan Kecamatan Sungai Bahar Selatan, Kecamatan Maro Sebo

dimekarkan 1 Kecamatan yaitu Kecamatan Taman Rajo dan pada Tahun 2011

ada beberapa desa yang dimekarkan diantaranya di Kecamatan Kumpeh Ulu

dibentuk 1 Desa baru yaitu Desa Kasang Kota Karang (Perda Nomor 06 Tahun

2011), di kecamatan Sungai Gelam 2 Desa Baru yaitu Desa Sido Mukti (Perda

Nomor 06 Tahun 2011) dan Desa Gambut Jaya (Desa Persiapan), Selanjutnya di

Kecamatan Jambi Luar Kota dibentuk 2 Desa Baru yaitu Desa Mendalo Indah

dan Desa Pematang Gajah (Perda Nomor 06 Tahun 2011).

Tabel 4.3 Jumlah penduduk Kabupaten Muara Jambi Tahun 2020

No Kecamatan 2020 Kepadatan

(jiwa) ( Jiwa/km2)

1 Mestong 40.290 90,76

2 Sungai Bahar 28.360 169,15

3 Bahar Selatan 16.350 70,17

4 Bahar Utara 13.600 93,45

5 Kumpeh Ulu 58.650 153,91

6 Sungai Gelam 70.390 116,87

7 Kumpeh 24.810 15,46

8 Maro Sebo 21.370 79,50

39
9 Taman Rajo 13.160 32,91

10 Jambi Luar 69.830 242,06

Kota

11 Sekernan 45.210 72,81

Jumlah 402.200 77,95

Sumber : Muaro jambi dalam angka 2020

Jumlah penduduk di kabupaten Muara Jambi tahun 2020 berdasarkan

sensus penduduk 2020 adalah sebanyak 402,0 jiwa, jumlah penduduk laki- laki

sebesar 207,5 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 194,47 ribu jiwa ,

rata- rata kepadatan penduduk Kabupaten Muara Jambi pada tahun 2020 adalah

76 jiwa /km2 dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Jambi

Luar Kota 249 jiwa /km2 sedangkan kepadatan penduduk kecil berada di

Kecamatan Kumpeh sebesar 15 jiwa / km2 karena sebagian wilayahnya adalah

kebun dan hutan.

Tabel 4.4 Dana Desa Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017 - 2020

No Tahun Jumlah Desa Jumlah Dana Desa

(Rp/miliar)

1 2017 150 110.1

2 2018 150 112.2

3 2019 150 123.2

4 2020 150 127.1

40
Sumber : Dinas PMD Kabupaten Muaro Jambi 2020

Dari tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah Dana Desa di Kabupaten

Muara Jambi tahun 2017 adalah sebesar 110.1 miliar yang akan di alokasikan ke

150 Desa di Kabupaten Muaro Jambi yang mengalami peningkatan sebesar 2

persen di tahun sebelumnya , Dana Desa di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun

2018 adalah sebesar 112.2 miliar yang mana Dana Desa tersebut akan di

alokasikan ke 150 Desa Di Kabupaten Muaro Jambi , Dana Desa pada tahun ini

mengalami kenaikan sebesar 5 persen di bandingkan tahun sebelumnya .Dana

Desa di Kabupaten Muaro jambi mengalami peningkatan di bandingkan pada

tahun 2019 yang awalnya pada tahun 2019 sebesar Rp. 123,2 miliar dan pada

tahun 2020 sebesar Rp. 127,1 miliar naik 4 persen dari tahun sebelumnya yang

prioritasnya untuk sarana dan prsarana serta peningkatan SDM yang bermuara

pada peningkatan ekonomi masyarakat, untuk alokasi dasar berdasarkan alokasi

kinerja terpilihlah Desa terbaik yaitu Pematang jering , Sembubuk , Pulau Kayu

Aro , Gedong Karya , Londerang , Mekar Sari , dan Desa Solok.

Tabel 4.5 Nilai PDRB sektoral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020

No Sektor PDRB 2020

( Rp/Milyar)

1 Pertanian , kehutanan dan perikanan 110010,93

2 Pertambangan dan penggalian 1882,73

3 Industri dan pengolahan 40002,50

41
4 Pengadaan listrik dan Gas 11,01

5 Pengadaan air , pengelolaan sampah , limbah dan 27,40

daur ulang

6 Konstruksi 1264,24

7 Perdagangan Besar dan Eceran , reparasi mobil dan 1484,51

sepeda motor

8 Transportasi dan pergudangan 750,28

9 Penyediaan Akomondasi dan makan dan minum 154,52

10 Informasi dan komunikasi 726,36

11 Jasa keuangan dan asuransi 436,65

12 Real Estate 361,33

13 Jasa perusahaan 293,91

14 Administrasi pemerintahan , pertahanan dan 969,70

jaminan sosial

15 Jasa Pendidikan 514,80

16 Jasa Kesehatan danKeguatan sosial 282,83

17 Jasa Lainya 334,84

Jumlah 24508,55

Sumber : Muaro Jambi dalam angka 2020

42
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa selama tahun 2020, PDRB Kabupaten

Muaro jambi, sebagian besar di gunakan untuk memenuhi kebutuhan pada sektor

pertanian , kehutanan dan perikanan sebesar 10 persen , Kontribusi sektor

industri pengolahan terhadap PDRB menempati urutan kedua sebesar 9,5

persen , kontribusi sektor perdagangan menempati urutan ke tiga sebesar 9,3

persen , kontribusi sektor pertambangan menempati urutan ke empat yang naik

sebesar 8,9 persen , kontribusi sektor konstruksi menempati urutan ke lima yang

naik sebesar 8,7 persen sedangkan sektor lainya hanya naik sebesar 5 persen.

4.2. Profil DPMTSP Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 05 Tahun

2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan pelayanan perizinan

dan non perizinan kepada masyarakat secara efektif dan efisien, proposional dan

transparan perlu dibentuk satuan kerja perangkat daerah lainnya yang merupakan

bagian dari perangkat daerah yang mengelola perizinan.

Dengan Persetujuan Bersama, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Muaro Jambi dan Bupati Muaro Jambi Memutuskan Peraturan Daerah

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Susunan Organisasi BPTSP terdiri dari :

1. Kepala Badan / Kepala Sekretariat BPTSP.

2. Bagian Tata Usaha membawahi :

- Sub Bagian Umum ;

43
- Sub Bagian Kepegawaian ;

- Sub Bagian Keuangan ;

3. Bidang Penanaman Modal dan Data.

4. Bidang Pelayanan.

5. Bidang Monitoring dan Evaluasi.

6. Tim Teknis.

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

Selanjutnya pada tahun 2016 dibentuklah Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Muaro Jambi. berdasarkan Peraturan

Bupati Muaro Jambi Nomor 39 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Muaro Jambi. Bahwa untuk

melaksanakan ketentuan dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Muaro

Jambi Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Muaro Jambi.

Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu, tediri atas dari :

1. Kepala Dinas.

2. Sekretariat terdiri dari :

- Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian; dan

- Sub Bagian Umum dan Keuangan.

44
3. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari :

- Seksi Promosi, Kerjasama dan Pengembangan;

- Seksi Pengendalian dan Pengawasan; dan

- Seksi Pelaporan.

4. Bidang Pelayanan, terdiri dari :

- Seksi Pelayanan dan Informasi;

- Seksi Perizianan Tertentu; dan

- Seksi Perizinan Jasa Usaha.

5. Bidang Data dan Evaluasi, terdiri dari :

- Seksi Monitoring;

- Seksi Pengaduan dan Evaluasi; dan

- Seksi Pengolahan Data dan Evaluasi.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

45
Gambar 4.1. Struktur Organisasi DPMTSP Muaro Jambi

Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam rangka mereformasi birokrasi

pemerintahan untuk mewujudkan good governance dalam peningkatan pelayanan

publik di bidang perizinan, membentuk satu badan dengan nama Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) resmi

terbentuk pada 2016.

Disamping itu tugas terpenting Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) adalah memberikan pelayanan publik,

menempatkan seluruh proses perizinan secara terpadu mulai dari permohonan

sampai terbitnya dokumen yang dikelola di bawah satu pintu (one stop service),

sehingga prosedur pelayanan perizinan dapat disederhanankan menjadi semakin

mudah, cepat, transparan kepastian mutu pelayanan, kepastian hukum,

keseimbangan hak dan kewajiban, profesionalisme, partisipatif, persamaan

perlakuan / tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan

46
khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan waktu, kemudahan dan

keterjangkauan, yang bermuara pada peningkatan pelayanan publik dengan

melibatkan partisipasi masyarakat.

Untuk mencapai tujuan suatu organisasi perangkat daerah maka Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten

Muaro Jambi perlu menetapkan Visi dan Misi sebagai arah dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten

Muaro Jambi menetapkan visinya sebagai berikut:

“Terwujudnya Muaro Jambi Sebagai Tujuan Utama Investasi Dengan

Mengedepankan Pelayanan Prima”

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka perlu ditetapkan misi

agar tujuan visi dapat tercapai. Misi DPMPTSP Kabupaten Muaro Jambi adalah:

1. Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam upaya peningkatan

penanaman modal dan pelayanan perizinan dan non perizinan di Kabupaten

Muaro Jambi

2. Menyiapkan potensi dan peluang investasi serta melakukan promosi yang

efektif dan efisien

3. Memfasilitasi investor dalam menanamkan modalnya untuk mewujudkan

pelayanan perizinan terpadu yang mudah, cepat, murah dan transparan

berbasis kompetensi dan teknologi informasi.

Tujuan adalah kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada

47
penciptaan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu strategis dan analisis

strategis, yang mengarah pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan

kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Dengan memperhatikan visi, misi DPMPTSP Kabupaten Muaro Jambi

sebagaimana yang telah ditetapkan diatas, maka visi dan misi tersebut perlu

dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa tujuan

yang hendak dicapai dalam perencanaan strategis DPMPTSP Kabupaten Muaro

Jambi yaitu :

1. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan sistem investasi daerah yang

transparan serta didukung oleh iklim investasi yang kondusif.

2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan perizinan yang prima

secara tepat waktu, pasti dan transparan

3. Mewujudkan sumber daya aparatur pelayanan berkualitas

dan profesional

Sasaran pembangunan DPMPTSP yang ingin diwujudkan yaitu :

1. Terlaksananya pembinaan, inventarisasi, pengendalian dibidang prasarana,

sarana perekonomian daerah melalui peningkatan promosi investasi daerah

dengan indikator sasaran yaitu Nilai Investasi Daerah.

2. Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Publik dengan indikator

sasaran yaitu :

a. Persentase Perusahaan yang memiliki izin

b. Jumlah pelaku usaha yang melegalkan usaha

48
3. Meningkatnya Kinerja Aparatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu dengan indikator sasaran yaitu:

a. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Perizinan.

b. Peningkatan peran disektor penanaman modal dan pelayanan perizinan

sebagaimana yang ingin dicapai melalui sasaran tersebut diatas sangat

didukung oleh sumber daya manusia, ketatalaksanaan, kelembagaan dan

struktur organisasi yang kuat untuk lima tahun kedepan.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Strategi Komunikasi Organisasi dalam meningkatkan pelayanan

publik berbasis elektronik di DPMPTSP Kabupaten Muaro Jambi

Pelaksanaan wawancara dilakukan terhadap lima orang informan yang

dianggap representatif atau mewakili terhadap objek yang diteliti. Kelima

informan tersebut merupakan Sekretaris DPMTSP, Kabid Data dan Evaluasi,

Kabid pelayanan, staff pelaksana, dan pelaku usaha yang mengurus izin di

DPMTSP Muaro Jambi.

Sebagai awal, informasi yang penulis ajukan adalah sejak kapan pelayanan

berbasis elektronik dilakukan di DPMTSP Muaro Jambi. Penyelenggaraan

49
pelayanan perizinan dan penanaman modal berbasis elektronik diatur dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Nomor 24 Tahun 2018 tentang

Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, dan Peraturan

Menteri Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 02

Tahun 2019 tentang Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Bagi

Usaha Mikro dan Kecil. Dalam Pasal ayat 6 yang berbunyi:

“Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single


Submission yang selanjutnya disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha
yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, dan
pimpinan Lembaga, gubernur, atau bupati/ wali kota kepada Pelaku
Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi”(PERMEN No
02/2019).
“Perizinan berbasis elektronik ini udah ada peraturannya dari 2108, tapi
kita baru benar-benar mengimplementasikannya di tahun 2019” (Nahri,
S.Pd)
Hal yang sama dikatakan oleh Kabid Data dan Evaluasi DPMTSP Muaro

Jambi,

“Kalau macam OSS, SiCantik, dll itu baru tahun 2019, termasuk masih
baru memang kita menerapkannya. Keterlambatan DPMPTSP dalam
implementasi program bapak Jokowi tentang perizinan OSS ini
dikarnakan belum memadainya SDM yang ahli dalam bidang ini dan
masih beradaptasi dengan program OSS, setelah kami benar-benar siap
dan masyarakat telah beri sosialisasi baru program ini dapat kami
jalankan dengan adanya pelimpahan wewenang sepenuh dari bupati
pada dinas satu pintu” (Fathiya, S.Ag)
DPMPTSP telah melakukan upaya pengembangan penggunaan Teknologi

Informasi dimana digunakannya basis web, pengembangan data base, manual dan

campuran teknologi informasi, serta pengembangan pikiran teknologi informasi.

50
Selanjutnya masih menggunakan basis web, pelayanan teknologi Informasi penuh,

membiasakan penggunakan teknologi informasi, serta melakukan semi otomatis

sistem.

Disinilah DPMPTSP mulai menerapkan integrasi layanan berbasis

elektronik/ berbasis online, DPMPTSP berupaya memberikan layanan yang baik,

dengan pengunaan basis web dengan menggunakan situs website Online Single

Submission (OSS) oss.go.id yang dapat diakses di website

ptsp.muarojambikab.go.id sistem otomatis penuh, penambahan teknologi

selanjutnya, integrasi dengan layanan lain.

DPMPTSP telah melakukan inovasi dalam mencapai efektivitas

pelayanan. Dengan merilis aplikasi yang bisa diakses di website

ptsp.muarojambikab.go.id yaitu OSS (Online Single Submission), dan SIMBG

(Sistem Informasi Managemen Gedung). Aplikasi yang digunakan untuk

perizinan usaha mikro kecil dan menengah maupun besar yaitu aplikasi OSS.

Dalam rangka pemenuhan pelayanan yang prima DPMPTSP bekerja sama

dengan Lembaga OSS untuk menerapkan pelayanan perizinan berusaha berbasis

elektronik (Online Single Submission) . Pelayanan Perizinan Berusaha (Online

Single Submission) adalah Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau

Online Single Submission (OSS) merupakan aplikasi yang digunakan untuk segala

hal proses registrasi dan pengajuan perizinan usaha serta pengajuan perizinan

lainnya yang termasuk didalam layanan perizinan berusaha menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Berusaha Terintegrasi

Secara Elektronik.

51
OSS adalah Aplikasi berbasis Web yang berfungsi untuk membantu proses

pengajuan pengaduan dan perizinan untuk selanjutnya dilakukan untuk proses

penindakan yang dilakukan oleh peran pengambil keputusan, aplikasi website

OSS (Online Single Submission) ini menyediakan informasi seperti data

permohonan berusaha, data perizinan yang ada, data instansi daerah, data

perizinan daerah, dll.

Perizinan yang dilakukan harus sesuai dengan Standar Operasional

Operasional Prosedur. Tata-tata cara pelayanan perizinan dan non perizinan

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pendaftaran;

b. .Pelaku usaha agar membuka atau mengakses aplikasi OSS dengan pilihan

tampilan menu didalam aplikasi tersebut sesuai dengan perubahan izin yang

diperlukan;

c. Pemeriksaan administrasi persyaratan secara elektronik maupun manual;

d. Verifikasi dan validasi persyaratan;

e. Koordianasi dan penilaian kelayakan teknis;

f. Pengecekan lapangan;

g. Penyerahan dokumen perizinan asli;

h. Persetujuan administrasi dan teknis;

i. Pemberitahuan kepada pemohon;

j. Survey kepuasan masyarakat (SKM);

k. Pencetakan dokumen perizinan dan non perizinan;

l. Penandatanganan; dan

52
m. Penyerahan

Kemudian peneliti bertanya sejauh mana program OSS ini telah berjalan.

Bapak Kabid Pelayanan DPMTSP menyatakan sebagai berikut:

“Program OSS ini sudah sesuai SOP dan sudah terlaksana. Walaupun
masih banyak kekurangan , OSS ini kan baru diterapkan oleh DPMPTSP
dan sudah cukup banyak pelaku usaha yang terdaftar NIB disistem
OSS. Bagi kami instansi merasa berhasil dalam program ini namun
untuk lebih maksimalnya itu kan butuh waktu, masih banyak pelaku
usaha yang belum mengetahui perizinan online dan pentingnya
perizinan untuk pengembangan usaha, mereka hanya berfikir
rumitnya saja tanpa mengetahui besarnya manfaat yang diperoleh.
Keuntungan dari izin ini selain legalitas usaha bagi pelaku usaha
mereka pun ada kemudahan dalam pemasaran produk - produk mereka
mudah diterima di minimarket atau toko-toko”. (Agus Sukarman, S.E).

Selanjutnya Kabid Data dan evaluasi DPMTSP mengatakan:

“Sebelum berubah menjadi DPMPTSP semua serba manual belum ada


pelimpahan wewenang secara penuh dari bupati ke dinas perizinan, belum
ada SOP yang jelas setelah berubah jadi DPMTSP baru semua perizinan
dilimpahkan ke kami. Di awal - awal masih menggunakan sistem manual
belum ada itu OSS. Belum ada namanya pelatihan perizinan karena
memang semuanya dilakukan disini dan pelayanan langsung. Sosialisasi
program pelatihan SDM dinas terkait baru sekaranglah dimaksimalkan,
program - program ini dahulu lebih mengutamakan meningkatkan
investasi karena tanggung jawab penuh tentang perizinan usaha kecil
menengah itu di DISKOPRINDAG. Lain sekarang dengan Menteri
koperasi langsung yang memberi tanggung jawab ke DPMTSP di seluruh
Indonesia untuk mengurus perizinan usaha kecil dan menengah yang
sudah terintegrasi dengan OSS” (Fathiya, S.Ag)

53
Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa sistem OSS sudah

dilaksanakan walaupun belum berjalan secara maksimal, sebelum bertansformasi

menjadi DPMPTSP pelimpahan wewenang penuh tentang perizinan usaha kecil

dan menengah belum ada dan belum memiliki SOP yang jelas. Setelah menjadi

DPMPTSP semua wewenang perizinan harus melalui DPMPTSP berbagai macam

inovasi untuk memangkas birokrasi dilakukan DPMPTSP dengan adanya

perizinan online walaupun masih banyak kendala di dalam pelaksanaannya.

Belum adanya program-program pelatihan untuk usaha kecil dan menengah saat

itu dikarenakan inovasi OSS belum lama dijalankan.

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi

organisasi yang dilakukan DPMTSP dalam meningkatkan pelayanan publik

berbasis elektronik tersebut.

Berdasarkan hal tersebut peneliti menanyakan tentang bagaimana cara

komunikator dalam menyampaikan pesan baik kepada pegawai maupun

masyarakat terkait sistem pelayanan berbasis online.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak sekretaris DPMTSP bahwa sebelum

menerapkan sistem berbasis online atau elektronik, para pegawai diberikan

sosialisasi terlebih dahulu agar mampu dan berkompeten dalam menerapakn

pelayanan sistem berbasis elektronik.

“Kebutuhan DPMPTSP untuk memajukan perizinan itu pastinya akan


terus meningkat seperti telah perizinan OSS ini kan program baru yang
perlu diupayakan agar berjalan sesuai harapan, maka itu kami menambah
program bimtek, sosialisasi, pelatihan kepada para pegawai agar
berkompeten ya. Semua itu yang sudah terlaksanakan meskipun mungkin

54
masih harus dimaksimalkan kembali, seperti bimbingan teknis pelayanan
perizinan dan non perizinan, peningkatan kualitas SDM DPMPTSP”
(Nahri, S.Pd).
Ditambahkan oleh staff pelaksana bahwa

“Untuk pemahaman soal OSS dan pelayanan secara online kita dikasih
tahu dulu. Ada sosialisasinya, ada bimteknya, ada juga pelatihannya
supaya kita lebih paham tentang pelayanan lewat online ini. Sebelum kita
kasih ke masyarakat, intinya kita sebagai pegawai mesti paham dulu
bagaimana melayani masyarakat lewat sistem online ini”. (Febriana
Ingepuri, S.E).

Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa para pegawai

memiliki pengetahuan tentang bagaimana menjalankan sistem pelayanan berbasis

elektronik ini. Pengetahuan tersebut didapat dari sosialisasi, bimtek, bahkan

pelatihan kepada para pegawai yang dilakukan oleh DPMTSP demi menunjang

kinerja para pegawai dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.

Strategi komunikasi selanjutnya yaitu menetapkan target penerima pesan

(audience). Dalam hal ini target atau sasaran dari DPMTSP dalam

menyampaikan pesan adalah masyarakat umum yang memiliki usaha yang

menggunakan pelayanan berbasis elektronik.

Sasaran DPMPTSP adalah pelayanan yang prima bagi para pelaku usaha

kecil menengah maupun investor baru yang berada di Kabupaten Muaro Jambi.

Sosialisasi yang dilakukan DPMPTSP Ketika belum adanya pelayanan online

tidak segencar sekarang. Sebelum adanya perizinan online DPMPTSP lebih

megutamakan peningkatan jumlah investasi penanaman modal di Kabupaten

Muaro Jambi dengan capaian jumlah investasi yang melebihi target yang

55
ditentukan, belum adanya sasaran yang signifikan untuk membuat pelayanan

peizinan usaha kecil dan menengah menjadi lebih populer di kalangan masyarakat

dan pelalu usaha sehingga bertambahnya minat pelaku usaha untuk mengurus

legalitas usaha.

Jika dilihat dari wawancara terhadap narasumber menggambarkan bahwa

OSS ini belum populer di mata masyarakat, dikarenakan belum tersosialisasikan

secara menyeluruh yang menyebabkan masyarakat masih menganggap berbelit-

belitnya sistem perizinan.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak Nahri, S.Pd yang mengatakan

tentang sasaran Dinas penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yaitu

para pelaku usaha, sebagai Berikut:

“Sasaran atau target dari DPMPTSP yaitu membuat pelayanan perizinan


prima bagi pelaku usaha baik itu perizinan usaha besar, mikro kecil dan
menengah. Sesuai dengan sasaran dari visi misi yaitu terlaksananya
pembinaan, inventarisasi, pengendalian dibidang prasarana, sarana
perekonomian daerah yaitu nilai investasi daerah, selanjutnya
meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan publik dengan sasaran
meningkatnya perusahaan yang memiliki izin dan jumlah pelaku usaha
yang melegalkan usaha. Serta meningkatnya kinerja aparatur DPMPTSP
dengan meningkatkan indeks kepuasan masyarakat atas pelayanan
perizinan serta peran disektor penanaman modal dan pelayanan
perizinan. Ini semua dapat dicapai harus didukung oleh SDM,
ketatalaksanaan, kelembagaan dan struktur organisasi yang kuat untuk lima
tahun kedepan.”

56
Selanjutnya peneliti menanyakan Kembali bagaimana keberhasilan sasaran

DPMTSP ke para pelaku usaha. Berikut hasil wawancara dengan bapak Agus

Sukarman, S.E selaku Kabid Pelayanan:

“Jika dikatakan sasaran ke pelaku usaha DPMPTSP sudah tercapai 100%


itu belum perizinan online ini bisa dikatakan sudah 60% lah, karena kami
menyadari bahwa jika dilihat masih pengusaha kecil dan menengah di
Muaro Jambi ini namun jumlah yang melakukan perizinan dengan yang
tidak melakukan perizinan pastinya masih banyak yang tidak melakukan
perizinan. Karena kita tidak dapat memaksa semua usaha harus ada
legalitas semua itu tergantung kemauan pelaku usaha itu sendiri. Namun
mungkin kami juga tidak mengelak jika masyarakat bilang kami tidak
mengerti atau tidak mengetahui adanya perizinan online karena selama
ini DPMPTSP baru mensosialisasikan kepada pelaku usaha yang
mendaftar manual walaupun sosialisasinya terbuka untuk umum pun
tidak banyak yang mengetahui dan belum banyak mensosialisasikan
sosial media"
Kemudian kami mencoba bertanya kepada salah satu pelaku usaha yang

bergerak di bidang ternak ayam kampung yaitu Rizki Mardiyanti. Sebagai sasaran

atau target dari DPMTSP ini, Rizki mengatakan bahwa:

“Saya tahu soal mengurus perizinan usaha lewat online ini dari sosial
media. Nah dapat informasi tersebut, saya coba mengurus lewat online.
Enaklah, lebih mudah, dak ribet kalau lewat online”
Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa sasaran atau target

dalam hal ini adalah para pelaku usaha baik usaha kecil, menengah, ataupun besar

yang mengurus perizinan usaha. Untuk keberhasilan sasaran program perizinan

online kepada pelaku usaha sendiri belum sepenuhnya tercapai dikarenakan

masih kurangnya sosialisasi ke masyarakat akan pentingnya legalitas perizinan

57
usaha, serta belum menyeluruhnya sosialisasi tentang perizinan online ini yang

sebenernya akan lebih memudahkan pelaku usaha dalam hal pengurusan perizinan

usaha. Pemanfaatan teknologi untuk sosialisasi di media online belum dilakukan

hanya sebatas website resmi DPMPTSP membuat masyarakat awam tidak terfikir

untuk melihat informasi tersebut.

Dalam hal menyusun pesan DPMTSP menggunakan teknik one side issue

yang mana mereka selalu menjelaskan keuntungan mengurus perizinan secara

online. Pelayanan menggunakan sistem online lebih efektif, efisien, menghemat

waktu, dan tidak rumit. Bisa dilakukan dimana saja untuk mengurus perizinannya.

Selain itu juga DPMTSP selalu menyampaikan kepada pelaku usaha manfaat jika

usaha telah memiliki perizinan.

Seperti yang dikatakan oleh Febriana Inge selaku staff pelaksana, beliau

mengatakan bahwa mengurus perizinan melalui online itu mudah,

“Semua pemohon yang melakukan pendafaran izin usahanya


alhamdulillah tidak ada yang ditolak, semua memenuhi kriteria tidak ada
yang mengganggu pemukiman, jika itu IPRT kita lihat kebersihannya jika
kurang bersih dinas Kesehatan pastinya akan mengarahkan agar pelaku
menjaga kebersihan produk maupun lingkungan tempat produksi. Dulu
sebelum ada OSS untuk pendaftaran perizinan itu bisa sampai 1 Bulan
lebih hari yang lama itu pengecekan lokasi diperlukannya. Namun setelah
ada perizinan online bisa dirasakan manfaatnya mereka yang mengujukan
permohonan itu tidak menunggu waktu yang lama mereka bisa melihat
sendiri status perizinan mereka di website dan untuk pengecekan lokasi
bisa dilakukan menyusul”.

58
Kemudian dalam menyampaikan informasi terkait sistem pelayanan

berbasis online, DPMTSP menyampaikannya melalui sosialisasi, billboard, dan

bekerja sama dengan kecamatan. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Fathiya S.Ag,

“Untuk sosialisasi kami sudah melakukannya, sudah ada sosialisasi


mungkin belum menyeluruh sehingga masyarakat terutama pelaku usaha
ada yang belum mengetahui infromasi terbaru tentang perizinan usaha
baik itu di keluarahan maupun kecamatan kami harus bekerjasama”.
Ditambahkan bapak Agus Sukarnan, S.E bahwa,

“Untuk strategi pengembangan sistem OSS ini DPMPTSP harus


memaksimalkan sosialisasi terhadap masyarakat seperti diadakannya
pelatihan pengurusan izin serta sosialisasi ke media massa sosmed”
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masih belum

maksimal informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga masih banyak

masyarakat yang tidak mau mengurus perizinan dan mengurus perizinan melalui

online. Sehingga DPMTSP terus berusaha agar informasi tersebut dapat diketahui

oleh masyarakat pada umumnya dan pelaku usaha pada khususnya.

5.1.2. Hambatan dalam meningkatkan pelayanan publik berbasis elektronik

di DPMPTSP Muaro Jambi

Dalam suatu organisasi atau lembaga terdapat orang-orang yang bekerja

sama dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap organisasi khususnya organisasi

suatu kantor tentu memerlukan berbagai informasi, memiliki tujuan, memiliki

struktur, memenuhi kebutuhan kinerja, mengembangkan tugas dan tanggung

jawab, serta dapat mencapai hasil kerja yang diharapkan.

Dalam menciptakan hubungan kerja sama yang maksimal dalam suatu

organisasi maka perlu adanya komunikasi diantara mereka yang disebut

59
komunikasi organisasi. Salah satu upaya penting dari proses komunikasi

organisasi adalah perlu menciptakan sistem pelayanan yang baik. Namun tak

dapat dipungkiri bahwa keberhasilan komunikasi organisasi dipengaruhi oleh

dukungan dan hambatan baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari luar

organisasi tersebut. Berikut hasil penelitian yang terkait dengan hambatan dalam

meningkatkan pelayanan publik berbasis elektronik di DPMPTSP Muaro Jambi.

Konsep awal penyediaan layanan perizinan berbasis elektronik atau online

yang akan memudahkan pemohon untuk tidak perlu langsung datang ke kantor

DPMPTSP ternyata belum signifikan.. Urgensi kesediaan pelayanan berbasis

teknologi informasi dan komunikasi terutama layanan perizinan online bukan

berdasarkan pada kendala jarak dan waktu tetapi lebih kepada menyediakan

layanan yang prima demi melayani masyarakat dan mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik. Pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

menawarkan bentuk pelayanan yang responsif, akuntabel, transparan, adanya

bentuk partisipasi berdasarkan ketentuan hukum, mengingat asas kesetaraan dan

menyediakan layanan yang efektif serta efisien yang seiring dengan konsep good

governance.

Untuk menyikapi kebijakan pusat yang selalu berubah, respon daerah

terhadap kebijakan pusat harus disikapi melalui pengkajian dan telaah mendalam

untuk disesuaikan sehingga dapat di implementasikan daerah dalam bentuk

kebijakan atau aturan baru atau pendukung lainnya. Seperti yang dikatakan oleh

Ibu Fathia, S.Ag yang mengatakan bahwa:

“Yang menyebabkan kami kesulitan itu ya regulasi-regulasi peraturan


yang terlalu sering, jadi kami kadang merasa bingung baru mau

60
melaksanakan sudah ada perubahan, ya kami manut saja lah karena untuk
menjadi lebih baik kami tentunya akan menyesuaikan dan akan membuat
layanan ini lebih efisien”.
Pencapaian perizinan online yang belum sampai 100 % membuat

DPMPTSP harus banyak berbenah dengan diperlukankan inovasi yang sejalan

dengan pengembangan ekonomi digital dengan beberapa penyesuaian terutama

penggunaan layanan berbasis aplikasi untuk menunjang tercapainya layanan

online 100%. Dan itu semua harus di lengkapi dengan sarana prasarana yang

lengkap dan SDM yang baik.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Nahri, S.Pd beliau mengatakan

bahwa:

“Iya dalam segi sarana prasana prasarana saya rasa masih kurang,
setiap pegawai telah ada komputer masing-masing. Cuma perlu ditambah
lagi seperti di depan itu seharusnya ada layanan Komputer yang lebih
banyak khusus untuk pelaku usaha yang belum bisa mendaftar kan sendiri,
dan yang lebih bagus lagi adanya ruangan khusus pendampingan seperti
yang telah diterapkan di DPMPTSP Jakarta jadi kita enak memandu nya.
Jika itu sudah tercapai kita akan membuka perizinan keliling agar lebih
efisien lagi dan mendekatkan kemasyarakat. Sebab kesuksesan pelayanan
online bukan dari SDM pegawainya saja tapi SDM dari pelaku usaha itu
juga penting”
Selanjutnya agar masyarakat luas khususnya pelaku usaha dapat

mengetahui adanya layanan Online Single Submission perlu adanya sosialisasi,

baik melalui pamflet yang disebarkan di jalan, melalui broadcast layanan SMS,

melalui radio, melalui baliho maupun spanduk, dan sosialisasi ke dinas terkait,

menggunakan media sosial.

61
Seperti yang dikatakan oleh bapak Agus Sukarman, SE yang mengatakan

bahwa:

“Dibuat sosialisasi berkala terhadap aturan dan pelayanan OSS ini ke


setiap kecamatan dan kelurahan Dan terus update informasi terkait berita
prestasi, inovasi dan peraturan dengan media sosial baik radio, website,
Instagram, facebook, dan lainnya. Agar masyarakat tertarik akan
pengurusan izin yang selama ini dianggapnya itu rumit. Sebab bagi saya
kalo hanya mengaploud berita lewat website kita, saya kurang menjamin
masyarakat melihatnya.”
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

sebenarnya menyambut baik akan adanya sistem Online Single Submission ini

karena lebih memudahkan mereka dalam hal pengurusan NIB dan surat izin

usahanya. Namun untuk pengembangan kedepannya DPMPTSP harus lebih luas

dalam hal bersosialisasi baik secara langsung maupun di media sosial, pengadaan

pelatihan bimbingan teknologi, serta membuat program acara-acara bazar yang

tentunya lebih memudahkan untuk bersosialisasi. Dalam hal sarana dan prasarana

harus lebih ditingkatkan dengan penambahan ruang bimbingan pendaftaran OSS

maupun ruang OSS mandiri yang disediakan oleh DPMPTSP dengan penambahan

komputer.

Serta terlaksananya sarana berbentuk mobilitas untuk menerapkan

perizinan keliling yang akan membuat program perizinan Online lebih cepat

dikenal masyarakat. Dengan demikian respon masyarakat akan semakin baik

adanya pelayanan perizinan online ini, sehingga mengubah pemikiran masyarakat

akan pentingnya pengurusan izin usaha untuk mengembangkan usahanya menjadi

62
lebih besar dan lebih berkembang, serta pelayanan OSS pun menjadi efektif dan

efisien.

5.2. Pembahasan

Aplikasi OSS di launching oleh DPMPTSP pada tahun 2018 Namun baru

digunakan oleh DPMPTSP pada agustus 2019, keterlambatan berjalannya

program OSS ini dikarenakan belum siapnya Dinas Perizinan dalam dikarenakan

beberapa hal, seperti yang dikatakan Sekretaris DPMTSP Muaro Jambi

mengatakan bahwa pelayanan publik berbasis elektronik sudah ada sejak tahun

2018, namun untuk pelaksanaan di Muaro Jambi tepatnya di tahun 2019.

Dalam organisasi atau instansi pemerintahan, komunikasi memiliki peran

penting. Karena tanpa adanya komunikasi kegiatan tidak berjalan lancar. Maka,

dengan adanya komunikasi dalam suatu organisasi dapat mengetahui kepribadian

masing- masing baik antara pimpinan maupun pegawai dimana memiliki persepsi

dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu komunikasi merupakan bagian

yang penting dalam suatu organisasi baik dari pimpinan ke bawahan maupun

bawahan ke pimpinan serta sesama anggota dalam organisasi.

Maka dari itu perlu adanya strategi komunikasi yang merupakan panduan

dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen

(communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai

tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana

operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan

(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.

63
Dalam lingkungan organisasi strategi sangat penting dalam kemajuan

pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, disinilah pula strategi. Menurut

Grant(1999), strategi memiliki 3 peranan penting dalam mengisi tujuan

manajemen, yaitu:

1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. Strategi sebagai

suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu bentuk atau

tema yang memberikan kesatuan hubungan antara keputusankeputusan yang

diambil oleh individu atau organisasi.

2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi salah satu peranan

penting, strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi adalah untuk

memberikan kesamaan arah bagi perusahaan.

3. Strategi sebagai target konsep, strategi akan digabungkan dengan misi dan

visi untuk menentukan di mana perusahaan berada dalam masa yang akan

datang. Penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah bagi

perusahaan

Menurut Cangara (2013 ) dari empat komponen yang digunakan dalam

analisis SWOT, Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) berada dalam

ranah internal organisasi. Kedua hal ini berhubungan erat dengan sumber daya

dan manajemen organisasi. Sedangkan komponen Opportunities (peluang) dan

Threats (ancaman) berada dalam ranah eksternal organisasi.

A. Strenght

1. Pegawai DPMTSP Kabupaten Muaro Jambi memiliki kemampuan untuk

mengembangkan pelayanan berbasis elketronik kepada masyarakat.

64
2. Kerja giat para pegawai dalam melakukan tugas sesuai dengan job desk

dan tanggung jawabnya masing – masing agar berjalan dengan lancar

3. Keterbukaan hubungan dalam menyampaikan ide kreatif, masalah atau

program kegiatan, baik antar pimpinan dan bawahan maupun antar

bawahan.

B. Weakness

1. Kurangnya SDM di DPMTSP Kabupaten Muaro Jambi membuat

masing-masing pegawai bekerja ekstra. Hal ini terkadang menyebabkan

berkurangnya waktu mereka berinteraksi satu sama lain.

2. Masih belum lancar jaringan internet yang terkadang menghambat di

dalam pekerjaan terutama pelayanan berbasis elektornik

3. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan adanya pengurusan perizinan

berbasis elektronik

4. Masih adanya masyarakat yang belum mau menerima perubahan layanan

dari konvensional menuju online.

C. Opportunities

1. Adanya perkembangan dunia pelayanan yang saat ini merambah dunia

kerja berbasis elektronik atau online.

2. Dengan efisien pelayanan berbasis online atau elektronik tentu saja

berpeluang untuk para pelaku usaha mudah mendapatkan izin usaha atau

investasi

D. Threats

65
1. Perkembangan pelayanan berbasis elektronik atau online ini bisa saja

membuat SDM yang bekerja di instansi pemerintah dikurangi

dikarenakan masyarakat sudah paham dan mampu mengakses semua

pelayanan secara cepat dan efisien.

Menurut (Cangara, 2013) memiliki beberapa tahapan strategi komunikasi,

yaitu:

1. Menetapkan Komunikator

2. Menetapkan Target Penerima Pesan (audience)

3. Menyusun Pesan

4. Memilih Media dan Saluran Komunikasi

1. Penetapan komunikator dan menetapkan target penerima pesan

Dalam hal ini sasaran komunikasi dari DPMTSP Muaro Jambi adalah

pegawai internal dan masyarakat para pelaku usaha. Perencanaan Khalayak

Komunikasi dengan cara mengidentifikasi secara jelas siapa yang akan menerima

pesan komunikasi. Dalam hal ini ada dua jenis khalayak yakni khalayak primer

(berpartisipasi secara langsung) dan khalayak sekunder (berpartisipasi secara tidak

langsung).

Dengan mempertimbangkan latar belakang khalayak kita dapat

menyesuaikan perilaku komunikasi kita untuk, misalnya membahas hal-hal yang

berada di luar frame of reference audience, tidak menghubunghubungkan dengan

konsep yang asing bagi mereka, tidak terlalu banyak menggunakan istilah, dan

sebagainya.

66
Selanjutnya dalam perencanaan khalayak atau penetapan komunikator kita

harus memperhatikan perasaan Audience. Pada poin ini yang harus

dipertimbangkan mengenai perasaan audience adalah seberapa tertariknya

audience pada pesan komunikasi, apakah pesan yang kita sampaikan mendapat

prioritas tinggi/ rendah dari khalayak seberapa jauh pesan kita akan

mempengaruhi tujuan-tujuan mereka serta apakah mereka akan mendukung,

biasabiasa saja, atau menentang komunikasi kita. Dari penentuan sasaran ini

terdapat langkah - langkah yang kongkret, dapat diukur keberhasilan

pencapaiannya dan berada dalam rentang waktu tertentu.

2. Perencanaan penyusunan pesan komunikasi

Setiap orang memiliki kemampuan untuk mengingat dan memperhatikan

pesan dengan porsi yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya

timbal balik yang akan diberikan oleh seseorang usai pesan tersebut disampaikan.

Oleh sebab itu, sebelum dilakukannya perencanan pesan komunikator harus

terlebih dulu melakukan analisis khalayak. Hal ini agar dapat mengetahui siapa-

siapa saja yang akan menerima pesan dan pesan seperti apa yang layak

disampaikan.

Sebagai sebuah pegangan, hendaknya inti pokok dari pesan komunikasi

kita sampaikan/tekankan pada awal dan di ulangi lagi pada akhir kegiatan

komunikasi. Hal ini mengingat saat kita berada ditengah-tengah proses

komunikasi terdapat kecenderungan audience yang kurang memperhatikan kita

(mengantuk, bosan, dan lain-lain). Agar dapat membantu pemahaman audience

atau khalayak pesan yang kita sampaikan dapat kita organisasikan sedemikian

67
rupa sehingga penyampaiannya menjadi teratur. Pesan disusun berdasarkan

ukuran masalah dari pemecahannya, digunakan cara persuasif untuk

mempengaruhi khalayak dengan menggambarkan betapa besar dan pentingnya

masalah tersebut dan kemudian diberikan solusi untuk dipecahkan masalahnya.

Gaya pesan dalam menyampaikan informasi juga harus dilihat, bagaimana

mengolah kata-kata, dalam arti memilih dan menggunakan kata-kata secara tepat,

adalah masalah pokok dalam merancang pesan komunikasi karena, pada

hakikatnya porsi terbesar kita dalam berkomunikasi adalah melalui bahasa. Pada

gaya pesan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni bahasa,

penggunaan kata-kata secara ekonomis, penggunaan kata-kata secara positif,

bahasa kiasan, dan imbauan pesan secara rasional dan emosional, imbauan takut

dan ganjaran, serta imbauan motivasional.

3. Memilih media dan saluran komunikasi

DPMTSP Kabupaten Muaro Jambi dalam memilih media menggunakan

grup chat untuk berkomunikasi secara internal, sedangkan kepada pelaku usaha

biasa menggunakan media seperti sosialisasi. Di lingkungan DPMTSP sendiri

mereka memiliki buletin yang dipasang di mading kantor untuk memberikan

informasi. Selain itu rapat atau briefing selalu mereka lakukan ketika

mengevaluasi atau mensosialisasikan infromasi terbaru. Dan tak ketinggalan

bahwa mereka pun memiliki grup chat wahtsapp yang berfungsi untuk

menyebarkan informasi.

Dalam hal menyusun pesan DPMTSP menggunakan teknik one side issue

yang mana mereka selalu menjelaskan keuntungan mengurus perizinan secara

68
online. Pelayanan menggunakan sistem online lebih efektif, efisien, menghemat

waktu, dan tidak rumit. Bisa dilakukan dimana saja untuk mengurus perizinannya.

Selain itu juga DPMTSP selalu menyampaikan kepada pelaku usaha manfaat jika

usaha telah memiliki perizinan.

Keberadaan layanan perizinan online yang disediakan oleh pemerintah

belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat memberikan bukti bahwa

masih ada kesenjangan dalam pembuatan kebijakan maupun penerapan kebijakan

publik itu sendiri. Pengembangan layanan sebaiknya berfokus pada optimalisasi

layanan yang ada dan juga penambahan jenis perizinan yang mampu dilakukan

berbasis elektronik.

Menurut Bungin (2013) fungsi komunikasi dibagi menjadi 4 dalam

organisasi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif.

Pada fungsi informatif DPMTSP telah mampu menyajikan informasi baik

kepada pegawai maupun masyarakat. Kepada pegawai DPMTSP melakukan

berbagai pelatihan, bimtek, ataupun briefing untuk menunjang infromasi dan

kinerja pegawai terhadap sistem pelayanan berbasis online. Sedangkan kepada

masyarakat terutama pelaku usaha, DPMTSP berusaha untuk menyajikan

informasi bagaimana prosedur perizinan, dan bagaimana cara mengurus perizinan

secara online. Walaupun diakui masih banyak masyarakat yang belum

sepenuhnya mengetahui informasi tersebut.

Fungsi regulatif DPMTSP tentang sistem pelayanan berbasis elektronik

atau online berdasarkan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi

69
Secara Elektronik, dan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2019 tentang Perizinan Berusaha

Terintegrasi Secara Elektronik Bagi Usaha Mikro dan Kecil.

Fungsi persuasif, adanya ajakan seperti bimtek, pelatihan, dan sosialisasi

kepada pegawai DPMTSP untuk terus belajar dan meningkatkan kinerja tentang

sistem pelayanan berbasis elektronik. Sedangkan untuk para pelaku usaha, selalu

ditekannkan agar segera mengurus izin usaha menggunakan sistem berbasis

elektronik.

Terakhir fungsi integratif, dalam organisasi dibutuhkan oleh anggota agar

pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bisa berjalan dengan baik. Ada 2 saluran,

yaitu saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi

tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga komunikasi

informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, ataupun

yang lainnya. Maka dari itu pelaksanaan ini bisa menimbulkan kontribusi yang

baik bagi anggota dalam sebuah organisasi.

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dalam pendekatan secara internal DPMTSP menerapkan pendekatan

individu. Adapun strategi komunikasi yang digunakan di internal organisasi

tersebut yaitu yang pertama melakukan aksi yaitu tindakan pendekatan terhadap

individu lainnya yang berada di dalam organisasi, sehingga terjadinya interaksi

awal di antara individu-individu tersebut yaitu proses komunikasi. Hal ini terlihat

70
dengan adanya sosialisasi, bimtek, pelatihan, briefing atau rapat bahkan ada yang

lebih personal yaitu membangun kedekatan melalui chat grup. Selain itu dalam

hal menerapkan strategi komunikasi DPMTSP dengan cara menetapkan

Komunikator, menetapkan target atau sasaran penerima pesan, menyusun pesan,

dan memilih media.

Hambatan yang terjadi yaitu belum sepenuhnya masyarakat mengetahui

informasi tentang sistem pelayanan berbasis elektronik atau online, adanya

ketidaksinkronnan antara kebijakan regulasi pusat dan daerah, tidak meratanya

sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media sosial, kurangnya sarana

dan prasarana.

6.2. Saran

Karyawan diharapkan mampu meningkat kompetensi dalam bekerja agar

bisa mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan tugas untuk memberikan

pelayanan yang baik untuk masyarakat.

Hendaknya DPMTSP dalam hal penyebaran informasi kepada masyarakat

terutama pelaku usaha agar lebih massif sehingga para pelaku usaha mengetahui

informasi tentang pelayanan sistem berbasis elektronik atau online ini.

71

Anda mungkin juga menyukai