KELOMPOK 2
FAKULTAS PERTANIAN
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penentu keberhasilan usahatani.
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus
menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.
Sering petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik biaya maupun waktunya akibat
penggunaan benih yang jelek mutunya.
Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cara
bercocok tanam, tetapi tidak boleh diabaikan pentingnya pemilihan kualitas benih yang
akan dipergunakan. Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi risiko kegagalan
usahatani karena bebas dari serangan hama dan penyakit serta mampu tumbuh baik pada
kondisi lahan yang kurang menguntungkan.
Dalam budidaya tanaman sering kali ditemui keadaan dimana kebutuhan benih dengan
ketersediaan benih tidak selalu sama. Sering kali ketersediaan benih lebih besar daripada
kebutuhan benih di lapangan karena setelah dipanen, benih biasanya tidak langsung
ditanam melainkan harus menungggu saat tanam selama beberapa waktu.
Selain itu benih seringkali harus diangkut dari suatu tempat ketempat lain dengan
menempuh jarak yang cukup jauh maka perlu dilakukan penyimpanan benih agar benih
yang belum digunakan sekarang bisa digunakan pada saat dibutuhkan nantinya.
TUJUAN
1. Mengetahui pengertian benih penyimpanan benih
2. Mengetahui tempat yang sesuai untuk penyimpanan benih
3. Mengetahui lama penyimpananterhadap kualitas benih
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi mutu benih saat penyimpanan
BAB 11
KAJIAN TEORITIS
Tujuan penyimpanan benih yaitu untuk menjaga ketersediaan benih dalam menghadapi masa-
masa sulit produksi benih dan untuk mengawetkan cadangan makananan bahan tanaman dari
satu musim ke musim berikutnya.
Penyimpanan beni terdiri dari penyimpanan jangka panjang, penyimpanan jangka menengah dan
penyimpanan jangka pendek. Penyimpanan jangka panjang memiliki kisaran waktu puluhan
tahun, sedangkan penyimpanan jangka menengah memilki kisaran waktu beberapa tahun, dan
penyimpanan jangka pendek memiliki kisaran waktu kurang dari setahun. Tidak ada kisaran
pasti dalam periode penyimpanan, hal ini disebabkan karena periode penyimpanan sangat
tergantung dari jenis tanaman dan tipe benih itu sendiri.
Tinggi rendahnya viabilitas dan vigor benih sebagai pembawaan dari baik atau tidaknya kondisi
sewaktu pematangan fisik benih, akan mudah terpengaruh oleh faktor-faktor pada penyimpanan.
Benih akan mengalami kecepatan kemundurannya tergantung dari tingginya faktor kelembaban
relatif udara dan suhu. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil penelitian yang selanjutnya memiliki
patokan sebagai berikut
Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh
dan vigor, kondisi kulit dan kadar benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih,
komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan.
masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih semakin kompleks sejalan dengan
meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan
resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami
kemunduran tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu
lingkungan dimana benih disimpan.
Dalam penyimpanan benih, kita juga harus memilih bahan kemasan yang akan kita gunakan dan
kemampuan bahan kemasan tersebut dalam mempertahankan kadar air benih pada periode
simpan yang dikehendaki. bahan kemasan yang paling baik adalah aluminium foil pada periode 2
minggu dengan kadar air 8,89%, pada periode simpan 4 minggu dengan kadar air 10,90%.
Aluminium foil dapat digunakan sebagai kemasan benih, namun dalam aplikasinya harus
dikombinasikan dengan bahan lain dan tetap mengacu pada sifat-sifat bahan kemasan yaitu
impermeabilitas, kekuatan, ketebalan, dan keuletan sehingga dapat mempertahankan viabilitas
benih.
Viabilitas dari benih yang disimpan dengan kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami
kemunduran. Hal ini bisa dijelaskan mengingat sifat biji yang higroskopis, biji sangat mudah
menyerap uap air dari udara sekitarnya. Biji akan menyerap atau mengeluarkan uap air sampai
kandungan airnya seimbang dengan udara disekitarnya. Kandungan air yang tinggi akan
meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang akan mempercepat terjadinya proses respirasi,
sehingga perombakan cadangan makanan dalam biji menjadi semakin besar. Akhirnya benih
akan kehabisan bahan bakar pada jaringan-jaringan yang penting (meristem). Energi yang
terhambur dalam bentuk panas ditambah keadaan yang lembab merangsang perkembangan
organisme yang dapat merusak benih. selain itu biji juga merupakan penghantar panas yang
jelek. Konduksi panas antar biji biasanya berlangsung melalui kontak fisik antar biji. Sehingga
perlu diperhatikan bahwa benih yang akan disimpan harus mempunyai kandungan air yang
seragam. kandungan air benih yang terlalu rendah (1-2%) pada beberapa jenis benih dapat
menyebabkan benih kehilangan viabilitas serta kemampuan berkecambahnya.
Berat kecambah dipengaruhi oleh lamanya pertumbuhan sejak permulaan sampai berjalannya
proses perkecambahan, karena bila kecambah butuh waktu yang lama untuk tumbuh maka hasil
kecambah yang diperoleh adalah kecambah pendek, ukuran daun kecambah kecil, hipokotilnya
pendek dan volume akar kecil.
BAB 111
PEMBAHASAN
Benih tanaman adalah bakal biji yang dibuahi (struktural), yang digunakan untuk pertanaman
(fungsional), sebagai sarana untuk mencapai produksi maksimum (agronomis), sebagai wahana
teknologi maju yang mampu melestarikan identitas genetik dengan mencapai derajat kemurnian
genetik yang setinggi-tingginya (teknologi), dan sebagai produk artifisial yang sangat spesifik
dan efisien.Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai
peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksidan mutu hasil budidaya
tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan
masyarakat. Untuk mendapatkan benih tanaman yang diharapkan dapat menghasilkan benih
yang siap dipasarkan atau digunakan dengan kemurnian dan perkecambahan yang maksimum,
maka dilakukanlah suatu kegiatan prosesing benih dimulai dari kegiatan pra prosesing,
pengeringan, pembersihan, pemilahan, perlakuan benih, pengemasan, penyimpanan dan
pemasaran.Penyimpanan benih merupakan kegiatan prosesing benih yang bertujuan
mempertahankan mutu (viabilitas) benih agar tetap tinggi sampai benih ditanam, menjaga biji
agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetaptinggi), melindungi biji dari serangan hama
dan jamur serta mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi
kebutuhan. Untuk melakukan penyimpanan benih, tidak bisa dilakukan sembarangan saja
melainkan adanya faktor-faktor penyimpanan benih yang perlu diketahui. Faktor-faktor
penyimpanan benih tersebut diantaranya: mengetahui jenis (kelompok) benih dan lingkungan
simpan.
Benih orthodox tahan terhadap pengeringan dan suhu penyimpanan yangrendah, yaitu pada suhu
0 – 5 C dengan kadar air benih 5 –7%. Dalam kondisi penyimpanan yang optimal, benih yang
orthodox akan mampu disimpan sampai beberapa tahun. Pada saat masak, kadar air benih pada
kebanyakan benih orthodox sekitar 6 – 10%. Benih orthodox banyak ditemukan pada zona arid,
semiarid dan pada daerah dengan iklim basah, di samping itu juga ada yang ditemukan pada zona
tropis dataran tinggi .
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan dari makalah, maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
1. Benih tanaman adalah bakal biji yang dibuahi (struktural), yang digunakanuntuk
pertanaman (fungsional), sebagai sarana untuk mencapai produks imaksimum
(agronomis), sebagai wahana teknologi maju yang mampu melestarikan identitas genetik
dengan mencapai derajat kemurnian genetikyang setinggi-tingginya (teknologi), dan
sebagai produk artifisial yang sangat spesifik dan efisien.
2. Berdasarkan kadar air yang mempengaruhi kemampuan penyimpanan benih dibagi
menjadi benih rekalsitran dan benih ortodoks.
3. Lama penyimpanan mempengaruhi viabilitas benih.
4. Semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin menurun.
5. Ruang serta wadah penyimpanan mempengaruhi kualitas benih yangdisimpan.
6. Penyimpanan benih dipengaruhi faktor Internal (faktor genetik, kadar air benih, vigor
benih) dan faktor eksternal (faktor lingkungan seperti suhu,kelembaban).
DAFTAR PUSTAKA
https://karyagilang.blogspot.com/2015/10/perbedaan-benih-rekalsitran-dan-benih.html.
https://miraaryuni15.blogspot.com/2013/12/penyimpanan-benih-rekalsitran.html.
Widodo, W 1991. Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur pada Penyimpanan
Benih Mahoni. Bogor: Balai Teknologi Perbenihan.