Anda di halaman 1dari 10

Universitas Terbuka

UPBJJ : Padang Nama : Karmila Saputri Zulhamli


Prog. Studi : PGSD BI NIM : 856224349
Kode Mata Kuliah : PDGK4204 Kelas/ Semester : A / III
Nama Mata Kuliah : Pend. Bahasa Pokjar : Lima kaum
Indonesia di SD
1. Menurut Tarigan Membaca di kelas rendah masih bersifat mekanis (mechanical skil)
sedangkan membaca di kelas tinggi bersifat pemahaman (comprehension skil) dari
dua sifat tersebut jelaskan perbedaanya dan aktivitas apa yang bisa dilakukan
dengan dua sifat tersebut!
Jawab :
Keterampilan  yang  bersifat  mekanis  (mechanical  skill) yang  dianggap  berada 
pada  urutan  yang  lebih rendah    (lower  order).  Aspek  ini mencakup:
1) pengenalan  huruf, pengenalan  unsur-unsur  linguistik  seperti  fonem, frase, 
pola  klausa,  kalimat  dan  lain-lain.
2) pengenalan  hubungan  ataukorespondensi  pola  ejaan  dan 
bunyi   (kemampuan menyuarakan  bahan  tertulis)
3) kecepatan membaca bertaraf lambat
Keterampilan  yang  bersifat  pemahaman  (comprehensive  skill)  yang  dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup :
1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (2) 
2) memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang,
relevansi keadaan budaya reaksi pembaca,
3) evaluasi  dan  penilaian  isi  dan  bentuk, 
4) kecepatan membaca  yang fleksibel  yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Untuk mencapai Tujuan yang terkandung dalam aspek mekanis  maka aktivitas
yang sesuai  adalah membaca nyaring, sedangkan untuk mencapai tujuan yang
terkandung dalam aspek pemahaman  aktivitas yang sesuai adalah membaca
dalam hati.
2. Menurut ling Sunarti ada enam metode pembelajaran membaca diantaranya adalah:
1) metode abjad. 2) metode bunyi. 3) metode suku kata. 4) metode kata. 5) metode
kalimat. 6) metode SAS. Dari enam metode tersebut jelaskan perbedaan ke enam
tersebut dengan memberikan contohnya
Jawab :
1) Metode Abjad (Alphabet)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan
mengenalkan huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan
dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Untuk beberapa
kasus, anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p, q atau n, u, m, w. untuk itu
guru melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang atau dengan cara memberi
warna yang berbeda.
Setelah tahapan itu siswa diajak untuk mengenal suku kata dengan cara
merangkaikan beberapa huruf yan sudah dikenalnya.
Contoh :   b dan a dibaca ba
c dan a dibaca ca
Sehingga dua suku kata tersebut dibaca menjadi “baca”.
2) Metode Eja  (Spelling Method)
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi
huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah.
Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran
metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan
pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode kita lembaga didasarkan atas
pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis
permulaan dengan menampilkan kata-kata.
Metode ini hampir sama dengan metode abjad. Perbedaanya terletak pada
sistem pelafalan abjad atau huruf (baca: beberapa konsonan).
Contoh :
Huruf b dilafalkan /eb/ : dilafalkan dengan e pepet.
Huruf d dilafalkan /ed/
Huruf c dilafalkan /ec/
Huruf g dilafalkan /ec/
Huruf f dilafalkan /ep/
Huruf k dilafalkan /ek/
Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan
II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salahsatu metode yang cocok dan
sesuai untuk diterapkan pada siswa. Guru sebaiknya mempertimbangkan
pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:
 Dapat menyenangkan siswa
 Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya
 Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
 Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit
3) Metode suku kata (Syllabic Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci,
cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Kemudian suku –
suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata- kata yang bermakna, misalnya:

Kemudian dari sukun kata diatas dirangkaikan menjadi kalimat sederhana yang
dimaksud dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.

Kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-


bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat
kedalam kata dan kata kedalam suku – suku kata. (kalimat → kata – kata → suku
– suku kata)
4) Metode Kata (Whole Word Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan
kontekstual. Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata
terlebih dahulu. Kemudian mengenalkan suku kata tersebut dengan membaca
kata secara perlahan, dan memberikan jeda pada tiap suku kata. Hal ini dapat
dikombinasikan dengan gerakan tepukan tangan pada setiap suku kata.
Tujuannya merangsang motorik anak serta melatih anak mengenal penggalan
suku kata.
5) Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)
Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar
membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan
kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan
menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global dapat juga diterapkan
dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat
menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata
menjadi huruf.
Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode
global.
 Memperkenalkan gambar dan kalimat
 Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata
 Kata menjadi huruf-huruf
6) Metode Structural Analisis Sintesis(SAS)
Metode SAS merupakan singkatan dari “Struktural Analitik Sintetik”. Metode SAS
merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses
pembelajaran menulis membaca permulaan bagi siswa pemula. Dalam proses
operasionalnya metode SAS mempunyai langkah langkah berlandaskan
operasional dengan urutan :
a) Struktural menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat
pada anak
b) Analitik melakukan proses penguraian: anak daiajak untuk megenal konsep
kata dan mulai menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata
dan suku kata menjadi huruf.
c) intetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula,
setelah kalimat diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata
menjadi kata dan kata menjadi kalimat semula.
Proses penguraian atau pengalisisan dalam pembelajaran dengan metode SAS
meliputi :
 Kalimat menjadi kata-kata
 Kata menjadi suku-suku kata
 Suku kata menjadi huruf-huruf
3. Jelaskan delapan alternative model pembelajaran menulis beserta contoh!
Jawab
1) Metode langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam
metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi,
fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan
lanjutan.  Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu
sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa.  Dari gambar
tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan
gambar.
2) Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa.  Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran.
Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan
produk akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan
teknik menulis dialog.  Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam
sebuah aktivitas.  Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun
kelompok.
3) Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif
terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi. 
Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan.  Sebagai contoh: menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan
membaca.  Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari
beberapa bidang studi.  Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia  dengan
matematika atau dengan bidang studi lain.
4) Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke
dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan
harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa.   Siswa
berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan,
penggunaan, dan pemahaman.
5) Metode Konstruktivistik
Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.  Artinya,
meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses
mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke
dalam pemahaman mereka.  Konstruktivistik dimulai dari masalah yang sering
muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan
menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.
6) Metode Kontekstual
Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam
pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru
menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan
pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan
penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.  Metode ini dapat diterapkan
dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi.  Siswa dapat belajar dalam
situasi dunia  nyata, tidak dalam dunia awang-awang.
(http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-pembelajaran-
menulis/
Budinuryanta dkk. Mengemukakan bahwa selain dari metode-metode tersebut
di atas, pada dekade akhir ini, ramai dibicarakan metode-metode mutakhir
dalam pembelajaran bahasa, salah satunya adalah pembelajaran menulis, antara
lain:
a. Community Language Learning (CLL)
Metode humanistik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis
dengan ciri bahwa fisik dan psikis siswa menjadi perhatian utama metode
ini.  Guru dan siswa bertindak sebagai konselor dan klien sebagaimana dalam
teori ilmu jiwa pendidikan.  Ada enam konsep yang dapat menumbuhkan
semangat belajar, yaitu: security, attention, agression, retention,
reflection, dan discrimination
b.  Metode Suggestopedy
Metode ini lebih mengarahkan pada pemberian sugesti kepada para siswa
bahwa semua siswa dapat membuat suatu tulisan.  Dalam penciptaan sugesti
ini, harus diciptakan suasana yang menjadikan siswa merasa tenang, santai,
menikmati suasana sehingga mental mereka benar-benar siap menerima
materi pelajaran (menulis) tanpa paksaan.
c. Metode Total Physical Response
Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan kepada siswa
terutama dalam membekali dirinya dengan keterampilan komprehensif
hingga mereka betul-betul merasa siap untuk menulis meski diakui bahwa
para siswa tetap kesulitan untuk mengungkapkan pikirannya ke dalam
bentuk tulisan.  Untuk membantu pembekalan ini, guru disarankan
memanfaatkan gerakan tubuh karena sebenarnya otak dan sistem saraf
manusia untuk menguasai bahasa itu sudah ada.
d. Metode The Silent Way
Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan untuk
berekspresi sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Untuk
mencapai hal ini, dapat dilakukan antara lain dengan membiasakan siswa
berlatih menulis buku harian, puisi, jadwal/agenda kegiatan, dan sebagainya.
Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak dibenarkan berbicara kecuali
pada saat memberikan bahan/materi baru.  Jadi, penanganan kelas dilakukan
dengan gerkan tangan, senyum, gelengan kepala, dan sebagainya.  Cara yang
mudah dilakukan adalah dengan mengajak siswa menonton televisi atau
drama.  Setelah itu, mereka disuruh menuliskan isi cerita dari tontonan yang
baru mereka lihat. (2008: 12.11-12.12)
4. Jelaskan secara rinci perbedaan antara menyimak ekstensif dan menyimak intensif
beserta contoh
Jawab :
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif (extensive listening)adalah sejenis kegiatan menyimak
yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebasterhadap
sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan
yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru.
Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir kosakata dan
struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa
yang ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya.Pada umumnya, sumber
yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat
guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio, televisi,
dan sebagainya.
b. Menyimak intensif (intensive listening)
Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh
lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu.Dalam hal ini harus
diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa
sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta
pengertian umum.Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa
secara umum sudah diketahui oleh para murid.
5. Jelaskan perbedaan ciri has antara sastra anak dengan sastra orang dewasa!
Jawab :
Sastra adalah sebuah susunan kata yang memiliki kata mendalam. Dari sastra itu
sendiri terbentuk atas beberapa macam kategori seperti sastra anak dan sastra
dewasa. Berikut adalah perbedaan yang berada diantara Lain
Sastra Anak
a. Kalimat pada sastra anak masih menggunakan kata-kata yang sangatlah
sederhana
b. Sastra akan memberikan sebuah bentuk pengetahuan dan juga pengenalan yang
berada didalam sebuah hal tertentu
c. Melakukan pembahasan terhadap berbagai macam moral dalam kehidupan
d. Mengambil dari ide cerita yagn berada pada kehidupan anak-anak
Sastra Dewasa
a. Kalimat pada sastra dewasa menggunakan kata-kata yang dianggap sangatlah
rumit dengan berbagai macam diksi yang dianggap lebih rumit
b. Sastra akan memberikan sebuah konflik, pengalaman dan juga sebuah konsep
dari kehidupan
c. Melakukan pembahasan moral, permasalahan jiwa dan juga psikologi
d. Mengambil ide cerita yang berasal dari pengalaman seks, kekerasan dan juga
kehidupan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai