Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PINDAH PANAS

PENGENALAN ALAT UKUR TERMAL

Oleh :
Aldi Abdillah
A1C020024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 2
A. Latar Belakang ........................................................................... 2
B. Tujuan ......................................................................................... 4
I. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
II. METODOLOGI .................................................................................... 6
A. Alat dan Bahan........................................................................... 6
B. Prosedur Kerja .......................................................................... 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 7
A. Hasil ............................................................................................. 7
B. Pembahasan .............................................................................. 10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................... 17
B. Saran ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
LAMPIRAN .................................................................................................... 20

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpindahan panas merupakan sebuah disiplin ilmu dalam teknik termal yang
mempelajari cara mengukur panas menghasilkan panas, menggunakan panas, dan
mengubah panas diantara sistem fisik. Adapun pembagian perpindahan adalah
1. Konduktivitas termal
2. Konveksi termal

3. Radiasi termal

4. Perpindahan panas melalui perubahan fasa


Temperatur adalah ukuran derajat panas dinginnya dari suatu benda.
Berkaitan dengan energi termal yang terkandung dalam benda tersebut. Semakin
besar energi termalnya maka temperaturnya juga semakin tinggi. Jika ada dua
benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka keduanya
berada dalam kesetimbangan termal. Inilah yang disebut dengan hukum ke nol
termodinamika. Berdasarkan prinsip ini jika kita ingin mengetahui apakah dua
benda mempunyai temperatur yang sama, maka kedua benda tersebut tidak perlu
disentuhkan dan diamati perubahan sifatnya terhadap waktu. Yang perlu dilakukan
adalah mengamati apakah kedua benda tersebut, masing-masing berada dalam
kesetimbangan termal dengan benda ketiga, benda ketiga tersebut adalah
termokopel, termometer. Menurut Halliday (dalam Pertiwi et al., 2015) Sifat
termometrik adalah sifat dimana benda memiliki sedikitnya satu sifat yang berubah
terhadap perubahan temperatur. Senyawa yang mempunyai sifat termometrik
disebut senyawa termometrik.
Konduksi termal adalah sebuah pertukaran mikroskopis secara langsung dari
sebuah energi kinetik partikel melalui batas antara dua sistem, yang mana ketika
suatu objek memiliki temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan
sekitarnya. Ketika kalor mengalir sehingga menyebabkan kedua zat memiliki suhu

2
yang sama pada keadaan satu titik keseimbangaan termal. Perpindahan panas 2
secara spontan terjadi ketika tempat yang memiliki temperatur yang tinggi ke
tempat temperatur yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan hukum termodinamika
hukum kedua.
Perpindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan berdasarkan aliran fluida,
yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi alami terjadi ketika aliran
fluida bergerak akibat bouyancy force atau efek gaya apung, sedangkan konveksi
paksa terjadi karena aliran fluida digerakkan oleh daya eksternal seperti kipas,
pompa, atau angin (Dinikavanila & Kukuh, 2019). Konveksi terjadi bilamana aliran
bahan curah atau fluida gas atau cairan membawa kalor bersamaan dengan aliran
materi. Hal ini terjadi karena adanya proses eksternal, layaknya gaya gravitasi atau
gaya apung yang terjadi akibat energi panas mengembangkan volume fluida.
Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa mengalir menggunakan beberapa cara
seperti pompa, kipas maupun cara mekanisme lainnya.
Radiasi merupakan suatu proses yang terjadi melalui gelombang elektromagnet
atau paket-paket energi yang dapat merambat sampai jarak yang sangat jauh tanpa
memerlukannya interaksi atau perantara dengan medium.
Adapun alat ukur termal yang perlu diketahui guna mengetahu besaran
pindah panas yang terjadi, diantaranya:

1. Termometer
Termometer merupakan sebuah alat sensor suhu ataupun untuk
mengukur perubahan suhu. Termo yang berarti panas atau kalor dan meter
berarti untuk mengukur yang berasal dari bahasa latin. Sehingga termometer
adalah alat ukur panas atau kalor maupun dingin.
2. Pyranometer
Pyranometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
radiasi matahari yang jatuh pada permukaan horizontal dalam satuan watt per
meter persegi W/m2.
3. Termokopel

3
Termokopel merupakan sebuah sepasang kawat logam yang tidak sama
jenisnya dihubungkan bersama-sama yang apabila kedua ujungnya dimasukan
ke dalam dua tempat yang berbeda seuhunya, maka akan timbul gaya gerak
listrik yang mana tegangan gerak listrik tersebut dipengaruhi oleh temperatur
antara kedua ujungnya.
4. Hybrid recorder
Hybrid recoder merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengkonversi
pembacaan suhu dari sensor termokopel

B. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis alat ukur suhu


2. Mengetahui cara kerja jenis-jenis alat ukur suhu
3. Mengetahui hasil pengukuran menggunakan alat ukur suhu

I. TINJAUAN PUSTAKA

4
Menurut Holman (dalam Purba, 2020) perpindahan panas (heat transfer)
adalah ilmu tetang perpindahan panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu
di antara benda atau material. Ilmu perpindahan panas tidak hanya mencoba
menjelaskan bagaimana energi panas itu berpindah dari suatu benda ke benda lain,
tetapi juga menjelaskan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi
tertentu.. Kreith (dalam Wahyono & Rochani, 2019) mengatakan bahwa perpindahan
panas atau yang sering disebut heat transfer merupakan salah satu dari disiplin ilmu
teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas,
mengubah panas dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Bila dalam suatu sistem
terdapat perbedaan suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan,
maka akan terjadi perpindahan energi yang disebut juga sebagai perpindahan panas.
Pearson (dalam Wahyono & Rochani, 2019) juga mengatakan bahwa perpindahan
panas selalu terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika
beberapa benda saling berdekatan satu sama lain dan mempunyai temperatur yang
berbeda kemudian benda yang panas akan menjadi dingin dan benda yang dingin
menjadi panas hingga mencapai temperatur keseimbangan.
Nurhayati (dalam Alamsah, 2016) menyatakan bahwa kalor didefinisikan
sebagai energi yang berpindah dari zat yang bersuhu tinggi ke zat yang bersuhu
rendah. Satu kalori menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 kg air sehingga suhunya naik sebesar 1oC. Kalor jenis didefinisikan
sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan atau menurunkan suhu 1
kg massa zat sebesar 1oC atau 1oK. Perpindahan kalor ada tiga jenis yaitu perpindahan
kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi (Irianto & Dzulfikar, 2017).
Temperatur merupakan batasan antaran ukuran dingin atau panasnya dari sebuah
keadaan maupun sesuatu lainnya. Secara umumnya suhu merupakan suatu ukuran yang
dinyatakan oleh panas dinginnya sesuatu (padat, cair, dan gas). Dinyatakan dalam
satuan derajat. Nilai derajat akan semakin tinggi jika zat tersebut memiliki panas yang
tinggi, begitu pun sebaliknya semakin dingin zat tersebut memiliki nilai derajat yang
rendah (Firdaus, 2018).
Perpindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan berdasarkan aliran fluida,
yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi alami terjadi ketika aliran
fluida bergerak akibat bouyancy force atau efek gaya apung, sedangkan konveksi

5
paksa terjadi karena aliran fluida digerakkan oleh daya eksternal seperti kipas,
pompa, atau angin (Dinikavanila & Kukuh, 2019).

II. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Termometer alkohol
2. Termometer raksa
3. Termokopel
4. Hybrid recorder
5. Piranometer
6. Air
7. Kompor
8. Panci
9. stopwatch
B. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.


2. Cara kerja termometer, piranometer, termokopel, dan hybrid recorder
dipelajari.
3. Suhu air dan suhu lingkungan diukur dengan termometer tiap 3 menit sekali
selama 15 menit.
4. Hasil pengukuran suhu dicatat.
5. Tabel dan grafik hasil pengukuran suhu air dan suhu lingkungan dibuat

6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Gambar Alat

1. Alat Ukur Termal dan Fungsinya


a. Termometer

Gambar 1. Termometer

Berfungsi untuk mengukur suhu (temperatur) ataupun perubahan suhu.

b. Termokopel

Gambar 2. Termokopel

Berfungsi untuk mengukur atau mendeteksi temperatur yang kemudian


temperatur tersebut diubah menjadi tegangan listrik.

7
c. Hybrid Recorder

Gambar 3. Hybrid Recorder

Berfungsi untuk mengkonversi pembacaan suhu dari sensor termokopel


d. Pyranometer

Gambar 4. Pyranometer

Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari yang jatuh pada permukaan


horizontal dalam watt per meter persegi

8
2. Data Hasil Penghitungan Suhu

Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu


Waktu Suhu (°C)
No.
(menit) Termometer A Termometer B (Lingkungan)
1 0 30 27
2 3 37 27
3 6 44 26,9
4 9 52 26,9
5 12 59 26,9
6 15 64 26,9

3. Grafik Hubungan antara Hasil Pengukuran Suhu Air dan Suhu Lingkungan

Hubungan antara hasil pengukuran suhu air dan


lingkungan
70

60

50

40
Termometer A
30 Termometer B

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar 5. Grafik Hubungan antara Hasil Pengukuran Suhu Air dan Lingkungan.

9
B. Pembahasan

Menurut Holman (dalam Purba, 2020) perpindahan panas (heat transfer)


adalah ilmu tetang perpindahan panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu
di antara benda atau material. Ilmu perpindahan panas tidak hanya mencoba
menjelaskan bagaimana energi panas itu berpindah dari suatu benda ke benda lain,
tetapi juga menjelaskan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi
tertentu.. Kreith (dalam Wahyono & Rochani, 2019) mengatakan bahwa
perpindahan panas atau yang sering disebut heat transfer merupakan salah satu dari
disiplin ilmu teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas,
menggunakan panas, mengubah panas dan menukarkan panas di antara sistem fisik.
Bila dalam suatu sistem terdapat perbedaan suhu, atau bila dua sistem yang suhunya
berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi yang disebut juga
sebagai perpindahan panas. Pearson (dalam Wahyono & Rochani, 2019) juga
mengatakan bahwa perpindahan panas selalu terjadi dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Jika beberapa benda saling berdekatan satu sama
lain dan mempunyai temperatur yang berbeda kemudian benda yang panas akan
menjadi dingin dan benda yang dingin menjadi panas hingga mencapai temperatur
keseimbangan.
Nurhayati (dalam Alamsah, 2016) menyatakan bahwa kalor didefinisikan
sebagai energi yang berpindah dari zat yang bersuhu tinggi ke zat yang bersuhu
rendah. Satu kalori menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 kg air sehingga suhunya naik sebesar 1oC. Kalor jenis didefinisikan
sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan atau menurunkan suhu 1
kg massa zat sebesar 1oC atau 1oK. Perpindahan kalor ada tiga jenis yaitu
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi (Irianto & Dzulfikar,
2017).
Temperatur merupakan batasan antaran ukuran dingin atau panasnya dari
sebuah keadaan maupun sesuatu lainnya. Secara umumnya suhu merupakan suatu

10
ukuran yang dinyatakan oleh panas dinginnya sesuatu (padat, cair, dan gas).
Dinyatakan dalam satuan derajat. Nilai derajat akan semakin tinggi jika zat tersebut
memiliki panas yang tinggi, begitu pun sebaliknya semakin dingin zat tersebut
memiliki nilai derajat yang rendah (Firdaus, 2018).
Perpindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan berdasarkan aliran fluida,
yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi alami terjadi ketika aliran
fluida bergerak akibat bouyancy force atau efek gaya apung, sedangkan konveksi
paksa terjadi karena aliran fluida digerakkan oleh daya eksternal seperti kipas,
pompa, atau angin (Dinikavanila & Kukuh, 2019). Firdaus (2018) menjelaskan
jenis-jenis alat ukur termal yang digunakan untuk mengetahui besaran pindah panas
yang terjadi, diantaranya :
1. Termometer
Termometer merupakan sebuah pipa kaca sempit yang tertutup berisi zat
cair dan memiliki sebuah skala. Termometer ini bekerja dengan cara mengukur
pengaruh perubahan suhu dengan perubahan volumenya (Aditya, 2020).
Termometer merupakan suatu alat yang digunakan dalam pengukuran
suhu/temperatur yang menyatakan derajat panas atau diangin dari suatu zat.
Termometer memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yang mana
merupakan suatu perubahan sifat-sifat yang disebabkan dari perbuahan suhu
zat tersebut. Adapun jenis zat yang digunakan dalam termometer di antaranya
(Firdaus, 2018):
a. Zat air raksa
Billah (2018) menjelaskan logam berat raksa merupakan jenis logam
yang berbahaya, toksik atau beracun dan bioakumalatif. Logam raksa jika
terkontaminasi dengan tanah akan berdampak pada rantai makanan dan
berbahaya bagi kehidupan manusia. Raksa sebagai salah satu zat pencemar
akan masuk ke dalam ekosistem akuatik melalui dekomposisi atmosferik
maupun bersumber dari eksternalisasi limbah industri secara kimiawi atau
biologis. Limbah raksa di perairan dapat berubah menjadi senyawa metil
raksa (CH3Hg+). Jika keracunan oleh metil raksa dapat mengurangi efek
pada gastrointestinal namun menimbulkan toksisitas neurologis yang

11
berat, berupa: rasa sakit pada lidah, bibir, dan pergerakan (tangan dan
kaki), halusinasi, konfusi, iribilitas, ataxia, gangguan tidur, sulit bicara,
hilang ingatan, kemunduran cara berfikir, emosi tidak stabil, pendengaraan
rusak, tidak mampu berfikir, koma dan kematian. Pencemaran raksa ini
dapat menimbulkan keracunan yang kronis pada biota perairan.
b. Zat alkohol
Delly et al., (2015) menjelaskan bahwa dalam dunia industri, etanol
umumnya digunakan sebagai bahan baku industry turunan alkohol,
campuran untuk minuman keras (seperti sake atau gin) serta bahan baku
farmasi dan kosmetika.Berdasarkan alkoholnya, etanol terbagi menjadi
tiga grade sebagai berikut ;
1) Grade industri dengan kadar alcohol 90 – 94 %.
2) Netral dengan kadar alkohol 96 – 99,5 %, umumnya digunakan untuk
minuman keras atau bahan baku farmasi.
3) Grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5 %
Adapun jenis-jenis alat ukur termometer di antaranya (Firdaus, 2018):
a. Termometer cairan
Termometer cairan merupakan jenis termometer yang memiliki pipa kaca
berisikan cairan. Jenis-jenis termometer cairan:
1) Termometer raksa
Termometer raksa merupakan salah satu jenis termometer cairan yang
pipa kacanya berisikan air raksa. Biasanya sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan skala celcius.
2) Termometer alkohol
Termometer alkohol merupakan salah satu jenis termometer cairan
yang pipa kacanya berisikan air alkohol. Biasanya sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan skala celcius.
3) Termometer klinis
Termometer klinis atau yang biasa disebut sebagai termometer badan
merupakan jenis termometer cair yang biasanya digunakan oleh dokter,
perawat dan orang tua untuk mengukur suhu badan.

12
4) Termometer dinding
Termometer dinding atau biasanya disebut sebagai termometer
ruangan merupakan jenis termometer cairan yang digunakan untuk
mengukur suhu ruangan dengan menggunakan zat mau logam sebagai
raksa.
5) Termometer maximum dan minimum six-Bellani
Termometer maximum dan minimum six-Bellani merupakan jenis
termometer cair yang memiliki prinsip kerja ketika suhu udara turun alkohol
diruang A menyusut sehingga raksa diruang B naik dan mendorong keping
baja untuk menunjukkan angka minimum. Dan sebaliknya.
6) Termometer laboratorium
Termometer laboratorium merupakan jenis termometer cairan yang
digunakan untuk perlengkapan laboratorium. Jenis ini menggunakan cairan
raksa atau alkohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkohol
akan memuai sehingga skalanya bertambah
b. Termometer gas
Jenis-jenis termometer gas:
1) Termometer yang memiliki volume gasnya dijaga tetap dan tekanan
gasnya dijadikan sebagai termometrik dari termometer.
2) Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap dan volume gasnya
dijadikan sebagai sifat termometrik dari termometer.
c. Termometer zat padat
Termometer zat pada merupakan jenis termometer yang memiliki prinsip
perubahan hambatan logam konduktor terhadap suhu. Adapun jenis-jenisnya:
1) Termometer platina
Termometer platina merupakan jenis termometer zat padat yang
bekerja berdasarkan perubahan tahanan yang terjadi pada sensor
termometer yang disebabkan suhu zat yang akan diukur suhunya.
2) Termometer bimetal
Termometer bimetal merupakan jenis termometer zat padat yang
mengandung keping bimetal tipis berbentuk spiral. Memiliki prinsip

13
kerja, semakin besar suhu makin melengkung untuk menunjukkan suhu
yang lebih besar.
3) Termometer resistor
Termometer resistor merupakan jenis termometer zat padat yang
digunakan pada perindustrian guna mengukur suhu > 1000OC.
d. Termometer Termistor
Termometer termistor merupakan jenis termometer yang memiliki
prinsip kerja, ketika suhu haik hambatan termistornya akan turun. Hambatan
listrik diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah skala yang
dikalibrasi dalam derajat suhu.
e. Termometer termokopel
Termometer termokopel merupakan jenis termometer yang banyak
digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan
tegangan listrik.
f. Termometer Optis
Adapun jenis-jenis termometer optis:
1) Piranometer
Piranometer merupakan jenis termometer optis yang digunakan untuk
mengukur suhu tinggi (>1000OC). Prinsip kerja, mengukur radiasi yang
dipanaskan oleh zat tersebut. Jenis piranometer:
a) Piranometer optik
b) Piranometer radiasi total
2) Termometer Inframerah
Termometer inframerah merupakan jenis termometer optik yang digunakan
untuk mengukur radiasi kotak hitam dan menangkap suhu yang
dipancarkan oleh objek. Adapun jenis-jenisnya:
a) Sistem pencitraan garis inframerah, digunakan untuk membantu
menentukan titik api yang penting dalam pencerminan putar, untuk
memindai secara terus menerus pada permukaan yang luas pada
ruangan.

14
b) Kamera inframerah. Jenis termometer inframerah yang didesain
khusus sebagai memonitor banyak titik pada saat yang bersamaan.
Hasilnya berupa gambar 2 dimensi dimana tiap pixel menunjukkan
temperatur.
g. Termometer Digital
Termometer digital merupakan jenis termometer yang biasanya
menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai
tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam
yang berbeda yang ujungnya dan kemudian di satukan. Titik penyatuan ini disebut
hot junction. Prinsip kerjanya dengan memanfaatkan karakteristik hubungan
antara tegangan (volt) dengan temperatur.
h. Termometer Merkuri
Termometer merkuri merupakan jenis termometer yang digunakan pada alat
ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga
perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
i. Termometer Galileo
Termometer galileo merupakan jenis termometer yang terbuat dari gelas
silinder tertutup berisi cairan bening dan serangkaian benda kerapatannya
sedemikian rupa sehingga naik atau turun sesuai perubahan suhu.
Pelaksanaan praktikum pada acara ini, dijelaskan berbagai alat termal yang
biasa digunakan. alat tersebut bermacam-macam fungsi, cara kerja, dan prinsip
kerjanya. Setiap alat dapat digunakan untuk keperluan tertentu yang mana
pengukuran akan lebih optimal jika menggunakan peralatan tersebut. alat yang
penulis maksud adalah termometer air raksa, termometer alkohol, thermometer
inframerah, termokopel, hybrid recorder , dan piranometer.
Termometer air raksa akan lebih optimal untuk pengukuran suhu tinggi di
bawah 357OC. Termometer alkohol akan lebih optimal untuk mengukur suhu
rendah di bawah 100OC. Termometer inframerah baik digunakan terhadap benda
yang ketika dilakukan pengukuran suhu benda tersebut tidak boleh tersentuh.
Piranometer baik digunakan untuk mengukur radiasi matahari, dan hasil
pengukuran tersebut ditampilkan ke multimeter. Sedangkan termokopel baik

15
digunakan untuk mengukur suhu suatu sistem yang tertutup bahkan terisolasi,
karena termokopel dapat masuk ke dalam sistem tersebut dan hasil pengukuran
dapat dilihat melalui hybrid recorder yang berada di luar sistem. Adapun hasil
pengukuran pada praktikum ini diperoleh data berikut :

Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu


Waktu Suhu (°C)
No.
(menit) Termometer A Termometer B (Lingkungan)
1 0 30 27
2 3 37 27
3 6 44 26,9
4 9 52 26,9
5 12 59 26,9
6 15 64 26,9

Berdasarkan tabel 2, diperoleh suhu percobaan yang berbeda antara suhu air
dengan suhu lingkungan. Pada pengukuran suhu air kenaikan suhu disebabkan oleh
lamanya saat api mendidihkan air semakin lama air didihkan akan berbanding lurus
dengan kenaikan suhu air. Sedangkan pengukuran suhu lingkungan laboratorium
yang digunakan dipengaruhi oleh adanya alat elektronik berupa pendingin ruangan
yang menjadikan suhu lingkungan di dalam laboratorium lebih stabil dan tidak
mengalami kenaikan suhu yang signifikan.
Pada pemanasan air, terjadi pemindahan panas secara konveksi, dimana kalor
dari api Bunsen merambat melalui gelas ukur hingga akhirnya menyebabkan suhu
air meningkat. Air yang mendidih merangsang thermometer alcohol untuk
meningkat, sedangkan suhu ruangan tetap stabil walaupun terjadi banyak
pembakaran dalam satu ruangan, hal tersebut dimungkinkan karena pendingin
udara yang terpasang dengan cepat menstabilkan kalor yang mengalir secara radiasi
di ruangan, baik itu kalor yang berasal dari pembakaran maupun suhu tubuh para
praktikan, Pendingin ruangan sendiri memakai prinsip mengalirkan kalor yang
terperangkap di dalam ruangan menuju luar ruangan sehingga ruangan menjadi
lebih sejuk daripada seharusnya.

16
Data tersebut apabila direpresentasikan dengan grafik akan didapat hasil
berikut :

Hubungan antara hasil pengukuran suhu air dan


lingkungan
70

60

50

40
Termometer A
30 Termometer B

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar 6. Hubungan antara Hasil Pengukuran Suhu Air dan Lingkungan

Pada gambar 6, didapatkan data suhu lingkungan (termometer B) yang konstan


dengan rentang suhu 26,9OC - 27OC, sedangkan pengukuran suhu air (termometer
A) pengukuran suhunya mengalami kenaikan dari menit ke-0 hingga menit ke-15.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Jenis-jenis alat ukur suhu di antaranya termometer, piranometer, termokopel,


dan hybrid recorder. Cara kerja alat ukur termometer adalah pada pengaruh
perubahan suhu dengan perubahan volumenya. Cara kerja alat ukur suhu
piranometer adalah dengan mengubah energi panas menjadi energi listrik, lalu
dikali dengan nilai sensitivitas alat sehingga didapati nilai radiasi matahari global,

17
pyranometer ini mengukur radiasi matahari pada panjang gelombang 0.280 – 3 ìm.
sensor yang dipakai pada alat ini yaitu thermocouple.
Termokopel bekerja pada umumnya termokopel terdiri dari dua kawat
konduktor logam yang berbeda kemudian digabungkan pada ujungnya, sehingga
satu logam akan menjadi referensi dengan temperatur konstan sedangkan logam
satunya akan mendeteksi temperatur yang diukur. Sedangkan untuk cara kerja
untuk cara kerja hybrid recorder adalah mengkonversi pembacaan suhu dari sensor
termokopel. Semua termokopel yang digunakan untuk pengukuran dihubungkan ke
hybrid recorder agar data pembacaan suhu dapat dipantau dan direkam secara
simultan.
Sensor diletakan pada bagian yang diukur suhunya, seperti lantai rumah
tanaman dan langsung dihubungkan dengan hybrid recorder. Data suhu yang
didapat akan tersimpan secara otomatis di dalam hybrid recorder dan dapat diatur
pembacaan suhunya sesuai pengulangan waktu yang dibutuhkan. Perhitungan yang
menggunakan alat ukur suhu dengan cara membandingkan dua zat suhu yang
berbeda (suhu air dan suhu lingkungan) dalam waktu yang konstan dari waktu ke-
0 sampai waktu ke-15 menit dengan rentang tiap 3 menit sekali suhu air dan suhu
lingkungan di ukur. Kemudian dituangkan dalam grafik untuk mempermudah
dalam perhitungan.

B. Saran

Belum ada saran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, B. P. (2020). PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN FRESH WATER


GENERATOR GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR TAWAR PADA
KN.PRAJAPATI.

Alamsah, W. N. (2016). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )


BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATAKAN LIFE
SKILL SISWA SMA PADA.
Billah, F. M. (2018). Analisis kandungan raksa (Hg) pada ikan Baronang (Siganus
canaliculatus) di Muara Angke.
Delly, J., Balaka, R., Mursidi, B., & Sihombing, R. (2015). Pembuatan Sistem
Destilasi Untuk Menghasilkan Etanol Dari Nira Aren Sebagai Bahan Bakar
Alternatif. Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV
(SNTTMXIV), Snttm Xiv, 7–8.
Dinikavanila, A., & Kukuh, U. (2019). Rancang Bangun Alat Praktikum
Perpindahan Panas Konveksi Paksa pada Pin Fin Berpenampang Sirkular
Susunan Staggered. Jurnal Teknik ITS, 8(1).
Firdaus, H. (2018). ANALISA SUHU INERT GAS SYSTEM (GAS LEMBAM)
TERHADAP OPERASIONAL PADA SAAT BONGKAR MINYAK MENTAH
DI MT. SERU.
Irianto, F. S., & Dzulfikar, M. (2017). PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM
KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta, 2(2),
8–16.
Pertiwi, P. K., Ristiana, D., Isnaini, N., & Prajitno, G. (2015). Uji Konduktivitas
Termal pada Interaksi Dua Logam Besi ( Fe ) dengan 3 Variasi Bahan
Berbentuk Silinder. ACADEMIA.
Purba, J. S. (2020). UNJUK KERJA SOLARCOOKER TYPE PARABOLIC
DENGAN DIAMETER 100 CM TINGGI 50 C/M. Jurnal Ilmiah Maksitek,
5(2), 139–150.
Wahyono, & Rochani, I. (2019). Pembuatan Alat Uji Perpindahan Panas Secara
Radiasi. Jurnal Teknik Energi, 15(2), 50–58.

19
LAMPIRAN

20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai