Anda di halaman 1dari 23

KEPEMIMPINAN DAN

INOVASI
TUGAS
11 November 2021

Disusun Oleh :

PRETTY EVILIANA TARIHORAN


(193020302114)

DOSEN PENGAMPU : RITA YUANITA TOENDAN, SE, .Si

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
2021
Artikel Bab 1
Inovasi Dan Kehidupan Manusia

Pengertian Inovasi
Pengertian inovasi pada dasarnya dapat dicari cikal bakalnya dari ajaran
agama. Dalam ajara agama, setiap manusia diminta untuk selalu
berinovasi dalam menjalankan kehidupannya sehari- hari.
Secara ilmiah, beberapa definisi inovasi bisa dilihat pada pendapat
beberapa pakar berikut ini :

Menurut Rosabeth Moss Kanter (1986) inovasi adalah sebuah hasil


karya pemikiran baru yang diterapkan dalam kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Amabile & Conti (1999), inovasi adalah
implementasi dan adopsi pemikiran baru oleh individu dalam
peruasahaan.

West & Farr (1990) mendifinisikan inovasi sebagai berikut ; (Pengenalan


dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur
yang baru pada unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk
memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan
masyarakat luas).

Hamel (2000) mengemukakan pandangannya seperti dibawah ini :


(Peralihan dari prinsip- prinsip, proses, dan praktik- praktik manajemen
tradisional atau pergeseran dari bentuk organisasi yang lama yang
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap cara sebuah
manajemen dijalankan).
Menurut enseiklopedia bisnis yang dimaksud dengan inovasi adalah
proses penerjemahan id ke dalam bentuk sebuah produk atau layanan
yang akan dibeili orang atau sesuatu yang dihasilkan dari proses
tersebut.

Dari berbagai definisi inovasi yang dipaparkan di atas, dapat


disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu proses memikirkan dan
mengimplementasikan pemikiran tersebut, sehingga menghasilkan hal
baru berbentuk produk, jasa, proses bisnis, cara baru, kebijakan, dan
lain sebagainya.
B. Jenis Inovasi
Inovasi bukan hanya menyangkut penciptaan suatu produk seperti
komputer, pesawat, TV, radio, dan mobil, tetapi juga meliputi banyak hal
lainnya. Inovasi bisa terjadi pada banyak aspek yang mana ujungnya
akan bermuara pada keunggulan organisasi didalam memberikan
pelayanan kepada pengguna produk dan jasa. Adapun jenis inovasi
yakni ;
1. Inovasi Proses
Sebuah proses dalam pembuatan suatu produk atau penyampaian
sebuah layanan kepada pelanggan akan memakan biaya dan tenaga.
Baik itu bagi penyedia produk maupun bagi pengguna produk. Bagi
penyedia produk misalnya, proses yang tidak efisien akan membuat
sebuah produk terlambat masuk pasar dan biaya oprasional pembuatan
produk akan tinggi. Bagi pengguna produk dan jasa misalnya, mereka
akan mengeluh karena lambatnya pelayanan, keluhan ini adalah sebuah
biaya emosional bagi mereka.
2. Inovasi Metode
Penerapan inovasi dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dalam
domain metode pengajaran. Pembelajaran yang berpusat pada dosen
(teacher- based learning) kini berubah menjadi pembelajaran berbasis
mahasiswa (student based learning). Metode yang digunakan oleh para
pendidik akhir- akhir ini, yang dikenal dengan nama metode PAKEM
(Pembelajaran Atraktif, Inovatif, Komunokatif, Efektif dan
Menyenangkan) adalah sebuah inovasi dalam dunia pendidikan.

3. Inovasi Struktur Budaya


Inovasi bisa juga dilakukan melalui perubahan strutur. Dalam dunia
organisasi inovasi dapat dilakukan dengan mengubah sstruktur
organisasi. Akhir- akhir ini telah ditemukan macam- macam model
organisasi baru yang merupakan hasil inovasi. Oorganisasi yang disebut
organisasi lintas fungsi (cross- functional organization) dan organisasi
jaringan (network organization) adalah contoh lain dari sebuah inovasi.

4. Inovasi dalam Hubungan


Hubungandalam bisnis yang semula mengabaikan peran para
pelanggan (costomer) dan pemasok (vendor) membuat biaya bisnis
menjadi sangat tinggi. Akibatnya kemampuan meningkatkan laba
perusahaan akan berkurang. Namun dengan adanya inovasi dalam
hubungan dengan pihak luar, dengan cara memasukkan pihak luarr
sebagai bagian dari kegiatan bisnis mereka, maka banyak hal yang
menguntungkan perusahaan.
5. Inovasi Strategi
Dalam bisnis ada inovasi strategi. Dahulu banyak organisasi hanya
melihat kedalam dirinya sendiri (inard looking) sekarang makin banyak
yang berubah, melihat kedunia luar (outward looking). Ilustarasi
perusahaan orientasi strategi ini bisa kita lihat dari sejarah bangsa
jepang. Kemajuan yang dicapai oleh bangsa Jepang dalam membangun
Negara mereka di bidang politik dan ekonimi dimulai dengan
perusahaan strategi

6. Inovasi Pola Pikir


Pola pikir merupakan tindakan apa yang kita ambil dalam menghadapi
sesuatu masalah. Pola pikir bahwa karyawan adalah orang yang malas,
tidak bertanggung jawab, hanya mau dapat upah dengan kerja
seadanya adalah sebuah pola pikir yang cukup lama dianut dalam ilmu
manajemen.

7. Inovasi Produk (Mindset)


Pengguna produk menginginkan produk yang multi guna. Misalnya
telepon genggam. Orang menginginkan telepon genggam yang multi
fungsi, bukan hanya sebagai alat komunikasi suara, e-mail, dan
percakapan tertulis (chating), tetapi juga bisa menjadi pengatur jadwal
kerja, kamera, kalkulator, dan bahkan mampu membuat bahan
presentasi seperti power point, penulisan dokumen dan penyusunan
neraca (spread-sheet).
8. Inovasi Pelayanan
Pelayanan adalah bagian yang sangat penting dari pemasaran sebuah
produk dan jasa. Pelayanan menyangkut emosi. Orang akan
meninggalkan suatu produk atau jasa bila pemberian layanan lambat
dalam bekerja, tidak ramah, dan cemberut, jtermasuk harus menunggu
cukup lama untuk memperoleh suatu produk atau pelayanan.

C. Prinsip Inovasi (Drucker)


Peter Drucker (1993) dalam bukunya Innovation and Entrepreneurship
mengemukakan beberapa prinsip inovasi yang perlu diikuti agar sebuah
kegiatan inovasi berhasil. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang
disarankan oleh Drucker :

1. Inovasi adalah sebuah usaha sistenatis dengan tujuan yang jelas. 

2. Inovasi tidak hanya berdasarkan perseptual (adanya kebutuhan


yang nyata seperti kasus air minum dalam kemasan botol) tetapi
juga secara konseptual. 

3. Supaya inovasi berhasil maka inovasi harus dimulai dengan ide


yang sederhana, mudah, dan fokus pada satu tujuan. 

4. Inovasi sebaiknya dimulai dengan inovasi kecil, 

5. Dalam berinovasi jangan merasa diri pintar, karena sifat demikian


akan membuat orang menjadi kurang hati- hati dalam usaha yang
dia lakukan. 

D. Hambatan Inovasi
Rosabeth Moss kanter (2002) mengemukakan beberapa faktor yang
menjadi penghambat proses inovasi, antara lain sikap pemimpin. Sikap
pemimpin berikut ini membuat orang malas mengemukakan
gagasannya.

1. Pemimpin yang tidak menghargai gagasan dari bawahannya dan


sering dicurigai. 

2. Proses birokrasi yang berbelit- belit. 

3. Pemimpin melempar tanggug jawab dalam memberi penilaian


pada gagasan inovatif. 

4. Pemimpin mengkritik segi kelemahan dari setiap gagasan dan


kurang menekankan pada sisi positifnya. 

5. Sikap pemimpin yang takut gagal. 

6. Pengawasan sangat ketat pada kegiatan bawahan yang membuat


bawahan tidak santai dan selalu ragu atas apa yang mereka
perbuat. 

7. Membuat peraturan tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan


karyawannya. 

8. Meminta bawahan untuk memberikan alasan yang jelas dari rinci


untuk setiap permintaan dana, waktu, bahan, tambahan staf, atau
peralatan untuk mewujudkan gagasan inovatif mejadi sebuah
produk inovatif. 

9. Mendelegasikan kepada manajer di bawahnya untuk memutuskan


apakah sebuah inovasi harus dihentikan, dan apakah orangnya
harus dipindahkan atau dihentikan dari tugas. 

10. Pemimpin yang merasa serba tahu dan tidak mau menerima
masukan dari bawahannya. 

E. Inovasi Dalam Kehidupan Manusia


Kebutuhan manusia sangat menjemukan bila tidak ada hal-hal yang
baru yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Inovasi adalah suatu yang
baru, yang membuat terciptannya suasana batin baru karena adanya
cara baru untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kita sangat bersyukur karena ada orang-orang yang memiliki gagasan


untuk menciptakan suatu alat atau produk yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Hasil inovasi dibidang teknologi informasi telah
mengubah cara hidup manusia hampir dalam setiap dimensi kehidupan,
baik ekonomi, politik, budaya, maupun hubungan internasional.

Maju mundurnya sebuah Negara bergantung pada kreativitas yang


dimiliki oleh warga bangsa tersebut. Sejarah menunjukkan kepada kita
betapa besar arti kreativitas bagi kebesaran sebuah bangsa. Dari
berbagai Negara maju bermunculanlah berbagai inovasi produk dan
layanan untuk mempermudah dan memperindah kehidupan manusia.

Pada zaman setelah masehi, kita bias melihat produk kretivitas dari
tahun 300-an Masehi. Ada peninggalan budaya yang sangat kreatif di
zaman kerajaan islam berupa sebuah istana yang luar biasa indah di Al-
Hambradan mesjid indah di cordoba yang memiliki lebih dari seratus
tiang dengan tatanan yang sangat artistic. Di Indonesia kita memiliki
warisan budaya kreatif seprti Candi Borobudur yang sangat spektakuler
dan Candi Prambanan yang sangat indah. Dua Candi tersebut adalah
produk manusia yang sangat kreatif pada zamannya.

Kebanggaan dan penghormatan bangsa lain terhadap suatu bangsa


salah satunya adalah pada pada hasil karya inovatif dari orang-orang
kreatif. Dominasi Negara industri dalam berbagai bidang kehidupan
manusia dimasa moderin ini disebabkan oleh munculnya produk inovatif
separti penemuan listrik, computer, internet, dan berbagai produk yang
menggunakan temuan ini dalam produk temuannya seperti handpone,
ipad, laptop, dan sebagainya.

Pengembangan cara baru dalam bidang manajemen adalah hasil


kreatifitas manusia. Manajemen kualitas seperti Total Quality
Management, kaezen, dan Six Sigma adalah inovasi dalam pengelolaan
proses kerja. Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan kreatifitas
di dalam kehidupan manusia adalah sebuah keharusan. Ini adalah salah
satu cara untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara. Kita akan
menjadi bangsa yang pecundang dan dipermalukan oleh bangsa lain
kalau tidak kreatif dan inovatif.
Menurut pandangan pakar organisasi Rosabeth Moss Kanter (1996) dari
Universitas Harvard, keunggulan sebuah organisasi mulai dari tingkatan
organisasi kecil sampai organisasi besar
Ditentukan oleh tiga hal yakni konsep (concept), kompetinsi
(competence), dan komeksi (connection). Konsep adalah sebuah
gagasan kreatif yang menjadi asal sebuah produk inovatif. dokonsep
baru sebagai dasar produk dan layanan inovatif.

Menurut pandangan ilmu genitika, suatu generasi Mewarisi gen dari


generasi sebelumnya. maka, seharusnya generasi bangsa Indonesia
masa kini masih mewarisi gen dari nenek moyang yang sangat kreatif
tersebut. Jadi, orang Indonesia pada dasarnya memiliki potensi untuk
berinovasi selama mendapat dukungan dari pemerintah dan phak
lainnya. Dukungan ini baru akan terwujud kalau ada pemimpin yang
mampu memacu kreatifitas bangsa dan memfasilitasi agar gagasan
kreatif tersebut muncul dan berkembang menjadi produk inovatif.
Kepemimpinan yang mampu menggugah munculnya kreatifitas dan
inovasi bangsa Indonesia perlu dimiliki, mulai dari kepemimpinan orang
tua yang mengasuh anaknya, para guru di sekolah, para pemimpin di
perusahaan, para pemimpin masyarakat, dan pemimpin-pemimpin yang
mengelola Negara.

Proyeksi dari sebuah lembaga keuangan Amerika Serikat yang bernama


Goldman Sachs, bahwa Indonesia akan menjadi Negara terkaya nomor
tujuh di dunia ditinjau dari segi Produk Domestik Bruto, menjadi sebuah
tantangan apakah bangsa Indonesia mampu membangun perusahaan
BUMN dan swasta nasional yang inovatif yang mampu menunjukkan
keunggulannya. Kalau tidak mampu, maka harta kekayaan Negara
seperti tambang emas, minyak, batu bara, dan lain-lain, akan dimiliki
bangsa asing. Demikian juga bisnis jasa seperti jasa perbankan,
perdagangan, akan dimiliki asing. Kalau hal demikian itu terjadi, maka
sangat besar kemungkinanya bangsa Indonesia akan menjadi kuli di
negeri sendiri. Agar hal itu tidak terjadi, bangsa Indonesia harus aktif
berinovasi.
Bab 2

Inovasi Dan Keunggulan Organisasi

a. Pandangan bahwa Inovasi adalah Persaingan


Dunia bisnis adalah dunia yang penuh persaingan. Persaingan itu
sedemikian kerasnya sehingga tidak jarang terjadi upaya saling
membunuh antara bisnis yang satu dengan bisnis yang lainnya. Sistem
kapitalis telah menumbuhkan semangat keserakahan untuk menguasai
sumber daya dan menjadi sebuah kerajaan yang dominan atas
perusahaan lainnya. Naomi Klein (2007) dalam bukunya The Shock
Doctrine: The Rise of Disaster Capitalism menggambarkan ekonomi
berbasis persaingan bunuh-membunuh ini sebagai sebuah malapetaka
bagi umat manusia.

Konsep persaingan dalam bisnis yang saling membunuh sangat


dominan pada dekade sebelum tahun 2000. Pada masa sekarang pun
paradigma persaingan ini masih sangat dominan. Pendapat yang
dikemukakan oleh Michael Porter (1998) dalam bukunya Competitive
Advantage: Greating and Sustaining Superior Performance. Pandangan
bahwa bisnis adalah sebuah bisnis untuk mengngguli, bukannya untuk
saling membantu, telah menjadi dasar mengapa inovasi harus menjadi
bagian penting dari keunggulan. Di tahun 1996, D’Aveni dan Gunter
dalam buku berjudul Hyper-Competition: Managing the Dynamic of
Strategic Maneuvering, mengatakan bahwa perusahaan harus memiliki
kemampuan mengalahkan lawannya dengan menggunakan konsep 7-S,
yakni:

1. Superior stakeholder satisfaction: Kemampuan untuk senantiasa


memuaskan para pemangku kepentingan: karyawan, konsumen,
mitra kerja, dan pemegang saham. 

2. Strategic soothsaying: kemampuan mengantisipasi ke depan apa


yang diperlukan pemangku kepentingan, dan mengantisipasi
perubahan lingkungan strategis khususnya perubahan teknologi,
agar perusahaan lebih dulu mengambil kesempatan sebelum
diambil pesaing. 

3. Positioning for Speed: kemampuan mendahului para pesaing


dengan membuat proses pembuatan produk dan layanan dalam
perusahaan menjadi super cepat, efisien, dengan biaya yang
rendah. 

4. Positioning for Surprise: kemampuan untuk membuat para pesaing


kaget karena setiap langkah para pesaing sudah dikaji dan
dipahami oleh perusahaan. 

5. Shfting the rules of the game: kemampuan untuk membuat cara


baru dan meninggalkan cara lama yang mengalahkan para
pesaing. 

6. Siganilng Strategic intent: kemampuan untuk memberi tahu semua


pihak (stake holders) tentang niat strategis perusahaan yang jelas,
fokus, dan akan segera mengerahkan segala kekuatan dalam
perusahaan untuk mencapainya. 
7. Simultaneous and sequential strategic thrust: kemampuan secara
serempak utnutk menyerang strategi pesaing dari berbagai sisi dan
melakukannya berulangkali. 

Dalam konteks persaingan menurut Jonas dan Sommerlette (1999)


perusahaan harus membangun kemampuan inovasi karena berbagai hal
berikut: Pertama, hak cipta yang dilindungi undang-undang ternyata
semakin sulit untuk diproteksi karena akan ditiru oleh orang lain. Kedua,
karyawan yang sering pindah kerja membawa pengetahuan dan kiat-kiat
inovasi yang merupakan rahasia sebuah perusahaan ke perusahaan
lain. Ketiga, kasus merger perusahaan sering kali hanya sekedar untuk
mencuri inovasi perusahaan lain. Keempat, siklus kehidupan produk
(Products life cycle) dari hari ke hari semakin pendek.

Dunia bisnis saat ini dipenuhi oleh berbagai revolusi di bidang IT. Selain
itu, era globalisasi ini di tandai oleh kompetisi antar individu dan
perusahaan yang super ketat. Kompetisi tersebut antara lain adalah
kompetisi dalam harga, kualitas produk, dan layanan. Perubahan peta
persaingan ini dan adanya kebutuhan untuk menjadi perusahaan yang
baik menuntut perusahaan untuk menetapkan inovasi sebagai strategi
utama perusahaan (Leifer, O’CXonnor dan Rice, 2001)

b. Inovasi untuk Kemajuan dan Manfaat Bersama


Sebuah bisnis yang baik bersaing untuk menjadi yang tebaik dalam hal
kerja sama dan saling menguntungkan dan melanggengkan kehidupan
bersama. Di tahun 2008, muncul banyak pemikiran tentang kerja sama
untuk kemajuan bersama. Kesadaran baru ini muncul dari pemikiran
bahwa dunia ini harus dipelihara secara bersama-sama demi
kelangsungan bersama. Tapscott dan William (2008) dalam buku
Wikinomics mengatakan bahwa kerja sama massal antar organisasi dan
antar individual akan mengubah segala sesuatu yang menguntungkan
pihak-pihak yang bekerja sama. Demikian pula Prahalad dan Krishnan
(2008) dalam buku The New Age Innovation: Driving Co-Created Value
Throagh Global Networks mengatakan bahwa kerja sama antar
organisasi akan memberi keuntungan bersama.

Tidak mungkin sebuah perusahaan bisa memiliki gagasan untuk


membuat produk yang dapat memenuhi kebutuhan setiap manusia di
muka bumi ini. Oleh karena itu, perlu ada kerja sama berbagai
perusahaan. Pemikiran para pakar ini sebenarnya sudah lama ada. Di
dalam ajaran agama ada sebuah hadist “Barang siapa membangun
silaturahmi Aku akan berikan rezeki dan Aku akan panjangkan usianya.”

Betapa pentingnya memutar pola pandang tentang inovasi diingatkan


oleh beberapa orang pakar seperti berikut.

Charies Handdy (1997):“Kita keliru bila beranggapan bahwa masa


depan adalah kelanjutan dari masa lalu... sebab masa depan akan
sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama
agar sukses menghadapi masa depan.”Peter Senge (1997):“Kita harus
berhenti membayangkan apa yang akan dilakukan di masa depan
dengan melihat apa yang membuat kita sukses di masa lalu.”Michael
Hammer (1997):“kalau merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses
di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di
masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan. ”
Banyak organisasi terperangkap dalam cara lama di dalam menjalankan
organisasinya. Mereka hanya meneruskan pola kerja lama. Mereka
bekerja keras untuk terus memperbaiki cara lama ini, tapi mereka tidak
mencoba melihat sesuatu dengan cara yang lebih baik. Salah satu ciri
utama kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang adalah
terjadinya perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan kehidupan
manusia. Pola pikir dan pola tindakan yang digunakan untuk menata
kehidupan individual maupun kehidupan organisasi yang pada waktu
lalu dianggap sebagai cara menghantarkan ke arah sukses, kini cara-
cara yang sama bisa membuat organisasi ketinggalan zaman. Akhir-
akhir ini banyak sekali muncul tulisan tentang pergeseran paradigma
baru.
Salah satu contoh pergeseran paradigma adalah dalam melihat apakah
kondisi kehidupan di masa depan relatif stabil dan bisa diramalkan
(predicatability). Pada masa sekarang dan dekade yang akan datang,
stabilitas tersebut semakin sulit terlihat.
Banyak contoh yang bisa dikemukakan untuk mendukung pendapat
tersebut. Bila pada awal tahun 90 para pakar memprediksi Asia akan
menjadi pusat perdagangan dunia karena jumlah penduduk yang besar
sebagai pasar, dan pertumbuhan ekonomi yang tingggi di atas tujuh
persen (lihat Naisbitt dan Aburdene, 1995), tanpa diduga penghujung
tahun 1997 ekonomi berbagai Asia jatuh tersungkur dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang mendekati nol atau minus.
Tidak ada orang yang menduga bahwa pertumbuhan ekonomi negara-
negara kawasan Asia tersebut begitu mengenaskan. Sejak itu banyak
orang berpendapat bahwa kawasan Asia akan semakin sulit
perekonomiannya. Namun, yang terjadi di atas tahun 2005, adalah mulai
bangkitnya perekonomian beberapa negara di Asia. Kini ada 2 negara di
Asia yang menjadi kekuatan ekonomi dunia, yakni Cina dan India. Cina
pada tahun 2000-an mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat
mengesankan di atas sembilan persen, kemudian diikuti oleh negara
India dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.

Untuk menghadapi kondisi di milenium ketiga yang semakin tidak bisa


diprediksi tersebut, diperlukan perubahan di dalam sikap mental
manusia, khususnya dalam mengelola organisasi. Orang tidak bisa lagi
bersikap reaktif, menunggu dan menghindari resiko dalam
mempertahankan status qou. Orang harus bersikap proaktif dan memiliki
toleransi atau ketidakjelasan yang terjadi akibat perubahan lingkungan
strategi bisnis dengan tingkat turbulensi yang tinggi

c. Perubahan Lingkungan Strategis


Organisasi adalah sebuah organ yang bersifat terbuka terhadapa
pengaruh perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan ada yang
sifatnya langsung maupun tidak langsung.

a) Lingkungan Bisnis Mikro


Lingkungan kompetitif yang bersifat mikro dan langsung mempengaruhi
kinerja organisasi dapat digambarkan seperti berikut: Pertama, pemasok
yang selama ini menjadi pemasok bahan produksi mengurangi pasokan
atau menghentikan pasokannya karena berbagai hal. Kedua, pesaing
lama yang semakin mampu merebut pasar dan menghasilkan produk
harganya lebih murah dengan kualitas yang lebih bagus. Ketiga,
kehadiran pesaing baru dengan produk serupa atau produk yang lebih
baik dengan harga lebih murah dan pelayanan yang lebih baik.
Keempat, kehadiran produk pengganti yang membuat produk lama
ditinggalkan. Kelima, pembeli berubah serta selera dan ingin mencoba
produk lain sehingga mereka meninggalkan produk yang selama ini
mereka pakai.

b) Lingkungan Bisnis Makro


Beberapa faktor perubahan lingkungan strategis yang bersifat makro
menyebabkan sebuah organisasi senantiasa harus berinovasi, anatara
lain sebagai berikut.

1. Persaingan Global
Globalisasi telah membuat batas antarnegara semakin kabur.
Perlindungan terhadap produk dalam negeri melalui proses monopoli
kini semakin ditentang oleh dunia internasional. Perjanjian perdagangan
bebas seperti yang diatur oleh World Trade Organization, Asean Free
Trade Area (AFTA) dan kesepakatan pasar bebas dunia melalui General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT) menentang proteksi yang
diberlakuakn oleh suatu negara atas intervensi pasar oleh negara lain.
Setelah diberlakukannya perjanjian tersebut, maka suatu unit
pemerintah di sebuah negara akan mendapat tekanan semakin keras
dari negara lain. Pemerintah suatu negara tidak akan bisa lagi
memproteksi perusahaan nasional dalam negeri masing-masing.
Akibatnya, banyak perusahaan dalam negeri yang lemah modal dan
lemah kemampuan modal akan tersungkur karena kalah bersaing.

2. Perubahan Tata Nilai dan Lingkungan Sosial


Perubahan masyarakat akibat globalisasi telah menyebabkan karyawan
suatu unit pemerintahan menuntut perlakuan yang lebih baik. Karyawan
yang sebelumnya hak-haknya kurang diperhatikan oleh pihak organisasi
kini semakin menuntut agar hak-hak mereka diperhatikan. Demikian
pula dengan tata nilai kehidupan masyarakat. Mereka semakin sadar
akan hak mereka atas lingkungan hidup yang sehat, bebas dari polusi
udara dan air akibat limbah industri.

3. Perubahan Lingkungan Politik


Kondisi politik di suatu negara sangat mempengaruhi pertumbuhan
bisnis. Para Investor asing takut menanamkan modal di suatu wilayah
atau negara yang situasi politiknya kacau. Kekacauan politik yang
menimbulkan kerusuhan sosial akan mematikan usaha bisnis.
Pengalaman kerusuhan politik di Indonesia telah menyebabkan banyak
pemodal melarikan modal mereka ke luar negeri. Selain itu, perusakan
pabrik dan alat-alat kerja telah menyebabkan banyak pabrik tutup.

4. Perubahan Perundangan dan Peraturan Bisnis


Banyak sekali peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah dan lembaga
perdagangan dunia yang mengatur berbagai aspek operasi organisasi.
Di satu sisi tujuannya baik, tapi dari sisi lain mempersulit jalannya
organisasi. Misalnya kehadiran UU No. 25 tahun 1998 tentang serikat
pekerja menyebabkan organisasi semakin sulit untuk mengelola
karyawan. Sering berubahnya peraturan dalam pengelolaan bisnis
membuat perusahaan harus banyak berpikir agar bertahan dan berbagai
tekanan perubahan bisnis.

5. Perubahan Lingkungan Teknologi


Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, telah mengubah
cara pengeloalaan organisasi secara mendasar. Selain itu Kehadiran
komputer dengan tingkat kecanggihan yang semakin tinggi
menyebabkan semakin banyak pekerjaan diganti oleh teknologi
informasi dan komputer. Selain itu, kegiatan organisasi semakin
diwarnai oleh persaingan kecepatan waktu. Penggunaan internet,
website, local area Networks (LAN) semakin marak dalam organisasi.
Organisasi harus berpacu untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Kalau tidak demikian, dia akan ketinggalan. Selain itu perubahan
teknologi bisa menjadi ancaman kelangsungan perusahaan.

d. Inovasi Teknologi dan Paradigma Ekonomi Kerja Sama


Kemajuan teknologi informasi dan komputer telah menyebabkan
perubahan yang sangat mendasar dalam tata kehidupan manusia.
Teknologi informasi telah mengubah pola hubungan manusia. Manusia
semakin terbebaskan dari ikatan ruang dan waktu. Kehadiran Internet
telah mendekatkan hubungan anatar manusia di seluruh dunia yang
memiliki teknologi canggih tersebut. Don Tapscott (1996) dalam buku
best seller yang berjudul ‘Digital Ecomy: Promise and Peril in the Age of
Networked Intelligence’ mengemukakah 12 oaradigma baru kehidupan
ekonomi yang akan menjadi ciri milenium ketiga. Beberapa paradigma
baru tersebut akan dibicarakan berikut ini.

1. Ekonomi baru merupakan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge


based economy)
Pada era industrialisasi terjadi pergesaran pola kerja dari yang berfokus
pada kerja otot (brawn) menuju pola kerja yang menekankan pada
penggunaan otak (brain). Produk berkembang ke arah produk yang
pintar (smart Products) misalnya saja kartu pintar (smart card). Bila saat
ini orang memiliki berbagai kartu dalam dompet (seperti kartu tanda
penduduk, SIM, kartu kredit, kartu tunai, kartu diskon, dan lain-lain),
maka pada milineum ketiga, kartu yang begitu banyak macamnya itu
akan terwakilkan oleh satu kartu saja yang bisa melayani berbagai
penggunaan. Selain itu juga ada berbagai macam smart Products
lainnya seperti rumah masa depan yang cerdas (smart house) dan mobil
masa depan yang cerdas.

2. Ekonomi baru adalah ekonomi virtual (virtualization)


Kehadiran komputer yang beroperasi dengan sistem digital telah
membebaskan manusia dari ikatan ruang dan waktu. Orang bisa
berkomunikasi dengan orang lain di seluruh penjuru dunia dengan
bantuan komputer yang memiliki jalur telepon dan modem. Kondisi
demikian ini mengubah cara kerja manusia dan cara kerja organisasi.
Karyawan sebuah perusahaan tidak perlu rutin pergi ke kantor karena
banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan di rumah dan dikirim hasilnya
melalui internet.

3. Ekonomi baru merupakan ekonomi inovasi


Dewasa ini, berbagai produk keperluan manusia mudah sekali
ketinggalan zaman. Siklus kehidupan produk (Products life cycle)
semakin pendek. Suatu perusahaan yang menghasilkan produk dan
jasa harus memiliki kemampuan untuk berinovasi bila ingin ‘service’
dalam bisnis. Produk yang dihasilkan dituntut untuk memiliki keunikan
agar memenuhi selera manusia yang semakin ingin tampil beda.

4. Pengembangan acuan dasar yang mendukung MBS dan


merumuskan parameter proses yang dikehendaki (developing guidelines
that support site-based management, and establishing parameters and a
waiver process);

5. Peninjauan rencana di tingkat sekolah dan dokumen


penyelenggaraan sebelum menyampaikannya kepada pengawas dan
Komite Sekolah untuk disetujui (reviewing schools’ site plans and
governing documents before submitting them to the supertendent and
school boardfor approval);

6. Menentukan cara untuk menyediakan sumber-sumber, pelatihan, dan


dukungan bagi sekolah (finding ways to provide resources, training, and
support for the school sites);

7. Pengembangan sistem komunikasi dan tukar pendapat di antara


Dinas Diknas Kabupaten/Kota, sekolah, dan komunitas (developing a
system for communication and sharing among the district, sites, and the
community);

8. Evaluasi prosedur dan membuat perubahan sebagai keharusan untuk


menjamin keberhasilan uasaha MBS (evaluating the procedures and
making changes as necessary to ensure success of site-based
management efforts).

Dellar mengkaji dampak MBS ini dari beberapa dimensi. Dimensi


pertama, menggambarkan tentang respons struktur dan prosedur bagi
MBS, terutama partisipasi guru pada kebijakan pembuatan keputusan
dan perencanaan pengembangan sekolah. Data menggambarkan
secara jelas bahwa MBS telah menghasilkan (afforded) bagi staf
sekolah peluang untuk berpartisipasi di dalam keseluruhan perencanaan
sekolah.

Dimensi kedua berkaitan dengan assessment terhadap dampak


substansi rencana pengembangan sekolah terhadap perencanaan kerja
guru. Data penelitian mengindikasikan bahwa 62% responden merasa
frekuensi pertemuan kelompok dan sesi diskusi perencanaan staf
adalah kritikal di dalam menerjemahkan prioritas sekolah ke dalam
perencanaan pengajaran dan program-program.

Dimensi ketiga berkaitan dengan assessment dampak MBS terhadap


kativitas aktual di kelas (in-class activities). Secara singkat dapat
dijelaskan bahwa dimensi ini difokuskan pada aspek-aspek
perencanaan pengembangan sekolah untuk memandu dan
memengaruhi interaksi pembelajaran.

Dimensi keempat berkaitan dengan promosi kolegialitas melalui


prosedur MBS, seperti partisipasi dalam pembuatan keputusan dan
kolaborasi lintas departemen. Data mengindikasi bahwa kolegilitas pada
level area pembelajaran secara kuat berkaitan dengan kolaborasi dalam
mendesain program pengajaran bersama.

Dimensi kelima berkaitan dengan assessment untuk mengetahui


respons bagi pemanfaatan luaran belajar siswa (student learning
outcomes) sebagai alat penginformasian dan pengarahan perencanaan
berbasis sekolah. Pada semua sekolah, prosedur monitoring
menggunakan indikator assessment berbasis pada luaran belajar siswa
sebagai kriteria untuk mengevaluasi program dan keefektifan guru.

Dimensi keenam berkaitan dengan masalah penggunaan sumber-


sumber, di mana sekolah yang menerapkan MBS harus menerapkan
kriteria keefektifan biaya (cost-effectiveness criteria) sebagai basis
alokasi sumber-sumber di sekolah. Hasil penelitian membuktikan bahwa
sekitar 41% responden menganggap kriteria tidak dibuat secara
eksplisit.

Anda mungkin juga menyukai