Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Berbicara Untuk Keperluan Akademik

.Kelompok 10

Ajeng Anggilia

Mata kuliah: Bahasa Indonesia

.Dosen pengajar: Salman Alade, M. Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

LMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO


DAFTAR ISI......................................................................................i

PRAKATA……………….………… …………..…………………….............................ii

BAB I PENDAHULUAN ………..…..………….……………………………................1

1.1 .Latar belakang..………………………………….…....................................1

1.2 Rumusan Masalah …………….………………………………............…….......1

1.3 Tujuan..……………………..…………… …………………….............................1

1.4 Manfaat ……………………..............................………………….….….….....2

BAB II PEMBAHASAN ……………….……..…................…………………….……....3

2.1. Konsep Tentang Berbicara……………………………..................…….…....3

2.1.1 Pengertian Berbicara ………………...............…………….……….……..3

2.1. 2 Tujuan Berbicara ………………………………………................…………5

2.2. Menganalisis Situasi dan Pendengar………………...............….....………6

2.3. Penyusunan Bahan Berbicara…………………………..................….……….8

2.4. Macam – Macam Berbicara untuk Keperluan Akademik.................9

2.4.1 Presentasi …………………..…………………….…………………...........…….9

2.4.2 Seminar……………………...……………………..........………….……….…. 11

2.4.3 Berpidato dalam Situasi Formal ……………….……………….………. 15

2.4.4 Belajar Mengajar …………...………………………….....…………………. 15

BAB III PENUTUP………..….……………...………..............………………….…………


16

3.1. Simpulan…………………...………………………...................……………………… 16

3.2. Saran…………….……………………….……………..................……………………..16

DAFTARPUSTAKA……..….……………...……………………….................…………17
PRAKATA

Segala Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Berbicara Untuk Keperluan Akademik” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran akan diterima dengan senang hati.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan

Tujuan ini dilatar belakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai Suatu
keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dalam perkuliahan, yakni berbentuk Simulasi, praktik berbicara
yang sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan Umpan balik. Kegiatan tersebut
dilakukan, baik secara perorangan, berpasangan, Maupun berkelompok.

Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan Berbicara


secara terpadu, fungsional, dan kontekstual. Artinya, setiap materi yang Diberikan selalu
dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, dan
menulis) dan pengetahuan bahasa (kosakata dan Struktur). Selain itu, agar pengajaran ini
bersifat fungsional dan kontekstual maka Materi yang diberikan berupa bahan pengajaran
yang betul – betul bermakna bagi Mahasiswa ataupun calon guru, seperti bercerita, berdialog,
berpidato/berceramah, Dan berdiskusi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pada tulisan ini adalah Seperti di
bawah ini.

1) Apakah konsep tentang berbicara?


2) Bagaimanakah cara menganalisis situasi dan pendengar?
3) Bagaimanakah cara menyusun bahan dalam berbicara
4) Apa sajakah macam – macam berbicara dalam keperluan akademik?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut,

1) Untuk mengetahui konsep tentang berbicara.

2) Untuk mengetahui bagaimana menganalisis situasi dan pendengar.

3) Untuk mengetahui bagaimana menyusun bahan dalam berbicara.

4) Untuk macam – macam berbicara dalam keperluan akademik.

1.4 Manfaat

Tulisan ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat praktis dan teoritis.

Kedua manfaat ini dijelaskan berikut ini.

1.4.1. Manfaat Praktis

Secara praktis tulisan ini bermanfaat bagi mahasiswa, yakni dapat Mengetahui
cara berbicara untuk keperluan akademik. Selanjutnya, bagi Pengajar tulisan ini dapat
digunakan untuk menilai kinerja mahasiswa Dalam penulisan khususnya tentang
berbicara untuk keperluan akademik.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis tulisan ini bermanfaat bagi kalangan akademis. Adapun


manfaatnya adalah untuk menambah wawasan keilmuan tentang berbicara untuk
keperluan akademik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tentang Berbicara

2.1.1 Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media Bahasa,


berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran. Ujaran- ujaran
yang muncul merupakan perwujudan gagasan, pikiran, dan Perasaan yang menjadi
wujud ujaran.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan batasan berbicara. Hal itu adalah
Seperti di bawah ini;

1) Berbicara merupakan ekspresi diri.


2) Berbicara merupakan kemampuan mental motoric.
3) Berbicara merupakan proses simbolik.
4) Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
5) Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.

Secara umum berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian


Maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
Bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
(Depdikbud, 1983/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan
Oleh para pakar, di antaranya. Tarigan (1983:15), mengemukakan bahwa
berbicara Adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk Mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
Perasaan.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi
karena Di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain.
Proses Komunikasi itu dapat digambarkan sebagai pemindahan pesan dari suatu
sumber Ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari
Komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah
Seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan
Lebih dahulu diubah ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.
Simbol tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh Alat
ucap manusia. Saluran untuk memindahkannya adalah udara. Selanjutnya,Simbol
yang disalurkan lewat udara diterima oleh komunikan. Simbol yang Disampaikan
itu dipahami oleh komunikan, sehingga komunikan dapat memahami Pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
Tahapan selanjutnya, komunikan memberikan umpan balik kepada
Komunikator. Umpan balik adalah reaksi yang timbul setelah komunikan
Memahami pesan. Reaksi dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan demikian,
Komunikasi yang berhasil ditandai oleh adanya interaksi antara komunikator
Dengan komunikan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Peristiwa komunikasi dapat berlangsung apabila memenuhi persyaratan berikut
Ini.

1) Komunikator. : orang yang menyampaikan pesan

2) Pesan. :. isi pembicaraan

3) Komunikan. :. Orang menerima pesan

4) Media : bahasa lisan

5) Sarana : waktu, tempat, suasana, peralatan yang digunakan dalam


penyampaian pesan

6) Interaksi. : daerah, dua arah, atau multiarah


Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial (homo
homine socius) agar mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam kaitan ini,
Stewart dan Zimmer (Depdikbud, 1984/85:8) memandang Kebutuhan akan komunikasi yang
efektif dianggap sebagai suatu yang esensial Untuk mencapai keberhasilan dalam setiap
individu, baik aktivitas individu Maupun kelompok. Kemampuan berbicara yang baik sangat
dibutuhkan dalam Berbagai jabatan pemerintahan, swasta, ataupun pendidikan. Seorang
pemimpin, Misalnya, perlu menguasai keterampilan berbicara agar dapat menggerakkan
Masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Seorang pedagang Perlu
menguasai keterampilan berbicara agar dapat meyakinkan dan membujuk Calon pembeli.
Demikian pula halnya pendidik, mereka dituntut menguasai Keterampilan berbicara agar
dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada Anak didiknya.

Selanjutnya , di bawah ini diuraikan beberapa prinsip umum berbicara Menurut


Tarigan (1983), yakni seperti di bawah ini:

a. Membutuhkan paling sedikit dua orang.


b. Mempergunakan studi linguistik yang dipahami bersama
c. Merupakan suatu pertukaran peran antara pembicara dan pendengar yang
Berhubungan dengan masa kini

2.1.2 Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk menginformasikan gagasan kepada Pendengar


yang harus ditempatkan sebagai sarana penyampaian sesuatu kepada Orang lain. Lebih lanjut,
pengelompokan tujuan berbicara ada empat tujuan yaitu (1) Tujuan sosial, (2) tujuan
ekspresif, (3) tujuan ritual, dan (4) tujuan Instrumental.

Ada juga tujuan berbicara yang menitik beratkan pada efek pembicaraan, yaitu seperti
di bawah ini.

1. Berbicara untuk meyakinkan pendengar


2. Berbicara dengan tujuan mempengaruhi pendengar.
3. Berbicara dengan tujuan memperluas wawasan pendengar.
4. Berbicara dengan tujuan memberi gambaran tentang suatu objek
2.2 Menganalisis Situasi dan Pendengar

Jenis berbicara dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni Dilakukan
berdasarkan tiga hal, yaitu situasi, keterlibatan pelaku, dan alur Pembicaraan.

Berdasarkan situasi berbicara, yakni dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, Yaitu sebagai
berikut:

1) Berbicara formal, yaitu berbicara yang terikat pada aturan, baik aturan tata Krama
maupun kebahasaan
2) Berbicara nonformal, yaitu berbicara yang tidak terlalu terikat pada aturan
Berdasarkan keterlibatan pelaku, berbicara dapa dikelompokkan ke dalam dua Jenis,
yaitu seperti di bawah ini.

Berdasarkan keterlibatan pelaku, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu
seperti di bawah ini

1) Berbicara individual, yaitu berbicara yang dilakukan oleh seorang Pelaku/pembicara,


misalnya pidato.
2) Berbicara kelompok, yaitu berbicara yang melibatkan banyak Pelaku/pembicara,
misalnya diskusi dan debat.

Berdasarkan alur pembicaraannya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua Jenis yaitu
seperti di bawah ini.

1) Berbicara monologis, yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan searah.


2) Berbicara dialogis, yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan secara dua Arah

Berbicara sebagai proses adalah kegiatan berbicara yang dimulai dengan Proses
simbolisasi pesan dalam diri pembicara untuk disampaikan kepada Pendengar melalui sebuah
media. umum berbicara merupakan proses Penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-ujaran.
Ujaran-ujaran yang muncul Merupakan perwujudan gagasan yang sebelumnya berada pada
tataran ide.

2.3 Penyusunan Bahan Berbicara


Topik pembicaraan dinilai baik apabila menarik bagi pembicara dan Pendengar,
misalnya aktual dan relevan dengan kepentingan partisipan. Agar Topik pembicaraan itu
mudah dipahami perlu disusun naskah secara sistematis, Misalnya sesuai dengan urutan
waktu, tempat dan sebab akibat.

Mempersiapkan materi untuk bahan bicara di depan orang banyak, Idealnya memang
dilakukan selama beberapa hari. Paling tidak ada kesempatan Untuk mempersiapkan bahan,
kemudian melatih cara bicara, dan mempersiapkan Mental.

Kadang – kadang kesempatan untuk tampil tidak diiringi waktu persiapan Yang
memadai. Ketika tiba saatnya kita berbicara di depan orang banyak, apalagi Dengan bahasa
asing. Kalau waktu persiapan hanya sesaat jangan langsung Mengatakan ‘tidak. Janie
Lipsmeyer, salah satu penulis di situs bisnis, Helium.com mengungkapkan, pada saat
mendesak mempersiapkan satu naskah Berbicara di depan orang banyak sebenarnya bisa
dilakukan dalam waktu lima Menit saja. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, seperti di Bawah ini:

1) Siapkan materi yang paling dikuasai atau paling digemari.


2) Memasukkan pengalaman berkesan yang Pernah kita alami dalam materi Presentasi
juga bisa membantu kita memiliki bahan yang familier .
3) Selipkan sedikit simpulan atau saran yang akan semakin membuat Presentasi kita
memiliki manfaat bagi orang lain.
4) Persiapkan diri juga untuk tampil dengan bahasa tubuh yang baik dan Kalimat
pembuka yang baik.

2.4 Macam – Macam Berbicara Untuk Keperluan Akademik

2.4.1 Presentasi

Presentasi berhubungan erat dengan komunikasi. Presentasi adalah suatu Proses


pertukaran informasi, gagasan, dan pikiran di antara dua orang atau lebih dalam
berkomunikasi. Hal ini bertujuan menginformasikan, menghibur, dan Menggerakkan untuk
bertindak.

Teknik yang digunakan, seperti bersikap hormat, menghargai khalayak, Menunjukkan


empati, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan Menggunakan media sebagai
pelengkap. Untuk keperluan akademik harus Menggunakan bahasa yang baku. Orang yang
mempresentasikan biasanya Mempunyai sebutan yang berbeda, seperti MC, presenter,
entertainer, protocol, Public speaker, moderator, dan lain-lain.

Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presentasi adalah Sebagai
berikut.

1) Kenali audience
2) Kuasai materi
3) Buat outline
4) Siapkan alat peraga/bantu
5) Siapkan introduction
6) Siapkan penutup

Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi lakukan latihan. Latihan Adalah cara
yang paling efektif karena beberapa alasan

1) Dapat mengeliminir kejelekan dalam presentasi


2) Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus
3) Memberi gambaran waktu yang diperlukan
4) Meningkatkan percaya diri.

Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan presentasi, yaitu sebagai berikut:

1) Kuasai alat peraga yang digunakan.

2) Kuasai diri sendiri (be confident).

3) Jangan membelakangi audience.

. 4) Jangan membaca materi presentasi.

5) Gunakan terminologi yang umum.

6) Singkat, padat (tepat waktu).

7) Bicara lugas, tegas.

8) Selingi dengan sedikit humor

2.4.2 Seminar
Dalam hal ini yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini Adalah untuk
mengeksplorasi sebuah ide. Dengan demikian, seminar berbeda Dengan pelatihan karena di
dalam pelatihan, ada sebuah keahlian yang dibawakan Oleh seseorang yang menguasainya
dan di dalam pelatihan terjadi transfer ilmu

Selanjutnya, yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam Seminar.
Seminar adalah satu pertemuan, di sini semua pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar
yang dimaksud ini, tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada
umumnya. Tidak ada perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian, seminar
dibedakan dengan kuliah, dalam hal ini ada seorang rektor membawakan suatu tema atau ide,
dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya. Rektor adalah seseorang yang menguasai
tema tersebut, sedangkan peserta adalah orang yang mempelajari tema tersebut.

Agar sebuah seminar berjalan dengan baik perlulah dipikirkan beberapa Syarat
berikut ini.

a) Ruang Seminar
b) Peserta
c) Moderator
d) Jalannya Seminar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya Seminar berjalan baik.

1) Seminar adalah sebuah diskusi dua arah


2) Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada
Jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih Dalam dan
tidak jelas jawabannya.
3) Semua pertanyaan dan pernyataan yang dinyatakan dengan jelas.
4) Setiap pertanyaan haruslah jelas Sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penanggap
berhak meminta Penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia menjawab.
5) Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan menuju pertanyaan lain Yang lebih
mendasar.
6) Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah Meja
makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Dalam hal ini Moderator
terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh Peserta yang lain.
7) Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah simpulan Tunggal.
Setiap orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Dalam hal ini yang
terpenting adalah mata mereka lebih terbuka, mereka Telah melihat ide-ide baru yang
sebelumnya tidak terpikirkan olehnya.

2.4.3 Berpidato dalam Situasi Formal

Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam Situasi
atau acara-acara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua, Yaitu monolog dan
dialog. Berbicara monolog adalah berbicara satu arah, artinya Dalam kegiatan berbicara
tersebut tidak terjadi interaksi antara pembicara dengan Pendengar. Kegiatan berbicara yang
bersifat monolog seperti pidato/sambutan dan Memandu. Memandu dapat berapa memandu
acara atau mewara dan memandu Wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog,
wawancara, dan diskusi. Diskusi memiliki ragam antara lain seminar dan simposium
(pertemuan dengan Beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik
tertentu Atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama).

Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan Terhadap


faktor – faktor yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor – faktor Tersebut adalah
faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan Meliputi keberanian, kelancaran,
kenyaringan suara, pandangan, gerak-gerik, Penalaran, dan sikap yang wajar.

2.4.4 Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama, yaitu Guru, siswa,
dan bahan ajar. Proses belajar merupakan interaksi antar berbagai Unsur, yakni dengan unsur
utama adalah siswa, kebutuhan berbagai sumber, serta Situasi belajar yang memberikan
kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun Demikian, guru merupakan faktor yang cukup
menentukan, seperti melakukan Pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya
BAB III

PENUTUP

3.1. kesimpulan

Pengetahuan tentang ilmu atau teori berbicara sangat menunjang Kemahiran serta
keberhasilan seni dan praktik berbicara. Untuk itulah diperlukan Pendidikan berbicara
(speech education). Konsep-konsep dasar pendidikan Berbicara mencakup tiga kategori, yaitu
(1) hal-hal yang berkenaan dengan Hakikat atau sifat-sifat dasar ujaran, (2) hal-hal yang
berhubungan dengan proses Intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan
berbicara, dan (3) Hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai keterampilan
berbicara.

Selain itu, berbicara dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, Yaitu (1) arah
pembicaraan, (2) tujuan pembicaraan, dan (3) suasana. Pengelompokan berdasarkan arah
pembicaraan menghasilkan berbicara satu arah (pidato dan ceramah), dan berbicara
dua/multi-arah (konversasi, diskusi). Berdasarkan aspek tujuan, berbicara dapat
dikelompokkan ke dalam berbicara Persuasi, argumentasi, agitasi, instruksional, dan rekretif.
Sementara itu, Berdasarkan suasana dan sifatnya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam
Berbicara formal dan nonformal.

3.2. Saran

menyadari akan kekurangan bahan/materi tulisan ini. Dalam hal Ini penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi tulisan ini, maka Saran kritik dari pembaca
adalah penutup dari semua kekurangan penulis dan Menjadikan semua itu sebagai bahan
acuan untuk memotivasi dan Menyempurnakan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Bandung : Erlangga

Arifin, E. Zaenal dan SAmran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia

untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akapress

Kerf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah

Trigan, Henry Guntur. 1993. Berbicara. Bandung : Angkasa

Anda mungkin juga menyukai