.Kelompok 10
Ajeng Anggilia
PRAKATA……………….………… …………..…………………….............................ii
2.4.2 Seminar……………………...……………………..........………….……….…. 11
3.1. Simpulan…………………...………………………...................……………………… 16
3.2. Saran…………….……………………….……………..................……………………..16
DAFTARPUSTAKA……..….……………...……………………….................…………17
PRAKATA
Segala Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Berbicara Untuk Keperluan Akademik” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran akan diterima dengan senang hati.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan ini dilatar belakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai Suatu
keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dalam perkuliahan, yakni berbentuk Simulasi, praktik berbicara
yang sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan Umpan balik. Kegiatan tersebut
dilakukan, baik secara perorangan, berpasangan, Maupun berkelompok.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pada tulisan ini adalah Seperti di
bawah ini.
1.4 Manfaat
Tulisan ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat praktis dan teoritis.
Secara praktis tulisan ini bermanfaat bagi mahasiswa, yakni dapat Mengetahui
cara berbicara untuk keperluan akademik. Selanjutnya, bagi Pengajar tulisan ini dapat
digunakan untuk menilai kinerja mahasiswa Dalam penulisan khususnya tentang
berbicara untuk keperluan akademik.
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan batasan berbicara. Hal itu adalah
Seperti di bawah ini;
Ada juga tujuan berbicara yang menitik beratkan pada efek pembicaraan, yaitu seperti
di bawah ini.
Jenis berbicara dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni Dilakukan
berdasarkan tiga hal, yaitu situasi, keterlibatan pelaku, dan alur Pembicaraan.
Berdasarkan situasi berbicara, yakni dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, Yaitu sebagai
berikut:
1) Berbicara formal, yaitu berbicara yang terikat pada aturan, baik aturan tata Krama
maupun kebahasaan
2) Berbicara nonformal, yaitu berbicara yang tidak terlalu terikat pada aturan
Berdasarkan keterlibatan pelaku, berbicara dapa dikelompokkan ke dalam dua Jenis,
yaitu seperti di bawah ini.
Berdasarkan keterlibatan pelaku, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu
seperti di bawah ini
Berdasarkan alur pembicaraannya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua Jenis yaitu
seperti di bawah ini.
Berbicara sebagai proses adalah kegiatan berbicara yang dimulai dengan Proses
simbolisasi pesan dalam diri pembicara untuk disampaikan kepada Pendengar melalui sebuah
media. umum berbicara merupakan proses Penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-ujaran.
Ujaran-ujaran yang muncul Merupakan perwujudan gagasan yang sebelumnya berada pada
tataran ide.
Mempersiapkan materi untuk bahan bicara di depan orang banyak, Idealnya memang
dilakukan selama beberapa hari. Paling tidak ada kesempatan Untuk mempersiapkan bahan,
kemudian melatih cara bicara, dan mempersiapkan Mental.
Kadang – kadang kesempatan untuk tampil tidak diiringi waktu persiapan Yang
memadai. Ketika tiba saatnya kita berbicara di depan orang banyak, apalagi Dengan bahasa
asing. Kalau waktu persiapan hanya sesaat jangan langsung Mengatakan ‘tidak. Janie
Lipsmeyer, salah satu penulis di situs bisnis, Helium.com mengungkapkan, pada saat
mendesak mempersiapkan satu naskah Berbicara di depan orang banyak sebenarnya bisa
dilakukan dalam waktu lima Menit saja. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, seperti di Bawah ini:
2.4.1 Presentasi
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presentasi adalah Sebagai
berikut.
1) Kenali audience
2) Kuasai materi
3) Buat outline
4) Siapkan alat peraga/bantu
5) Siapkan introduction
6) Siapkan penutup
Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi lakukan latihan. Latihan Adalah cara
yang paling efektif karena beberapa alasan
2.4.2 Seminar
Dalam hal ini yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini Adalah untuk
mengeksplorasi sebuah ide. Dengan demikian, seminar berbeda Dengan pelatihan karena di
dalam pelatihan, ada sebuah keahlian yang dibawakan Oleh seseorang yang menguasainya
dan di dalam pelatihan terjadi transfer ilmu
Selanjutnya, yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam Seminar.
Seminar adalah satu pertemuan, di sini semua pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar
yang dimaksud ini, tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada
umumnya. Tidak ada perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian, seminar
dibedakan dengan kuliah, dalam hal ini ada seorang rektor membawakan suatu tema atau ide,
dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya. Rektor adalah seseorang yang menguasai
tema tersebut, sedangkan peserta adalah orang yang mempelajari tema tersebut.
Agar sebuah seminar berjalan dengan baik perlulah dipikirkan beberapa Syarat
berikut ini.
a) Ruang Seminar
b) Peserta
c) Moderator
d) Jalannya Seminar
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya Seminar berjalan baik.
Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam Situasi
atau acara-acara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua, Yaitu monolog dan
dialog. Berbicara monolog adalah berbicara satu arah, artinya Dalam kegiatan berbicara
tersebut tidak terjadi interaksi antara pembicara dengan Pendengar. Kegiatan berbicara yang
bersifat monolog seperti pidato/sambutan dan Memandu. Memandu dapat berapa memandu
acara atau mewara dan memandu Wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog,
wawancara, dan diskusi. Diskusi memiliki ragam antara lain seminar dan simposium
(pertemuan dengan Beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik
tertentu Atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama).
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama, yaitu Guru, siswa,
dan bahan ajar. Proses belajar merupakan interaksi antar berbagai Unsur, yakni dengan unsur
utama adalah siswa, kebutuhan berbagai sumber, serta Situasi belajar yang memberikan
kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun Demikian, guru merupakan faktor yang cukup
menentukan, seperti melakukan Pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Pengetahuan tentang ilmu atau teori berbicara sangat menunjang Kemahiran serta
keberhasilan seni dan praktik berbicara. Untuk itulah diperlukan Pendidikan berbicara
(speech education). Konsep-konsep dasar pendidikan Berbicara mencakup tiga kategori, yaitu
(1) hal-hal yang berkenaan dengan Hakikat atau sifat-sifat dasar ujaran, (2) hal-hal yang
berhubungan dengan proses Intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan
berbicara, dan (3) Hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai keterampilan
berbicara.
Selain itu, berbicara dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, Yaitu (1) arah
pembicaraan, (2) tujuan pembicaraan, dan (3) suasana. Pengelompokan berdasarkan arah
pembicaraan menghasilkan berbicara satu arah (pidato dan ceramah), dan berbicara
dua/multi-arah (konversasi, diskusi). Berdasarkan aspek tujuan, berbicara dapat
dikelompokkan ke dalam berbicara Persuasi, argumentasi, agitasi, instruksional, dan rekretif.
Sementara itu, Berdasarkan suasana dan sifatnya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam
Berbicara formal dan nonformal.
3.2. Saran
menyadari akan kekurangan bahan/materi tulisan ini. Dalam hal Ini penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi tulisan ini, maka Saran kritik dari pembaca
adalah penutup dari semua kekurangan penulis dan Menjadikan semua itu sebagai bahan
acuan untuk memotivasi dan Menyempurnakan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa