Dirgantara (20020048)
Jose Alpane (20020028)
Dwi Andika Putra (20020023)
Agus Setiawan (20020055)
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan dengan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Skor,Rubric,PAP, dan
PAN Serta Menentukan Batas Lulus/KKM Tindak Lanjut Hasil Asesmen Remedial
Dan Pengayaan ”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran.
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu :
Prof. Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Statistika Pendidikan yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Makalah ini dan kepada seluruh pihak yang
telah turut membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna karena
kemampuan dan pengetahuan penulis serta bahan-bahan materi yang diperlukan untuk
penyusunan Makalah ini. Oleh karena itu, segala saran dan koreksi yang konstruktif
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan Makalah ini. Akhirnya penulis berharap
Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
Dirgantara
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk
memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru
agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun jika proses penilaian yang dilakukan oleh guru asal-asalan dan tanpa
arah yang jelas, maka pada akhirnya akan menghasilkan informasi tentang
hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan tidak
sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang skor dan nilai
agar tidak terjadi kesalahpahaman. Skor adalah hasil pekerjaan memberikan
angka yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap
butir item yang telah dijawab oleh testee dengan betul, dengan
memperhitungkan bobot jawaban betulnya.Tujuan Penulisan Adapun nilai
adalah angka atau pun huruf yang merupakan hasil ubahan dari skor yang
sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan
pengaturannya dengan standar tertentu.
Skor yang diperoleh dari sebuah tes baru akan bermakna jika
ditafsirkan berdasarkan suatu patokan atau berdasarkan suatu norma. Ini lah
yang disebut dengan penilaian. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir
seorang siswa dapat dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan
tertentu. Menurut Woodworth (1961) ada dua jenis pedoman yang bisa
digunakan untuk menentukan nilai (mengubah skor menjadi nilai) sebagai
hasil evaluasi yaitu: 1. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh
seorang individu (mahasiswa) dengan suatu standar yang sifatnya mutlak
1
(absolut). 2. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang
individu (mahasiswa) dengan skor yang diperoleh mahasiswa lainnya dalam
kelompok tes tersebut.3 Dalam tulisan ini, teknik pengolahan nilai disajikan
dalam susunan yang sederhana yang meliputi pengertian, karakteristik,
tujuan dan manfaat, prosedur penggunaan, kelebihan dan kekurangan, serta
perbedan antara kedua pendekatan tersebut. Disertai pula dengan contoh
penerapannya. Adapun penerapannya dibantu dengan aplikasi Microsoft
excel, dengan asumsi bahwa setiap aplikasi ini cenderung familiar di
kalangan pendidik, dan aplikasinya cenderung mudah untuk digunakan.
Selain itu, dibahas pula tentang Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana cara menentukan kriteria ketuntasan minimum (KKM) ?
2. Bagaimana cara menentukan penskoran ?
3. Apa saja panduan dalam rubric ?
4. Apa saja panduan acuan patokan dan penilaian acuan normative ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara menentukan kriteria ketuntasan minimum (KKM)
2. Mengetahui tentang teknik pemberian skor
3. Mengetahui panduan rubrik
4. Mengetahui tentang panduan acuan patokan dan penilaian acuan normatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
dasar mata pelajaran oleh peserta didik per mata pelajaran. KKM ditetapkan oleh
· Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan
tuntas belajar apabila pencapaian nilai ≥ 2.66 dari hasil test formatif. Untuk KD pada
KI-1 dan KI-2, ketuntasan peserta didik dilihat dari sikap seluruh mata pelajaran,
jika jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B)
dinyatakan tuntas.
3
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan kesempatan untuk melanjutkan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari
2.66
d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2. Peserta didik yang secara umum profil sikapnya
belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan secara holistik (oleh guru
Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah hitung jumlah
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas dan penentukan
masing-masing aspek:
tersebut. Semakin baik penguasaan guru terhadap materi semakin kecil tingkat
kompleksitasnya.
b) Aspek Sumber Daya Pendukung: semakin tinggi sumber daya pendukung maka
nilainya semakin tinggi.
c) Aspek Intake: semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya
1 KOMPLEKSITAS 1 2 3
2 DAYA DUKUNG 3 2 1
3 INTAKE 3 2 1
ditentukan. Contoh: kompleksitas sedang (75), daya dukung tinggi (95), dan intake
100, 0 – 4, dan ada pula yang dengan huruf A, B, C, D, dan E (Ngalim Purwanto,
1994:70). Cara menskor hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soal- soal tes
yang dipergunakan, apakah tes objektif atau tes essay, atau dengan bentuk lain.
dapat menggunakan 2 cara, yaitu: (1) Tanpa denda, dan (2) Dengan denda.Tanpa
denda adalah banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok
dengan kunci. Sedangkan dnegan denda (karena diragukan ada unsur tebakan),
digunakan
S =R-W
S = Score
R = Right
6
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi
S = T – 2WT
3) Pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban
berbentuk kata atau kalimat pendek. Maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh
Dengan mengingat jawaban yang hanya satu pengertian saja. Maka angka
bagi tiap nomor soal mudah ditebak. usaha yang dikeluarkan oleh siswa sedikit,
tetapi lebih sulit daripada tes bentuk betul-salah atau pilihan ganda. Dalam tes
bentuk ini, sebaiknya tiap soal diberi angka 2 (dua). Tetapi apabila jawabannya
bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap, dan kurang lengkap, maka angkanya
dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2, 1,5, dan 1
kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak.
Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
7
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih
dahulu pokok- pokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian, maka akan
mempermudah kita dalam mengoreksi tes itu. Tidak ada jawaban yang pasti
terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita peroleh akan sangat beraneka
ragam, beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Alternatif kedua untuk pemberian skor pada tes bentuk uraian adalah dengan
menggunakan cara pemberian angka yang relatif. Misalnya untuk sesuatu nomor
soal jawaban yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal yang kita
kita menghendaki 5 unsur, maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita
berikan angka 5, sedangkan yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita beri angka
Apa yang telah diterangkan di atas ini adalah cara memberikan angka dengan
menggunakan atau mendasarkan pada norma kelompok(norm referenced test).
a) Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan
8
kunci jawaban yang telah disusun.
b) Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan per nomor
soal.
c) Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal.
Dengan cara ini maka skor yang diperoleh siswa tidak dibandingkan dnegan
jawaban paling lengkap yang diberikan oleh siswa lain, tetapi dibandingkan dengan
6) Pemberian skor untuk tes bentuk tugas Tolak ukur yang digunakan sebagai
ukuran keberhasilan tugas adalah:
a) Ketepatan waktu
b) Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandkan keseriusan dalam mengerjakan
tugas.
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan rumus: NAT = NAT adalah
Nilai Akhir Tugas
atau kinerja. Untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui
simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat
digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari Sangat Baik(5), Baik(4),
menggunakan lima skala, yaitu; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala yang digunakan 5,4,3,2,1
(SB), Berminat (B), Sama Saja (SS), Kurang Berminat (KB), dan Tidak Berminat
(TB).
C. Panduan Rubrik
terhadap mutu pekerjaan siswa/mahasiswa. Di dalam suatu rubric terdapat satu set
criteria yang digunakan untuk menilai kinerja dari suatu pekerjaan atau tugas
10
1.2. Manfaat Rubrik
Mengapa menggunakan rubric? Secara jelas bahwa rubrik menyediakan
cara penilaian lebih transparan baik bagi fasilitator maupun siswa/mahasiswa.
Beberapa manfaat dari rubric, yaitu:
1) Rubrik dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif dan konsisten dengan
kriteria yang jelas;
2) Rubrik dapat memberikan informasi bobot penilaian pada tiap tingkatan
kemampuan mahasiswa;
3) Rubrik dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih aktif;
4) Mahasiswa dapat menggunakan rubric untuk menentukan strategi
pembelajarannya serta mengukur capaian kemampuannya sendiri atau
kelompok belajarnya;
5) Mahasiswa mendapatkan umpan balik yang cepat dan akurat;
6) Rubrik dapat digunakan sebagai instrumen untuk refleksi yang efektif
tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung;
7) Sebagai pedoman dalam proses belajar maupun penilaian hasil
Elemen dari analytic rubrics dapat dilihat pada matrik di bawah ini:
Kriteria/Doma Nama Tugas Nilai
in Level kinerja Level kinerja Level kinerja Masing-
1 2 …n masing
Skor/nilai* Skor/nilai Skor/nilai kriteria
Kriteria 1 Deskripsi 1.1 Deskripsi 1.2 Deskripsi 1.n
Kriteria 2 Deskripsi 2.1 Deskripsi 2.2 Deskripsi 2.n
Kriteria…n Deskripsi n.1 Deskripsi n.2 Deskripsi n.n
Total Nilai
*. Skor/nilai dibrikan secara numeric dan dapat dengan kisaran 1-10 atau 1-100 tergantung tingkat
ketelitian dan akurasi yang diinginkan pada setiap criteria.
12
Elemen analytic rubrics dapat ditambahkan bobot penilaian masing-masing
criteria seperti di bawah ini.
Element dari Rubrik Holistik dapat dilihat pada matriks di bawah ini.
Nama Tugas:
Grade Score/nil Deskripsi
Capaian ai dari Grade
Capaian
Grade 1 Nilai Deskripsi
Grade 1 Grade 1
Grade 2 Nilai Deskripsi
Grade 2 Grade 2
Grade 3 Nilai Deskripsi
Grade 3 Grade 3
Grade…n Nilai Deskripsi
Grade..n Grade n
*. Skor/nilai dibrikan secara numeric dan dapat dengan kisaran 1-10 atau 1-100 tergantung tingkat
ketelitian dan akurasi yang diinginkan pada setiap criteria.
13
Contoh Rubrik Holistik untuk Projek Multimedia
14
Nama Tugas: Esai
Grade Score/nila Deskripsi
Capaian i Capaian
Sangat baik 80-100 Esai ini sangat menarik perhatian karena mengandung wawasan
yang luas dengan gaya tulisan yang matang. Esai ini focus dan
diorganisasi secara baik serta elaborai luas menggunakan
pilihan contoh-contoh yang benar dan rujukan yang tepat.
Tulisan menggunakan kata-kata dan kalimat yang efektif dan
memenuhi dengan sangat baik aturan tata bahasa
Indonesia.
Baik 65-79 Esai ini menarik perhatian karena mengandung alasan-alasan
atau rasional yang baik dan jelas. Secara umum esai ini focus
dan mengandung ide-ide berkembang serta menggunakan
pilihan contoh- contoh yang benar dengan rujukan yang tepat.
Kalimat dibangun dengan pilihan kata-kata untuk
berkomunikasi secara jelas dengan pembaca.
Tata bahasa penulisan telah mendapat perhatian yang baik.
Cukup 55-64 Esai ini menarik perhatian karena mengadung alasan-alasan
atau rasional memadai dan fokus disertai contoh-contoh dengan
rujukannya yang mencukupi. Struktur kalimat dengan pilihan
kata-kata yang memadai untuk berkomunikasi dengan pembaca.
Tata bahasa penuisan perlu
mendapatkan perhatian lebih baik.
Kurang 45-54 Esai ini kurang menarik perhatian karena mengadung alasan-
alasan atau rasional yang kurang mencukupi serta kurangnya
contoh-contoh untuk dapat meyakinkan pembaca. Struktur
kalimat yang kurang baik dengan pilihan kata-kata yang
kurang memadai untuk berkomunikasi dengan
pembaca. Tata bahasa penuisan perlu mendapatkan perhatian
lebih baik.
Sangat < 44 Esai ini sangat kurang menarik perhatian karena sangat
Kurang kurangnya alasan-alasan atau rasional serta contoh-contoh
yang dapat meyakinkan pembaca. Struktur kalimat sering
membingungkan karena pilihan kata- kata yang kurang tepat
untuk dapat berkomunikasi dengan pembaca.
Tata bahasa penulisan sangat perlu mendapatkan perhatian.
Tugas pembuatan rubric holistik (holistic rubrics) bagi peserta latihan: peserta
latihan diminta untuk praktik membuat Holistic Rubrics untuk penilaian terhadap
kinerja mahasiswa atau sekelompok mahasiswa untuk tugas tertentu (ditentukan
oleh peserta latihan).
grade hasil kerja siswa. Guru sering merasa puas dalam menetapkan skor para
15
siswa yang diajarnya, tetapi juga tidak jarang, ia menggerutu atau kecewa, karena
hasil belajar para siswanya ternyata banyak yang jeblok atau di bawah rerata skor
yang telah ditetapkan. Dalam memutuskan skor atau grade hasil belajar, para guru
biasanya akan memilih satu diantara dua dasar penilaian, yaitu:
penguasaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan
tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan
penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan
yang bervariasi. Skor yang dihasilkan siswa dalam tes yang sama dibandingkan
dengan hasil populasi atau hasil keseluruhan yang telah dibakukan.
hasil belajar seorang siswa, dengan tetap membandingkan terhadap siswa lain
dalam tes yang sama. Seperti dalam evaluasi empiris, guru melakukan
pengukuran, mengadministrasi tes, menghitung skor, merangking skor, dari tes
16
tertinggi sampai yang terendah, menentukan skor rerata menentukan simpangan
simpangan baku kelas. Pada tes yang tidak dibakukan, siswa pada posisi rerata
yang digunakan sebagai acuan dengan penempatan grade yang diperoleh masing-
masing siswa.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
18
DAFTAR PUSTAKA
Ristekdikti. (2022). Panduan Latihan Pembuatan Rubrik. Tim KPT BELMAWA
Kemenristekdikti, 1-5.
(Pemberian Skor, 2022)
Pemberian Skor, S. P. (2022). Pemberian Skor dan Sistem Penilaian Dalam
Pembelajaran. Abil Thoriq Syahputra, Nurjannah, Muhammad Arsyan, 2-9.
Ristekdikti. (2022). Panduan Latihan Pembuatan Rubrik. Tim KPT BELMAWA
Kemenristekdikti, 1-5.
Teknik Pengelolaan Hasil Asesmen. (2012). 1 Sukiman, Pengembangan Sistem
Evaluasi, (Insan Madani: Sleman, 2012), hlm. 252.
19