Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati (tawadzu').
a. tuliskan ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54!
Artinya :
“ Dan agar orang – orang yang telah diberi ilmu, meyakini bawasannya Al-Qur’an
Itulah yang hak dari tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang – orang
yang beriman kepada jalan yang lurus.”
b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-
Hajj/22: 54!
Dalam islam ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk merupakan sebuah
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Maknanya, bukti seseorang memiliki
pengetahuan yaitu memiliki iman yang kuat, dan sebagai bukti bahwa iman tersebut
adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk (kepada kebenaran yang besumber dari
petunjuk Allah SWT). Manusia yang cerdas memiliki kehangatan iman yang disertai
kerendahan hati (tawadzu’). Dengan contoh bila tradisi akademis yang hanya
mengasah kecerdsan otak maka akan melahirkan robot – robot yang tidak memiliki
empati. Sedangkan budaya akademis yang hanya memberatkan pada pembangnan
keimanan mengesampingkan rasionalitas akan melahirkan manusia yang gaptek
dalam menghadapi zaman. Juga sebaliknya orang yang cerdas akalnya, kokoh
imannya tetapi tidak disetai kerendahan hati, maka akan melahirkan manusia yang
tidak perduli pada sekelilingnya
“ Katakanlah: “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”.
Budaya akademik dalam era modern menurut ayat tersebut adalah islam menuntut
kepada manusia untuk mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya.
Menggunakan tradisi keilmuan yang didasarkan prinsip-prinsip rasionalitas yang lurus
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!
َ َعلَ ْي ُك ْم ٰا ٰيتِنَا َوي َُز ِّك ْي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِك ٰتQَك َمٓا اَرْ َس ْلنَا ِف ْي ُك ْم َرس ُْواًل ِّم ْن ُك ْم يَ ْتلُ ْوا
ب
َو ْال ِح ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُك ْم َّما لَ ْم تَ ُك ْونُ ْوا تَ ْعلَ ُم ْو ۗ َن
Artinya :
“ Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul di antra kamu yang membacakan ayat – ayat Kami
kepada kamu dan mencucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-kitab dan Al-
Hikmah, serta mengjarkan kepada kamu apa ayang belum kamu ketahui”.
Petunjuk agama yang harus diperhatikan bagi siapa saja memegang kekuasaan
politik ialah diperintahkan baginya amanat untuk mencerdaskan umat dan
membangun mental spiritual sehingga menjadi pribadi yang tannguh yang pada
gilirannya diharapkan dapat menunaikan tugas ke khalifahan manusia di muka bumi
yaitu membangun bumi yang makmur untuk kemaslahatan bersama.
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS
An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-
hanîf.
َو َم ْن اَحْ َس ُن ِد ْينًا ِّم َّم ْن اَ ْسلَ َم َوجْ هَهٗ هّٰلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َّواتَّبَ َع ِملَّةَ اِب ْٰر ِه ْي َم
َحنِ ْيفًا َۗواتَّ َخ َذ هّٰللا ُ اِب ْٰر ِه ْي َم َخلِ ْياًل
Artinya :
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah
diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya)”
b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4):
125 tersebut!
Kita berinteraksi kepada sang pencipta dalam sikap berserah diri, pasrah, dan kita
berinteraksi kepada sesame manusia dengan melakukan perbuatan-perbuatan
kebaikan. Misalnya, dengan saling tolong-menolong , bersedekah, tidak mencuri, dan
tidak menipu.
Artinya:
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
d. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?
Pada intinya : Agama hanif diartikan lurus maksudnya yaitu menuju Tuhan, tidak
musyrik, tidak mempersekutukan yang lain dengan Allah karena yang lain tidak ada.