Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kita sebagai umat islam memang selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah karena Allah
lah yang telah menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna. Untuk itu akhlak kepada
Allah itu harus yang baik-baik jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau kita sedang diberi
nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah.
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung
sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya.
Seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta’ala
dan sesamanya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
َو ُك ّل َما يَْأتِي ِم ْن هَّللا يُو ِجب ُش ْكرًا، ُوجب ع ُْذرًا ِ َوهُ َو َأ ْن يَ ْعلَم َأ َّن ُك ّل َما يَ ُكون ِم ْنك ي، ُحسْن ْال ُخلُق قِ ْس َما ِن َأ َحده َما َم َع هَّللا َع َّز َو َج َّل
َأ ْ ُ َ
فَاَل تَ َزال َشا ِكرًا لَهُ ُم ْعتَ ِذرًا ِإلَ ْي ِه َساِئرًا ِإل ْي ِه بَيْن ُمطال َعة َوشهُود َعيْب نَفسك َو ْع َمالك، .
َ َ
ف اَأْل َذى قَوْ اًل َوفِ ْعاًل
ّ َو َك، بَ ْذل ْال َم ْعرُوف قَوْ اًل َوفِ ْعاًل: َو َج َماعَة َأ ْم َرا ِن. ُحسْن ْال ُخلُق َم َع النَّاس: َو ْالقِسْم الثَّانِي
Keluhuran akhlak itu terbagi dua. Yang Pertama, akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini
bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti (mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan)
sehingga membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus
disyukuri. Dengan demikian, anda senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta maaf kepada-
Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan
amalan anda. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara,
yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan.2
Adapun contoh Akhlak kepada Allah itu antara lain:
a.Taqwa kepada Allah SWT.
Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala Perintahnya
dan menjauhi segala larangannya.
b.Cinta kepada Allah SWT.
Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan
seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih
sayang.3
c.Ikhlas
Definisinya yaitu semata-mata mengharap ridlo Allah. Jadi segala apa yang kita lakukan itu
semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT.
d.Khauf dan raja’
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukaiyang akan menimpanya,
atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya.4
Raja’ yaitu memautkan hati pada sesuatu yang disukai.
e.Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah
Syukur yaitu memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukurny
seorang h amba berkisar atas tiga hal, yang jika ketigany tidak berkumpul maka tidaklah
dinamakann syukur. Tiga hal itu yaitu mengakui nikmat dalam batin, membicaraknnya secara
lahir, dan menjadikannya sebagai sarana taat kepada Allah.
f.Muraqobah
Dalam hal ini, Muraqabah diartikan bahwa kita itu selalu berada dalam pengawasan Allah
SWT.5
g.Taubat
Taubat berarti kembali, yaitu kembali dari sesuatu yang buruk ke sesuatu yang baik.
h.Berbaik sangka kepada Allah SWT.
Maksudnya kita sebagai umat yang diciptakan oleh Allah, hendaknya khusnudzon, jangan
suudzon, karena apa yangakan diberikan oleh Allah itu pasti bak bagi kita.
i.Bertawakal kepada Allah SWT.
Bertawakal yaitu kita berserah diri kepada Allah. Setelah kita memohon kepada Allah hendaknya
kita berrusaha, bukan hanya diam diri untuk memenuhi do’a kita. Itu yang dimaksud dengan
tawakal.
j.Senantiasa mengingat Allah SWT.
Salah satu akhlak yang baik kepada Allah yaitu kita selalu mengingat Allah dalam keadaan
apapun, baik dalam keadaan susah maupun senang.
k.Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
Yaitu kita dianjurkan untuk melakukan Tadzabur Alam, memikirkan tentang bagaimana kita
diciptakan, dan lain-lain yang berkaitan dengan ciptaan Allah yang lain, supaya kita dapat
merasakan keagungan Allah SWT. Sehingga kita dapat berakhlak yang baik kepada Allah.
l.Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita melakukan Amar ma’ruf,
m.Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita Nahi Munkar.
Adapun berakhlak terhadap Allah Swt dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya sebagai berikut:
A. Takwa, ialah mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Muttaqin
adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah Swt di sunia
dan di akherat.
B. Cinta dan ridho, ialah: kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan
seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih
saying.
Cinta adalah fitrah yang dimiliki setiap orang Islam. Mencintai Allah Swt lebih utama, baru
kemudian mencintai Rasul, kemudian baru mencintai orang tua dan anak.
C. Ikhlas, ialah: berasal dari bahasa Arab yang artinya bersih, jernih, murni, tidak bercampur.
Ikhlas ialah beramal semata-mata mengharapkan ridho Allah. Ikhlas juga artinya tanpa pamrih.
1. Niat yang ikhlas. Dalam Islam faktor niat sangat lah penting. Apasaja yang dilakukan oleh
seorang muslim haruslah berdasarkan niat mencari ridho Allah Swt bukan berdasarkan motivasi
lain.
2. Beramal dengan sebaik-baiknya. Niat ikhlas harus diikuti dengan amal yang sebaik-baiknya,
seorang muslim yang mengaku Ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan
melakukan perbuatan itu sebaik-baiknya.
D. Khauf dan Raja’ ialah: takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki
secara seimbang oleh setiap muslim. Bila salah satu dominan dari yang lainnya akan melahirkan
pribadi yang tidak seimbang. Dominan khauf menyebabkan sikap pesimisme dan putus asa,
sementara dominan Raja’ menyebabkan seseorang lalai dan lupa diri serta merasa aman dari
azab Allah. Yang pertama adalah sikap orang kafir dan yang kedua adalah sikap orang yang
merugi.
Khauf adalah kegalauan hati yang membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan
menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukai.
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang akan
datang.
E. Tawakkal, adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah, dan
menyerahkan keputusan segala sesuatu pada Allah.
Orang yang beriman dan bertawakkal tidak akan takut menghadapi masa depan, tidak kaget
dengan segala kejutan, hatinya tenang dan tentram karena yakin akan keadilan dan rahmat Allah.
Tawakkal juga harus diiringi dengan ikhtiar.
F. Syukur, adalah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur
seorang hamba berkisar atas 3 hal: yaitu apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidak
dinamakan bersyukur. Pertama mengakui nikmat dalam batin, kemudian membicarakannya
secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah. Jadi syukur itu
berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan.
G. Muraqabah, ialah menjaga, mengawal, menanti, dan mengamati, semua pengertian kata
raqabah ialah pengawasan karena apabila seseorang mengawasi sesuatu dia akan mengamati,
menantikan, menjaga dan mengawasi. Jadi muraqabah ialah pengawasan.
H. Taubat, ialah kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari
sesuatu menuju sesuatu,kembali dari sifat-sifat yang tercela menuju sifat-sifat yang terpuji,
kembali dari larangan Allah menuju perintahNya, kembali dari maksiat menuju kepada taat dll.
1. Menyadari kesalahan.
2. Menyesali kesalahan.
Itulah beberapa uraian singkat tentang akhlak kepada Allah Swt, semoga kita semua termasuk
salah satu dari mukmin yang memiliki akhlak tersebut.