Dasar berganda terbentang meliputi sebagian besar panjang kapal dan pada
kebanyakan kapal meliputi jarak sepanjang sekat pelanggaran sampai dengan sekat
kedap air yang paling belakang. Bagian di depan dan di belakang dari kedua sekat
tadi tidak lagi dipasang dasar berganda karena terlalu sempit untuk dimasuki untuk
kepentingan perbaikan maupun peme-riksaan. Tetapi terlepas dari itu, umumnya
dasar berganda mempunyai sistim konstruksi ter-sendiri yang disesuaikan dengan
panjang kapal, dan tipe/kegunaan kapal tersebut. Pada dasarnya konstruksi dasar
berganda itu terdiri dari:
1. Sistim konstruksi kerangka melintang dengan wrang-wrang penuh dan wrang-
wrang terbuka dan
2. Sistim konstruksi kerangka membujur dengan wrang-wrang penuh dan wrang-
wrang ter-tutup.
Seperti sudah diutarakan di atas, konstruksi dasar berganda itu terdiri dari kerangka
melin-tang dan kerangka membujur. Dengan adanya konstruksi melintang dan
membujur itu, maka di dalam dasar berganda terciptalah sejumlah kotak-kotak atau
sel-sel baik berbentuk tangki-tangki maupun bukan tangki. Itulah sebabnya dasar
berganda seperti ini disebut dasar berganda seluler.
Dasar berganda seluler umumnya cukup memakai kerangka melintang saja dengan
sebuah wrang penuh atau wrang terbuka pada setiap gading-gadingnya. Pada
pangkal yang panjang-nya lebih dari 120 meter atau yang diperuntukkan bagi
pengangkutan biji-bijian tambang (ore carrier) dan muatan berat lainnya, selain
kerangka melintang, juga diharuskan mema-sang kerangka membujur dengan
interval wrang-wrang penuh melintang. Selain dari itu, pada metode ini dipasang 1
atau lebih penyangga samping (side girder) yang membentang dari depan ke
belakang di antara wrang-wrang tersebut sebagai penguat. Bagian luar dari dasar
berganda seluler ini dibatasi oleh sebuah lempeng samping (margin plate) jalan
terus yang keda-p air. Lempeng samping itu dihubungkan pada gading-gading
dengan pelat lutut (side-bracket).
2. Longitudinals
3. Tank top
4. Gading-gading
5. Wrang penuh
6. Lempeng samping
7. Bracket
3. Ketentuan SOLAS '74 mengenai dasar berganda. Bab. II-1 Peraturan 10.
Sejauh yang dapat dilaksanakan dasar berganda sebuah kapal dipasang mulai
dari sekat pelanggaran atau sekat ceruk depan sampai sekat ceruk belakang.
Namun dalam kenya-taannya Solas '74 memberikan ketentuan mengenai
panjang dasar berganda sebuah kapal sebagai berikut:
a. (1) Di kapal-kapal yang panjangnya 50 m (165 kaki) dan kurang dari
61m (200 ka-ki) harus dipasang dasar berganda paling sedikit dari
sekat di depan kamar mesin sampai dengan sekat ceruk depan atau
sejauh dapat dilaksanakan sedekat mungkin dengan sekat tersebut.
(2) Di kapal-kapal yang panjangnya 61m (200 kaki) dan kurang dari 76
m (249 kaki) hams dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat-
sekat kamar mesin diteruskan sampai ke sekat ceruk haluan dan
sekat ceruk buritan atau sejauh dapat dilaksanakan sampai sedekat
mungkin dengan sekat-sekat tersebut.
(3) Di kapal-kapal yang panjangnya 76 m (249 kaki) atau lebih harus
dipasang dasar berganda dari sekat ceruk haluan sampai sekat ceruk
buritan atau sedekat mungkin dengan sekat-sekat tersebut.
Di dalam bab ini telah sering disebut-sebut mengenai wrang, yang di dalam
konstruksi dasar berganda memegang peranan yang sangat periting dalam kaitan
dengan fungsinya. Seperti kita ketahui dari keterangan dan penjelasan sebelumnya,
dasar berganda itu terdiri dari kerangka-kerangka melintang dan membujur. Dalam
kenyataannya sesungguhnya yang membentuk kerangka itu -tidak lain dari wrang-
wrang yang dipasang secara melintang mau-pun membujur, agar selain
memberikan perkuatan pada bagian konstruksi kapal di dasar berganda, sebagai
penopang terhadap beban-beban di atasnya, membentuk tangki-tangki baik cairan
yang sejenis maupun yang berlainan jenis, sekaligus memperkecil pengaruh
permukaan bebas cairan-cairan di dalam dasar berganda. Dengan demikian dapat
dipahami betapa besar peranan wrang-wrang di dalam konstruksi bangunan sebuah
kapal. Wrang terdiri dari 3 jenis, masing-masing
1) wrang penuh (solid floor)
2) wrang terbuka (open floor - bracket floor)
3) wrang tertutup (watertight floor)
Konstruksi wrang penuh sangat tergantung dari jenis kerangka dasar berganda yang
dipakai, yang tentu saja tergantung pula dari fungsi kapal yang. bersangkutan.
Dengan sendirinya bentuk perkuatan-perkuatan pada wrang penuh yang digunakan
agak berbeda satu sama lain, walaupun secara sepintas lalu bentuk umumnya
kelihatan sama. (lihat gambar).
Lunas dengan pelat datar termasuk tipe yang modern yang biasa dipakai sekarang
ini. Pelat lunas pada tipe ini mempunyai lebar antara 1—2 meter. Pelat luans ini
r.iempunyai tebal pelat utuh sepanjang 3/5 panjang kapal, tetapi ke arah bagian
ujung-ujung tebal tersebut dapat dikurangi. Penguat tengah (centre girder)
"diikatkan" pada pelat lunas dan dasar dalam (inner bottom plating dengan cara
dilas tanpa putus (dalam sambungan ini- tidak di-benarkan menggunakan sistim
siku keluang Hubungan ini selalu kedap air walaupun tidak ditentukan oleh
peraturan.
Tipe lunas ini sebenarnya sama dengan tipe lunas pelat datar, tetapi menggunakan 2
(dua) buah penguat tengah (centre girder). Lunas tipe ini sering kali dipasang antara
sekat pelang-garan dengan sekat kedap air di depan kamar mesin sebagai tempat
disalurkannya pipa dari tangki-tangki (semacam terowongan untuk pipa-pipa). Pada
tipe ini sering menggunakan penguat melintang atau bracket yang gunanya untuk
memperkuat pelat lunas dan pelat dasar dalam.
F. LUNAS SAMPING (BILGE KEEL)
Sesuai dengan konstruksinya, lunas samping itu terdiri dari baja T dan baja
berbintul yang dipasang secara las maupun keling. Mengingat kekuatan sambungan
dan konstruksi kapal pada bagian tersebut, pada saat ini umumnya pemasangan
lunas samping dilaksanakan secara las, baik antara baja T dengan lajur samping
maupun antara baja T dengan baja berbintul. Lunas samping memang dibu'at
bersambung, dengan maksud agar bila terkena karang atau benda keras lainnya,
agar yang terkena hanya baja berbintul dan baja T akan tetap utuh. Pada sambungan
yang dikeling, agar sambungan itu tetap kedap air, jarak pitch pada sambungan baja
T dengan kulit kapal = 4x0 paku keling dan jarak pitch pada sambungan antara baja
T dan baja berbintul sebesar 7 x 0 paku keling.
Sesuai dengan perkembangan zaman umumnya kapal-kapal besar dan modern
mempunyai alas yang datar, sehingga dapat dimaklumi bahwa umumnya kapal-
kapal tersebut mengguna-kan lunas samping untuk peredam olengan, disamping
tangki-tangki balas yang dipasang di wing-wing sedemikian rupa sehingga jika
tangki-tangki tersebut diisi dapat berfungsi seba-gai stabilator terhadap oleng kapal.
Pasal 15
(1) Ruangan yang berisi bahan-bahan cair yang tidak dibungkus dan mudah
terbakar, harus ditutup dengan baik.
(2) Harus dijaga agar bahan cair yang mudah terbakar jangan sampai bersentuhan
dengan muatan bukan bahan cair. Bila sebagian dasar berganda di bawah ruang
muatan berisi bahan cair demikian, maka di dasar dalam harus dipasang papan
terap melintang paling sedi'kit setinggi 3 cm agar cairan yang bocor tersebut
mengalir kego't. Sekat vertikal an-tara ruang yang berisi bahan cair yang
mudah terbakar dan ruang muatan, dilengkapi pula dengan bilah-bilah yang
mudah dilepas, dan dibagian bawahnya dilengkapi pula dengan got bocoran
untuk mengalirkan minyak yang bocor melalui sekat itu ke got.
(3) Ketentuan di atas tidak berlaku untuk kapal yang mengangkut minyak tanah.
PERTANYAAN – PERTANYAAN
5. Sebutkan ciri-ciri dasar berganda dengan konstruksi melmtang dan dasar berganda
dengan konstruksi membujur!
6. Kapal mana sajakah yang diharuskan menggunakan sebuah dan dua buah
longitudinals di dalam konstruksi dasar bergandanya? Terangkan mengapa
demikian?
8. Bagaimana ketentuan SOLAS '74 mengenai panjang dasar berganda sebuah kapal,
terang-kan dengan disertai gambar penjelas.
10. Apakah yang dimaksud dengan Wrang dan sebutkan jenis-jenis wrang yang anda
ketahui.
11. Dimana sajakah letak wrang-wrang yang anda maksudkan di dalam pertanyaan
nomor 10 di atas.
12. Gambarkan konstruksi melintang dari semua jenis wrang yang anda maksudkan di
dalam pertanyaan no. 10 di atas dan sebutkanlah pula nama suku bagiannya.
13. Sebutkanlah tipe-tipe lunas kapal yang anda ketahui dan tunjukkan dengan gambar
sketsa untuk memperlihatkan perbedaannya.
15. Bagaimana anda tahu bahwa letak lunas samping sebuah kapal sudah tepat sesuai
peraturan?
16. Sebutkan tipe-tipe lunas samping yang anda ketahui dan berapa ukuran sebuah
lunas samping itu?
17. Bagaimana ketentuan Peraturan Kapal dan Ordonansi Kapal 1935 mengenai
ruangan bahan-bahan cair, bahan cair yang mudah terbakar pada kapal-kapal
tangki?
18. Bagaimana ketentuan Peraturan Kapal dan Ordonansi kapal mengenai bahan-bahan
cair yang tidak dibungkus serta mudah terbakar?