Anda di halaman 1dari 16

BAB XII

DASAR BERGANDA (DOUBLE BOTTOM)

A. PENGERTIAN DASAR BERGANDA.

Dasar berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatasi,


bagian bawah – oleh kulit kapai bagian bawah (bottom shell plating)
bagian atas – oleh tank top (tank top plating) atau pelat dasar dalam (inner
bottom plating)
bagian'samping – oleh lempeng samping (margin plate)
bagian depan – oleh sekat kedap air terdepan/sekat pelanggaran (collision
bulkhead)
bagian belakang – oleh sekat kedap air paling belakang atau sering disebut sekat
ceruk bela-. kang (after peak bulkhead).

Sehubungan dengan batasan-batasan tersebut, dasar berganda sebuah kapal dapat


dimanfaat-kan untuk berbagai keperluan terutama untuk menampung air-air ballas
guna kepentingan stabilitas kapal, disamping sebagai tempat bahan bakar, air tawar
dan lain sebagainya. Untuk dapat memenuhi pelbagai keperluan tersebut di atas
dengan sendrrinya konstruksi dasar berganda harus sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan kekuatan, kekedapan air/minyak, dan konstruksi.

B. GUNA DASAR BERGANDA.

Dasar berganda berguna dalam hal:


– Bila kapal kandas dan mengalami kebocoran, masih ada dasar yang kedap air.
– Sebagai ruangan muatan cair, air tawar, bahan bakar, ballas dan lain
sebagainya.
– Membantu mengatur stabilitas kapal.
Air ballas dapat juga dipakai untuk membantu mengambangkan kapal kandas.
Air ballas dapat juga membantu agar baling-baling dan kemudi dapat terendam
lebih dalam sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna.
– Menambah kekuatan melintang kapal.

C. KQNSTRUKSI DASAR BERGANDA.

Dasar berganda terbentang meliputi sebagian besar panjang kapal dan pada
kebanyakan kapal meliputi jarak sepanjang sekat pelanggaran sampai dengan sekat
kedap air yang paling belakang. Bagian di depan dan di belakang dari kedua sekat
tadi tidak lagi dipasang dasar berganda karena terlalu sempit untuk dimasuki untuk
kepentingan perbaikan maupun peme-riksaan. Tetapi terlepas dari itu, umumnya
dasar berganda mempunyai sistim konstruksi ter-sendiri yang disesuaikan dengan
panjang kapal, dan tipe/kegunaan kapal tersebut. Pada dasarnya konstruksi dasar
berganda itu terdiri dari:
1. Sistim konstruksi kerangka melintang dengan wrang-wrang penuh dan wrang-
wrang terbuka dan
2. Sistim konstruksi kerangka membujur dengan wrang-wrang penuh dan wrang-
wrang ter-tutup.

Dengan adanya kerangka-kerangka membujur dan melintang ini, dapat dipahami


mengapa dasar berganda itu selalu terbagi-bagi atas sejumlah tangki di dalamnya.
Konstruksi seperti ini memungkinkan pemisah tangki-tangki yang ada di dalam
dasar berganda, baik tangki-tangki dari cairan yang sejenis maupun dari cairan yang
berlainan jenis. Untuk membatasi dua buah tangki dengan cairan yang sejenis,
cukup dibatasi dengan satu wrang tertutup, tetapi untuk membatasi 2 (dua) tangki
yang berisi dua jenis cairan, perlu dibatasi oleh dua buah wrang tertutup. Dengan
diberinya dua buah wrang tertutup ini, terciptalah sebuah ruangan di antara kedua
tangki tersebut, yang dinamakan koferdam. Koferdam ini gunanya untuk
menampung cairan dari salah satu tangki yang bocor, agar tidak bercampur dengan
cairan yang berlainan jenis dari tangki yang bersebelahan. Selain itu koferdam juga
berguna sebagai penampung keringat yang berasal dari dinding-dinding tangki yang
bersebelahan.

Seperti sudah diutarakan di atas, konstruksi dasar berganda itu terdiri dari kerangka
melin-tang dan kerangka membujur. Dengan adanya konstruksi melintang dan
membujur itu, maka di dalam dasar berganda terciptalah sejumlah kotak-kotak atau
sel-sel baik berbentuk tangki-tangki maupun bukan tangki. Itulah sebabnya dasar
berganda seperti ini disebut dasar berganda seluler.

Dasar berganda seluler umumnya cukup memakai kerangka melintang saja dengan
sebuah wrang penuh atau wrang terbuka pada setiap gading-gadingnya. Pada
pangkal yang panjang-nya lebih dari 120 meter atau yang diperuntukkan bagi
pengangkutan biji-bijian tambang (ore carrier) dan muatan berat lainnya, selain
kerangka melintang, juga diharuskan mema-sang kerangka membujur dengan
interval wrang-wrang penuh melintang. Selain dari itu, pada metode ini dipasang 1
atau lebih penyangga samping (side girder) yang membentang dari depan ke
belakang di antara wrang-wrang tersebut sebagai penguat. Bagian luar dari dasar
berganda seluler ini dibatasi oleh sebuah lempeng samping (margin plate) jalan
terus yang keda-p air. Lempeng samping itu dihubungkan pada gading-gading
dengan pelat lutut (side-bracket).

1. Dasar berganda kerangka melintang.

Dasar berganda dengan kerangka melintang mempunyai ciri-ciri sebagai


berikut:
– Dilengkapi dengan wrang-wrang penuh pada setiap gading di bawah kamar
mesin, kursi ketel, dinding-dinding kedap air dan di daerah yang perlu
dilindungi.
– Jarak antara wrang-wrang penuh tersebut tidak lebih dari 3.05 m dengan
diselingi wrang terbuka di antaranya.
– Pada kapal-kapal yang lebarnya sampai dengan 20 m harus dilengkapi
dengan sebuah gading-gading membujur (longitudinals) pada setiap sisi.
Pada kapal yang lebarnya lebih dari 20 meter dilengkapi dengan 2 buah
longitudinals pada setiap sisi yang ter-bentang sejauh mungkin muka
belakang.
– Wrang penuh yang terbentang melintang dari penyanggah tengah sampai
lempeng samping pada setiap sisinya, diberi lobang peringan, kecuali kalau
wrang tersebut. wrang kedap air, wrang yang kedap air ditempatkan di
bawah atau di dekat dinding-dinding. Jika tinggi penyangga tengah sampai
915 mm, wrang tersebut harus diper-kuat dengan penguat tegak.
Wrang-wrang terbuka yang ditempatkan di antara wrang-wrang penuh,
pada bagian tengahnya kosong (tanpa pelat) dan pada bagian ujung-
ujungnya diberi bracket. Bracket ini lebarnya paling sedikit 3/4 tinggi
penyanggah tengah. Longitudinals pada wrang terbuka ini diperkuat
dengan sebuah batang tegak. Bila jarak antara bracket dengan longitudinals
cukup besar, maka boleh ditambah dengan sebuah perkuatan serupa lagi.
– Pada sistem kerangka melintang, penyanggah tengah dan lempeng samping
tidak terputus, demikian pula wrang melintangnya sedangkan
longitudinalsnya terputus pada wrang melintangnya. - _

Penampang melintang Dasar Berganda dengan kerangka Melintang.


1. Gading-gading
2. Tank side bracket
3. Lempeng samping
4. Longitudinals
5. Penyangga tengah
6. Bracket
7. Wrang penuh
8. Wrang terbuka
9. Pelat tank top
2. Sistem Kerangka Membujur.

Sistem ini umumnya diperuntukkan bagi kapal-kapal yang panjangnya lebih


dari 120 meter. Longitudinalnya terbuat dari balok rata, atau dapat juga dari
balok bertombol atau dari balok siku balik yang ditunjang oleh wrang penuh
pada setiap jarak tak lebih dari 3.7 meter. Longitudinals ini diperkuat dengan
sebuah batang tegak pada wrang. Longitudinals ini didudukkan pada wrang
sedalam minimal 150 mm dan harus terben-tang sepanjang dalam dari wrang
itu. Ciri-ciri kerangka membujur sebagai berikut.
– Pada kerangka membujur, wrang penuh dipasang di bawah gading-gading
kamar mesin, kursi ketel, dinding kedap air dan pada ujung bracket deep
tank.
– Jika tidak ada wrang lain di antara kedua wrang penuh, bagian tersebut
perm diberi bracket dari lempeng samping sampai ke longitudinals
terdekat. Penyangga tengah juga diberi bracket dengan jarak tidak lebih
dari 1.25 meter.
– Bila jarak antara sebuah wrang dengan wrang lainnya sampai 2 atau lebih
jarak gading, maka untuk memperkuat longitudinals dipasang penguat
tegak paling sedikit 100 mm dalamnya.
– Kapal-kapal yang lebarnya sampai dengan 14—21 m dipasang sebuah
longitudinals pada setiap sisi. Bila lebar kapal lebih dari 21 meter, dipasang
dua buah longitudinals pada setiap sisi.
– Pada kapal yang panjangnya kurang dari 215 m, longitudinalnya terputus
pada wrang kedap air (tertutup) dan sebagai penggantinya diberi bracket,
tetapi pada kapal yang panjangnya lebih dari 215m longitudinalsnya jalan
terus tanpa terputus.
– Jarak antara wrang yang satu dengan lainnya tidak melebihi 3,7 m kecuali
kapal tersebut 'diperuntukkan bagi pengangkutan barang-barang berat atau
biji-bijian tarn-bang, jarak maksimumnya 2,5 m.
1. Centre girder

2. Longitudinals
3. Tank top
4. Gading-gading
5. Wrang penuh
6. Lempeng samping
7. Bracket
3. Ketentuan SOLAS '74 mengenai dasar berganda. Bab. II-1 Peraturan 10.
Sejauh yang dapat dilaksanakan dasar berganda sebuah kapal dipasang mulai
dari sekat pelanggaran atau sekat ceruk depan sampai sekat ceruk belakang.
Namun dalam kenya-taannya Solas '74 memberikan ketentuan mengenai
panjang dasar berganda sebuah kapal sebagai berikut:
a. (1) Di kapal-kapal yang panjangnya 50 m (165 kaki) dan kurang dari
61m (200 ka-ki) harus dipasang dasar berganda paling sedikit dari
sekat di depan kamar mesin sampai dengan sekat ceruk depan atau
sejauh dapat dilaksanakan sedekat mungkin dengan sekat tersebut.
(2) Di kapal-kapal yang panjangnya 61m (200 kaki) dan kurang dari 76
m (249 kaki) hams dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat-
sekat kamar mesin diteruskan sampai ke sekat ceruk haluan dan
sekat ceruk buritan atau sejauh dapat dilaksanakan sampai sedekat
mungkin dengan sekat-sekat tersebut.
(3) Di kapal-kapal yang panjangnya 76 m (249 kaki) atau lebih harus
dipasang dasar berganda dari sekat ceruk haluan sampai sekat ceruk
buritan atau sedekat mungkin dengan sekat-sekat tersebut.

b. Bila dasar berganda diharuskan untuk dipasang, maka tingginya ditentukan


atau harus mendapat persetujuan pemerintah dan dasar dalam diteruskan
sampai ke sisi lambung sedemikian rupa sehingga dapat melindungi dasar
kapal sampai ke leng-kungan got (bilge). Perlindungan ini dianggap
memenuhi syarat bila garis potong antara lempeng samping (margin plate)
dengan lajur samping (bilge strake), tidak lebih rendah dari suatu bidang
datar yang melalui titik potong antara garis gading utama dengan garis
diagonal yang dibuat melalui titik potong garis gading dengan lunas,
dimana garis diagonal tersebut membentuk sudut 25° dengan alas dan
memo-tong bidang simetri pada setengah lebar kapal terbesar,
c. Got pengering (drain well) yang dibuat di dalam dasar berganda yang
digunakan un-tuk mengeringkan palka/ruang muat dan lain sebagainya
tidak boleh lebih-rendah dari yang diperlukan. Bagaimanapun dalamnya
got tersebut tidak boleh lebih dalam dari dasar berganda di bidang simetri
dikurangi 18 inci atau tidak lebih dalam dari bidang datar yang melalui
titik potong gading-gading dengan diagonal. Got yang ada di belakang
ujung poros baling-baling boleh diteruskan sampai ke dasar mar. Got-got
lainnya, misalnya u'ntuk minyak pelumas di bawah mesin-mesin utarna,
dapat di-ijinkan oleh pemerintah, bila susunannya memberikan
perlindungan yang setaraf dengan yang diperoleh dari dasar berganda
seperti yang diharuskan oleh peraturan ini

d. Dasar berganda tidak diperlukan bagi kompartemen-kompartemen kedap


ajr yang berukuran sedang, yang khusus dipergunakan untuk mengangkut
minyak, asalkan untuk itu pemerintah berpendapat bahwa bila kapal
mengalami kerusakan pada dasarnya, tidak mengurangi keselamatan kapal.

e. Bagi kapal-kapal yang mempunyai kompartemen-kompartemen kedap air


berukuran sedang dan digunakan untuk mengangkut minyak dan yang
melakukan pelayaran Internasional jarak dekat secara teratur, pemerintah
dapat memberikan kelonggaran terhadap konstruksi dasar berganda di
bagian manapun dari kapal itu, yang faktor pembaginya tidak lebih besar
dari 0,50, bila ternyata pemasangan dasar berganda di bagian tersebut tidak
sesuai dengan rancangan dan pelaksanaan tugas yang baik di kapal.
D. WRANG (FLOOR).

Di dalam bab ini telah sering disebut-sebut mengenai wrang, yang di dalam
konstruksi dasar berganda memegang peranan yang sangat periting dalam kaitan
dengan fungsinya. Seperti kita ketahui dari keterangan dan penjelasan sebelumnya,
dasar berganda itu terdiri dari kerangka-kerangka melintang dan membujur. Dalam
kenyataannya sesungguhnya yang membentuk kerangka itu -tidak lain dari wrang-
wrang yang dipasang secara melintang mau-pun membujur, agar selain
memberikan perkuatan pada bagian konstruksi kapal di dasar berganda, sebagai
penopang terhadap beban-beban di atasnya, membentuk tangki-tangki baik cairan
yang sejenis maupun yang berlainan jenis, sekaligus memperkecil pengaruh
permukaan bebas cairan-cairan di dalam dasar berganda. Dengan demikian dapat
dipahami betapa besar peranan wrang-wrang di dalam konstruksi bangunan sebuah
kapal. Wrang terdiri dari 3 jenis, masing-masing
1) wrang penuh (solid floor)
2) wrang terbuka (open floor - bracket floor)
3) wrang tertutup (watertight floor)

Wrang penuh umumnya dipasang di tempat-tempat yang membutuhkan perkuatan


seperti:
– di bawah tiap gading kamar mesin
– di bawah kursi ketel
– di bawah setiap sekat kedap air
– pada setiap gading di 1/4 panjang kapal
– di tempat yang diperbolehkan wrang terbuka dengart jarak tidak lebih dari 10
kaki
– di tempat-tempat yang membutuhkan perkuatan-perkuatan lainnya.

Konstruksi wrang penuh sangat tergantung dari jenis kerangka dasar berganda yang
dipakai, yang tentu saja tergantung pula dari fungsi kapal yang. bersangkutan.
Dengan sendirinya bentuk perkuatan-perkuatan pada wrang penuh yang digunakan
agak berbeda satu sama lain, walaupun secara sepintas lalu bentuk umumnya
kelihatan sama. (lihat gambar).

1. Penampang melintang Wrang penuh dan wrang terbuka pada sistem


Kerangka Melintang (Transverzally framed system)

Nama suku bagian pada wrang penuh:


1. Lempeng samping (margin plate)
2. Lubang peringan (lightening holes)
3. Dasar dalam (inner bottom plating = tank top plating)
4. Penguat batahg rata (flat bar stiffener)
5. Lubang lalu orang (man holes)
6. Luban" udara (air holes)
7. Lubang air (drainage holes)
8. Longitudinals (intercostal side girder)
9. Penguat tengahjalan terus (continuous centre girder)
Nama suku bagian pada wrang terbuka pada sistim Kerangka melintang.
1. Lempeng samping (margin plate)
2. Bracket
3. Dasar dalam (inner bottom = tank top)
4. Penguat batang rata (flat bar stiffener)
5. Longitudinals (intercostal side girder)
6. Penguat tengahjalan terus (continuous centre girder)

2. Penampang melintang wrang Penuh dan wrang Terbuka pada sistim


Kerangka Membujur (Longitudinally framed system)

Nama suku bagian pada wrang penuh:


1. Lempeng samping (margin plate)
2. Lobang peringan (lightening holes)
3. Dasar dalam (inner bottom = tank top)
4. Gading-gading membujur dasar dalam (inner bottom longitudinals)
5. Lubang lalu orang (man holes)
6. Lubang udara (air holes)
7. Lubang air (drainage holes)
8. Longitudinals (intercostal side girder)
9. Penguat tengah jalan terus (continuous centre girder)
10. Gading-gading membujur dasar bawah (bottom longitudinals)
Nama suku bagian pada wrang terbuka (bracket floor)
a. Lempeng samping
b. Lubang peringan (lightening, holes)
c. Dasar dalam (tank top)
d. Penguat batang rata (flat bar stiffeners)
e. Longitudinals (intercostal side girder)
f. Penguat tengah jalan terus (continuous centre girder)
g. Gading-gading membujur dasar dalam (inner bottom longitudinals)
h. Gading-gading membujur dasar bawah (bottom longitudinals)

Penggunaan wrang penuh sudah diterangkan di halaman sebelumnya, yaitu di


tempat yang mernbutuhkan perkuatan. Wrang terbuka umumnya terdapat di
tempat yang tidak ata'u kurang membutuhkan perkuatan atau berada di antara
wrang-wrang penuh sebagai selingan. Wrang terbuka di bagian pinggir-
pinggirnya dipasang bracket kiri kanan dan di bagian tengahnya kosong tanpa
pelat. Keuntungan yang diperoleh dengan dipasangnya wrang terbuka ialah
bahwa bagian kapal sebelah bawah menjadi lebih ringan dan dasar
bergandapun dapat dimasuki dengan mudah.

Wrang tertutup (watertight floor) terdapat pada atau di dekat dinding-dinding


kedap air. Selain itu wrang tertutup terdapat pada pemisahan ta'ngki-tangki
dalam dasar berganda dan di tempat-tempat yang membutuhkan perkuatan.
Dalam hal pemisahan tangki perlu diingat bahwa untuk memisahkan tangki
dari cairan yang sejenis, digunakan 1 buah wrang tertutup, sedang untuk
memisahkan tangki-tangki dari cairan yang berlainan jenis digunakan 2 buah
wrang tertutup. Dengan adanya kedua wrang tertutup ini terciptalah sebuah
ruang kecil di antara kedua wrang, yang disebut koferdam. Koferdam selain
menampung kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi dari salah satu atau
kedua tangki, juga untuk menampung keringat tangki-tangki tersebut.

E. LUNAS KAPAL (SHIP'S KEEL)

Sejak besi/baja menggantikan kedudukan kayu sebagai bahan konstruksi bangunan


kapal, maka tipe lunas kapal yang pertama dipakai ialah dari tipe bar keel (lunas
batangan). Lunas batangan ini tidak cukup kiiat untuk dipakai di kapal-kapal besar,
karena tiadanya hubungan langsung antara lunas kapal dan wrang. Oleh karenanya
tipe bar keel ini banyak dipakai di kapal-kapal kecil saja. Tebal batangan lunas ini 3
— 6 kali lebarnya dengan panjang antara 10-20 meter, dimana batang ini
disambung dengan hubungan miring secara vertikal yang panjangnya 9 x tebal
batang lunas tersebut.
Lunas dengan pelat datar (flat plate keel).

Lunas dengan pelat datar termasuk tipe yang modern yang biasa dipakai sekarang
ini. Pelat lunas pada tipe ini mempunyai lebar antara 1—2 meter. Pelat luans ini
r.iempunyai tebal pelat utuh sepanjang 3/5 panjang kapal, tetapi ke arah bagian
ujung-ujung tebal tersebut dapat dikurangi. Penguat tengah (centre girder)
"diikatkan" pada pelat lunas dan dasar dalam (inner bottom plating dengan cara
dilas tanpa putus (dalam sambungan ini- tidak di-benarkan menggunakan sistim
siku keluang Hubungan ini selalu kedap air walaupun tidak ditentukan oleh
peraturan.

Lunas dengan saluran (duct keel).

Tipe lunas ini sebenarnya sama dengan tipe lunas pelat datar, tetapi menggunakan 2
(dua) buah penguat tengah (centre girder). Lunas tipe ini sering kali dipasang antara
sekat pelang-garan dengan sekat kedap air di depan kamar mesin sebagai tempat
disalurkannya pipa dari tangki-tangki (semacam terowongan untuk pipa-pipa). Pada
tipe ini sering menggunakan penguat melintang atau bracket yang gunanya untuk
memperkuat pelat lunas dan pelat dasar dalam.
F. LUNAS SAMPING (BILGE KEEL)

Lunas samping umumnya dipasang di lajur samping kapal-kapal yang berlunas


datar. Pema-sangan lunas samping ini dimaksudkan untuk mengurangi frekuensi
olengan. Dengan di-pasangnya lunas samping maka hambatan terhadap air makin
membesar sehingga amplitude olengan menjadi kecil. Hal ini disebabkan karena
olengan kapal yang terjadi diredam sehingga makin lama niengecil. Besarnya daya
redam dari lunas samping terhadap olengan ber-banding lurus dengan kecepatan
kapal. Dengan kata lain makin besar kecepatan kapal, daya redam terhadap olengan
kapal makin besar pula. Namun daya redam lunas samping akan effektif sekali jika
penempatan luas samping itu tepat benar. Pemasangan lunas samping tidak meliputi
seluruh badan kapal, tetapi hanya pada bagian kapal yang terlebar (parallel midle
body) dengan ukuran kurang lebih 30—40% panjang kapal dan lebarnya 12"—14".
Agar lunas samping memenuhi fungsinya maka pemasangan lunas samping harus
tepat benar, yaitu tepat pada perpotongan garis diagonal, antara perpotongan garis
lambung dengan perpanjangan luas dengan perpotongan antara garis air dengan
bidang simetri, dengan kulit kapal. Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini.

Sesuai dengan konstruksinya, lunas samping itu terdiri dari baja T dan baja
berbintul yang dipasang secara las maupun keling. Mengingat kekuatan sambungan
dan konstruksi kapal pada bagian tersebut, pada saat ini umumnya pemasangan
lunas samping dilaksanakan secara las, baik antara baja T dengan lajur samping
maupun antara baja T dengan baja berbintul. Lunas samping memang dibu'at
bersambung, dengan maksud agar bila terkena karang atau benda keras lainnya,
agar yang terkena hanya baja berbintul dan baja T akan tetap utuh. Pada sambungan
yang dikeling, agar sambungan itu tetap kedap air, jarak pitch pada sambungan baja
T dengan kulit kapal = 4x0 paku keling dan jarak pitch pada sambungan antara baja
T dan baja berbintul sebesar 7 x 0 paku keling.
Sesuai dengan perkembangan zaman umumnya kapal-kapal besar dan modern
mempunyai alas yang datar, sehingga dapat dimaklumi bahwa umumnya kapal-
kapal tersebut mengguna-kan lunas samping untuk peredam olengan, disamping
tangki-tangki balas yang dipasang di wing-wing sedemikian rupa sehingga jika
tangki-tangki tersebut diisi dapat berfungsi seba-gai stabilator terhadap oleng kapal.

G. Ketentuan Peraturan Kapal-kapal 1935 Bab II pasal 14. 15 dan.16 tentang


Ruangan-ruang-an untuk bahan-bahan cair, ruangan-ruangan bahan-bahan cair yang
mudah terbakar dan kapal-kapal tangki minyak tanah.
(1) Setiap ruangan yang dipakai untuk menyimpan bahan-bahan cair yang tidak
terbung-kus, kecuali ketel-kefel kecil, harus dilengkapi dengan pipa udara yang
diperlukan, yang dipasang .sedemikian rupa sehingga ujungnya keluar keatas
geladak dengan ujung ter-buka tetapi tak dapat dimasuki kotoran atau sesuatu
ke dalamnya. Setiap ruangan harus dilengkapi pula dengan alat untuk
menentukan tinggi permukaan bahan cair.
(2) Jika ruangan bahan cair tersebut terbentang dari satu sisi ke sisi lainnya,
(kecuali ruang pemisah, ceruk haluan dan ceruk buritan) harus dilengkapi
dengan sekat bujur tengah yang kedap air secukupnya, kecuali di kapal-kapal
kecil jika Dit. Jen La atau syahban-dar menganggapnya tidak perlu.
(3) Ruangan-ruangan untuk bahan cair ini cukup kuat dan konstruksinya
sedemikian rupa sehingga dalam keadaan bagaimanapun juga tidak
menimbulkan pengaruh permukaan bebas.
(4) Di kapal-kapal tangki, setiap tangki yang digunakan untuk mengangkut bahan
cair yang tidak dibungkus sebagai muatan, bagian atasnya harus dilengkapi
dengan tangki ekspansi untuk pemuaian. Tangki ekspansi ini tidak boleh lebih
besar dari setengah lebar tangki sedemikian rupa sehingga dalam keadaan
oleng atau mengangguk permukaan bahan cair di dalam tangki tetap terbatas
sampai pada tangki ekspansi ini saja. Pada kapal-kapal yang mempunyai sekat
membujur tengah lebih dari sebuah, maka dapat diadakan penyimpangan dari
ketentuan ini asal tidak menimbulkan bahaya permukaan bebas.
(5) Kepala-kepala palka di atas tangki-tangki harus dapat ditutup kedap air..
(6) Bila ruang untuk menyimpan bahan cair dapat juga digunakan sebagai ruang
muatan, baik dihubungkan dengan saluran lensa maupun tolak bara, maka
harus diambil tindak-an khusus untuk mencegah agar tidak tergenang air bila
terisi muatan didalamnya atau di pompa kosong jika terdapat muatan cair di
dalamnya.
(7) Ujung atas dari pipa-pipa pengisian tangki-tangki air tawar harus menjulang
paling sedi-kit 0,1 meter di atas geladak di mana pipa-pipa tersebut berakhir.
Pipa ditutup dengan sungkup berulir atau dengan cara lain agar kotoran tidak
masuk ke dalamnya. (Sb. 1939 No. 357).

Pasal 15
(1) Ruangan yang berisi bahan-bahan cair yang tidak dibungkus dan mudah
terbakar, harus ditutup dengan baik.

(2) Harus dijaga agar bahan cair yang mudah terbakar jangan sampai bersentuhan
dengan muatan bukan bahan cair. Bila sebagian dasar berganda di bawah ruang
muatan berisi bahan cair demikian, maka di dasar dalam harus dipasang papan
terap melintang paling sedi'kit setinggi 3 cm agar cairan yang bocor tersebut
mengalir kego't. Sekat vertikal an-tara ruang yang berisi bahan cair yang
mudah terbakar dan ruang muatan, dilengkapi pula dengan bilah-bilah yang
mudah dilepas, dan dibagian bawahnya dilengkapi pula dengan got bocoran
untuk mengalirkan minyak yang bocor melalui sekat itu ke got.

(3) Ketentuan di atas tidak berlaku untuk kapal yang mengangkut minyak tanah.
PERTANYAAN – PERTANYAAN

1. Sebutkan batasan-batasan dasar berganda sebuah kapal!

2. Untuk keperluan apakah dasar berganda sebuah kapal itu dibangun?.

3. Bagaimana konstruksi dasar berganda itu? Terangkan!

4. Apakah yang dimaksud dasar berganda seluler itu?

5. Sebutkan ciri-ciri dasar berganda dengan konstruksi melmtang dan dasar berganda
dengan konstruksi membujur!

6. Kapal mana sajakah yang diharuskan menggunakan sebuah dan dua buah
longitudinals di dalam konstruksi dasar bergandanya? Terangkan mengapa
demikian?

7. Gambarkan penampang melintang dasar berganda dengan kerangka melintang dan


kerangka membujur, tuliskanlah pula nama suku bagiannya.

8. Bagaimana ketentuan SOLAS '74 mengenai panjang dasar berganda sebuah kapal,
terang-kan dengan disertai gambar penjelas.

9. Pada kapal-kapal mana sajakah pemasangan dasar berganda tidak diharuskan?


Terangkan jawaban anda!

10. Apakah yang dimaksud dengan Wrang dan sebutkan jenis-jenis wrang yang anda
ketahui.

11. Dimana sajakah letak wrang-wrang yang anda maksudkan di dalam pertanyaan
nomor 10 di atas.

12. Gambarkan konstruksi melintang dari semua jenis wrang yang anda maksudkan di
dalam pertanyaan no. 10 di atas dan sebutkanlah pula nama suku bagiannya.

13. Sebutkanlah tipe-tipe lunas kapal yang anda ketahui dan tunjukkan dengan gambar
sketsa untuk memperlihatkan perbedaannya.

14. Sebutkan kegunaan lunas samping sebuah kapal.

15. Bagaimana anda tahu bahwa letak lunas samping sebuah kapal sudah tepat sesuai
peraturan?

16. Sebutkan tipe-tipe lunas samping yang anda ketahui dan berapa ukuran sebuah
lunas samping itu?
17. Bagaimana ketentuan Peraturan Kapal dan Ordonansi Kapal 1935 mengenai
ruangan bahan-bahan cair, bahan cair yang mudah terbakar pada kapal-kapal
tangki?

18. Bagaimana ketentuan Peraturan Kapal dan Ordonansi kapal mengenai bahan-bahan
cair yang tidak dibungkus serta mudah terbakar?

Anda mungkin juga menyukai