Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN ILMIAH

Peningkatan Kompetensi Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Melalui


Metode Mentorship

DISUSUN OLEH:

HARIESTY TALENTA NARWASTU TELAUMBANUA


197046007
narwastutalenta@gmail.com

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Abstrak

Latarbelakang: Sebagai komponen penting dalam pelayanan yang memberikan implikasi


24 jam kepada pasien. Yang harus dilakukan dalam pencapaian peningkatan kualitas
layanan tenaga keperawatan harus memiliki kompetensi dari sisi pendidikan, pengalaman
maupun keterampilan. Salah satu peran perawat adalah melakukan proses mentorship.
Proses ini digunakan sebagai program untuk membangun sikap kerja yang positif,
mempertahankan staf dan dapat memberi inspirasi bagi perawat pemula untuk mencapai
potensi penuh sebagai pemberi layanan kesehatan Tujuan: Untuk melihat bagaimana
peningkatan kompetensi perawat dalam pelayanan kesehatan melalui proses metode
mentorship.Metode: Metode penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara in-
depth interview Hasil: pengendalian dalam pelaksaan proses mentoring sangat berpengaruh
terhadap kondisi keselamatan pasien. Pelaksaan intervensi mentorship mampu memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kompetensi perawat secara signifikan. Proses mentorship
sangat efektif dan mendukung dalam pelaksaan pelayanan kesehatan dengan cara
pengembangan promosi professional dan pemberdayaan pada perawat baru.Kesimpulan dan
Saran: Proses mentorship ini diharapkan bisa menjadi salah satu wadah bagi peningkatan
kompentensi perawat. Perawat diharapkan lebih termotivasi dan saling memberikan
dampak positif satu dengan yang lain setelah melaksanakan program ini
Kata kunci: Mentorship, Peningkatan Komptensi, Keperawatan
Latarbelakang Penelitian

Keperawatan merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan yang mempunyai


kontribusi terahadap kualitas pelayanan kesehatan. Keperawatan berperan penting sebagai
layanan kesehatan untuk mencapai target pembangunan kesehatan seperti pada Undang –
Undang kesehatan N0.3 Tahun 2009 pasal 63 ayat (2). Sebagai komponen penting dalam
pelayanan yang memberikan implikasi 24 jam kepada pasien (Hayati, 2014). Yang harus
dilakukan dalam pencapaian peningkatan kualitas layanan tenaga keperawatan harus
memiliki kompetensi dari sisi pendidikan, pengalaman maupun keterampilan. Salah satu
peran perawat adalah melakukan proses mentorship. Dimana mentorship adalah suatu
proses penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap oleh perawat professional
kepada mahasiswa keperawatan (Kinnel dan Hunghes, 2010 dalam Setyaningsih 2016).

Proses mentoring ini juga digunakan sebagai program untuk membangun sikap
kerja yang positif, mempertahankan staf dan dapat memberi inspirasi bagi perawat pemula
untuk mencapai potensi penuh sebagai pemberi layanan kesehatan (Yanto, 2016). Proses
mentorship juga merupakan salah satu metode rekrutmen bagi staf. Pemberian layanan
informasi tentang klinik dan praktik klinis dapat di pahami dan dimengerti oleh perawat
pemula. Proses mentorship ini melibatkan antara mentor dan meente sehingga terjadi
diskusi antara kedua pihak (Hasibuan, dkk, 2018). Pernyataan ini didukung dengan
latarberlakang penelitian Huriani dan Malini (2008) yang mengatakan bahwa mentorship
adalah proses bertemunya dua orang yang saling memberikan ruang untuk berdiskusi,
dengan menyampaikan kritik yang membangunan yang didasarkan pada kepercayaan dan
menghasilkan refleksi, kegiatan dan tugas yang didasarkan para rasa keterbukaan dan
kepercayaan. Pada hal ini seorang mente mampu meningkat kemampuan meente dan
menjadi percaya diri dalam melakukan tugasnya sebagai perawat yang berkualitas.

Huriani dan Malini (2008) juga memberikan pernyataan apakah dengan kegiatan
mentorship ini akan membantu perawat dalam meningkatkan kompentensi yang
dimilikinya? Dalam penelitiannya Dermawan (2012) mendukung pernyataan terebut
dengan mengatakan bahwa ini akan membantu seorang perawat dalam meningkatkan
kompetensinya dalam memberikan pelayanan, karena dalam proses mentorship ini
melibatkan seorang mentor yang usia nya lebih tua, bijaksana, dan memliki pengalaman
yang akan membantu memandu peserta mentorship untuk mengembangkan potensi dan
bakat yang ada didalam dirinya. Proses ini juga tidak hanya berfokus pada pemberian
nasihat, namun memberikan kesempatan untuk saling mendengarkan, berdiskusi, dan
berpendapat secara positif sehingga perawat yang belum memiliki pengalaman bisa
mendapatkan pengalaman dari hasil diskusi tersebut.Dari beberapa hal tersebut diatas,
perawat sebagai aset penting dalam pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan
segala potensi yang dimilikinya untuk dapat memberikan pelayanan berkualitas. Sering kali
pemahaman terhadap peningkatan kompetensi tersebut adalah pengembangan koognitif
perawat. Sebuah kemampuan koognitif yang dikembangkan dengan baik harus berbanding
lurus dan seimbangan dengan kemampuan mengontrol emosi, peningkatan kepercayaan diri
perawat tersebut, dan kreativitas yang tidak terbatas. Maka dalam hal ini proses
pembelajaran untuk peningkatan kompetensi yang berkualitas perawat perlu melakukan
proses mentorship untuk mematangkan segala potensi yang dimiliki agar bisa di
kembangkan dan berdampak positi bagi kualitas pelayanan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peningkatan kompetensi


perawat dalam pelayanan kesehatan melalui proses metode mentorship.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Hasibuan (2018) memperoleh dua tema yaitu para
partisipan mendapatkan harapan dalam pelaksanaan mentorship dan kendala dalam
mengahadapi mentorship. Dua tema yang didapatkan ini diuraikan dengan menggunakan
jadwal dan waktu yang khusus partisipan mengharapkan adanya reward (penghargaan)
serta standart dan waktu yang khusus, karena proses mentorship bersifat informal jika tidak
diberikan jadwal dan waktu khusus maka perawat akan merasa bimbingan tersebut kurang
maksimal. Jenis penghargaan yang diharapkan oleh partisipan bukan dalam bentuk hal
finansial namun dalam bentuk piagam ataupun bentuk pengakuan dari instansi rumah sakit.
Selain itu pemberi arahan atau seorang mentor haruslah memiliki pengalaman yang lebih
baik dalam proses keperawatan dan memiliki standart khusus agar proses mentorship dapat
menghasilkan perawat yang memiliki standart dan kualitas yang terbaik. Dalam hasil
penelitiannya Hasibuan, et al. (2018) mendapatkan kendala dalam melakukan mentorship
yaitu beban kerja, kesadaran dan usia partisipan. Beban kerja yang yang dimaksudkan
dalam hal ini adalahnya adanya perbedaan gaji yang didapatkan antara perawat yang sudah
PNS dan perawat yang masih honorer berbeda sedangkan beban kerja yang dilaksanakan
dilapangan sama, hal ini juga disebabkan adanya kelelahan antara perawat sehingga untuk
pencapaian kompetensi yang diharapkan tidak sesuai. Hasil penelitian ini didukung dengan
pernyataan Hariyati (2014) batas kelelahan perawat akan mengakibatkan kurang kehati-
hatian perawat dalam melaksanakan pekerjaannya. Kemudian kendala waktu yang begitu
padat menyebabkan perawat kurang maksimal dalam melaksanakan mentorship.

Houghty dan Yakobus (2015) dalam hasi penelitiannya mengatakan bahwa adanya
peningkatan pengetahuandalam pembelajaran dengan jumlah mentor 38 orang dan jumlah
mentee 208 orang. Dan kemudian pada hasil selanjutnya sebanyak 29 mentor dan 165
mentee dengan presepsi yang sama mengatakan bahwa setuju untuk saling memberikan
dampak positif terhadap teman yang lainnya. Kemudian hasil penelitian selanjutnya
menunjukkan 28 orang mentor dan 193 mentee mengungkapkan bahwa dengan saling
berhubungan antara mentor dan mentee satu sama lain akan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi. Hasil penelitian ini didukung dengan pernyataan Kuntoro (2017) bahwa
manusia adalah makhluk sosial dengan segala kelemahannya dan tidak akan lepas dari
bantuan orang lain, sehingga manusia sudah seharusnya memiliki rasa solidaritas untuk
memperoleh suatu tujuan. Sehingga pada penelitian tersebut dapat kita simpulakn bahwa
adanya dampak positif untuk saling membantu rekan kerja setelah mendapatkan proses
pelatihan mentorship.

Nurmalia dan Dhinamita (2016) dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa


pengendalian dalam pelaksaan proses mentoring sangat berpengaruh terhadap kondisi
keselamatan pasien. Menurut hasil penelitian Sulung (2016) mengatakan pelaksaan
intervensi mentorship mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi
perawat secara signifikan. Didukung dengan hasil penelitian Prasetiani dan Henni (2018)
yang mengatakan bahwa proses mentorship sangat efektif dan mendukung dalam pelaksaan
pelayanan kesehatan dengan cara pengembangan promosi professional dan pemberdayaan
pada perawat baru.

Pembahasan Hasil Penelitian

Mentoring merupakan serangkaian proses pembentukan karakter melalui kegiatan


yang dilakukan antara dua orang yang dimana terjadi interaksi saling mendengarkan dan
melakukan kegiatan pembimbingan karakter dengan pemberian nasehat dan kemauan
mendengarkan nasihat tersebut. Proses mentoring akan menghasilkan berebagai hal
termasuk ketangguhan suatu karakter. Kegiatan proses ini melibatkan seseorang yang lebih
ahli dalam bidangnya dan memiliki karakter yang kuat. Seorang mentor haruslah memiliki
sifat yang bijaksana dalam memberikan proses arahan dan bimbingan. Kemampuan
membimbing sorang mentor akan menghasilkan karakter seseorang yang darinya tidak
mempunyai pengalaman menjadi lebih berpengalaman.

Ada 4 tahapan proses mentorship yang pertama adalah “I do you watch” dimana
proses tahapan ini seorang mentor akan memberikan contoh terhadap seorang mentee untuk
dapat diikuti oleh seorang mentee. Tahapan kedua proses mentorship adalah “I do you
help” pada tahapan ini seorang mentor akan melakukan sesuatu kegiatan dan mengajak
mentee untuk melakukan kegiatan tersebut dengan cara membantu mentor melakukan suatu
kegiatan tersebut. Dalam tahapan ini seorang mentee secara tidak langsung sudah terlibat
daam proses pembelajaran dan dapat merasakan prosesnya lebih dalam. Proses tahapan
yang ketiga adalah “You do I help” dimana seorang mentee akan melakukan suatu tindakan
yang sudah di pelajari sebelumnya dengan bantuan pengarahan dari mentor agar seorang
mentee tetap berada dalam jalur pembelajaran yang benar. Pada tahapan yang terakhir
proses “You do I watch” seorang mentee akan melakukan suatu tindakan dan mentor akan
menilai dan mengamati tindakan seorang mentee. Pada tahapan ini juga seorang mentor
sudah yakin pada kapasitas dan kompetensi calon pemimpin yang sudah di berikan arahan
dan bimbingan selama ini (Dermawan, 2012).
Berdasarkan hasil penelitiaan Setyaningsih et al (2016) bahwa usia juga
mempengaruhi seorang perawat bisa menjadi mentor, karena semakin dewasa usia
seseorang maka semakin matang pula pemikiran dan akan lebih berorientasi pada
kemampuan bertanggung jawab dalam pekerjaan yang mereka miliki. Namun pada hasil
penelitian Hasibuan et al. (2018) bahwa sub tema usia justu menjadi kendala bagi seorang
peserta mentorship karena ketika sudah diberikan arahan dan bimbingan makan seorang
mentee menjadi lupa tentang apa yang sudah di pelajari maka mentor harus
mengingatkanya dua kali. Hal ini didukung dengan pernyataan Notoatmojo (2012) dalam
Hasibuan et al. (2018) bahwa usia akan mempengaruhi kemampuan mengingat seseorang.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat di simpulakan bahwa proses mentorship sangat
membantu seorang perawat dalam meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Proses
mentorship tidak hanya membantu penilaian yang berfokus pada pencapaian tindakan
keperawatan saja, sedangkan kompetensi menyeluruh dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komperhesif sering terabaikan (Huriani dan Malini, 2008). Proses
mentorship ini juga membangun kepercayaan diri seorang perawat dalam melakukan suatu
tindakan asuhan keperawatan. Pada proses ini seorang mentor akan membangun hubungan
yang terapeutik antara perawat dan anggota tim layanan kesehatan yang lain dalam bentuk
kolaborasi sehingga seorang mampu memberikan ide dan pendapat tentang pemecahan
maslah pasien dengan melakukan komunikasi efektif didalam tim pelayanan kesehatan.
Proses mentorship bisa menjadi alternatif seorang perawat untuk meningkatkan
kemampuan koognitifnya serta meningkatkan kepercayaan didalam dirinya. Tanpa kedua
hal tersebut maka seorang perawat akan menjadi monoton dengan instruksi – instruksi
kolaboratif tanpa mengembangkan ilmu yang dimilikinya.

Kesimpulan dan Saran

Proses mentorship ini diharapkan bisa menjadi salah satu wadah bagi peningkatan
kompentensi perawat. Perawat diharapkan lebih termotivasi dan saling memberikan
dampak positif satu dengan yang lain setelah melaksanakan program ini. Setelah program
ini terlaksanakan diharapakan perawat mampu meningkatan kepercayaan diri dalam bekerja
secara tim kolaborasi. Dan proses mentorship ini dapat memberikan pengendalian mutu
rumah sakit terhadap sikap perawat dalam memprioritaskan keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Bach, S., & Grant, A. (2018). Komunikasi dan Keterampilan Interpersonal dalam
Keperawatan. (Munash Fauzie Anwar dan Purindasari, Penerjemah). Yogyakarta:
Andi.

Dermawan, D. (2012). Mentorship dan Perceptorship dalam Keperawatan, Vol.8,


doi: http://dx.doi.org/10.26576/profesi.9. Diakses dari
https://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/9

Hariyati, T.S. (2014). Perencanaan, Pengembangan dan Utilisasi Tenaga Keperawatan.


Jakarta: Rajawali Pers.

Hasibuan, E.K., Nurmaini, & Sri Eka, W. (2018). Pelaksanaan Mentorship Oleh Perawat
Penyakit Jantung Terpadu Di RSUP H. Adam Malik Medan, Vol.1, No.2. Diakses
dari http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/429

Houghty, G.S., & Yakobus, S. (2015). Presepsi Mentor Dan Mentee Tentang Program
Mentorship, Vol. 1, No.2, ISSN: 2443 – 0935, E-ISSN: 2443 – 1699. Diakses dari
https://www.neliti.com/publications/130382/persepsi-mentor-dan-mentee-tentang-
program-mentorship

Huriani, E., & Malini, H. (2006). Mentorship Sebagai Suatu Inovasi Metode Bimbingan
Klinik Dalam Keperawatan. Diakses dari http://repository.unand.ac.id/5193/

Kuntoro, A. (2017). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurmalia, D., & Dhinamita, N. (2016). Fungsi manajemen keperawatan dalam aplikasi
mentoring budaya keselamatan, Vol.1, No.3. Diakses dari
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/mmm/article/view/2614

Prasetiani, A.G., & Henni, K. (2018). Literature Review: Upaya Kepemimpinan


Transformasional Dalam Penerepan Metode Mentorship Sebagai Pendukung
Kesehatan Paripurna (Literature Review: Efforts Transformational Leadership in
Methods Mentorship as A Support Plenary Health), Jurnal Ners LENTERA, Vol.6,
No.1. Diakses dari
http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/1855/1677

Saputra, A.S., Yulastri, A., & Vetty, P. (2019). Mentoring Kepala Ruangan Meningkatkan
Kepatuhan Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan, Vol. 3, No.2,
doi: https://doi.org/10.36729/jam.v3i2.171. Diakses dari http://jurnal.stikes-
aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/171

Setiyaningsih, M.M., Felisitas., & Maria, P.P. (2016). Pengaruh Mentorship Perawat
Terhadap Kemampuan Caring Mahasiswa, Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol.4, No.2.
Diakses dari https://ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/article/view/90

Simamora, R.H. (2013). Upaya Pembinaan Perawat di Rumah sakit Ngesti Waluyo Parakan
Temanggung Jawa Tengah. Jurnal keperawatan soedirman, Vol. 8, No.2. Diakses
dari http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/482/249

Sudarta, W., Rosyidi, I., & Susilo, E. (2019). Manajemen Keperawatan: Teori dan Aplikasi
Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Sulistiyani & Anggorowati. (2017). The Role And The Application Of Mentorship For
Nursing Students On Community Learning: Literature Review. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/60833/

Sulung, N. (2016). Effektivitas Metode Preseptor Dan Mentor Dalam Meningkatkan


Kompetensi Klinik, Vol.9, No.3, doi: http://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i3.416.
Diakses dari http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/jit/article/view/416-740/0

Yanto, A., Andrew, J., & Sri R. (2016). Hubungan Pelaksanaan Mentoring Dengan Tingkat
Stres Kerja Perawat Baru Di SMC RS Telogorejo Semarang. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/322699087_The_Relation_Between_The
_Application_of_Mentoring_And_The_Level_Of_Work_Stress_Of_The_New_Gr
aduate_Nurses_In_SMC_Telogorejo_Hospital_Semarang

Anda mungkin juga menyukai