Anda di halaman 1dari 105

LEMBAR PERSETUJUAN

KURIKULUM SMA NEGERI 2 KOTA SUKABUMI


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Disusun Oleh:
Tim Penjamin Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)
SMA Negeri 2 Kota Sukabumi

Telah diperiksa dan disetujui untuk diberlakukan oleh:


Pengawas Pembina,

Drs. H.D. HERNADI


NIP. 196109081984031004
ii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
dan rahmat-Nya, keluarga besar SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dapat
menyelesaikan penyusunan Kurikulum tahun pelajaran 2020/2021.
Pada tahun pelajaran 2020/2021 kita dihadapkan dalam kondisi
prihatin adanya kondisi wabah pandemi covid-19, sehingga SMA Negeri 2
Kota Sukabumi melaksanakan pembelajaran secara daring,
mengutamakan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran secara daring,
bantuan penyediaan kuota internet untuk siswa dan guru, dan
peningkatan daya serap perguruan tinggi. Selain itu, sejalan dengan
berbagai program penguatan pendidikan saat ini, yakni penguatan
pendidikan karakter dan peningkatan kemampuan abad 21.
Prinsip good performance, good character, good service dan good
achievement SMA Negeri 2 Sukabumi yang dicanangkan tahun pelajaran
sebelumnya tetap menjadi acuan dalam memberikan pelayanan yang
terbaik untuk seluruh peserta didik. Selain itu SMA Negeri 2 Sukabumi
pada Tahun Pelajaran 2020/2021 melaksanakan program yang digagas
oleh pemerintah dengan menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah
Ramah Anak, Sekolah Bersinar (Sekolah Bersih Narkoba), Gerakan
Literasi Sekolah dan Menjadi Sekolah Smart School.
Terimakasih kami sampaikan kepada tim serta berbagai pihak yang
telah membantu suksesnya penyusunan KTSP ini. Saran dan masukan
dari stakeholder pendidikan dapat meningkatakan kualitas kurikulum dan
pembelajaran di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi
Sukabumi, 15 Juli 2020
Kepala,

Ceng Mamad, S.Pd.,M.Pd.


NIP. 197205132000121001

DAFTAR ISI
iii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Landasan...............................................................................................3

C. Tujuan Pengembangan.........................................................................9

D. Prinsip Pengembangan di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi..................14

E. Acuan Operasional Pengembangan Kurikulum..................................19

F. Profil Sekolah.......................................................................................20

BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN...........................................................................25

A. Tujuan Pendidikan Menengah...............................................................25

B. Visi, Misi dan Tujuan............................................................................25

C. Tujuan Sekolah....................................................................................30

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM.............................................................31

A. Struktur Kurikulum...............................................................................31
Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi 2020/2021
iv

B. Muatan Lokal.......................................................................................50

C. Pengembangan diri..............................................................................54

D. Beban Belajar......................................................................................69

E. Kriteria Ketuntasan Minimal.................................................................80

F. Kenaikan Kelas, Kelulusan dan Mutasi...............................................85

G. Peminatan dan Lintas Minat................................................................90

H. Pendidikan Kecakapan Hidup.............................................................91

I. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, serta


Pendidikan Karakter............................................................................94

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN......................................................................................95

A. Permulaan Tahun Pelajaran................................................................95

B. Waktu Belajar......................................................................................95

C. Libur Sekolah.......................................................................................96

D. Rencana Kegiatan...............................................................................98

BAB V

P E N U T U P.......................................................................................................100

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi 2020/2021


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahwa saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia terdampak penyebaran Covid-19. Selain itu di beberapa
daerah di wilayah Indonesia terdapat juga yang terdampak musibah atau
bencana lain walaupun bersifat lokal. Dalam kondisi apapun, negara
berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu negara berkewajiban mencarikan
jalan keluar keberlangsungan pendidikan di sekolah. Letak geografis
wilayah Indonesia sebagai daerah kepulauan dengan keadaan yang
berbeda-beda, perlu dirumuskan regulasi yang dapat menjadi solusi agar
kegiatan pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan baik di tengah
kondisi darurat apapun.
Dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan
secara normal seperti biasanya, namun demikian siswa harus tetap
mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Pada masa darurat
Covid-19, sekolah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah
kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing
sekolah. Siswa belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang
tua. Dalam rangka mendukung kegiatan belajar jarak jauh, SMA Negeri 2
Kota Sukabumi telah melakukan beberapa ikhtiar pada masa darurat ini
antara lain; 1) membangun aplikasi e-learning, 2) membantu penyediaan
pulsa untuk peserta didik dan guru, 3) menggalakkan dukungan
pembuatan bahan ajar oleh guru video, animasi, modul pelajaran, dan
lain sebagainya. Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam rangka
2

mengoptimalkan layanan pendidikan di sekolah di masa pandemi covid-


19. Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, ditemukan
beberapa kendala antara lain, keterbatasan SDM, keterbatasan sarana
berupa laptop atau HP yang dimiliki siswa, kesulitan akses internet dan
keterbatasan kuota internet siswa yang disediakan orang tuanya, dan
sebagainya.

Bilamana kegiatan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran


harus berjalan, sedangkan terjadi kondisi darurat yang telah ditetapkan
oleh pemerintah sebagai masa darurat, maka pembelajaran masih harus
tetap berjalan walaupun tidak bisa dilaksanakan sebagaimana kondisi
normal biasanya, pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan dengan
mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Implementasi Kurikulum pada masa pandemi wabah covid-19,
menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di sekolah,
tetapi siswa dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran yang
tadinya lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru
dengan siswa di kelas, berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara
daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari
rumah menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif
antara guru, orang tua dan siswa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi
(KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan
karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa. Guru harus
lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberi
tugas kepada siswa, agar terwujud pembelajaran yang bermakna,
inspiratif dan menyenangkan agar siswa tidak mengalami kebosanan
belajar dari rumah.
3

Agar kegiatan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 ini


berjalan dengan baik dan optimal, maka SMA Negeri 2 Kota Sukabumi
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun Pelajaran
2020/2021, sebagai acuan sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran pada masa pandemi covid-19.
Adapun pengembangan kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi
tahun pelajaran 2020/2021 mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman


dalam pengembangan kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi;
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMA Negeri 2 Kota Sukabumi
yang didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal
serta potensi dan minat peserta didik; satuan pendidikan dapat
melakukan modifikasi dan inovasi KTSP, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan madrasahnya. Madrasah dapat melakukan modifikasi
dan inovasi dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar, strategi
pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya. Misalnya
dalam satu hari dibatasi hanya ada dua atau tiga mata pelajaran yang
diajarkan, terutama pada mata pelajaran utama, peminatan dan
sebagainya.
3. Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2020/2021
dikembangkan berdasarkan hasil revisi kurikulum tahun 2019/2020,
pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama tenaga
pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap kurikulum
2013.
4. Kalender pendidikan SMA Negeri 2 Kota Sukabumi disusun
berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran
2020/2021.
5. Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran
dengan mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan
4

karakteristik kurikulum 2013 dengan penyesuaian terhadap


pemanfaatan analisis kondisi riil SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dan
Analisis Kondisi Lingkungan Sekolah.

B. Landasan

1. Landasan Filosofis

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan pada filosofi sebagai


berikut :
a) Pendidikan yang dilaksanakan berakar pada budaya bangsa
maupun kearifan lokal untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan
disiplin ilmu.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik daripada masa lalu melalui peningkatan
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
5

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya


kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan, dalam
rangka memenuhi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional.
Perkembangan suatu bangsa semestinya mengikuti perkembangan
zaman dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informatika
dan Komunikasi. Demikian juga dengan sistem pendidikan yang dianut
semestinya bersifat sangat dinamis, mengikuti perubahan sosial yang
berkembang sesuai tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan
dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus.

3. Landasan Pedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan


perwujudan konsepsi pendidikan yang berorientasi pada
perkembangan potensi dan minat peserta didik, beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik
transformatif. Konsepsi ini menegaskan bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan
pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Dengan
demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan
pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan


standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
6

kompetensi (competency-based curriculum). Kurikulum berbasis


kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan guru


(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjadi hasil kurikulum.

5. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas PP No. 19 Tahun tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Pendidikan
e. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2017 Tentang Perubahan
atas PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
f. Permendiknas no. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Kepala Sekolah
g. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal
h. Peraturan Presiden No 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan
Pendidikan Karakter
7

i. Permendiknas No. 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga


Administrasi Sekolah
j. Permendiknas No. 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga
Perpustakaan
k. Permendiknas No. 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah
l. Permendiknas no 16 tahun 2017 tetang Standard kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
m.Permendiknas No. 19 tahun 2017 tentang Standar Pengelolaan
n. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.

o. Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem


Penjaminan Mutu Pendidikan.

p. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan.

q. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

r. Permendikbud 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis


Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Implementasi
Kurikukulum 2013.

t. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan


Budi Pekerti.

u. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar


Kompetensi lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

v. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi


Pendidikan Dasar dan Menengah.
8

w. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses


pendidikan Dasar dan Menengah.

x. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar


Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

y. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 Tentang perubahan atas


Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada K13 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

z. Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Dan Menengah 2017.

aa. Permendikbud No. 36 Tahun 2018 Tentang perubahan atas


Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
SMA

bb. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Standar


KTSP.

cc. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Standar


Ekstrakurikuler

dd. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Pembelajaran

ee. Permendikbud Nomor 51 Tahun 2014 Tentang Buku Teks

ff. Permendikbud Nomor 144 Tahun 2014 Tentang Kriteria


Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan

gg. Permendikbud No. 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan


Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

hh. Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 Tentang Evaluasi


Kurikulum
9

ii. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang BK

jj. Permendikbud No. 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan


Peserta Didik

kk. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Penumbuhan


Budi Pekeri

ll. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian


Pendidikan Dasar Dan Menengah

mm. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Peran Guru


TIK

nn. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite


Sekolah

oo. Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Penilaian Hasil


Belajar Oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar
Oleh Pemerintah

pp.
qq. Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Negeri 2 Kota
Sukabumi tahun Pelajaran 2020/2021

C. Tujuan Pengembangan

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi disusun agar sekolah


memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan
pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan
Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi memperhatikan unsur-unsur
sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


10

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar


pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum
yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Khusus untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMA
Negeri 2 Kota Sukabumi dilaksanakan program pendalaman
agama Islam yang diisi dengan kegiatan sholat dhuhur dan ashar
berjamaah, pelaksanaan sholat dhuha tiap hari Jum'at,
pelaksanaan program TAHFIDZ, pelaksanaan pengajian, akhlak
dan budi pekerti. Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan
dilaksanakan dengan mengundang penceramah yang kompeten
atau memanfaatkan warga sekolah, juga melaksanakan qurban
dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang kurang
mampu dengan anggaran yang direncanakan di RKAS.
11

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan


tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi disusun dengan


memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya yang mencakup domain sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Kota Sukabumi memiliki keragaman potensi, kebutuhan,


tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena
itu kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang
seni dan peduli lingkungan dengan adanya mata pelajaran
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), serta keterampilan sesuai
dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Pengembangan kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi


memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah
dan nasional yang ditunjukkan dengan adanya Mulok Bahasa
Sunda, merupakan kebutuhan dan ciri khas Kota Sukabumi.
Tetapi tidak melupakan kebutuhan Nasional dan global yang
ditandai dengan adanya pembinaan TIK yang lebih ke arah
praktis.
12

5. Tuntutan dunia kerja

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi harus memuat


kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah
program Mulok Bahasa Sunda yang terintegrasi dalam mata
pelajaran dan melalui program pengembangan diri yang berupa
ekstrakurikuler.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
perubahan kurikulum yang berlaku.

7. Agama

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan
memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah
sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.

8. Dinamika perkembangan global

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan agar


peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup
berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali peserta
didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara
mandiri di dunia nyata/kehidupan sehari-hari.
13

9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan


saintifik dan penilaian autentik dengan mancakup domain
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi, sejalan dengan


tuntutan Kurikulum 2013, dalam pembelajaran melaksanakan
pendidikan saintifik yang artinya guru dalam proses pembelajaran
senantiasa menekankan proses mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengkomunikasikan, sedangkan dalam penilaian
proses pembelajaran menekankan kepada penilaian yang bersifat
autentik, yakni penilaian dengan menerapkan prinsip-prinsip
berkelanjutan, akurat, konsisten, menyeluruh dan dapat dipercaya.

10. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat


mengembangkan potensi diri peserta didik, serta
pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler
wajib yang harus diikuti.

Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 2 Kota Sukabumi


merupakan bagian integral dari proses pembelajaran
ekstrakurikuler dimaknai sebagai upaya pengembangan minat
dan bakat siswa agar dapat berkembang secara optimal. Secara
garis besarnya bidang ekstrakurikuler yang dikembangkan
meliputi bidang akademik, olahraga, seni, keagamaan, lingkungan
dan kepanduan.

11. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan
14

nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara


Kesatuan Republik Indonesia.

12. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

13. Kesetaraan gender

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi diarahkan kepada


pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh-kembangnya
kesetaraan gender.

14. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan.

15. Integrasi Nilai-nilai karakter bangsa

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam
dokumen dan implementasinya baik dalam pembelajaran di kelas
maupun dalam kehidupan sekolah ataupun dalam lingkungan
kehidupan di luar sekolah.

D. Prinsip Pengembangan di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi

Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi mengacu


kepada karakteristik Kurikulum 2013 dan prinsip pengembangan KTSP
sebagai berikut:
15

1. Karakteristik Kurikulum 2013:

a. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap


spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik;
b. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
d. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

2. Prinsip Pengembangan kurikulum;

Kurikulum di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan sesuai


dengan visi, misi dan tujuan sekolah yaitu:
16

a. Unggul dalam kompetensi akademik dan seni berdasarkan iman


dan taqwa menuju insan mandiri yang dijiwai oleh nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa.
b. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan
daya pikir- kalbu-fisik secara optimal.
c. Melaksanakan pengayaan untuk mempersiapkan siswa yang
unggul dalam kompetisi akademik.
d. Melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya sesuai
dengan agama yang dianut peserta didik.
e. Mendidik siswa berbudaya lokal sunda untuk memperkuat budaya
nasional serta memiliki daya saing global.
f.Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang
mencerminkan budaya mutu dan akhlaq mulia dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olah raga sehingga
siswa memiliki daya fisik yang sehat dan tangguh.
h. Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang
mencerminkan pengembangan seni budaya bangsa.
i. Melaksanakan pembinaan KIR yang kreatif, mandiri dan kompetitif.
j. Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup guna menciptakan
insan yang religius, mandiri, kreatif, dan kompetitif.
k. Melaksanakan pembelajaran seni tari, seni karawitan, dan seni
panggung yang bergaya sunda.
l. Mewujudkan peningkatkan kualitas lulusan yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang, serta
meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan
tinggi;
m.Menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan
yang mengatur operasional warga sekolah;
17

n. Meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik tenaga


pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang dapat
berkompetisi baik lokal maupun global

3. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan


keragaman karakteristik peserta didik, keunggulan lokal, dan potensi
daerah, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,
suku, budaya dan adat istiadat serta status sosial ekonomi dan
gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, integrasi pendikar serta pengembangan diri
secara terpadu yang disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan
yang bermakna antar substansi.

4. Tanggap terhadap perkembangan ilmu Pengetahuan, teknologi,


dan seni

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan atas


dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi
kurikulum harus dapat mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
dengan tepat. Untuk memenuhi hal tersebut maka di SMA Negeri 2
Kota Sukabumi ditambahkan pendidikan berbasis keunggulan lokal
yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan.

5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan


pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjalin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya
kehidupan kemasyarakatan dan dunia kerja. Oleh karena itu
18

kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan untuk


meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan non-
akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi


kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang tingkatan.

7. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi diarahkan kepada


proses pengembangan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal, dan non
formal, dengan memperhatikan kondisi dan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya dengan
memperhatikan dan mengitegrasikan karakter bangsa. Oleh sebab
itu di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dilaksanakan program peduli
lingkungan, yang dilaksanakan melalui kerja sama dengan berbagai
instansi terkait, diantaranya Dinas Kesehatan melalui pembinaan
PMR.

8. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dikembangkan


dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi mengacu
kepada visi pendidikan nasional dan visi kota Sukabumi untuk
mempertahankan dan melestarikan budaya sehingga kota Sukabumi
19

khususnya dan Propinsi Jawa Barat menjadi salah satu Pusat


Pengembangan Budaya, serta Visi Dinas Pendidikan Kota
Sukabumi.

E. Acuan Operasional Pengembangan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi


dilaksanakan sebagai berikut :

1. Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan minat peserta didik


untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan
menyenangkan melalui kegiatan Tatap Muka (TM), Penugasan
Terstruktur (PT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT),
pengembangan diri baik melalui Bimbingan Karier (BK) maupun
kegiatan ekstrakuikuler.

2. Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu :


- Belajar untuk memahami dan menghayati.
- Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
- Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain,
dan.
- Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan
menyenangkan
3 Melalui bimbingan wali kelas yang bekerja sama dengan guru mata
pelajaran dan BP/BK secara terjadwal. Setiap wali kelas memiliki
peserta didik sebagai peserta bimbingannya sesuai kelas yang
menjadi perwaliannya.
20

4. Setiap guru mata pelajaran memiliki jadwal konsultasi mata


pelajaran disesuaikan dengan minat peserta didik dan dilaksanakan
dalam suasana peserta didik dan pendidik yang saling menerima
dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip Tut
Wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa Sung
Tulada.
5. Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber
belajar dan teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar dan fasilitas internet.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan
daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal.
7.Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

F. Profil Sekolah

1.    Identitas Sekolah


Nama Sekolah : SMA Negeri 2
Berdiri : Juli 1982
Surat Keterangan Pendirian : 046/047/SMA.2/SR/2007
Kode Sekolah : 08 – 002
Status Sekolah : Negeri
NSS : 301026201010
NPSN : 2021560
Luas Tanah Sekolah : ± 16.000 m2
Luas Bangunan Sekolah : ± 2.800 m2
Status Akreditasi : A (Amat Baik)
No. Akreditasi : 02.00/203/BAP-SM/SK/XII/2015
Tanggal berlaku akreditasi : 10 Desember 2015 s.d. 10 Desember 2020
21

Jl. Karamat No. 93 Desa Karamat


Alamat Sekolah
: Kec.Gunung Puyuh Kota Sukabumi
Website : www.sman2sukabumi.sch.id
E-mail : sman2sukabumi@yahoo.co.id
Kurikulum : Kurikulum 2013

2.    Identitas Kepala Sekolah


Nama : Ceng Mamad, S.Pd, M.Pd
NIP : 197205132000121001
Pangkat, Gol.Ruang : Pembina, IV/a
Perum Sindang Palay Blok C RT 02/07
Alamat Rumah
: Kel.Sindang Palay Cibereum Kota Sukabumi

3.    Penyelenggaraan Ujian Nasional

Penyelenggaraan UNBK : Mandiri

4. Rekapitulasi Siswa
Jumlah siswa dan Rombel kelas X (sepuluh) Tahun Ajaran 2020/2021:

BAHASA MIPA IPS TOTAL

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


L P JML L P JML L P JML L P JML ROMBEL
ROMBEL ROMBEL ROMBEL

Jumlah siswa dan Rombel kelas XI (Sebelas) Tahun Ajaran 2020/2021:

BAHASA IPA IPS TOTAL

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


L P JML L P JML L P JML L P JML ROMBEL
ROMBEL ROMBEL ROMBEL
22

Jumlah Siswa dan Rombel Kelas XII (Dua belas) Calon Peserta Ujian
Nasional Tahun Ajaran 2018/2019:

BAHASA IPA IPS TOTAL

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


L P JML L P JML L P JML L P JML ROMBEL
ROMBEL ROMBEL ROMBEL

Rekapitulasi Jumlah Siswa Kelas X s.d. XII Tahun Ajaran 2020/2021:

BAHASA IPA IPS TOTAL

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


L P JML L P JML L P JML L P JML ROMBEL
ROMBEL ROMBEL ROMBEL

Rekapitulasi Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

SMA Negeri 2 Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2018/2019

JUMLAH
NO. JENIS PEGAWAI PEGAWAI JUMLAH KET.
L P
1. Kepala Sekolah 1 - 1
2. Guru Tetap/Guru PNS 13 24 37
3. Guru Tetap/Guru PNS Kemenag - - -
4. Guru Tidak Tetap 9 18 27
Kepala Tenaga Administrasi Sekolah
5. 1 - 1
(TAS)
6. Pelaksana TAS Tetap 3 2 5
7. Pelaksana TAS Tidak Tetap 5 1 6
8. Tenaga Perpustakaan 2 1 3
9. Tenaga Laboratorium 1 - 1
10. Tenaga Kebersihan 5 - 5
11. Tenaga Keamanan/Satpam 2 - 2
23

JUMLAH
NO. JENIS PEGAWAI PEGAWAI JUMLAH KET.
Jumlah 42 44 86

Keadaan Pendidik Guru Tetap dan Tidak Tetap

NO
MATA PELAJARAN NAMA GURU PENDIDIKAN KET.

1. Pendidikan Agama 1. Hendar, S.Ag S1 PNS


2. Moch. Awaludin, S.PdI S1 GTT
3. Rahayu Utami, S.PdI, M.Pd S1 GTT
4. Wildan Cahaya, S.Pd S2 GTT
2. P. Kewarganegaraan 1. Dra. Yuliana, M.Pd S2 PNS
2. Sri Ayunda, S.Pd, M.Pd S2 PNS
3. Bahasa Indonesia 1. Sri Hastuti, S.Pd S1 PNS
2. Dewi Sri Susilawati, S.Pd S1 PNS
3. Asmi Nurmala, M.Pd S2 PNS
4. Sri Susanti, S.Pd S1 GTT
5. Fergina Fauziah, S.Pd S1 GTT
4. Sejarah 1. Dra. Ros Rosidah S1 PNS
2. Apriani, S.Pd S1 PNS
3. Fahmi Khotibul Umam, S.Pd S1 GTT
4. Rina Marlina, S.Pd S1 GTT
5. Bahasa Inggris 1. Dra. Cucu Rohmah S1 PNS
2. Dra. Triasih Meutya S1 PNS
3. Dr.Jasmansyah, M.Pd S3 PNS
4. Bagja Maulana, S.Pd S1 PNS
5. R. Astri Rahayu, S.Pd S1 PNS
6. Ajeng Francisca, S.Pd S1 GTT
6. Penjaskes 1. Asep Odang Selamat, S.Pd S1 PNS
2. Yudi Rahmat Muharram, M.Pd S2 PNS
3. Ita Apriliani, S.Pd S1 GTT
7. Matematika 1. Hj. Tati Hayati, S.Pd, M.Pd S2 PNS
2. Tazul Aripin, S.Pd S1 PNS
3. Endang Kartikasari, S.Pd S1 PNS
4. Galih Permana Saputra, S.Pd S1 PNS
24

5. Cucu Sunarya, S.Pd S1 GTT


6. Tri Supadmi, S.Pd S1 GTT
7. Pini Nur Utami Supilih, S.Pd S1 GTT
8. Fisika 1. Dian Safitri, M.Pd S2 PNS
2. Helmi Rachma F, M.Pfis S2 PNS
3. Yuni Romlah, S.Pd S1 GTT
9. Biologi 1. Hj.Neti Kusmiati, S.Pd S1 PNS
2. Hendrawati, S.Si S1 PNS
3. Herni Fitriani, S.Pd S1 GTT
10. Ekonomi/PKWU 1. Kakan Turkandi, S.Pd S1 PNS
2. Siti Nuraeni, S.Pd S1 PNS
3. Dra. Iceu Yulianti, M.Si S2 PNS
4. Hj. Heti Kurniati, SE, M.Pd S2 PNS
5. Jalaludin,S.Pd S1 GTT
6. Ranny Mardianni, S.Pd S1 GTT
11. Kimia 1. Evi Maria Ulpah, S.Pd S1 PNS
2. Dra. Erlis Yulina, M.Pd S2 PNS
12. Geografi 1. Ramlan Adiwijaya, S.Pd S1 PNS
2. Hardiana, S.Pd S1 PNS
3. Siti Ulfatun, S.Pd S1 GTT
13. Sosiologi 1. Hj. Tuti Kosman, S.Pd S1 PNS
2. Willy Farhany, S.Sos S1 PNS
14. Antropologi 1. Lisda Hendrawaty, S.Sos S1 GTT
15. BP. / BK. 1. Drs. H. Malik Abdul Kohar S1 PNS
2. Hj. Yuli Safarias, S.Pd S1 PNS
3. Annur Aliyu, S.Pd S1 PNS
4. Muhammad Didit N, S.Pd S1 GTT
5. Oka Fachrudin Sonjaya, S.Pd S1 GTT
16. Bahasa Sunda 1. Dede Ruska, S.Pd S1 GTT
17. Bahasa Jerman 1. Florentina Rosalia N.,S.Pd S1 GTT
2. Adi Erwan Saputra, S.Pd S1 GTT
18. Seni Budaya 1. Shanny Santosa W., S.Pd S1 PNS
2. Iwan Gunawan, S.Pd, MM S2 PNS
3. Ananda Gita, S.Pd S1 GTT
19. PLH 1.Novalia Rachmah, M.Pd S2 GTT
25

BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah

Pendidikan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan


bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan
nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam
pembangunan bangsa dan karakter.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan


dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas
pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan,
yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya
bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

B. Visi, Misi, Tujuan dan Arah Kebijakan

1. Visi
26

Berdasarkan hasil analisis konteks, SMA Negeri 2 Kota Sukabumi


menetapkan visi sekolah. Visi ini merupakan impian/harapan dan
cita-cita yang ingin dicapai oleh warga sekolah, merupakan
keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau rujukan
dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa
gerak langkah organisasi menuju masa depan yang lebih baik,
sehingga eksistensi/keberadaan sekolah diakui oleh masyarakat.
Visi sekolah diharapkan akan memberikan inspirasi, motivasi dan
kekuatan bagi seluruh warga sekolah yang berkepentingan
terhadap masa depan lembaga Satuan Pendidikan Adapun Visi
SMA Negeri 2 Kota Sukabumi sebagai berikut :

Visi SMA Negeri 2 Kota Sukabumi adalah

“Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas,


terampil, kompetitif dan berbudaya lingkungan”.

2. Misi

Misi sekolah merupakan upaya atau tindakan yang akan dilakukan


oleh warga sekolah untuk mewujudkan visi sekolah. Adapun Misi
SMA Negeri 2 Kota Sukabumi sebagai berikut :

a. Mengembangkan proses pembelajaran yang mengintegrasikan


nilai-niai religius, karakter mulia, dan budaya literasi
b. Memfasilitasi berbagai upaya pengembangan minat dan bakat
siswa melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
c. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat dan
berbudaya lingkungan
d. Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai jantungnya
pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya literasi di sekolah.
e. Menyelenggarakan manajemen sekolah yang profesional
mengacu kepada standar nasional pendidikan
27
28

3. Tujuan
Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari pernyataan misi, sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Berikut tujuan sekolah sebagai berikut :

Misi 1 : Mengembangkan proses pembelajaran yang mengintegrasikan


nilai-niai religius, karakter mulia, dan budaya literasi :
a. Mengintegrasikan iman dan taqwa dalam proses
pembelajaranciptakan proses pembelajaran
b. Menanamkan lima karakter utama yakni religius, nasionalis, gotong
royong, mandiri dan integritas
c. Menanamkan lima budaya utama dalam pembelajaran, yakni budaya
bersih kelas, budaya jujur dalam ulangan, budaya tepat waktu,
budaya santun kepada guru dan pegawai, dan budaya juara
d. Menanamkan sikap cinta ilmu dan jiwa prestatif

Misi 2 : Memfasilitasi berbagai upaya pengembangan minat dan bakat


siswa melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler:
a. Melaksanakan proses pembelajaran yang mendorong
tumbuhkembangnya minat dan bakat siswa
b. Memfasilitasi pengembangan berbagai wadah ekstrakurikuler, baik
bidang seni, olahraga, akademik, maupun kepanduan
c. Mengikutsertakan siswa dalam berbagai perlombaan, pertandingan
dan kegiatan lainnya
d. Meningkatkan proses pembinaan dan pelatihan pengembangan
minat dan bakat siswa, terutama bidang perlombaan yang berjenjang

Misi 3 : Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai jantungnya


pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya literasi di sekolah.
a. Melaksanakan pembiasaan membaca baik secara rutin maupun
insidental
b. Menjadikan perpustakaan sabagai pusat pengembangan
29

pembelajaran dan ilmu pengetahuan


c. Melaksanakan program guru menulis dan menerbitkannya dalam
sebuah buku
d. Melaksanakan program bazar buku, wakap buku, bedah buku dan
berbagai kajian keilmuan yang terkait dengan buku dan budaya baca.
e. Melakasanakan kegiatan apresiasi sastra, apresiasi karya siswa dan
guru

Misi 4 : Menyelenggarakan manajemen sekolah yang profesional


mengacu kepada standar nasional pendidikan
a. Menjadikan kebijakan mutu dalam setiap pelaksanaan pelayanan
pendidikan
b. Melaksanakan pengelolaan sekolah yang transparan dan melibatkan
warga sekolah dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
c. Melaksanakan diversifikasi pelayanan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
d. Melibatkan stakeholder pendidikan dalam optimalisasi pelayanan
pendidikan
e. Melaksanakan umpan balik atas kepuasan pelayanan pendidikan
f. Menyelenggarakan administrasi sekolah berbasis IT yang handal dan
mudah diakses

Misi 5: Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat dan


berbudaya lingkungan :
a. Menerapkan pola hidup sehat, baik dalam makanan, pakaian, dan
lingkungan
b. Membudayakan 5K (Kerbersihan, Keindahan, Kerapihan,
Kerindangan, dan Ketertiban)
c. Menjadikan lingkungan sekolah sebagai tempat belajar yang ramah
anak, aman, nyaman dan menyenagkan
d. Menanamkan kesadaran dan perilaku cinta terhadap lingkungan.
30

4. Arah Kebijakan dan Strategi

a. Menumbuhkan kesadaran akan tugas, wewenang dan tanggung


jawab seluruh civitas akademika sesuai dengan tugas masing-
masing
b. Melibatkan seluruh civitas akademika dalam perencanaan program,
pelaksanaan dan evaluasi program
c. Menciptakan forum diskusi seluruh civitas akademika sebagai
wahana evaluasi dan penyerapan aspirasi serta mengantisipasi
perkembangan di masyarakat
d. Menciptakan trasparansi manajemen pengelolaan dan kebijakan
sekolah
e. Menciptakan hubungan yang harmonis antara peserta didik,
pengampu pendidikan dan pengelola pendidikan serta masyarakat
sekitar
f. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui berbagai
pelatihan dan pendidikan kepada guru dan karyawan
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berprestasi dalam
bidang akademik maupun nonakademik serta memberikan
penghargaan bagi yang berprestasi
h. Menerapkan disiplin untuk seluruh civitas akademika
i. Menerapkan sistem teladan/contoh dari para pendidik dalam
pengembangan budi pekerti dan akhlak perilaku
j. Memberikan fasilitas dan penghargaan kepada guru dan karyawan
yang berprestasi
31

C. Tujuan Sekolah Menengah Atas

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah


dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan.

“Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

Tujuan SMA Negeri 2 Sukabumi :

Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas, terampil,


kompetitif dan berbudaya lingkungan”.

1. Menanamkan akhlak mulia pada peserta didik seperti : religius,


nasionalis, gotong royong, mandiri dan toleran
2. Membudayakan lima budaya unggul pada peserta didik yakni :
budaya bersih, budaya jujur, budaya tepat waktu, budaya santun
dan budaya juara
3. Mengembangkan siswa yang cerdas, trampil, kompetitif sehingga
mampu studi lanjut pada PTN dan PTS berkualitas
4. Mewujudkan sekolah sebagai tempat pembelajaran terbaik bagi
peserta didik, yakni sekolah yang sehat, aman, nyaman dan
menyenangkan
32

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang


ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas
X sampai dengan XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI), serta Kompetensi
Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran.

1. Kurikulum Kelas X (sepuluh)

a. Kelas X terdiri atas peminatan MIPA, IPS dan IBB, dan Lintas
Minat yang didasarkan pada pertimbangan nilai UN SMP dan
hasil test penempatan, Pengembangan diri melalui kegiatan
ekstra dan BP/BK, serta Kegiatan Pramuka sebagai ekstra
kurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas X. Jumlah mata
pelajaran di kelas X 16 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata
pelajaran wajib A, 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran
peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas minat.
b. Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi Kelas X
disajikan dalam tabel 1 berikut :
33

Tabel 1 :

X
No Mata Pelajaran MIPA
KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
10 PLH (Muatan Lokal) 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Matematika 3
12 Biologi 3
13 Fisika 3
14 Kimia 3

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


15 Bahasa dan Sastra Inggris 3
16 Ekonomi 3

17 Bimbingan Konseling 1
45
34

No Mata Pelajaran X IPS


KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
10 PLH (Muatan Lokal) 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Geografi 3
12 Sejarah 3
13 Sosiologi 3
14 Ekonomi 3

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


15 Bahasa dan Sastra Inggris 3
16 Bahasa Jerman 3

17 Bimbingan Konseling 1
45
35

No Mata Pelajaran X BHS


KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
10 PLH (Muatan Lokal) 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Bahasa dan sastra Indonesia 3
12 Bahasa dan sastra Inggris 3
13 Bahasa Jerman 3
14 Antroplogi 3

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


15 Kimia 3
16 Biologi 3

17 Bimbingan Konseling 1
45

Keterangan:

1) Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran


yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
36

dengan muatan/konten lokal.

3) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal


yang berdiri sendiri.

4) Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah dan Pendidikan


Lingkungan Hidup.

5) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.

6) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal


60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.

7) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai


dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang
diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

8) Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya


dan Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan
minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti
salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.

9) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),


usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan
lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan
pendidikan.

Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang


bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,
dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,
37

dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam


bidang sosial, budaya, dan seni.

Kelompok Mata Pelajaran Peminatan

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan


kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di
perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.

Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA adalah sebagai


berikut:

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Matematika 3 3
2 Biologi 3 3
I
3 Fisika 3 3
4 Kimia 3 3

Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial


1 Geografi 3 3

2 Sejarah 3 3
II
3 Sosiologi 3 3

4 Ekonomi 3 3
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya

1 Sastra Inggris 3 3
2 Sastra Indonesia 3 3
III
3 Bahasa Jerman 3 3
4 Antropologi 3 3
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 6
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per Minggu 68 68
38

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 44 44

Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau


Pendalaman Minat Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka.
Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan
dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas minat
dan/atau pendalaman minat.

Memilih peminatan dapat peserta didik lakukan saat mendaftar pada


SMA/MA berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, nilai ujian nasional SMP/MTs
atau yang sederajat, rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor
di SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan (placement
test) jika dipandang perlu ketika mendaftar di SMA/MA, atau tes bakat dan
minat oleh psikolog.

Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal
semester kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru
masih tersedia, berdasarkan hasil pembelajaran berjalan pada semester
pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling, peserta didik
yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata
pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan
baru dimulai. Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4
mata pelajaran yang terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang
tidak diambil beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat.
Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya, setiap
peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat

dan/atau pendalaman minat.


39

Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang


dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran
lintas minat sebanyak 9 jam pelajaran (3 mata pelajaran) di Kelas X, dan
sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII. Peserta
didik yang mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya,
maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat
sebanyak 6 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 4
jam pelajaran (1 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII.

Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat

Peserta didik yang memilih Peminatan


IBB MIPA IPS Ket
Dapat memilih
dua mata Kimia Ekonomi Bahasa Jerman
pelajaran
diantara
berikut : Biologi Sastra Inggris Sastra Inggris

Proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi kelas X


dilaksanakan piilihan lintas minat sebagaimana yang diharuskan dalam
kurikulum 2013.Penentuan mata pelajaran lintas minat didasarkan kepada
kecenderungan pilhan siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta
ketersediaan tenaga pendidik. Dengan melihat kondisi riil yang ada maka
pilihan mata pelajaran lintas minat untuk peserta didik di masing-masing
peminatan dipilihkan dua mata pelajaran dari peminatan lain sebagai
dijelaskan dalam tabel berikut:
40

Peserta didik yang mengambil Peminatan Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam atau Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, lintas
minatnya harus di luar peminatan yang dipilihnya. Sedangkan peserta
didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil
mata pelajaran lintas minat: (1) di luar; (2) di dalam; atau (3) sebagian di
dalam dan sebagian di luar, peminatan yang dipilihnya.
Ilustrasi lintas minat dapat dilihat pada contoh berikut. Seorang calon
siswa bercita-cita untuk melanjutkan studinya setamat SMA ke Fakultas
Kedokteran. Waktu masuk SMA ia memilih peminatan MIPA. Namun
demikian ia juga ingin berbisnis, karena itu ia tak mengambil fisika,
melainkan memilih mata pelajaran ekonomi. Di samping itu, ia juga ingin
memiliki hubungan baik dengan Arab, maka ia memilih lintas minat
bahasa Arab.
Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X
sampai dengan XII. Sebagai contoh, peserta didik Kelas X yang memilih
Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil 3 mata pelajaran yaitu
Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan
Antropologi. Lintas minatnya dapat mengambil mata pelajaran: (1) Biologi,
Fisika, dan Kimia; (2) Geografi, Sejarah, dan Ekonomi; (3) Matematika,
Sosiologi, dan Bahasa Jerman; atau (4) Bahasa Mandarin, Bahasa Arab,
dan Bahasa Jepang. Alternatif (1), (2), dan (3) merupakan contoh lintas
minat di luar peminatan yang dipilihnya, sedangkan alternatif (4)
merupakan contoh lintas minat di dalam peminatan yang dipilihnya.
Peserta didik dapat menentukan pilihannya masing-masing, sesuai
dengan sumber daya (ketersediaan guru dan fasilitas belajar) yang dimiliki
SMA/MA. SMA/MA yang tidak memiliki Peminatan Bahasa dan Budaya,
dapat menyediakan pilihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu mata pelajaran
dalam kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan mata pelajaran lintas
minat yang dapat diambil peserta didik dari Peminatan Matematika dan
41

Ilmu Pengetahuan Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan


Sosial, sesuai dengan sumber daya (ketersediaan guru dan fasilitas
belajar) yang dimilikinya.
Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu mata
pelajaran tertentu misalnya bahasa asing tertentu, dianjurkan untuk
memilih mata pelajaran yang sama sejak Kelas X sampai Kelas XII.
Dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga peminatan
.
2. Kurikulum Kelas XI
a. Kelas XI terdiri atas peminatan MIPA, IPS dan IBB, dan Lintas
Minat yang didasarkan pada pertimbangan salah satu mata
pelajaran yang diambil ketika peserta didik duduk di kelas X,
Pengembangan diri melalui kegiatan ekstra dan BP/BK, serta
Kegiatan Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib bagi semua
peserta didik kelas XI. Jumlah mata pelajaran di kelas X 15 mata
pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, 3 mata
pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 1 mata
pelajaran lintas minat.
b. Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi Kelas XI disajikan
dalam tabel 2 berikut :
42

Tabel 2 :
No Mata Pelajaran XI MIPA
KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Matematika 4
11 Biologi 4
12 Fisika 4
13 Kimia 4

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


14 Bahasa Jerman 4

15 Bimbingan Konseling 1
45
43

No Mata Pelajaran XI IPS


KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Geografi 4
11 Sejarah 4
12 Sosiologi 4
13 Ekonomi 4

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


14 Fisika 4

15 Bimbingan Konseling 1
45
44

No Mata Pelajaran XI BHS


KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
10 Bahasa dan sastra Indonesia 4
11 Bahasa dan sastra Inggris 4
12 Bahasa Jerman 4
13 Antroplogi 4

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


14 Ekonomi 4

15 Bimbingan Konseling 1
45

Kelompok Mata Pelajaran Peminatan


Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di
perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA adalah sebagai
berikut:
45

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Matematika 4 4
2 Biologi 4 4
I
3 Fisika 4 4
4 Kimia 4 4
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1 Geografi 4 4
2 Sejarah 4 4
II
3 Sosiologi 4 4
4 Ekonomi 4 4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Sastra Inggris 4 4
2 Sastra Indonesia 4 4
III
3 Bahasa Jerman 4 4
4 Antropologi 4 4
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per Minggu 68 68
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 44 44

Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat


Proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi kelas XI
dilaksanakan piilihan lintas minat sebagaimana yang diharuskan dalam
kurikulum 2013.
Penentuan mata pelajaran lintas minat didasarkan kepada kecenderungan
pilhan siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta ketersediaan
tenaga pendidik. Dengan melihat kondisi riil yang ada maka pilihan mata
pelajaran lintas minat untuk peserta didik di masing-masing peminatan
dipilihkan dua mata pelajaran dari peminatan lain sebagai dijelaskan
dalam tabel berikut:
Peserta didik yang memilih Peminatan
46

IBB MIPA IPS Ket


Dapat memilih
dua mata
Bahasa
pelajaran Ekonomi Fisika
Jerman
diantara
berikut :

3. Kurikulum Kelas XII


a. Kelas XII terdiri atas peminatan MIPA, IPS dan IBB, dan Lintas
Minat yang didasarkan pada mata pelajaran yang diambil ketika
peserta didik duduk di kelas XI, Pengembangan diri melalui
kegiatan ekstra dan BP/BK. Jumlah mata pelajaran di kelas X 15
mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, 3 mata
pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 1 mata
pelajaran lintas minat serta mata pelajaran BP/BK.
b. Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Kota Sukabumi Kelas XII
disajikan dalam tabel 3 berikut :
47

Tabel 3
No Mata Pelajaran XII MIPA
KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
10 Bahasa Sunda 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Matematika 4
12 Biologi 4
13 Fisika 4
14 Kimia 4
LINTAS MINAT
14 Bahasa Jerman 4

15 Bimbingan Konseling 1
47
48

No Mata Pelajaran XII IPS


KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
10 Bahasa Sunda 2
PEMINATAN)
11 Geografi 4
12 Sejarah 4
13 Sosiologi 4
14 Ekonomi 4
LINTAS MINAT
15 Bahasa dan Sastra Inggris 4
16 Bimbingan Konseling 1
47
49

No Mata Pelajaran XII IBB


KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 4
4 Matematika 4
5 Sejarah Indonesia 2
6 Bahasa Inggris 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2
10 Bahasa Sunda 2

KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Bahasa dan sastra Indonesia 4
12 Bahasa dan sastra Inggris 4
13 Bahasa Jerman 4
14 Antroplogi 4

Mata pelajaran pilihan/Lintas Minat


15 Biologi 4

16 Bimbingan Konseling 1
47

Kelompok Mata Pelajaran Peminatan


Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di
perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
50

Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA adalah sebagai


berikut:

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Matematika 4 4
2 Biologi 4 4
I
3 Fisika 4 4
4 Kimia 4 4
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1 Geografi 4 4
2 Sejarah 4 4
II
3 Sosiologi 4 4
4 Ekonomi 4 4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Sastra Inggris 4 4
2 Sastra Indonesia 4 4
III
3 Bahasa Jerman 4 4
4 Antropologi 4 4
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per Minggu 68 68
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 44 44

Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat


Proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi kelas XII
dilaksanakan piilihan lintas minat sebagaimana yang diharuskan dalam
kurikulum 2013.
Penentuan mata pelajaran lintas minat didasarkan kepada kecenderungan
pilhan siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta ketersediaan
tenaga pendidik. Dengan melihat kondisi riil yang ada maka pilihan mata
pelajaran lintas minat untuk peserta didik di masing-masing peminatan
dipilihkan dua mata pelajaran dari peminatan lain sebagai dijelaskan
dalam tabel berikut:
51

Peserta didik yang memilih Peminatan


IBB MIPA IPS Ket
Dapat memilih
dua mata
pelajaran Biologi Sastra Inggris Bahasa Jerman
diantara
berikut :

Pendalaman Minat

Konsep pelaksanaan pendalaman minat adalah umum mempersiapkan


siswa SMA Kelas XII memasuki perguruan tinggi. Mereka dapat
mengambil mata kuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui
sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pilihan ini perlu sekolah sediakan dengan cara membangun kerjasama
dengan perguruan tinggi terkait. Pendalaman minat mata pelajaran
tertentu dalam peminatan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan
melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di kelas XII.
Kegiatan layanan pendalaman minat akan sekolah coba laksanakan
setelah sekolah mendata minat dan pilihan siswa masuk perguruan tinggi.
Program pelayanan akan sekolah usahakan melalui kerja sama sekolah
dengan perguruan tinggi.

B. Muatan Lokal
Kurikulum muatan adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan
pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik
daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan sekitar
sekolah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Muatan lokal
dapat berupa kurikulum yang memuat materi tentang karakteristik daerah
atau karakteristik satuan pendidikan.
Muatan lokal dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, atau satuan pendidikan. Tujuan
52

penyelenggaraan pembelajaran muatan lokal adalah untuk membentuk


pemahaman atau penguasaan potensi daerah tempat tinggal siswa
sehingga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ruang lingkup kegiatan pembelajaran muatan lokal meliputi:
1. Mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan
spiritual di daerahnya atau satuan pendidikan dan;
2. Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah
atau satuan pendidikan yang berguna bagi diri dan lingkungannya
dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan


pendidikan, yaitu:
1. Kesesuaian dengan tahap perkembangan peserta didik.

2. Keutuhan dalam Pengembangan Semua Kompetensi.

3. Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi


(sikap, pengetahuan, dan keterampilan).
4. Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu.

5. Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan


pengaturan waktunya yang bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi
dan karakteristik satuan pendidikan.
6. Kebermanfaatan.

7. Penetapan muatan lokal yang berorientasi pada upaya pengenalan,


pelestarian dan pengembangan potensi daerah untuk kepentingan
nasional dan menghadap tantangan global.
Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait
dengan seni budaya, prakarya, pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan, bahasa dan/atau teknologi. Jenisnya materi berupa
bahasa daerah, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah,
adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan
53

alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk


pengembangan potensi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal


mengacu pada struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah
dengan memenuhi standar berikut :
1. Kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,

2. Silabus yang memuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan


penilaian otentik, dan
3. Buku teks pelajaran (buku siswa dan buku guru) berbasis aktivitas
dan karya.
4. Perangkat administrasi pembelajaran.

Mekanisme pengembangan muatal lokal pada Kurikulum 2013 di satuan


pendidikan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya daerah
atau satuan pendidikan.
2. Identifikasi kompetensi yang menjadi keunggulan lokal.

3. Perumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar.

4. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap


kompetensi dasar.
5. Penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran
atau menjadi muatan pembelajaran.
6. Penyusunan silabus; dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

7. Penyusunan buku teks pelajaran.


54

Mekanisme pelaksanaan program muatan lokal dilaksanakan dengan


memperhatikan rambu-rambu berikut:
1. Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan sumber daya pendidikan yang tersedia.
2. Setiap satuan pendidikan dapat menambah beban belajar maksimal
2 (dua) jam/minggu untuk muatan lokal yang ditetapkan sebagai
muatan pembelajaran yang berdiri sendiri.
3. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan
beban belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang
menetapkan.
4. Daya dukung minimal yang perlu mendapat perhatian untuk
melaksanakan program muatan lokal adalah:
 Kebijakan Muatan Lokal berupa dasar kebijakan
 Sumber Daya Pendidikan perlu dipenuhi sesuai dengan
kemampuan satuan pendidikan.
 Tenaga Pendidik Tenaga pendidik yang pengampu muatan
lokal, dengan kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga
pendidik sesuai dengan mata pelajaran muatan lokal yang
diampunya.
 Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan muatan lokal yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah harus dipenuhi oleh
pemerintah daerah, sedangkan yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan harus dipenuhi oleh satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis keunggulan daerah Kota Sukabumi maka
jenis muatan yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi
seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel di atas adalah
Bahasa Sunda dan Pendidikan Lingkungan Hidup.
55

C. Pengembangan diri

Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus diasuh oleh


tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap
peserta didik yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.

Khusus di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi, pengembangan diri


meliputi 3 kegiatan yaitu :
1. Penumbuhan Karakter

a) Rasional

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan


bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelectual) dan tubuh anak. Bagian- bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-
anak kita. Demikian dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara. Oleh
karena itu, transformasi pendidikan nasional Indonesia harus
menempatkan karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam
pendidikan nasional berdampingan dengan intelektualitas yang
tercermin dalam kompetensi yang dapat diwujudkan. Dengan
karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang
dihasilkan oleh pendidikan yang baik, berbagai kebutuhan,
tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi. Oleh
karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan
karakter peserta didik sangatlah penting, oleh karenanya
pendidikan harus menempatkan potensi- potensi intelektual dan
karakter peserta didik sebagai tujuan.
Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan abad XXI,
sebagaimana tercantum dalam buku Pembelajaran : “Harta karun di
dalamnya”, menegaskan bahwa pendidikan abad XXI bersandar
56

pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillars of learning),


yaitu : learning to know, learning to do, learning to live together,
dan learning to be serta learning to transform for oneself and
society.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional telah menegaskan bahwa
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b) Lima Nilai Utama

Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk


jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan
PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Kelima nilai utama karakter
bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Religius, Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan
terhadap Tuhan yang Maha Esa, yang diwujudkan dalam
perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang
dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk
agama lain. Nilai karakter religius ini, meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan).
2) Nasionalis; Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
57

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik


bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sub-nilai nasionalis
antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3) Mandiri, Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala
tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Sub-nilai mandiri antara lain etos kerja (kerja
keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong, Nilai karakter gotong royong mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan
pada orang-orang yang membutuhkan. Sub-nilai gotong
royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif, komitmen
atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5) Integritas, Nilai karakter integritas merupakan nilai yang
mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai.

c) Sembilan Prinsip Penumbuhan Karaker


58

Penumbuhan karakter di sekolah dapat dilaksanakan dengan


menerapkan sembilan prinsip sebagai berikut :
1) Nilai-nilai Moral Universal, penumbuhan karakter
berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang
prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari
berbagai macam latar belakang agama, keyakinan,
kepercayaan, sosial, dan budaya.
2) Holistik Gerakan PPK, upaya penumbuhan gerakan
dimaksud dilaksanakan secara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir),
estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan
secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,
berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar
lingkungan pendidikan.
3) Terintegrasi, pelaksanaan di sekolah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan
merangkai berbagai elemen pendidikan dalam satu paket
pembelajaran, dan bukan merupakan program tempelan dan
tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
4) Partisipasi, penumbuhan karakter dilakukan dengan
mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya
sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai suatu
gerakan. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan,
komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait menyepakati
prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangakan, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan
Gerakan.
5) Kearifan Lokal, gerakan penumbuhan karakter dilaksanakan
bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
59

beragam dan majemuk agar pergerakan menjadi kontekstual


dan membumi.
6) Kecakapan Abad XXI, gerakan penumbuhan karakter
merupakan usaha mengembangkan kecakapan-kecakapan
yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad
XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa
internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).
7) Adil dan Inklusif, penumbuhan karak ter dikembangkan dan
dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi,
non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan
(inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
8) Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik, Gerakan
penumbuhan karakter dikembangkan dan dilaksanakan
selaras dengan perkembangan peserta didik baik
perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar
tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal.
9) Terukur, gerakan penumbuhan karakter dikembangkan dan
dilaksanakan agar dapat dinikmati dan diketahui proses dan
hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas
sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang
menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah
sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara
objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-
nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai
oleh sekolah, dan mengerahkan sumber daya yang dapat
disediakan oleh sekolah serta pemangku kepentingan
pendidikan.

d) Struktur Kurikulum
60

Struktur Kurikulum penumbuhan karakter dilaksanakan


melalui tiga cara, yaitu :

1) Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di


dalam struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal
(Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru
menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama
penumbuhan karakter diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing.
Misalnya, mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan
nilai nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada
materi tentang energi.
2) Mengimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan
ekstrakurikuler, satuan pendidik melakukan penguatan
kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan.
3) Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk
dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan
keteladanan warga sekolah. Kegiatan- kegiatan dilakukan di
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan
karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana
dan prasarana di setiap satuan pendidikan. Struktur
pendukung lain yang terdiri atas: (a). Ekosistem dan budaya
sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan
antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai,
lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman, dan
damai. (b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin
keselarasan antara pendidikan di sekolah, lingkungan
keluarga, dan masyarakat.
61

e) Penilaian

Penilaian dilakukan pada tingkat pendidik dan evaluasi


dilakukan pada tingkat satuan pendidikan dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian sikap dan
keterampilan.

2. Pengembangan Literasi

a) Pengertian
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek
huruf/aksara yang di dalamnya, meliputi kemampuan membaca
dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup
melek visual yang artinya "kemampuan untuk mengenali dan
memahami ide-ide yang disampaikan secara visual, melalui :
adegan, video dan gambar (Wikipedia). Dengan demikian melek
membaca dan menulis dapat dikatakan menjadi ruh pada gerakan
literasi di sekolah. Pengembangan lebih lanjut, sekolah wajib
memfasilitasi siswa untuk meningkatkan melek budaya, tata nilai,
lingkungan, maupun peradaban secara luas.
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS (Gerakan Literasi
Sekolah) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau
berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
62

b) Tujuan

Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui


pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

Tujuan Khusus

1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.


2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar
literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan
dan ramah anak, sehingga warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
membaca.

c) Kompetensi Literasi

Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan


komponen literasi informasi, yang terdiri atas : literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual.
Ke-5 komponen literasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi
(perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
63

pengambilan kesimpulan pribadi.


2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy) antara lain, memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi,
memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami
Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah Atas perpustakaan, memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau
mengatasi masalah.
3) Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk
mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media
cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media
digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan
memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti
keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket
dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam
memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman
menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan
dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat
lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena
perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang
baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
5) Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut
antara literasi media dan literasi teknologi, yang
mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak
64

terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital


(perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola
dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan
hiburan yang benar- benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.

d) Model Program Literasi

Berberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut:


65

e) Pentahapan Kegiatan

Kegiatan pengembangan literasi yang dilaksanakan berdasarkan


panduan, merupakan gerakan berkelanjutan yang dikelompokan
dalam tiga tahap, yaitu :giatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru dan diintegrasikan
dalam pembelajaran.
Contoh :
 guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
 guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
 siswa mencari bahan bacaan sendiri.
 guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
 meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e-book,
dan teknologi digital

1) Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap
pembiasaan, di mana sekolah mengagendakan berbagai kegiatan
seperti pada contoh berikut:
 Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku
pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
 Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta
didik dalam agenda khusus presentasi buku.
 Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis,
analitis, kreatif, dan inovatif; seperti lomba menulis risensi
atau menyajikan kritik buku.
 Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara
buku dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
 Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
66

2) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan literasi pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan


pengalaman belajar siswa, baik yang dilakukan dalam proses
pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan pembelajaran ini
bertujuan :
 Mengembangkan kemampuan memahami teks dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk
pribadi pembelajar sepanjang hayat;
 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan

 Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara


kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan
menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.

Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pembelajaran:

 Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran


melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu
diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau
akademik.
 Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik.

 Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam


semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic
organizers).
 Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang
kaya literasi, di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya
pengetahuan dalam mata pelajaran.
 Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek
kelas.

 Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.


67

 Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa


dalam satuan pendidikan dan antarsatuan pendidikan

3) Struktur Program

Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam


pengelolaannya, sekolah menyiapkan program dengan struktur
sebagai berikut:

(1) Model Program Literasi

NO KOMPONEN URAIAN
.
1) Perencanaan
1. Program : Gerakan Literasi
2. Deskripsi Kondisi Nyata :
3. Masalah Utama :
4. Kegiatan (Solusi) :
5. Tujuan :
6. Indikator Pencapaian :
7. Strategi Pelaksanaan :
8. Tim Pelaksana/ Uraian Tugas :

(2) Pelaksanaan

No Komponen Kegiatan Pelaksanaan Tanggal

1. Pelaksana Kegiatan : 1. Rapat pembahasan


dan Jadwal Program tgl.
2. Implementasi Kegiatan
Pembiasan tgl
3. Implementasi
Pembelajaran
4. Evaluasi Kegiatan
68

2. Jurnal Kegiatan Uraian


Diisi dengan catatan dan bukti
fisik kegiatan

(3) Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi pelaksanaan : Pelakasnaan Evaluasi dilakukan


secara berkala dan disampakan ke forum
dewan guru dalam rapat evaluasi program.
2. Evaluasi Pencapaian : Terlampir.

e) Instrumen Evaluasi
Evaluasi kegiatan literasi mencakup keterlaksanaan program dan
keberhasilan program. Indikator pencapaian tujuan yang terukur
menjadi dasar perumusan instrumen. Target program pada tiap
satuan pendidikan mencerminkan karakteristik keunggulan satuan
pendidikan.

Contoh Instrumen:

Keterlaksanaan/

No. Indikator Pencapaian

Ya Tidak

1) Evaluasi Keterlaksanaan

a. Sekolah membaharui bacaan siswa secara


berkala.

b. Sekolah menyediakanakses internet


pendukung pembelajaran

c. Sekolah menyediakan e-book.

d. Guru melaksanakan pembiasaan membaca

e. Guru memberikan peluang membaca di


awal pembelajaran
69

f. Mencapai target seluruh siswa


membiasakan membaca.

g. Guru meningkatkan potensi siswa meng-


gunakan TIK dalam pembelajaran

2) Evaluasi Pencapaian Hasil

h. Siswa merumuskan resume materi yang


dibaca di perpustakaan.

i. Siswa membiasakan membaca sebelum


belajar dilaksanakan.

j. Lima % siswa yang menunjukan kompetensi


yang berkeunggulan, sehingga dapat
berkom- petisi dengan siswa dari sekolah
lain.

Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target


program perlu disiapkan sekolah, saat program disusun atau
sebelum program dilaksanakan.

3. Pengembangan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegaiatan


pengembangan minat dan bakat siswa yang dilaksanakan
diluar PBM. Di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi terdapat beberapa
ekstrakurikuler, selain ekstrakurikuler wajib pramuka, yakni :

- Remaja Masjid Darul Ma’arif (RMDM) SMA Negeri 2 Sukabumi


- Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi kelas X
- Olah Raga, diantaranya : Bulutangkis, Volley Ball, Basket, Sepak
Bola, Futsal, Karate, Tae Kwon Do, dan Pencak Silat
- Kesenian (Seni Rupa Smanda)
- Karya Ilmiah Remaja (KIR)
- PMR/KKR
70

- English Club
- Perpustakaan PUSPA
- Paskibra
- Computer Fans Club

4. Sekolah Adiwiyata

Pada awalnya penyelenggaraan PLH di Indonesia dilakukan


oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun
1975. Pada tahun 1977/1978 rintisan Garis-garis Besar Program
Pengajaran Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar
Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara
Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH)
dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi
negeri dan swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL mulai dikembangkan). Sampai tahun 2010,
jumlah PSL yang menjadi Anggota Badan Koordinasi Pusat Studi
Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 101 PSL.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Departeman Pendidikan Nasional (Ditjen Dikdasmen Depdiknas),
menetapkan bahwa penyampaian mata ajar tentang kependudukan
dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam kurikulum
tahun 1984 dengan memasukan materi kependudukan dan
lingkungan hidup ke dalam semua mata pelajaran pada tingkat
menengah umum dan kejuruan. Tahun 1989/1990 hingga 2007, Ditjen
Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup (PKLH) melaksanakan program Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup; sedangkan Sekolah
Berbudaya Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2003
di 120 sekolah. Sampai dengan berakhirnya tahun 2007, proyek PKLH
telah berhasil mengembangkan SBL di 470 sekolah, 4 Lembaga
71

Penjamin Mutu (LPMP) dan 2 Pusat Pengembangan Penataran Guru


(PPPG).
Prakarsa Pengembangan Lingkungan Hidup juga dilakukan
oleh LSM. Pada tahun 1996/1997 terbentuk Jaringan Pendidikan
Lingkungan yang beranggotakan LSM yang berminat dan menaruh
perhatian terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup. Hingga tahun 2010,
tercatat 150 anggota Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL,
perorangan dan lembaga) yang bergerak dalam pengembangan dan
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan tahun 1998 –
2000 Proyek Swiss Contact berpusat di VEDC (Vocational Education
Development Center) Malang mengembangkan Pendidikan
Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan melalui 6 PPPG
lingkup Kejuruan dengan melakukan pengembangan materi ajar PLH
dan berbagai pelatihan lingkungan hidup bagi guru-guru Sekolah
Menengah Kejuruan termasuk guru SD, SMP, dan SMA.
Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara
Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun
2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005, pada tahun
2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program
pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah melalui program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10
sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan
perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan
Lingkungan Hidup.
Sejak tahun 2006 sampai 2016 yang ikut partisipasi dalam
program Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari 251.415
sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se-Indonesia, diantaranya yang
mendapat Adiwiyata mandiri : 56 sekolah, Adiwiyata: 113 sekolah,
calon Adiwiyata 103 sekolah, atau total yang mendapat penghargaan
Adiwiyata mencapai 272 Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se-
72

Indonesia. Dari keadaan tersebut di atas, sebarannya sebagaian


besar di pulau Jawa, Bali dan ibu kota propinsi lainnya, jumlah/
kuantitas masih sedikit, hal ini dikarenakan pedoman Adiwiyata yang
ada saat ini masih sulit diimplementasikan.
Dilain pihak Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 02 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Adiwiyata, belum dapat menjawab kendala yang dihadapi daerah,
khususnya bagi sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata. Hal
tersebut terutama kendala dalam penyiapan dokumentasi terkait
kebijakan dan pengembangan kurikulum serta, sistem evaluasi
dokumen dan penilaian fisik . Dari kendala tersebut diatas, maka
dianggap perlu untuk dilakukan penyempurnaan Buku Panduan
Pelaksanaan Program Adiwiyata 2012 dan sistem pemberian
penghargaan yang tetap merujuk pada kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud. Oleh
karenanya diharapkan sekolah yang berminat mengikuti program
Adiwiyata tidak merasa terbebani, karena sudah menjadi kewajiban
pihak sekolah memenuhi Standar Pendidikan Nasional sebagaimana
dilengkapi dan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No.19 tahun 2005, yang dijabarkan dalam 8 standar pengelolaan
pendidikan.
Dengan melaksanakan program Adiwiyata akan
menciptakan warga SMA Negeri 2 Sukabumi, khususnya peserta didik
yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan
mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa
terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah.

5. Sekolah Bersinar (Bersih dari Narkoba)


73

Penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di Indonesia


terus menunjukkan kenaikan, ini menggambarkan bahwa remaja,
mahasiswa dan pelajar merupakan target sasaran yang paling
mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba, 
karena hal tersebut diperlukan kerjasama yang sinergis dengan
warga di sekolah dalam membentengi lingkungannya dari ancaman
bahaya penyalahgunaan narkoba. Lingkungan sekolah sebagai
tempat berkumpulnya para pelajar dengan kelompok sebayanya
selama 7-8 jam per hari, merupakan lembaga yang potensial dalam
mempengaruhi dan mewarnai kehidupan pelajar. Dalam kaitannya
dengan penyalahgunaan narkoba, pergaulan dengan kelompok
sebaya di lingkungan tempat bermain dan berkumpul. Di samping itu,
tidak menutup kemungkinan dapat dijadikan sebagai ajang
pertukaran informasi, pembagian, jual beli serta perkenalan terhadap
penyalahgunaan narkoba yang cukup efektif. Oleh karena itu seluruh
warga sekolah dan stakeholders harus saling bahu-membahu dan
terlibat aktif dalam melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan
narkoba secara terus-menerus melalui aksi nyata.
salah satu penyebab meningkatnya penyalahgunaan narkoba di
lingkungan pelajar, antara lain: kurangnya pendidikan dan informasi
tentang bahaya penyalahgunaan narkoba baik di kalangan orang tua
maupun pelajar terutama anak-anak. Banyak orang tua yang tidak
menyadari pengaruh dan bahaya narkoba. Dengan pertimbangan hal
di atas, maka pada tahun pelajaran 2020/2021 SMA Negeri 2
Sukabumi menjadi sekolah Bersinar.
74

6. Sekolah Smart School

Sekolah pintar atau smart school merupakan suatu konsep


sekolah yang berbasis teknologi yang digunakan dalam proses
belajar-mengajar di kelas. Penggunaan teknologi pendidikan
mencakup suatu sistem terintegrasi yang membantu komunitas
pendidikan dalam menjalankan fungsinya masing-masing dengan
tujuan mengembangkan potensi peserta didik. 
Karakteristik dari sekolah yang menganut konsep sekolah
pintar dapat dilihat dari kekayaan budaya dan ilmunya, murid-
muridnya yang terbiasa berpikir kritis dan kreatif, serta terpusat pada
pelajar, yang berarti pelajar harus mampu beroperasi sendiri dan
fleksibel dalam pembelajarannya, contohnya dalam mengakses
informasi, pelajar harus mampu bergerak mandiri dan tidak
bergantung ataupun menunggu guru. Sekolah penganut konsep
smart school berkonteks global, dan didalamnya memanfaatkan
penggunaan teknologi untuk memberi kemudahan dalam pengajaran
dan pembelajaran. Karakteristik lain yang menentukan suksesnya
program smart school (ambil contoh smart school di Malaysia,
karena konsep smart school disana sudah berjalan lancar dan
baik) adalah faktor kepala sekolah yang berkualitas (Puteh dan
Vicziany, 2004).
Fungsi penerapan smart school di sekolah tidak lepas dari
fungsi penggunakaan teknologi di sekolah. Penggunaan teknologi
dalam konsep sekolah pintar dapat terlihat dari beberapa hal. Dari
sisi guru, pengelolaan administrasi lebih mudah dilakukan. Misalnya,
penulisan, penyusunan maupun perencanaan rencana pembelajaran
dapat dibandingkan dengan rencana pembelajaran guru-guru lain
yang tergabung dalam komunitas pendidikan. Memasukan nilai
siswa juga bisa dilakukan secara online dan data tiap guru dapat
disimpan di server sekolah dengan menggunakan jaringan LAN.
75

Teknologi berbasis internet juga dapat digunakan dalam membangun


media komunikasi sekolah. Informasi dan sosialisasi program
sekolah ke pihak orang tua dapat dilakukan lewat website. Begitu
juga dengan agenda online siswa yang dapat diakses melalui multi
platform. Komunikasi antar guru dan siswa juga semakin mudah
dengan adanya sosial media, seperti Facebook, Line dan WhatsApp
yang menghubungkan guru dengan siswa tanpa mengenal waktu
dan tempat. Selain itu manfaat penggunaan teknologi ini juga
bertujuan untuk menghemat pemakaian kertas (paperless),
penyampaian informasi lebih cepat dan lebih mudah didapat,
ketrampilan menggunakan teknologi terasah dan kinerja sekolah dan
individu lebih baik. Pihak sekolah memberikan dukungan dengan
memberikan pelatihan kepada para guru dan siswa untuk dapat
menggunakan tablet dalam mengerjakan administrasi dan tugas-
tugas sekolah.
Tujuan penerapan konsep ini di sekolah dapat dijelaskan
dengan perspektif payung Grant. Perspektif payung Grant dapat
menjelaskan konsep sekolah pintar ini dimana penggunaan software
dan hardware komputer oleh pengguna pribadi membentuk
kelompok individu yang melayani kepentingan masyarakat. Sekolah,
sebagai salah satu institusi sosial, juga terpengaruh oleh
perkembangan teknologi dan informasi. Organisasi ini kemudian
yang membentuk sistem informasi dan komunikasi di masyarakat.
Perspektif ini merupakan sintesis dari Rogers (1986) yang
mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai struktur organisasi dan
kumpulan nilai-nilai masyarakat berbasis perangkat keras di mana
individu saling mengumpulkan, memproses dan menukar
informasi. Sedangkan tujuan utama teknologi dalam pembelajaran
adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi
pembelajaran; dan untuk meningkatkan kinerja. Penggunaan
teknologi berbasis internet dalam bidang pendidikan ini membantu
76

interaksi antara komunitas sekolah, siswa dan guru misalnya


semakin lebih mudah.
Sasaran dari penerapan konsep ini, pada dasarnya, adalah
begini: penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan adalah untuk
membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan
membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber
teknologi yang memadai. 
Penerapan konsep smart school di SMA Negeri 2 Sukabumi
sudah sangat terlihat dan bisa dibilang berjalan cukup lancar, kendati
banyak masalah yang dijumpai, bisa dilihat dari bergantungnya
proses belajar-mengajar SMA Negeri 2 Sukabumi kepada teknologi
dan internet, betapa penerapan konsep smart school di sekolah ini
sudah begitu lekat.
Baik guru maupun murid tidak bisa lepas dari penggunaan
teknologi dan internet. Teknologi yang banyak dijumpai adalah
projektor dan hotspot di tiap kelas serta laptop dan ponsel yang
dimiliki sebagian besar murid. Belum lagi teknologi internet yang
memudahkan komunikasi antar guru dengan siswa maupun orangtua
siswa.
Tetapi SMA Negeri 2 Sukabumi, yang notabenenya adalah
sekolah limpahan, memiliki fasilitas, sarana dan prasarana yang
kurang canggih dan kurang memadai. Contohnya, tidak semua kelas
memiliki projektor, dan bahkan kelas yang memiliki projektor pun
belum tentu mendapat projektor yang bekerja dengan baik.
Kemudian, komputer yang tersedia yang digunakan pada saat
pelaksanaan UNBK tingkat SMA kemarin, nyatanya tidak mencukupi
secara kuantitas. Banyak sekali siswa yang terpaksa membawa
laptop masing-masing dari rumah. Bahkan, jumlah komputer yang
tersedia di SMA Negeri 2 Sukabumi sering kali jarang mencukupi
untuk pembelajaran satu kelas. Belum lagi, tidak semua murid
77

memiliki akses ke teknologi gadget (seperti laptop atau ponsel)


maupun internet.
Salah satu masalah yang dihadapi dari penerapan konsep
modern ini adalah para generasi tua (orangtua ataupun guru)
menolak dengan alasan tidak paham/sulit/tidak mau belajar, belum
semua sekolah difasilitasi koneksi internet atau belum terbiasa
dengan sistem e-learning dan e-assessment adalah contoh
tantangan dalam membangun konsep sekolah pintar ini. Menurut
Marwan & Sweeney, berhasil tidaknya integrasi teknologi pendidikan
dalam kegiatan belajar-mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu perencanaan strategis, rasa memiliki, sumberdaya yang ada
dan pengembangan profesional. Beberapa faktor yang
mempengaruhi individu dalam menyikapi penggunaan teknologi yaitu
keterbukaan terhadap teknologi, sikap guru, pengetahuan dan
ketrampilan, dan waktu dan beban kerja guru. Jika salah satu faktor
ini tidak mendukung atau tidak berjalan dengan baik maka
berpotensi menghambat integrasi pembelajaran. (Abubakar et al.,
2008; Marwan & Sweeney, 2010). Selain itu, berhasil atau tidaknya
implementasi penggunaan teknologi di sekolah juga berhubungan
dengan perencanaan strategis, rasa memiliki, sumberdaya yang ada
dan pengembangan profesional. Sebagai contoh, program smart
school di Malaysia perlu waktu untuk diimplementasikan sehubungan
dengan proses sosialisasi di kalangan birokrasi dan perencanaan
strategis departemen yang bersangkutan (Bajunid, 2008). Adapula
masalah orangtua yang menolak atau tidak mampu memfasilitasi
anak-anaknya, walaupun tidak bisa dipungkiri faktor finansial turut
ambil andil dalam hal ini.
Masalah ini menciptakan jurang kelas baru yang
kebanyakan terjadi pada murid-murid kurang mampu: mereka tidak
mampu menikmati dan mengakses layanan internet. Ditambah
78

sarana dan prasarana dari sekolah tidak selalu dapat diandalkan.


Maka, proses belajar-mengajar pun menjadi terhambat.
Penyebab utama permasalahan dari penerapan konsep
smart school di SMA Negeri 2 Sukabumia dalah faktor finansial.
Entah itu dari sekolah maupun murid. Subsidi dari pemerintah yang
kurang untuk memenuhi kebutuhan dan demand para warga sekolah
pun turut menjadi hambatan. Contohnya, jumlah komputer yang
amat sangat kurang.
Kemudian, dari para murid itu sendiri. Tidak semuanya
mampu mengakses layanan internet dan/atau teknologi yang
terbilang cukup sederhana di era ini. Yang memengaruhi hal ini
adalah faktor finansial, kesenjangan sosial, dan faktor personal
lainnya yang mungkin memengaruhi. Sosialisasi kepada orangtua
mengenai implementasi penerapan konsep ini pun kurang, malah
non-eksisten. Sehingga menjadi syok tersendiri bagi kebanyakan
orangtua.
Akibat yang jelas dari permasalahan-permasalahan diatas
adalah terhambatnya proses belajar-mengajar. Contohnya,
dikarenakan para guru mulai menggunakan aplikasi belajar online,
sedangkan tidak sedikit murid yang tidak dapat mengakses internet,
dan seperti disebutkan sebelumnya bahwa sarana dan prasarana
dari sekolah tidak selalu dapat diandalkan, maka kegiatan belajar-
mengajar menjadi tidak efektif dan efisien, Murid yang tidak
beruntung (tidak mendapat jatah komputer atau akses layanan
internet) terpaksa bekerja lebih keras untuk mengerjakan tugas,
misalnya dengan menumpang ke teman. Mereka pun menjadi telat
mengumpulkan tugas atau malah tidak mengumpulkan tugas sama
sekai, sehingga nilai yang didapat menjadi tidak maksimal.
Namun demikian, walaupun dengan berbagai masalah yang
ada dan akan dihadapi, pada Tahun Pelajaran 2020/2021 ini SMA
79

Negeri 2 Sukabumi akan mencoba menerapkan konsep Sekolah


Smart School.

D. Beban Belajar

1. Di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi, beban belajar menggunakan


sistem Paket. Khusus untuk kelas X, paket tersebut adalah sebagai
berikut:

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIPA)

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3
Kesehatan

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2


80

Kelompok C (Peminatan)

11. Matematika 3 3

12. Biologi 3 3

13. Fisika 3 3

14. Kimia 3 3

Kelompok D (Lintas Minat)


Dua mata pelajaran yang ada di Peminatan
15. 6 6
Ilmu-Ilmu Sosial
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per
18 6
Minggu

Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3
Kesehatan

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2

10. Bahasa Sunda 2 2


81

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
Kelompok C (Peminatan)

11. Geografi 3 3

12. Sejarah 3 3

13. Sosiologi 3 3

14. Ekonomi 3 3

Kelompok D (Lintas Minat)


15. Dua mata pelajaran yang ada di Peminatan
6 6
Matematika dan Ilmu Alam
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per
88 6
Minggu

2. Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan


Mandiri (KM) maksimal 60 % dari waktu kegiatan tatap muka per
minggu mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit.
4. Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
 Kelas X : 45 jam pelajaran;
 Kelas XI : 45 jam pelajaran;
 Kelas XII : 47 jam pelajaran

E. Kriteria Ketuntasan Minimal

Ketuntasan minimal ditentukan oleh masing-masing Guru Mata


Pelajaran dengan berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai
terakhir yang diperoleh peserta didik pada setiap jenjang kelas.
Ketuntasan minimal di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi diserahkan kepada
guru mata pelajaran dan dilaporkan kepada pihak yang terkait.
82

1. Kelas X

Kriteria ketuntasan minimal untuk kelas X di SMA Negeri 2 Kota


Sukabumi mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar, daya
dukung dan karakteristik peserta didik dengan memperhatikan nilai
pada SKHUN, maka untuk tahun pelajaran 2020/2021 diputuskan
bahwa KKM untuk semua mata pelajaran Wajib A, Wajib B,
Peminatan, dan Lintas Minat adalah 75.

KKM kelas X :

X BAHASA X MIPA X IPS


NO MATA PELAJARAN
Pengt Ketr Pengt Ketr Pengt Ketr
1 PAI dan Budi 75 75 75 75 75 75
Pekerti
2 PPKn 75 75 75 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
(Wajib)
4 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75
(Wajib)
5 Matematika (Wajib) 75 75 75 75 75 75
6 Sejarah Indonesia 75 75 75 75 75 75
7 Seni Budaya 75 75 75 75 75 75
8 PJOK 75 75 75 75 75 75
9 Prakarya dan 75 75 75 75 75 75
Kewirausahaan
10 Matematika 75 75
(Peminatan)
11 Fisika 75 75
12 Biologi 75 75 75 75
13 Kimia 75 75 75 75
83

14 Geografi 75 75
15 Ekonomi 75 75 75 75
16 Sosiologi 75 75
17 Sejarah 75 75
(Peminatan)
18 Sastra Indonesia 75 75
(Peminatan)
19 Sastra Inggris 75 75 75 75 75 75
(Peminatan)
20 Antropologi 75 75
21 Bahasa Jerman 75 75 75 75

2. Kelas XI

Kriteria ketuntasan minimal untuk kelas XI di SMA Negeri 2 Kota


Sukabumi mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar,
daya dukung dan karakteristik peserta didik, maka untuk tahun
pelajaran 2020/2021diputuskan bahwa KKM untuk semua mata
pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan, dan Lintas Minat adalah 77.

KKM Kelas XI :

XI BAHASA XI MIPA XI IPS


NO MATA PELAJARAN
Pengt Ketr Pengt Ketr Pengt Ketr
1 PAI dan Budi 77 77 77 77 77 77
Pekerti
2 PPKn 77 77 77 77 77 77
3 Bahasa Indonesia 77 77 77 77 77 77
(Wajib)
4 Bahasa Inggris 77 77 77 77 77 77
(Wajib)
5 Matematika (Wajib) 77 77 77 77 77 77
84

6 Sejarah Indonesia 77 77 77 77 77 77
7 Seni Budaya 77 77 77 77 77 77
8 PJOK 77 77 77 77 77 77
9 Prakarya dan 77 77 77 77 77 77
Kewirausahaan
10 Matematika 77 77
(Peminatan)
11 Fisika 77 77 77 77
12 Biologi 77 77
13 Kimia 77 77
14 Geografi 77 77
15 Ekonomi 77 77 77 77
16 Sosiologi 77 77
17 Sejarah 77 77
(Peminatan)
18 Bahasa Indonesia 77 77
(Peminatan)
19 Bahasa Inggris 77 77
(Peminatan)
20 Antropologi 77 77
21 Bahasa Jerman 77 77 77 77

3. Kelas XII

Kriteria ketuntasan minimal untuk kelas XII di SMA Negeri 2 Kota


Sukabumi mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar,
daya dukung dan karakteristik peserta didik, maka untuk tahun
pelajaran 2020/2021diputuskan bahwa KKM untuk semua mata
pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan, dan Lintas Minat adalah 78.
85

XII BAHASA XII MIPA XII IPS


N MATA
Peng Ketr Ketr Ketr
PELAJARAN Pengt Pengt
t
1 PAI dan Budi 78 78 78 78 78 78
Pekerti
2 PPKn 78 78 78 78 78 78
3 Bahasa Indonesia 78 78 78 78 78 78
(Wajib)
4 Bahasa Inggris 78 78 78 78 78 78
(Wajib)
5 Matematika 78 78 78 78 78 78
(Wajib)
6 Sejarah 78 78 78 78 78 78
Indonesia
7 Seni Budaya 78 78 78 78 78 78
8 PJOK 78 78 78 78 78 78
9 Prakarya dan 78 78 78 78 78 78
Kewirausahaan
10 Matematika 78 78
(Peminatan)
11 Fisika 78 78
12 Biologi 78 78 78 78
13 Kimia 78 78
14 Geografi 78 78
15 Ekonomi 78 78
16 Sosiologi 78 78
17 Sejarah 78 78
(Peminatan)
18 Bahasa Indonesia 78 78
(Peminatan)
19 Bahasa Inggris 78 78 78 78
(Peminatan)
20 Antropologi 78 78
21 Bahasa Jerman 78 78 78 78
86

F. Kenaikan Kelas, Kelulusan dan Mutasi

1. Kenaikan kelas

a) Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.


b) Khusus untuk Kelas X, peserta didik harus mencapai KKM untuk
Kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan sesuai
ketentuan penilaian yang berlaku.
c) Sikap, prilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :

- Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak


melawan tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik
atau non fisik.
- Tidak terlibat tindak kriminal

d) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang


bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih
dari 3 (tiga) mata pelajaran dan memiliki kepribadian yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan jika nilai kompetensi
sikap kurang dari B

2. Kelulusan

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah :

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki


nilai Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) dari
mulai semester 1 kelas X sampai dengan semester 6
kelas XII.
b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian,kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
87

mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kriteria nilai


baik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

- Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia:

80 -100 = Sangat Baik (SB)

70 - 79 = Baik (B)

60 - 69 = Cukup (C)

< 60 = Kurang (D)

Dengan indikator penilaian/pengamatan:

(1) Kerajinan melaksanakan ibadah ;


(2) Kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan ;
(3) Jujur dalam perkataan dan perbuatan ;
(4) Mematuhi aturan sekolah ;
(5) Hormat terhadap pendidik ;
(6) Ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di
tempat lain

-Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian:

80 -100 = Sangat Baik (SB)


70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)

Dengan indikator penilaian/pengamatan:

(1) Menunjukkan kemauan belajar ;


(2) Ulet tidak mudah menyerah ;
(3) Mematuhi aturan sosial ;
88

(4) Tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif ;


(5) Berani bertanya dan menyampaikan pendapat ;
(6) Kerjasama dengan teman dalam hal yang positif ;
(7) Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan
pendidikan.

- Kelompok mata pelajaran estetika:

80 -100 = Sangat Baik (SB)


70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)

Dengan indikator penilaian/pengamatan:

(1) Apreasiasi Seni :


(a)Seni Suara
(b)Seni Lukis
(c) Seni Rupa
(2) Kreasi Seni :
(a)Seni Suara
(b)Seni Lukis
(c) Seni Rupa

- Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga dan


Kesehatan:

80 -100 = Sangat Baik (SB)


70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)

Dengan indikator penilaian/pengamatan:


89

(1) Aktifitas dalam kegiatan Olah raga di satuan


pendidikan ;
(2) Kebiasaan hidup sehat dan bersih
(3) Tidak merokok
(4) Tidak menggunakan Narkoba
(5) Disiplin waktu
(6) Keterampilan melakukan gerak olah raga

c) Lulus Ujian Sekolah

Target kelulusan untuk tahun pelajaran 2020/2021 adalah 100%.


Untuk mencapai kelulusan 100%, maka sekolah menyusun program-
program baik akademik dan non akademik yang terangkum dalam
program pengembangan diri dan ektrakurikuler, program pendidikan
karakter bangsa, dan program peningkatan penampilan, pelayanan
dan prestasi sekolah.

3. Mutasi

a) Mutasi Keluar

Peserta didik SMA Negeri 2 Kota Sukabumi dapat mengajukan


mutasi atau perpindahan ke sekolah lain atas keinginan peserta
didik dan persetujuan orang tua/wali atau sebab lain yang
mengharuskan peserta didik tersebut lebih baik mutasi/pindah ke
sekolah lain dengan persyaratan sebagai berikut :

1) Mengajukan surat permohonan mutasi/pindah sekolah yang


disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 2 Sukabumi,
sebagaimana format terlampir
2) Mengisi dan menandatangani surat pernyataan
mutasi/pindah sekolah, sebagaimana format terlampir
3) Menyampaikan surat kesiapan penerimaan dari sekolah
yang dituju
90

4) Menyelesaikan administrasi pembiayaan yang masih harus


dibayar/tertunggak
5) Sekolah mengeluarkan berbagai surat keterangan yang
diperlukan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh
sekolah yang akan dituju

b) Mutasi Masuk

Peserta didik dari sekolah lain dapat mengajukan mutasi atau


perpindahan ke SMA Negeri 2 Sukabumi atas persetujuan orang
tua/wali peserta didik dengan persyaratan sebagai berikut :

1) Terdapat kekosongan kuota peserta didik sesuai dengan


jurusan atau peminatan di SMA negeri 2 Sukabumi
2) Waktu mutasi awal semester genap untuk kelas X, awal
semester ganjil dan genap untuk kelas XI, dan awal
semester ganjil untuk kelas XII
3) Berasal dari SMA dengan status Negeri atau SMA Swasta
dengan akreditasi A yang dibuktikan dengan foto kopi
Akreditasi Sekolah asal
4) Peserta didik yang bersangkutan dan orang tua peserta didik
bersedia di seleksi dan diwawancara oleh tim Mutasi SMA
Negeri 2 Sukabumi
5) Bersedia mengisi surat pernyataan atau perjanjian tentang
kesediaan mentaati berbagai peraturan di SMA Negeri 2
Sukabumi
6) Dalam hal jumlah pendaftar mutasi lebih banyak daripada
kuota, maka akan dilaksanakan seleksi berdasarkan jarak
tempat tinggal dan nilai akademik siswa
7) Kepala SMA Negeri 2 Sukabumi akan mengeluarkan surat
keterangan penerimaan mutasi peserta didik masuk pada
kelas dan peminatan tertentu
91

8) Menyampaikan persyaratan administrasi seperti :


(a) Surat permohonan mutasi/pindah dari sekolah lain ke
SMA negeri 2 Sukabumi yang ditujukan kepada Kepala
SMA Negeri 2 Sukabumi yang ditandatangani oleh orang
tua/wali peserta dengan format terlampir
(b) Surat pengantar atau surat keterangan mutasi/pindah
dari sekolah asal
(c) Buku Raport lengkap dari sekolah asal
(d) Buku Catatan Pribadi Siswa
(e) Foto copy ijazah SLTP
(f) Foto copy akte kelahiran
(g) Foto copy akte kelahiran
(h) Foto copy kartu keluarga
(i) Pas foto hitam putih 3x4 sebanyak 4 buah dan 4x6
sebanyak 2 buah
(j) Membayar pembiayaan Pendidikan yang berlaku di SMA
Negeri 2 Sukabumi sesuai dengan hasil rapat sekolah
dengan orang tua peserta didik
(k) Surat keterangan telah dikeluarkan dari Dapodik sekolah
asal

G. Peminatan dan Lintas Minat

1. Waktu Peminatan dan Lintas Minat :

a) Penataan peminatan dan lintas minat dilaksanakan pada saat


pendaftaran peserta didik baru melalui test penempatan, nilai
SKHUN, tes psikotes dan minat peserta didik.
b) Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar
maksimal 36 orang;
92

c) Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di semester 1


kelas X.

Berdasarkan hasil analisis pendidik, tenaga kependidikan, dan


sarana-prasarana yang tersedia di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi,
ditentukan peminatan yang dilaksanakan yaitu, Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB)
dengan jumlah masing-masing rombongan belajar yaitu 5 (empat)
untuk MIPA dan 6 untuk IPS dan 1 kelas IBB. Lintas minat untuk
sementara ditetapkan 2 mata pelajaran dari luar kelompok
peminatan peserta didik (lihat struktur kurikulum) melalui
pertimbangan SDM/tenaga pendidik yang ada.

2. Penentuan Peminatan Kelas X

a) Pengolahan nilai raport, dan SKHUN: Untuk peminatan MIPA


yang diutamakan adalah nilai mata pelajarana Matematika,
IPA, dan Bahasa Indonesia, dan untuk peminatan IPS
diutamakan nilai mata pelajaran Matematika, IPS, dan Bahasa
Indonesia.

b) Pertimbangan minat melalui kemauan peserta didik yang


disetujui oleh orang tua (pernyataan tertulis)

c) Hasil Psikotest

H. Pendidikan Kecakapan Hidup

1. Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup

Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses


pembelajaran dapat dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat
dilakukan karena pembekalan kecakapan hidup merupakan pesan
93

Pendidikan atau “hidden curriculum” yang keberhasilannya sangat


tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi pesannya.

Untuk seluruh peserta didik, secara Umum prinsip implemetasi


konsep kecakapan hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan praktis dengan fokus;

a) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada


prinsip learning to think, learning to do, learning to be, learning to
live together

b) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible


learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).

c) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,

d) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan


penguasaan personal skill, social skill, academic skill, dan
vocasional skill.

e) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara


belajar peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek
bukan obyek.

f) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.

g) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi


proses belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.

2. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran.

Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi


kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik yang mencakup
94

domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dirancang


melalui penggunaan variasi metode mengajar, antara lain:

a) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan


meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar
sesamapeserta didik, menghargai kelebihan dan kekurangan
masing-masing anggota tim, kemampuan bekerja dalam tim, dan
lain-lain.

b) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan


memecahkan persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik.
Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada peserta didik agar
peserta didik lebih peka untuk mengidentifikasi dan menganalisa
permasalahan yang terjadi.

c) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan


peserta didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan
sebab akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada,
berfikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung dengan
landasan teori yang telah ditanamkam atau diberikan melalui
ceramah/tanya jawab. Peserta didik diberi keleluasaan untuk
melakukan percobaan yang berbeda antar yang satu dengan yang
lainnya. Melaui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik dan
berfikir peserta didik terlatih dan berkembang sesuai potensi
peserta didik.

d) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi


didepan kelas. Metode ini digunakan untuk mengasah
kemampuan peserta didik dalam menuangkan pokok-pokok
pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus
mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta didik
berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan,
95

mengeluarkan ide-ide atau gagasan, mendengarkan dan


menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola
emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan
orang lain.

e) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan


berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat
orang, tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional
dalam diskusi, dan menghargai adanya perbedaan sudut
pandang.

I. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, serta


Pendidikan Karakter

SMA Negeri 2 Kota Sukabumi mengintegrasikan PBKL dalam mata


pelajaran yang relevan dengan terlebih dahulu menganalisis potensi
keunggulan lokal dan kesiapan sekolah. Integrasi PBKL dilakukan pada
mata pelajaran Seni Budaya, ekstrakurikuler pencak silat dan angklung.

Untuk Pendidikan karakter bangsa di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi


diintegrasikan pada semua mata pelajaran dengan nilai-nilai karakter yang
relevan dengan masing-masing mata pelajaran tersebut, serta
menerapkan keteladan yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah.
96

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari
libur. Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu
kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagi berikut:

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari
untuk melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), yaitu mulai
tanggal 13 sampai dengan 15 Juli 2020.

Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai


pada hari Senin tanggal 13 Juli 2020.

B. Waktu Belajar

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran


menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran
sebagai berikut:

HARI WAKTU BELAJAR


Senin 07.00 – 15.45
Selasa 07.00 – 15.45
Rabu 07.00 – 15.45
Kamis 07.00 – 15.45
Jum’at 07.00 – 14.30
97

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif


belajar sebagai berikut:

Minggu Minggu
Jumlah
Bulan Efektif kelas Efektif kelas Keterangan
Minggu
X dan XI XII
Libur Akhir Tahun
Pelajaran, pelaksanaan
Juli 2020 4 2 2
MOPD, dan Libur Idul
Adha
Agustus 2020 5 3 3
Pekan ulangan
September 2020 4 4 4
berbasis android
Oktober 2020 5 5 5
November 2020 4 4 4
Penilaian Akhir
Semester, Pengisian e-
Desember 2020 4 0 0
raport dan Libur Akhir
Semester
Januari 2021 5 4 4 Libur Akhir Semester
Pebruari 2021 4 4 4
Perkiraan Ujian
Maret 2021 4 3 3
Sekolah
April 2021 4 3 1 Perkiraan AKM
Mei 2021 5 5 0
Penilaian Akhir Tahun
Juni 2021 4 0 0 dan Libur Akhir
Semester
Jumlah 52 37 30

C. Libur Sekolah

Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah
pusat, provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di
sekolah.

Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:

1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama


dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan
hari libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap
jenjang dan jenis Pendidikan.

Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:


98

· Libur Semester 1: 19 Desember 2020 – 2 Januari 2021


· Libur Semester 2: 19 Juni 2021 – 12 Juli 2021

Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:

· Tahun Baru
· Idul Fitri dan Cuti Bersama
· Idul Adha
· Tahun Baru Imlek
· Tahun Baru Hijriah
· Hari Raya Nyepi
· Maulid Nabi Muhammad saw.
· Tahun Baru Imlek
· Wafat Isa Al masih
· Hari Raya Waisak
· Kenaikan Isa Al Masih
· Hari Kemerdekaan RI
· Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
· Hari Raya Natal
99

D. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2020/2021 adalah sebagaimana


tertera pada tabel berikut ini.

RENCANA KEGIATAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2020/2021

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.

1 Penerimaan Peserta didik Baru Tahap 1 8 - 12 Juni 2020

2 Daftar Ulang Peserta Didik Baru Tahap 1 23 - 24 Juni 2020

3 Penerimaan Peserta didik Baru Tahap 2 25 Juni – 1 Juli 2020

4 Daftar Ulang Peserta Didik Baru Tahap 1 9 - 10 Juli 2020

5 Pembuatan jadwal pembelajaran 7– 10 Juli 2020

6 Pembagian Kelas X 10 Juli 2020

7 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


13 – 15 Juli 2020
(MPLS)

8 Rapat Pleno Komite (OT Peserta didik


20 Juli 2020
baru)

9 Rapat Persiapan KBM Semester I 6 - 8 Juli 2020

10 Hari pertama tahun pelajaran 2020/2021 13 Juli 2020

11 Menyusun program penilaian, remedial,


Minggu ke 2 Juli 2020
dan pengayaan

12 Rapat Kordinasi Wali Peserta Didik Setiap hari Jum’at Minggu 1 X 1 Bulan
Kedua

11 Rapat Kordinasi Pembina OSIS Setiap hari Senin Minggu 1 X 1 Bulan


Pertama

12 Rapat Koordinasi Kepala Sekolah, Staf & Setiap hari Jum'at Minggu 1 X 1 Bulan
wakil Keempat

13 Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2020 Upacara


100

14 Remedial/Pengayaan Setiap hari efektif belajar Di luar jam PBM

15 Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa


September 2020
(LDKS)

16 Pemilihan Ketua OSIS Periode


September 2020
2021/2022

17 Pembagian e-raport semester 1 19 Desember 2020

20 Des. 2020 – 2 Januari


18 Libur Semester 1
2021

19 Hari pertama semester 2 3 Januari 2021

20 Ujian Praktik Maret 2021

21 Ujian Sekolah Kelas Maret 2021

22 Perkiraan AKM April 2021

23 Rapat Kelulusan Mei 2021

24 Pelepasan Peserta Didik kelas XII Mei 2021

Rapat Kenaikan Kelas + Evaluasi Tahun


25 Juni 2021
Pelajaran 2020/2021

26 Pembagian e-raport semester 2 26 Juni 2020


101

BAB V

PENUTUP

Demikianlah revisi dan pengembangan Kurikulum SMA Negeri 2 Kota


Sukabumi Tahun Pelajaran 2020/2021 telah selesai Kami laksanakan,
dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini dapat
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMA Negeri 2 Kota
Sukabumi dan di Indonesia pada umumnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMA


Negeri 2 Kota Sukabumi ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan kami berdo’a semoga Allah swt. membalas amal baik
Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang
kita lakukan senantiasa mendapatkan ridlo-Nya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai