Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM DI RUANG ASTER RS. DR. ISMOYO KENDARI

OLEH:

UKIANI
N202101148

CI LAHAN CI
INSTITUSI

(…………..) (……………..)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XII


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDAKA WALUYA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi
kira-kira sampai usia kehamilan sampai 20 minggu. Ketika umur kehamilan
14 minggu (Trimester pertama), Mual dan muntah yang di alami ibubegitu
hebat. Semua yang dimakan dan diminum ibu dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari (Hutahean, 2013).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan
trimester 1, kurang lebih dari 6minggusetelah haid terakhir selama 10
minggu. Sekitar 60% - 80% Multigravida mengalami mual muntah, namun
gejala ini lebih berat hanya pada 1 diantara 1000 kehamilan (Mitayani,2019).
B. Etiologi
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
buktibahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatobik pada ota, jantung, hati, dan
suasana saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zzat-zat lain akibat
inanisi. Menurut ( Khayati,2013) terdapat beberapa faktor prediposisi dan
faktor lain, yaitu :
a. Faktor prediposis : Primigravida, overdestensi Rahim (hidramnion,
kehamilan ganda, esterogen dan HCG tinggi mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolic akibat hamil, resitensi yang menurun dari oihak ibu
dan alergi
c. Faktor Psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggu ng jawab ibu dan kehilangan pekerjaannya.
Selain itu menurut ( Jususf CE, 2016) riwayat gestari juga dapat
mempengaruhi penyebab hyperemesis, dimana ibuhamil yang mengalami
mual muntah sekitar 60%-80% pada (primigravida) 40%-60% pada
(multigravida).
C. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunya aseton- asetik, asam
hidroksi butyrin dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang
diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga
cairan eksraseluler dan plasma berkurang. Natrium khlorida air kemih turun.
Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah
berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah-muntah lebih banyak,
dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan lambung( sindroma Mallory
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrolintestinal. Pada umumnya robekan
ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai di perlukan
transfuse atau tambahkan operatif (wiknjosastro, 2007)
D. Manifestasi Klinis
Batas jenis mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, sebaiknya ini di anggap sebagai hipermesis gravidarum.
Hyperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapt di bagi dalam 3
tingkat:
a. Tingkat I : masih terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita. Ibu merasa lemah nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100
kali/menit dan tekanan darah sistolo turun, turgor kulit mengurang, lidah
mongering dan mata cekung
b. Tingkat II : Penderita tampak lebih kemah dan apatid, turgor kulit
mengurang, lidah mongering dan Nampak kotor, nadi kering dan cepat,
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit eikterik. Berat badan menurun
dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan. Karna
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula di temukan dalam kencing.
c. Tingkat III : Keadaan umum lebih parah, Muntah berhenti, keadaan
makin menurun hingga mendapat somollen atau koma,terdapat
ensefalopati wernice yang ditandai dengan : Nistagmus, diplopia,
gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan nadi kecil,tekanan
darah menurun, dan temperature meningkat, gastrolintestinal ditandai
dengan ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi
dengan bau yang makin tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan temasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus
menunjukan adanaya payah hati (wiknjosatro, 2017).
E. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hyperemesis
grafidarum dengan cara:
a. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fsiologik
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang- kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan
c. Menganjurkan mengubah makanan sehari- hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan the hangat
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
f. Makanan jangan di sajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
g. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, di
anjurkan makanan yang banyak mengandung gula (winkjosastro, 2007)
F. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan :
1. Obat- obatan : sedative : Phenobarbital. Vitamin : vitamin Ba dan B6
atau B- Kompleks.anti histamine : Dramamin avomin, anti emetic
(padakeadaan lebih berat ): dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine. (penanganan hyperemesis gravidarum yang lebih berat
perlu di kelola di rumah sakit)
2. Isolasi penderita di sendirikan dalam kamar yang tenang,tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik,catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita sampai
penderita berhenti muntah dan penderitamau makan. Tidak diberikan
makanan atau minuman dan selama 24 jam. kadang-kadang dengan
isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan
3. Terapi psikologis, perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karna kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
4. Cairan perenteral, cairan yang cukup elektrolit, karbihidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis )2-3 liter/hari), dapat
ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komleks, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena. Bila 24
jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dan diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan peneganan
diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik
5. Menghentikan kehamilan, bila keadaan memburuk dilakukan
pemeriksaan medic dan psikiatrik, menifestasi komplikasi organis adalah
delirium, ikterus, anuria dan dan perdarahan dalam keadaan demikian
perlu pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandungan
6. Diet
Menurut Runiari (2010) tiga macam diet pada hyperemesis gravidarum
yaitu
a. Diet hyperemesis I
Diet ini di berikan pada hyperemesis tingkat II. Makanan hanya
terdiri dari roti kering,singkong bakar, atau rebus, dan buah-
buahan. Cairan tidak diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2
jam setelahnya. Karrena pada diet ini zat gizi yang terkandung di
dalamnya kurang. Pada tidak diberikan pada waktu lama
b. Diet hyperemesis II
Diet ini di berikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.
Diet diberikan secara bertahap dan di mulai dengan memberikan
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak di
berikan bersamaan dengan makanan. Pemelihan bahan makanan
yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energy. Jenis makananyang rendah kandungan gizinya,
kecuali vitamin A dan B
c. Diet Hiperemesis III
Diet ini di berikan pada pasien dengan hyperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai keamampuan klien, dan minuman
boleh di berikan bersamaan dengan makanan . makanan pada diet
ini mencukupi kebutuhan energy dan semua zat gizi
G. komplikasi
komplikasi yang mungkin terjadi menurut lockhart ( 2014) adalah sebagai
berikut :
1. penurunan berat badan yang cukup banyak
2. starvasi dengan ketosis dan ketonuria
3. dehidrasidengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit (hypokalemia)
4. gangguan keseimbangan asam basa
5. kerusakan retina, saraf, dan renal
DAFTAR PUSTAKA

Lochart, Anita. 2014. Kebidanan patologi.tanggerang: binarupa aksara publisher

Runiari, Nengah, 2010. Asuhan keperawatan pada klien dengan hyperemesis


gravidarum. Jakarta :salemba medika.

Wiknjosastro, H. (2007), Ilmu Kebidanan Ed.3 cetakan ke-(, YBP- Sp, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai