Anda di halaman 1dari 6
ISSN 1412-8837 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERUSAHATANI SAYURAN DI DESA SUMBER URIP KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG M. Zulkamain Yuliarso ‘)Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Faperta UNIB Abstract This research aimed to study the correlated factors to decision making on vegetables farming system at Selupu Rejang sub-district. This research employed dascrative and rank speraman correlation to analyzed the data. Thes results show that production cost, harvest failure, accessibility fo production factors, labour, output price and market those are affected the farmer decision making. Farming patern was dominanced by monoculture such cauliflower, carrot, etc. Others are mixed farming system between thase ones. Strong correlated factors to decision making in chosing prime and side commodity, the utiization of inut of predutico, Key words : Decision making, vegetables, farming system PENDAHULUAN Petani masa depan adalah petani yang progres, berorientasi ke pasar dan mempunyai kemampuan untuk menyiasati berbagai Kendala yang ada dalam usaha untuk meningkatkan Pendapatan usahatani mereka. Sehingga mampu menunjukkan ciri sebagai petani berkualitas yang mempunyai pemikiran rasional dan_mampu menerapkan teknologi secara efisien dalam usahatani yang dilakukan, sehingga dapat mendukung pembangunan pertanian yang berlandaskan pada keterpaduan sistem usahatani, peranfzatan sumberdaya lokal secara ‘optimal dengan penggunaan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan dan berpihak kepada petani ( Departemen Pertanian, 2002). Permasalahan yang selalu berulang pada tingkat petani adalah Kesultan dalam berproduksi, yang disebabkan antara lain oleh kegiatan usahatani yang kurang berorientasi pasar dan ketidekmampuan peteni untuk mengolah lahan secara kontinyu. Petani sudah seharusnya mengetahui informasi mengenai perkembangan harga pasar yang memungkinkan mereka untuk melakukan pengambilan keputusan dalam berproduksi sehingga petani tidak menghadapi resiko Kerugian dalam kegiatan usahatani yang dilakukan. ‘Secara garis besar mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu dari sekian banyak altemati, Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka utnuk memecahian masalah, dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai (Supranto, 1998) Pengemtilan Keputusan Dalam Usafatani Sayur of Kocamatan Solupu Rejang (MZukamanY) 4 ISSN 1412-8837 Siagian (1989) mengemukekan pengamiblan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistomatis terhadap hakekat suatu masala, pengumpulan datadata dan fifa, penentuan yang matang dari ateratit yang dihadapl dan’ mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepal. . Rakimat (200'), mengemukakan bahwa setiap keputusan yang diambil akan disusul leh keputusan-keputusan lainnya yang saling berkaitan. Keputusan yang diambil pada umuraya memilik cif-cid: 1) keputusen merupakan hesilberikr,hasilusaha intelektual, 2) keputusan selalu melbatken pihan dari berbagal altemalif, dan Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata. Karena pengambilan keputusan yang ekan diakukan oleh petani nantinya memberikan dampek yang akan membawa keuntungan atau Kerugian maka dalam proses pengambilan keputusan petani harus dapat beri secara tepat sesuei dengan pengalaman dan informasi yang dateng pada mereka, Pengambilan keputusan petani dalam berproduksi yang diihat dalam peneliian ini adalah penetapan jenis Komoditi ulema, penetapan jenis komodit sampingan, penagunaan pupuk dan pestisida, ketribatan anggota Keluarga dalam produksi usahatan, penetapan sistem pemasaran, Pengambilan keputusan ini sangat berhubungan erat dengan faktor alam, faktor dari di petani endl dan faklor dari lua dt petani,dimana fektor- faltor ini akan termujud dalam sikap_petani untuk memutuskan dan melakukan sesuatu dalam uszhatani mereka sebagai suatu Kesaluan Kognisi yang mempunyai valensi dan akhimya berntegrasi ke dalam pola yang lebih Iues (Newcomb, 1878) yang Kemudian sikap ini ken menjadi tindakan yang lebih terbuka yang sering disebut sebagai tingkah laku (Mart, 1981) Peneltian ini imaksudkan untuk mempelajrfaktor-faor apa saja yang berhubungan dengan pengambizn keputusan petani dalam beruschatani sayuran METODOLOG! PENELITIAN Penelitian ini dlaksanakan di Oesa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong pada September 2005. Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang petani yang diambil dengan menggunakan metode simple random sampling. Analisis data ‘menggunakan anaiisis deskrptf dan korelasi Rank Spearman. 2 AGRISEP Vol. 4 No.1 Maret 2008: 6 Issn 1412-8837 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan Keputusan Petani dalam Usahatani Sayuran Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh petani dalam mengelota usahatani mereka akan sangat berdampak pada hasil yang akan mereka peroleh , baik dari segi jumiah produk ataupun pendapatan mereka. Faktor yang berperan penting dalam pengambilan keputusan ini adalah pengetahuan dan motivasi yang apabila berintegrasi dalam pola yang lebih luas dapat menjadi sikap (Newcomb dalam Marat, 1981) dimana hal ini sangat tergantung dari faktor-faktor personal yang membentuknya. Dalam melakukan pengambilan keputusan dalam berusahatani sayuran, petani akan cenderung menggunakan pengetahuan yang mereka miliki, pengetahuan ini sangat berkaitan erat dengan informasi yang diterima oleh mereka berdasarkan pengalaman yang mereka miliki ataupun pengalaman orang lain. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pumaningsih (1999) yang menunjukkan bahwa orang-orang terdekat dengan petani seperti orang tua, kerabat, dan sesama petani merupakan sumberinformasi yang paling banyak membantu dalam keputusan berproduksi dan memasarkan. Dalam hal ini informasi yang diberikan oleh sumber informasi tersebut dapat dipercaya atau tidak. ‘Selain informasi, pengataman terhadap kegiatan usahatani sayuran yang dikelola pada musim tana sebelumnya juga menjadi faktor yang dipertimbangankan, seperti a) biaya produksi, b) kegagalan panen, c) Ketersediaan dan kemudahaan memperoleh input produksi, d) ketersediaan tenaga kerja, e) harga yang diterima, serta f) peluang pasar dari komoditi yang dihasikan, Faktorfaktor ini juga yang menurut Pakpahan dalam Purnaningsin (2004) yang mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan untuk mengusahakan satu jenis Komodit tertentu. Kesesuaian iklim dan kesuburan tanah, menjadi faktor yang ikut dipertimbangan oleh petani untuk menentukan pola tanam dalam kegiatan mereka, Pola tanam yang dominan dilskukan di desa ini adalah, monokuttur ko, saw, daun bawang, wort! serta tumpang sari atau kombinasi dari beberapa jenis tanaman ini ‘Pengambilan Keputusan Dalam Usahatani Sayur di Kecamatan Selupu Rejang (W2ukamainy) 3 ISSN 1412-8837 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengambilan Keputusan dalam Usahatani ‘Sayuran ‘Secara ringkas, faktorfaktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan petani ssayuran dalam penentuan jenis Komodit, penetapan jenis komoditi pendamping, penggunaan input usahatani, dan penetapan cara pemasaran disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uj Korelasi Rank Spearman anal Penentuan denis Pe"sH2OINIS— Penggunaan input Penetapan cara komoditi Utama produksi usahatani Pemasaran Pendamping Pendidikan oat) 0.383 (") O48) 0.234 Pengalaman *) i Usahatani 0.378 (") 0.364 (") 0.384 (*) 0.198 Motivasi Usahatani 0.374 (") 0.423 (*) 0.362 (*) 0.265 Pendapatan musim : tanam terakhir 0.521 (*) 0.430 (") 0.484 (*) 0.047 Kekosmopolitan 0.328 (1) 0.383 (*) 0.365 (*) 0.233 Dati Tabel 1. dapat dithat banwa variabel pendidikan, pengalaman usahatani, motivasi usahatani, Pendapatan musim tanam terakhir dan kekosmopolitan behubungan dengan Pengambiten keputusan untuk penentuan jenis Komoditi utama, penentuan jenis komodit pendamping, dan penggunaan input produksi. Pendidikan petani umumnya mempengaruhi cara dan pola pikir petani dalam mengelola usahatani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bak tingkat pendidikan petani maka ia akan semakin efisien bekerja dan semakin banyak mengetahui cara-cara atau tehnik berusahatani yang lebih baik dan menguntungkan, Tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh tethadap kemampuan dalam mengadopsi inovasi, dan semakin tinggi tingkat pendidikan formal petani semakin rasional dalam pola pir dan daya ‘abstrak dalam pengambilan keputusan usahatani (Rogers, 1967) Pengalaman berusahatani berkaitan dengan kemampuan petani untuk belajar dari musim tanam-musim tanam sebelumnya. Padmowihardjo (2002) mengemukakan bahwa pengataman bak yang menyenangkan atau tidak akan berpengaruh terhadap proses belajar seseorang. Keberhasiian yang dialami dalam proses belgjar akan membuat petani akan mengulengi dan cenderung memperbaiki apa-apa yang Kurang dalam Kegiatan produkst sebelumnya. Pengalaman usaha tani ini secara tidak langsung berpengaruh pada proses pengambilan keputusan, sehingga petani yang memilki pengalaman berusahatani lebih lama cenderung akan menjadi lebih selektif dalam proses pengambilan keputusan (Mardikanto, 1993). Y__ AGRISEP Vol. 4 No.1 Maret 2006: 1-6 ISSN 1412-8837 Motivasi dapat menjelaskan alasan seseorang melakukan suatu tindakan, karena ‘motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu guna ‘mencapai tujuan yang diinginkan (Padmowihardjo, 2002). Motivasi petani yang paling utama berkaitan dengan pengambilan keputusan usahatari mereka adalah peningkatan pendapatan seperti yang diungkap oleh Soekartawi dalam Purwaningsin et al. (2004). Dengan demikian, petani akan berusaha untuk menanam tanaman yang menurut mereka sangat berilai ekonomis dengan menggunakan biaya produksi yang dapat ditekan seminimal mungkin. Motivasi berusahatani akan membuat petani mencari informasi-informasi mengenai hal-hal baru, inovasi- inovasi baru yang akan dipergunakan untuk memeperbaiki hal-hal yang diresakan perlu untuk diperbahanui, termasuk usahtani mereka, Pendapatan musim tanam terakhir berhubungan dengan penggunaan input usahatani, termasuk di dalamnya adalah jenis Komodii yang akan ditanam, hal ini tidak terlepas dari ketersediaan modal untuk kegiatan usahatani, Pada umumnya dikalangan petani, modal saat ii diperoleh dengan jalan menyisinkan sebagian hasil pertanian musim yang lalu, meskipun tidak ‘menutup kemungkinan modal juga dapat diperoleh dari pinjaman pada pihak lain. Ketersediaan modal bagi petani berhubungan erat dengan tingkat Keberhasilan pengelolaan usahatani Keberhasilan usahatani tidak terlepas dari bagaimana petani dapat mengambil keputusan- keputusan penting dalam usahatani mereka, Kekosmopolitan adalah tingket hubungan petani dengan dunia iuar di luar sistem sosialnya senditi (Mardikanto, 1993). Bagi masyarakat yang kosmopolt, keputusan adopsi inovasi dapat berlangsung lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat yang lebih lokalit Semakin terbukanya petani terhadap berbagai sumber informasi, baik dari media, pedagang, penyuluh ataupun teman di lain desa, akan semakin beragam pula informasi yang diterima sehingga mereka akan dapat lebih mudah memutuskan pola usahatani mana yang harus dilakukan dan menguntungkan, Pengambilan keputusan terhadap jenis dan cara pemasaran tidak berhubungan dengan variabel manapun juga, karena secara turun temurun di desa ini pola pemasaran komoditi yang dihasikan lebih banyak memanfaatkan keberadaan pedagang pengumpul yang ada. Dapat dikatekan bahwa pemilihan tempat memasarkan hasil lebih ditentukan oleh fektor diuar dit mereka sendir, faktor seperti Kemudahan pasar dan harga yang relatif sama menjadi alasan mereka untuk memanfaatkan pedagang pengumpul yang ada ditengah mereka, ang (WzukemanY) 5 ISSN 1412-8837 KESIMPULAN 4. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pengambitan Keputusan untuk pengelolaan uschatani sayuran adalah a) biaya produksi, b) Kegagalan panen, c) ketersediaan dan Kemudahaan memperoieh input produksi, d) ketersediaan tenaga kerja, ¢) harga yang diterima, sertaf) peluang pasar dari Komodit yang dihasikan, Pola tanam yang dominan dizkukan di desa ini adalah, monokutur Kol, sawi, daun bawang, worte! serta tumpang sar atau kombinasi dari beberapa jenis tanaman in. 2. Pendidikan, pengalaman usahatani, motivasi usahatani, pendapatan musim tanam terakhir bethubungan dengan pengambilan keputusan terhadap penentuan jenis Komodi ‘utara, penentuan jenis tanaman pendamping, dan penggunaan input produksi DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian, 2002 Kebijaksanaan Nasional Penyelenggaran Penyulufian Pertanian. Marat, 1981. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia Jakarta, Mardikanto, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta Padmowihardjo, S. 2002 Prinsip-Prinsip Penyulunan Pembangunan. Universitas Terbuka. Jakarta. Pumaningsin, N. ef al. 2004, Faklor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pengambilan ‘Keputusan Petani dalam Kegiatan Agribisnis. Mimbar Sosek 17 (1)- April 2004. Rakhmat, D. 2001. Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Rogers, Ewerett M., 1988, Komunikasi dan Pembangunan: Meudamya Model Dominan dalam Komunikasi dan Pembangunan : Perspekstf Kris. Diedit oleh Ewerett M. Rogers . LP3ES. Jakarta. ‘agian 1989. Pokok-pokok Pembangunan Masyarakat Desa. IKAPI. Bandung ‘Supranto, 1998. Tehnik Pengambilan Keputusan. PT Rineka Cipta, Jakarta 5 AGRISEP Vo. 4 No.1 Maret 2006: 6

Anda mungkin juga menyukai