Anda di halaman 1dari 12

SISTEM HUKUM

TUGAS PENGANTAR ILMU HUKUM

3 NOVEMBER 2022

Dosen Pengampu: Dr. Holyness N Singadimedja, S.H., M.H.

HEDVA ANGEL REBECCA ATALYA SINAGA (110110220262)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2022
❖ Definisi

Sistem hukum memiliki berbagai pengertian menurut para ahli:

a) R. Abdoel Jamali: Setiap satu kesatuan yang merupakan keseluruhan aturan, terdiri dari
bagian-bagian. Satu sama lain yang berkaitan dan tidak dapat dilepas-lepas, disusun
secara teratur dengan tatanan tertentu.
b) Handri Raharjo: Sistem hukum adalah sebuah tatanan hukum yang terdiri dari beberapa
sub sistem hukum yang memiliki fungsi yang berbeda-beda dengan lain.
c) Prof. Mr. Soediman Kartohadiprodjo: Suatu susunan atau tatanan yang teratur, juga
suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain,
dan tersusun menurut suatu rencana dengan pola hasil dari suatu penulisan untuk
mencapai suatu tujuan.

Kita dapat menyimpulkan bahwa sistem hukum merupakan susunan atau tatanan
hukum yang terdiri dari subsistem hukum yang saling berkaitan dan tidak dapat
dilepas-lepas, memiliki fungsi yang berbeda, dan diciptakan demi mencapai suatu
tujuan.

❖ Pembagian Sistem Hukum

Dalam implementasi sistem hukum, Indonesia menganut 4 sistem hukum. Akan tetapi,
jika dilihat lebih komprehensif, masih ada berbagai sistem hukum yang
diimplementasikan dalam belahan dunia lain. Berikut merupakan sistem hukum utama
yang berlaku di berbagai belahan dunia:

a) Eropa Kontinental (Civil Law System)

Sistem hukum Eropa Kontinental berasal dari kodifikasi hukum yang ditetapkan pada
masa Kaisar Justinianus pada abad ke-VI sebelum masehi. Kompilasi kaidah hukum dari
masa pemerintahan sebelum Kaisar Justinianus bernama “Corpus Juris Civilis” dijadikan
dasar perumusan dan kodifikasi hukum dalam berbagai negara di Benua Eropa, Amerika
Latin, dan Asia.
Dasar sistem hukum Eropa Kontinental merupakan suatu prinsip dimana hukum
memiliki kekuatan mengikat, karena tertera dalam peraturan-peraturan dalam bentuk
perundang-undangan yang disusun secara sistematis dalam kodifikasi tertentu. Tujuan
dari sistem hukum Eropa Kontinental merupakan “kepastian hukum” yang diatur dalam
hukum tertulis.

Dalam sistem hukum Eropa Kontinental, hakim hanya memiliki kekuasaan untuk
menetapkan dan menafsirkan hukum dalam batas-batas wewenangnya.” Selain itu,
keputusan hakim hanyalah bersifat mengikat para pihak yang bersangkutan saja (doktrins
Res Ajudicata). Hal ini memiliki arti bahwa kekuasaan hakim sangatlah terbatas. Sumber
hukum dari Eropa Kontinental pastinya berasal dari “undang-undang”. Undang-undang
diciptakan oleh pihak legislatif berdasarkan peraturan-peraturan dari hukum administrasi
negara dan kebiasaan masyarakat.

Penggolongan hukum Eropa Kontinental dibagi menjadi dua, yaitu hukum publik dan
hukum privat. Hukum publik merupakan hukum yang mengatur kekuasaan negara serta
hubungannya dengan masyarakat. Bagian dari hukum publik adalah Hukum Tata Negara,
Hukum Administrasi Negara, dan Hukum Pidana. Sedangkan hukum privat merupakan
hukum yang mengatur hubungan antarindividu dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Hukum Sipil dan Hukum Dagang merupakan bagian dari hukum privat.

b) Anglo Saxon (Common Law System)

Sistem hukum yang memiliki nama lain sebagai “Anglo Amerika” atau “Unwritten
Law”merupakan hukum yang berkembang di Inggris pada abad ke-XI. Walaupun disebut
sebagai “Unwritten Law”, sistem hukum ini juga memiliki sumber hukum yang tertulis.

Sumber hukum dalam sistem hukum Anglo Saxon merupakan “putusan


hakim/pengadilan” (judicial decisions). Keputusan hakim dibentuk menjadi kaidah yang
mengikat secara hukum demi mencapai kepastian hukum. Kebiasaan dan peraturan
tertulis diakui, akan tetapi masih berlandaskan keputusan hakim. Dalam sistem hukum
Anglo Saxon, hakim memiliki peran yang lebih luas dalam menciptakan prinsip hukum
baru yang akan menjadi acuan bagi hakim-hakim lainnya.

Sistem hukum Anglo Saxon menganut doktrin bernama “the doctrine of precedent/Stare
Decisis”. Seorang hakim harus mendasarkan keputusannya berdasarkan prinsip hukum
yang sudah diputuskan oleh hakim-hakim sebelumnya. Jika suatu hukum sudah tidak
sesuai lagi dengan zamannya, hakim dapat menetapkan suatu keputusan baru berdasarkan
nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan akal sehat.

Hukum privat dan publik merupakan hal yang masih digunakan dalam sistem hukum
Anglo Saxon. Akan tetapi, hukum privat Anglo Saxon memiliki fokus terhadap hukum
privat dalam kaidah-kaidah hak milik (law of property), hukum mengenai orang (law of
persons), hukum perjanjian (law of contract), serta perbuatan melawan hukum (law of
torts) yang berasal dari peraturan tertulis, keputusan hakim, dan hukum kebiasaan.
Dimana hukum privat Eropa Kontinental berfokus kepada hukum perdata dan hukum
dagang.

c) Sistem Hukum Islam

Hukum Islam merupakan sistem hukum yang berlandaskan pada kitab suci agama Islam
dan ajaran sunnah Nabi Muhammad berupa al-Quran dan al-Hadits.

Berdasarkan sunnah, hukum Islam adalah hukum yang statis dan tidak mungkin
dilakukan amandemen seperti pada sistem hukum lainnya. Namun, perubahan dalam
hukum Islam bisa dilakukan dengan metode penafsiran berdasarkan pada keilmuan dalam
tradisi hukum Islam, seperti melalui fikih, ushul fikih, ulumul hadis melalui metode
ijtihad yang telah ditentukan ulama dan ahli fikih.

d) Sistem Hukum Adat

Istilah dari sistem hukum adat merupakan “adatrecht” yang pertama kali dikemukakan
oleh Snouck Hurgronje. Sistem hukum adat berasal dari peraturan-peraturan hukum yang
tidak tertulis dan bertumbuh serta dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Sistem hukum adat bersifat tradisional dan mengacu kepada kehendak
suci nenek moyang sebagai tolak ukur. Peraturan-peraturan dalam hukum adat terus
berganti dan tergantung dengan keadaan hidup suatu masyarakat penganutnya.

Berdasarkan sumber hukum, sistem hukum adat dapat dibagi menjadi tiga kelompok.
Pertama adalah hukum adat tata negara yang mengatur tentang susunan ketertiban rakyat,
lingkungan alat-alat perlengkapan, pejabat serta jabatannya. Kedua adalah hukum adat
mengenai warga yang mengandung unsur hukum pertalian sanak, hukum tanah, dan
hukum perhutangan. Ketiga adalah hukum pidana yang mengatur mengenai reaksi
masyarakat mengenai suatu pelanggaran. Pelaksana dari sistem hukum ini merupakan
pengemuka adat yang dianggap paling kompeten dalam menjalankan dan melindungi
peraturan agar dipatuhi oleh masyarakatnya.

e) Sistem Hukum Sosialis

Sistem hukum sosialis merupakan sebuah sistem hukum yang memiliki dasar hukum
ideologi komunis. Sistem ini bersifat sosialis, yakni meletakkan pondasi pada ideologi
negara komunis dengan pemerintahan menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat
demi mencapai keadilan sosial yang merata, serta menumbuhkan semangat pada
minimalisasi hak-hak pribadi.

Sistem hukum sosialis menitikberatkan keterlibatan negara dalam peran sebagai pengatur
dan pendistribusi hak serta kewajiban warga negaranya. Sistem hukum ini meleburkan
kepentingan pribadi dalam kepentingan bersama.

f) Sistem Hukum Sub-Sahara (African Law System)

African law system merupakan sistem hukum yang berfokus kepada komunitas. Segala
hal yang berkaitan dengan solidaritas sosial dan kepentingan kolektif dari suatu
komunitas menjadi aturan hukum yang disepakati bersama untuk dijalankan, serta
dipatuhi bersama.

Semua warga negara terikat dengan aturan komunitas mereka masing-masing.


Negara-negara yang menganut sistem hukum ini memiliki aturan adat (customary rules)
yang berposisi sangat kuat dan hampir semua isi hukumnya adalah kodifikasi dari
aturan-aturan adat.

g) Sistem Hukum Asia Timur Jauh (Far East Law)

Sistem hukum Asia Timur merupakan sistem hukum yang menekankan harmoni dan
tatanan sosial. Sistem ini bertujuan untuk memperkuat harmoni dan tatanan sosial, serta
tidak menyukai hadirnya konflik secara terbuka. Hal ini dikarenakan konflik terbuka
cenderung mendorong lahirnya disintegrasi dan memecah tatanan sosial. Dalam sistem
hukum ini, masyarakat menghindari proses litigasi hukum dan lebih memilih
menyelesaikan konflik melalui media non-hukum seperti konsiliasi dan mediasi.

❖ Perbedaan Sistem Hukum

Setiap sistem hukum yang berbeda memiliki karakteristiknya sendiri. Berikut merupakan
perbedaan dari sistem-sistem hukum tersebut:

Tujuan sistem hukum:

Nama Sistem Hukum Tujuan Sistem Hukum

Kepastian hukum yang diatur dari peraturan-peraturan


Eropa Kontinental tertulis.
(Civil Law System)

Kepastian hukum yang diatur dari keputusan hakim.


Anglo Saxon
(Common Law
System)

Menyusun ketertiban, keamanan, serta keselamatan umat


Sistem Hukum Islam manusia.
Ketertiban hukum dengan penghormatan besar bagi
Sistem Hukum Adat kehendak suci nenek moyang.

Mencapai keadilan yang merata bagi seluruh rakyatnya.


Sistem Hukum Sosialis

Mempertahankan solidaritas sosial dan kepentingan kolektif


Sistem Hukum dari suatu komunitas.
Sub-Sahara (African
Law System)

Memperkuat harmoni dan tatanan sosial, serta tidak


Sistem Hukum Asia mencegah hadirnya konflik secara terbuka.
Timur Jauh (Far East
Law)

Pengatur kekuasaan hukum:

Nama Sistem Hukum Pengatur kekuasaan hukum

Pihak-pihak legislatif, eksekutif, dan yudikatif atas dasar


Eropa Kontinental undang-undang.
(Civil Law System)

Hakim-hakim
Anglo Saxon
(Common Law
System)

Pemerintah yang berasal dari kehendak Tuhan.


Sistem Hukum Islam
Pengemuka adat.
Sistem Hukum Adat

Pemimpin Pemerintahan.
Sistem Hukum Sosialis

Ketua komunitas.
Sistem Hukum
Sub-Sahara (African
Law System)

Pemimpin Pemerintahan.
Sistem Hukum Asia
Timur Jauh (Far East
Law)

Keunikan sistem hukum:

Nama Sistem Hukum Keunikan sistem hukum

Peraturan berasal dari perundang-undangan yang


Eropa Kontinental dikodifikasikan.
(Civil Law System)

Hakim mengikuti the doctrine of precedent.


Anglo Saxon
(Common Law
System)

Hukum berdasarkan ajaran Islam.


Sistem Hukum Islam
Hukum berdasarkan kehendak nenek moyang.
Sistem Hukum Adat

Pemerintahan mengatur segala aspek kehidupan masyarakat.


Sistem Hukum Sosialis

Aturan dibuat untuk menjaga solidaritas komunitas secara


Sistem Hukum tidak tertulis.
Sub-Sahara (African
Law System)

Sistem hukum ini ingin meminimalisir penggunaan proses


Sistem Hukum Asia hukum dalam penyelesaian permasalahan.
Timur Jauh (Far East
Law)

❖ Kekuatan Mengikat

Hukum memiliki suatu sifat mengikat. Sifat ini bertujuan untuk mengatur tingkah laku
manusia agar lingkungan masyarakat adil dan tertib. Sistem hukum memiliki kekuatan
mengikat yang diwujudkan melalui bentuk-bentuk yang berbeda. Berikut merupakan
sumber kekuatan mengikat sistem-sistem hukum di dunia.

❖ Eropa Kontinental (Civil Law System): Sistem hukum ini dapat memiliki kekuatan
mengikat dikarenakan sudah diwujudkan dalam undang-undang dan disusun secara
sistematik dalam suatu kodifikasi atau kompilasi tertentu. Hukum ini bersifat mengikat
dan mengatur bagi masyarakat dalam wilayah yang menganut sistem hukum Eropa
Kontinental.
❖ Anglo Saxon (Common Law System): Sistem hukum ini dapat memiliki kekuatan
mengikat dikarenakan keputusan-keputusan hakim demi mewujudkan kepastian hukum
dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk menjadi bersifat mengikat
umum. Hukum ini bersifat mengikat bagi masyarakat dalam wilayah yang menganut
sistem hukum Anglo Saxon.
❖ Sistem Hukum Islam: Sistem hukum ini dapat memiliki kekuatan mengikat dikarenakan
peraturan perundang-undangan yang dibuat dan tidak bertentangan dengan pengajaran
dan keyakinan Islam. Hukum ini bersifat mengikat dan mengatur bagi masyarakat dalam
wilayah yang menganut sistem Hukum Islam.
❖ Sistem Hukum Adat: Sistem hukum ini dapat memiliki kekuatan mengikat dikarenakan
peraturan-peraturan tersebut dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum masyarakat
dan mengacu kepada nenek moyang sebagai tolak ukur. Hukum ini bersifat mengikat dan
mengatur bagi masyarakat dalam wilayah yang menganut sistem Hukum Adat.
❖ Sistem Hukum Sosialis: Sistem hukum ini dapat memiliki kekuatan mengikat
dikarenakan segala peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah diciptakan atas dasar
kepentingan bersama dan pemerataan keadilan. Hukum ini bersifat mengikat dan
mengatur bagi masyarakat dalam wilayah yang menganut sistem Hukum Sosialis.
❖ Sistem Hukum Sub-Sahara (African Law System): Sistem hukum ini dapat memiliki
kekuatan mengikat dikarenakan peraturan yang ditetapkan oleh kepentingan komunitas
penganutnya. Hukum ini bersifat mengikat dan mengatur bagi masyarakat dalam wilayah
yang menganut sistem Hukum Sub-Sahara.
❖ Sistem Hukum Asia Timur Jauh (Far East Law): Sistem hukum ini dapat memiliki
kekuatan mengikat dikarenakan persetujuan masyarakat untuk menghindari proses litigasi
hukum dan memilih penyelesaian konflik melalui media non-hukum. Hukum ini bersifat
mengikat dan mengatur bagi masyarakat dalam wilayah yang menganut sistem Hukum
Asia Timur Jauh.

❖ Negara-Negara Penganut

Sistem hukum yang dianut oleh negara-negara di dunia pastinya berbeda-beda. Berikut
adalah contoh-contoh negara yang menganut suatu sistem hukum tertentu.

❖ Eropa Kontinental (Civil Law System): Prancis, Jerman, Italia, Swiss, Austria, Amerika
Latin, Turki, Afrika Utara, Madagaskar, Indonesia*.
❖ Anglo Saxon (Common Law System): Inggris, India, Austria, Kanada, Fiji.
❖ Sistem Hukum Islam: Arab Saudi, Qatar, Indonesia*.
❖ Sistem Hukum Adat: Indonesia*
❖ Sistem Hukum Sosialis: Bulgaria, Yugoslavia, Kuba, negara bekas jajahan Uni Soviet.
❖ Sistem Hukum Sub-Sahara (African Law System): Negara-negara di Afrika.
❖ Sistem Hukum Asia Timur Jauh (Far East Law): Jepang, Malta, Filipina, Sri Lanka,
Swaziland.

(*) Note: Walaupun Indonesia menganut lebih dari satu sistem hukum, sistem hukum utama yang
dianut Indonesia adalah Eropa Kontinental. Sistem hukum lainnya diimplementasikan hanya di
sebagian kecil wilayah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

● Kemenkeu, “Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,


https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-manado/baca-artikel/13628/Arbitrase-Dan
-Alternatif-Penyelesaian-Sengketa.html, diakses tanggal 3 November 2022.
● Hukum Online, “Sistem Hukum di Dunia”,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/sistem-hukum-di-dunia-lt630c8940aa8b6#_f
tn16 , diakses tanggal 3 November 2022.
● Gramedia, “Sistem Hukum”,
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-hukum/#Pengertian_Sistem_Hukum
● Unja, “Tanggapan terhadap Sistem Hukum di Indonesia.”
https://www.unja.ac.id/tanggapan-terhadap-sistem-hukum-di-indonesia/#:~:text=Pe
ngertian%20Sistem%20Hukum%20Menurut%20pendapat%20Subekti%20merup
akan%20suatu%20susunan%20atau,tersebut%20untuk%20mencapai%20suatu%
20tujuan. , diakses tanggal 3 November 2022.
● Hukum Online, “Eksistensi dan Penerapan Hukum Islam dalam Hukum Positif di
Indonesia”,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/eksistensi-dan-penerapan-hukum-islam-dal
am-hukum-positif-di-indonesia-lt6009164ba452d , diakses tanggal 3 November
2022.
● Hukum Online, “Civil Law dan Common Law, Temukan Bedanya”,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/icivil-law-i-dan-icommon-law-i-temukan-be
danya-di-sini-lt58f8174750e97 , diakses tanggal 3 November 2022.
● R. Abdoel Jamali, “Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi”

Anda mungkin juga menyukai