Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ARTHRITIS (GOUT) ASAM

URAT

1. DEFINISI ARTHRITIS GOUT


Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan
kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan
terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme
purin. Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan
Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan
metabolisme purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana
terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau
akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout
adalah penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium
urate dalam sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada
Sendi.

2. ETIOLOGI
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout
sekunder. Gout primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam
urat dan penurunan ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin,
makanan dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum
tulang,polisitemia), kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi
asam urat dan mencetusnya serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap
pembentukan Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari
penyebabnya, penyakit ini termasuk golongan kelainan metabolic. Kelainan
iKelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat yaitu hiperurisemia
pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b.Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia.
2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;
a  Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli
distal ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan,
jerohan, udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri)
4. Penyakit kulit (psoriasis)
5. Kadar trigliserida yang tinggi
6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak)
yang meninggi.
 Factor predisposisi
1. Usia
2. Genetik
 Factor prespitasi :
1. Obesitas
2. Obat-obatan
3. Alkohol
4. Stress emosional
3.   KLASIFIKASI
1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari.
Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau
kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan
pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat
hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi
purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau
penurunan dan peningkatan asam urat.
2.      Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu
tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang
hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2
tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia
pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali
dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada
aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang
tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan
pembentukan tofi.
3.      Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap
ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang
disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti
kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini
kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang
menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras
dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa
terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar
sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan
massa kristal yang menyerupai kapur.
 Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat
berlebihan, penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a. Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat
parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b. Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih
lazim hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak
akan meningkat sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila
ada faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti
nefpropati karena keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat
diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.

4. MANIFESTASI KLINIK
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah
khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam,
disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak
enak badan dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri
hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak
(akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan
gout menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
klasik dan didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu
tempat (biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar
sendi tersebut menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai
demam. Nyerinya, yang dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam
24 jam.

5. KOMPLIKASI
a. Penyakit ginjal
b. Batu ginjal (endapan kristal)
c. Hipertensi

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi
dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg%
dan pada wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat
peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui
apakah kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk
memantau hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya
juga diminta pada pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu.
Penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut
dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan
kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap
rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan yang signifikan
mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka
leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.
2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
3. Urine specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi
dan asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam
urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan
gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet
selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi
yang mengalami inflamasi akut atau maternal aspirasi dari sebuah tofi
menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitive
gout..
5. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan
hiperusemia dan penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu
asam urat.

7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan
1) Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk.
Hindari makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan
sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan
(banyak minum).
2) Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid,
diuretic, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam
urat dari ginjal.
3)  Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
4) Tirah baring Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24
jam setelah serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila
terlalu cepat bergerak.
b. Penatalaksanaan medik
Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
1) Kolkisin
Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau
muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan
menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri,
mual, atau diare hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg,
maksimal 8 mg.
2) OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-
50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari).
Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan
riwayat alergi terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
3) Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat
efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar,
dapat diberikan secara intravena (metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral
(prednisone 40-60 mg/hari).
4) Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena
dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan
memperberat hiperurisemia.
ASUHAN KEPERAWATAN ARTHTRITIS GOUT

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani
masalah klien sehingga dapat memberi arah terhadap
a. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :
1) Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan
darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2) Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah
sendi yang mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang
lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.
a) Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah
peradangan.
b) Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien
bersifat menusuk.
c) Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan
nyeri terjadi di sendi yang mengalami masalah.
d) Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada
rentang skala pengukuran 0-4.
e) Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari.
3) Riwayat penyakit sekarang
a. Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum
mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut
berkembang.penting di tanyakan berapa lama pemakaian obat
analgesic, alopurinol
4) Riwayat penyakit dahulu
a. Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah
adakah klien pernah dirawqat dengan masalah yang sama.kaji adanya
pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat diuretic.
5) Riwayat penyakit keluarga
a. Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang
sama dengan klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik.
Ada produksi /sekresi asam urat yang berlebihan yang tidak di ketahui
penyebabnya.
6) Riwayat psikososial
a. Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
penyakit klien dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat
meliputi adanya kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat
kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi
nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan
akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan
asam urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm keluarga
akibat adanya nyri dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon
terhadap konsep diri yang maldaptif.

2. Pengkajian Berdasarkan Pola


a. Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Keluhan utama nyeri pada pada sendi
2) Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau
mengurangi serangan.
3) Riwayat penyakit Gout pada keluarga
4) Obat utntuk mengatasi adanya gejala
b. Pola nutrisi dan metabolic
1) Peningkatan berat badan
2) Peningkatan suhu tubuh
3) Diet
c. Pola aktifitas dan Latihan
1) Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
d. Pola presepsi dan konsep diri
1) Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
2) Presepsi diri dalam melakukan mobilitas
3. Pemeriksaaan fisik
a) B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan.
1) Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
2) Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
3) Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya
di dapat suara ronki atau mengi.
b) B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan
keringat dingin,dan pusing karena nyeri.
c) B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias
1) kepala dan wajah : ada sianosis
2) mata : sclera biasanya tidak ikterik
3) leher : biasanya JVP dalam batas normal
d) B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada
keluhan pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami
komplikasi ke gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang
akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
e) B5 (bawel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan,
tetapi perlu dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu
perlu di kaji frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien
biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan,
terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f) : pada pengkajian ini ditemukan
1) Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi
sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyrin biasaya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan
tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan
gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan
temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
2) feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
3) Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

3. INTERVENSI
1. DP : Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik
HYD : Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.
 Intervensi : Kaji nyeri pasien menggunakan metode PQRST
Rasional : Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan
keefektifan intervensi
 Intervensi : Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : Untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan
mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh
 Intervensi : Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi,
seperti pemijatan, mengatur posisi, dan teknik relaksasi.
Rasional : Membantu pasien mwmfokuskan pada subjek pengurangan
nyeri
 Intervensi : Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya
menggunakan sepatu yang sempit dan terantuk benda yang keras
Rasional : Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri
 Intervensi : Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi
Rasional : untuk mengurangi nyeri yang adekuat

2. DP : Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan


kontraktur
HYD : Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
 Intervensi : Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika
memungkinkan
Rasional : Tindakan ini mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot
 Intervensi : Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada
pasien tirah baring
Rasional : Tindakan ini mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi
tekanan
 Intervensi : Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas
Rasional : untuk mandeteksi perkembangan klien
 Intervensi : Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Rasional : kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan
latihan fisik
 Intervensi : Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM
Rasional : Untuk membantu persiapan pemulangan pasien

3. DP : Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi


HYD : pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang
diajarkan.
 Intervensi :Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang
diberikan
Rasional : Mengetahui respond an kemampuan kognitif pasien dalam
menerima informasi
 Intervensi : Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat,
dosis, tujuan dan efek samping
Rasional : Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran
pasien terhadap pengobatan yang teratur
 Intervensi : Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin
dibutuhkan
Rasional : mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan
memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam
aktivitas yang dibutuhkan
 Intervensi : Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.
Rasional : memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari
terjadinya serangan berulang
 Intervensi : Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat
Rasional : meningkatkan penyembuhan.

4. DISCHARGE PLANNING
Selama dirawat di Rumah Sakit, pasien sudah dipersiapkan untuk
perawatan dirumah. Beberapa informasi penyuluhan pendidikan yang harus sudah
dipersiapkan/diberikan pada keluarga pasien ini adalah:
a. Pengertian dari penyakit Arthritis gout.
b. Penjelasan tentang penyebab penyakit.
c. Memanifestasi klinik yang dapat ditanggulangi/diketahui oleh keluarga.
d. Penjelasan tentang penatalaksanaan yang dapat keluarga lakukan.
e. Klien dan keluarga dapat pergi ke Rumah Sakit/Puskesmas terdekat apabila ada
gejala yang memberatkan penyakitnya.
f. Keluarga harus mendorong/memberikan dukungan pada pasien dalam menaati
program pemulihan kesehatan.
g. Anjurkan pasien untuk diet rendah purin
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya endapan


kristal-kristal monosodium urate dalam sendi yang akan berdampak terjadinya
inflamasi dan nyeri pada sendi. Adapun faktor predisposisi yaitu gen dan usia,
faktor presipitasi yaitu obat-obatan, stres dll.
Penyakit Arthirtis gout dapat disembuhkan bila penanganannya cepat
dan tepat. Anjurkan pasien diet rendah purin.
DAFTAR PUSTAKA
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan
kedua. Jakarta : Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan
kelima. Jakarta : Yarsif Watampone.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN ASAM URAT/ GOUT

Disusun untuk Memenuhi Tugas KMB Muskuloskeletal

Dosen Pembimbing : Bapak Bakori, SKp.

Anggota Kelompok 1 :
1. Agnes Yun S. (16002) 7. Lestari (16033)
2. Ari Y. P. (16006) 8. Praditya D.R. (16043)
3. Athaya Zain P. (16007) 9. Putri M.D. (16044)
4. Bethy Y.N.P. (16012) 10. Sholekha C.G.R.(16052)
5. Dwi R. (16018) 11. Tania Losanti (16055)
6. Fitria N. (16025) 12. Tiara R. (16056)

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA


WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2017

Anda mungkin juga menyukai