SKRIPSI
SRI HANDAYANI
10531206513
“Jika allah sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin maka dri itu jangan lupa untuk
selalu bersyukur atas nikmat yang allah berikan,jika kesulitan kita hilang itu bukan karena kita
hebat atau karena kita memiliki apalagi semata mata kekuatan kita sendiri.Allah yang kasih
kemudahan karena adanya doa dari orang tua,dari orang-orang terdekat,dari doa dan usaha kita
sendiri juga.”
Kupersembahkan karya tulis sederhana ini untuk keluarga ku, Terkhususnya Untuk kedua orang
tua tercinta yang senantiasa membimbing, mengarahkan serta memenuhi segala kebutuhan materi
Tiada kata yang indah selain ucapan rasa syukur dan TERIMAKASIH untuk kalian
vii
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Demikian pernyataan ini saya buat saya bersedia menerima sanksi apa bila pernyataan
ini tidak benar.
Sri Handayani
iv
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Sri Handayani
Diketahui Oleh :
Ketua JurusanTeknologi Pendidikan
Andi Adam,S.Pd.,M.Pd.
NBM : 972614
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.Adapun
tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Banyak pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis dalam
mengerjakan skripsi ini.Tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan yang didapatkan
namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerja keras dan kemauan yang
disertai berdoa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi
ini dapat di selesaikan dengan baik.
ix
prodi Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
penulis.
Penulis sadar bahwa Skripsi yang disusun dengan segala kekurangan dan
keterbatasan kemampuan penulis ini didalamnya masih terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan baik dari segi penulisan maupun penyusunan kata-katanya.Oleh karena
itu,saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan semoga jeripayah kita bernilai ibadah disisi Allah Swt, Amin.
Penulis
x
ABSTRAK
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 1
A. Simpulan ........................................................................................ 76
B. Saran.............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
Daftar Table
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi
yang bermutu di sekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada
pencapaian standar akademis yang di harapkan dalam perkembangan diri yang sehat
dan optimal.
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembankan
dirinya,masyarakat bangsa dan negara.Tidak ada suatu negara maju memiliki mutu
1
2
memusatkan sistem politiknya dalam bidang pendidikan yatu dengan cara menekan
maupun dalam berbangsa dan bernegara yang sedang membangun banyak di tentukan oleh
kemajuan pendidikan.Kualitas manusia yang di hasilkan oleh pendidikan merupakan andalan bagi
tercapainya tujuan pendidikan nasional.Dari hal ini jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari
dapat dipecahkan di sekolah.Ada pun permasalahan lain yang dihadapi oleh sebagian
siswa antara lain masalah penyesuaian terhadap lingkungan kelas yang dalam hal ini
yang menjadi masalah utama adalah yang berhubungan dengan prestasi belajar.
Hal ini merupakan tantangan bagi guru pembimbing sekolah untuk turut bertanggung jawab dalam
adalah salah satu tenaga pendidik yang bertugas seperti apa yang
dikemukakan oleh Bimo Walgito (1993:28) bahwa tugas guru pembimbing adalah
3
mencakup segala aspek dalam memberikan bantuan terhadap anak didik.Bantuan yang lebih
spesifik dan merupakan salah satu jenis layanan bimbingan di sekolah.Dalam rangka
mendapat perhatian untuk segera di tangani dan di atasi.Diantara nya adalah menyangkut
hendaknyaberusaha menelaah sifat serta sikap siswanya terhadap diri mereka,karena siswa juga
memiliki sikap dan persepsi yang berbeda pula.Bimbingan yang di maksudkan untuk membantu
siswa memperoleh kematangan diri dalam memperoleh pengetahuan sikap dan ketrampilan yang
membuat siswa mencapai prestasi yang optimal.dengan demikian bimbingan adalah upaya untuk
di masa depan yang menuntut adanya reformasi program pendidikan dengan tuntutan dunia
kerja,maka layanan bimbingan merupakan layanan yang membantu siswa mengenal bakat,minat dan
kemampuannya serta memilih dan menyusaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk
merencanakan karir.secara konseptual bimbningan sangat esensial bagi kemajuan perkembangan dan
prestasi belajar siswa walaupun dalam kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bimbingan belum
berjalan efektif.Hal ini terlihat berdasarkan pengamatan penulis di mana pihak-pihak lainmenganggap
bimbingan kurang bermanfaat,bahkan terkadang dituding tidak memberikan kontribusi yang berarti
terhadap kemajuan prestasi belajar siswa.Untuk itu perlu adanya pembentukan presepsi yang
positifterhadap bimbingan agar dalam pelaksanaan bimbingan yang lebih berdaya guna.
4
kegiatan utama secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang
instruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa/ bimbingan dan konseling
(Sunaryo, dalam Yusuf dan Juntika, 2010: 4). Salah satu aspek yang harus
Menurut Yusuf dan Juntika (2010: 83) “Bimbingan dan konseling merupakan
suatu proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang ahli (konselor) kepada
spiritual) sehingga mampu menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif, dan
mampu mencapai kehidupan yang bermakna (produktif dan kontributif), baik dirinya
Melihat realita yang ada sekarang dengan membandingkan konsep pendidikan yang
bermutu dan tujuan bimbingan dan konseling, sangat jauh berbeda dengan apa yang
bimbingan dan konseling di pandang hanya untuk siswa yang bermasalah saja, dan
Permasalahan yang dialami oleh peserta didik di sekolah seringkali tidak dapat
dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Halangan ini terlebih lagi
5
sekolah. Dalam kaitan ini, permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Di
siswa yang mempunyai masalah, sebagai pendisiplin sekolah ataupun polisi sekolah,
pada umumnya siswa hanya berhubungan dengan guru bimbingan dan konseling
ketika mereka diundang oleh guru bimbingan dan konseling karena mendapat teguran
atau hukuman karena melakukan pelanggaran. Disamping itu kinerja guru bimbingan
dan konseling memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan materi yang
tidak bervariasi dan hanya dilakukan dengan metode ceramah sehingga membentuk
persepsi siswa yang kurang tepat terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
dan konseling,maka pada kondisi awal ini peneliti meminta pendapat beberapa guru
secara penuh sedangkan menurut guru AB berpendapat hampir sama dengan guru WY
6
bahwa bimbingan konseling perlu di tingkatkan agar siswa dapat tempat pemecahan
berinisal AF menyatakan bahwa dia tidak begitu memahami mengenai bimbingan dan
konseling di sebabkan tidak adanya penjelasan awal mengenai fungsi guru bimbingan
menakutkan karena perannya sebagai guru yang memberi hukuman kepda siswa yang
lanjut tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui
B. Identifikasi Masalah
1 Ada sebagian siswa yang belum memahami tujuan dan fungsi bimbingan
konsling seutuhnya.
C. Rumusan Masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut :”Apakah siswa berpersepsi baik terhadap layanan
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
pendidikan.
2 Manfaat Praktis
konselingb.
A. Kajian Pustaka
1. Persepsi
a. Pengertian
seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luasialah pandangan atau penegrtian,
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrateddalam diri indivdu.
Menurut Moskowitz dan Orgel (dalam Walgito, 2010: 100) “Persepsi merupakan
proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya”.
9
10
yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu
persepsi orang akan mengaitkan dengan objek” (dalam Walgito, 2010: 100). Davidoff
(dalam Walgito: 2010, 100) “Dengan persepsi individu akan menyadari tentang
pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah
jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna
informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, motivasi, dan
memori”.
integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif
dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan
maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda
antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual” (dalam
suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi
dimilikinya.
dapat datang dari luar individu yang dapatmempersepsi, tetapi juga datang dari dalam
Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.Disamping itu
juhga ada syaraf sensoris sebagai alat untukmeneruskan stimulus yang diterima
reseptor kepusat susuanansyaraf, yaitu otak sebagai pusat krsadaran. Sebagai alat
3) Perhatian
c. Proses Persepsi
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorangmerupakan fungsi dari
cara memandang. Oleh karena itu untukmengubah tingkah laku seseorang harus
utama yaitu
sederhana.
d. Jenis persepsi
13
untuk berbuat.
e. Prinsip persepsi
b) Pola pengelompokan
tersebut.
a) Pengertian
dengan lingkungan.
hubungan timbal balik antara dua individu di mana konselor membantu klien untuk
konselor terhadap klien dalam rangka pengetasan masalah klien.dalam suasana tatp
kepada klien secara tatp mua empat mata yang di laksanakan interaksi secara langsung
diri dan mengarahkan diri iuntuk di manfaatkan olehnya dalam rangka pemecahan
masalah dan emperbaki tingkah lakunya pada masa yang akan datang
sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau padakonselor. Terdapat lima tujuan
tersedia sertamemperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengandiri mereka.
menunjukkan bahwa seseorang yang dapatmenentukan sendiri suatu hal tanpa di paksa
“sesuatu” sesuai dengan bakat, minat dankemampuan yang ada pada diri individu.
(merealisasikan)
dirinya sendiri.
didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi (antara lain bahwa layanan
harus didasarkan atas data dan perkembangan klien),dan tuntutan optimalisasi proses
penyelenggaraan layanan di segi lain (yaitu suasana konseling ditandai oleh adanya
sumber daya yang perlu diaktifkan). Asas bimbingan dan konseling yaituketentuan-
17
ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraann layanan itu. Apabila asas-
asas itu diselenggarakan dan diikuti dengan baik,maka dapat diharapkan proses
itu diabaikan atau dilanggar maka sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu
hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas ini
dapat diterapkan yakni asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas
kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, dan asas tutwuri handayani.Untuk
1. Asas kerahasiaan
Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan klien yang
rahasia, kepada konselor, oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data
yang diperolehnya dari klientnya. Bagi klien yang bermasalah dan ingin
menyelesaikan masalahnya akan sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat
18
memnyimpan kerahasian masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu
yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepad pihak
lain.Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka konselor akan
mendapat kepercayaan dari semua pihak dan mereka akan memanfaatkan jasa
dapat memegang asas kerahasiaan ini dengan baik,maka hilanglah kepercayaan klien
diterima di hati klien dan para calon klien. Selain itu klien akan takut meminta
bantuan pada konselor sebab khwatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan
pengalaman yang yang tidak menyenangkan ini kepada klien lain. Hal yang demikian
konselor tidak dapat dipercaya oleh klien. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan
2. Asas kesukarelaan
pelayanan bimbingan dan konseling akan tercapai.kesukarelaan itu ada pada konselor
maupun pada klien. Artinya klien secara sukarela tanpa cara terpaksa mau
dapat memberikan bantuan dnegan tidak terpaksa,atau dengan kata lain konselor
3. Asas keterbukaan
keterbukaan,baik dari pihak konselor maupun klien. Keterbukaan ini bukan hanya
sekadar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan lebih dari itu,diharapkan
mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini
penelahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan
Keterus terangan si klien akan terjadi jika klien tidak lagi mempersoalkan asas
kerahasiaan dan kesukarelaan maksudnya klien betul- betul mempercyai konselor dan
Keterbukaan disisni ditinjau dari 2 arah .dari pihak klien diharapakan pertama-
tama membuka diri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh orang
lain(dalam hal ini orang konselor)dan yang kedua mau membuka diri dalam arti mau
menerima saran dan masukan lainnya dari pihak luar.dari pihak konselor keterbukaan
terwujud dengan kesedian konselor menjawab pertanyaan- pertanyaan dari klien dan
mengunkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang di kehendaki oleh
serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien semakin muda dipahami.
4. Asas kekinian
Masalah klien yang ditangani melalui kegiatan dan bimbingan dan konseling
adalah masalah – masalah yang sedang dirasakan,bukan masalah yang pernah dialami
pada masa lampau,dan juga bukan masalah yang mungkin dialami di masa yang akan
datang .apabila ada hal tertentu yang menyangkut masa lampu dan atau masalah yang
akan datang yang perlu dibahas dalam upaya bimbingan yang sedang di selenggrakan
itu,pembahasan tersebut hanyalah merupakn latar belakang dan atau latar depan dari
dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang tidak
menundah-nundah pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien atau jelas-jelas
terlihat misalnya adanya siswa yang mengalami masalah, maka konselor hendaklah
dengan berbagai dalih. Konselor harus mendahulukan kepentingan klien dari pada
yang lainnya. Jika konselor benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk tidak
5. Asas Kemandirian
sendiri tidak bergantung pada orang lain atau konselor. Ciri-ciri pokok dari individu
a.
Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagai mana adanya
b.
Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis
c.
Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri
d.
Mengarahkan diri sendiri sendiri sesuai keputusan itu
e.
Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat,dan
kemampuan yang dimilikinya
Kemandirian dengan ciri-ciri umum diatas haruslah di sesuaikan dengan
sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling,dan hal itu
didasari baik oleh konselor maupun klien. Dengan demikian,maka para konselor
6. Asas kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila
klien tidak melakukan sendiri dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Hasil
harus dengan kerja giat dari klien sendiri. Konselor hendaknya membangkitkan
semangat klien sehingga klien mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang
konseling.
22
7. Asas kedinamisan
pada diri klien yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Perubahan itu tidak sekedar mengulang hal yang lama yang bersifat monoton
kedinamisan mengacuh pada hal-hal; yang baru yang hendaknya terdapat pada dan
8. Asas keterpaduan
yang kalau keadaannya tidak seimbang,serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan terjadinya aspek layanan yang satu
dengan aspek layanan yang lainnya menjadi tidak serasi. Untuk terselenggaranya asas
dan aspek-aspek lingkungan klien,serta sebagai sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling
9. Asas kenormatifan
maupun kebiasaan sehari-hari. Asas ini diterapkan terhadap isi maupun proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan
klien,barangkali pada awalnya ada materi bimbingan dan konseling yang tidak
norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan konselinglah tingkah
laku yang melanggar norma itu di arahkan kepada yang lebih bersesuaian dengan
norma.
Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan
dan konseling) yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan
secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Asas
ini selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang
bimbingan dan konseling ), juga kepada pengalaman. Teori dan praktek bimbingan
dan konselor perlu dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-
konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.
Disamping itu asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan konseling
bersangkutan, dan setiap masalah yang ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
Hal terakhir itu secara langsung mengacu kepada batasan yang telah diuraikan pada
yang pada dasarnya normal (tidak sakit jasmani maupun rohani) dan bekerja dengan
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka
asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing
ngarso sung tulodo,ing madya mangun karso”. Asas ini menuntut agar layanan
bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah
dan menghadap kepada konselor saja ,namun diluar hubungan proses bantuan
bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan
1. Layanan Orientasi
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang
sesutu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan
terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan
ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.Situasi atau lingkungan yang baru
bagi individu merupakan sesuatu yang “ asing”. Dalam kondisi keterasingan individu
akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dengan perkataan lain individu akan
sulit melakukan hal-hal yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Ketidak mampuan
dengan suasana atupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan
individu (siswa) memasuki suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi baru. Dengan perkataan lain agar
individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada
pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan
tertentu pelayanan bimbingan dan konseling. Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan
berbagai hal yang penting dari suasana yang dijumpainya. Hal-hal yang baru dijumpai
di olah oleh individu, dan digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan.Dilihat dari
terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahami
situasi atau lingkungan yang baru. Dilihat dari fungsi pengembangan, apabila individu
mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara konstruktif
sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan dapat
baru dan kemampuan konstruktif memasuki suasana baru, merupakan jalan bagi
pengentasan dan dalam membela hak-hak pribadi sendiri (Fungsi Advokasi). Lihat
Priyatno (2004).
lingkungan, dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal tersebut melingkupi
mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan. Melalui format ini,
sebagainya.
ilustrasi melalui gambar, films, tampilan video, dan lain sebagainya. Isi
c. Ketiga, format kelompok. Secara umum polanya sama dengan format klasikal,
yaitu dilakukan secara berkelompok dan terdiri atas sejumlah peserta yang
terbatas, misalnya lima sampai delapan orang. Melalui format ini lebih
Selain itu, layanan ini juga dapat memanfaatkan dinamika kelompok sehingga
bersangkutan.
politik dilaksanakan dalam perencanaan dan persiapan layanan dan bahkan juga
klasikal bahkan format kelompok. Selain itu, format individual dapat merupakan
teknik: pertama, penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Kedua,
pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
Ketiga, partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam susana dan
29
kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri. Keempat, studi dokumentasi, yaitu dengan
membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait. Kelima, kontemplasi, yaitu
dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagai hal yang
menjadi isi layanan. Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji,
tertentu, misalnya tes dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan orientasi
terutama untuk menetapkan isi layanan dan sekaligus individu yang akan menajdi
peserta layanan; begitu juga halnya himpunan data. Kedua, konferensi kasus.
Konferensi kasus harus dapat diarahkan untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang
perlu dijadikan fokus atau isi layanan. Dalam konferensi kasus dapat juga langsung
dibicarakan siapa peserta layanan dan aspek-aspek teknisnya. konferensi kasus dapat
melibatkan pihak-pihak seperti konselor, kepala sekolah dan wakilnya, wali kelas,
guru-guru tertentu, bahkan orang tua siswa juga bisa dilibatkan. Ketiga, kunjungan
rumah. Untuk hal-hal tertentu apabila memang apabila memang diperlukan, konselor
(pembimbing) bisa melakukan kunjungan rumah untuk lebih mendalami data siswa
atau untuk kroscek data sesuai dengan kebutuhan layanan. Keempat, alih tangan kasus.
1. perencanaa. Pada tahap ini ,hal-hal yang dilakukan adalah; (a) menetapkan
objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan, (b) menetapkan peserta
penggunaan media.
4. analisis hasil evaluasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah: (a)
analisis.
5. tindak lanjut. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah: (a)
tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait, (c) melaksanakan rencana
tindak lanjut.
31
untuk perencanaanya kehidupannya di masa depan, akibat tidak menguasai dan tidak
perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan
informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk
32
lingkungannya secara objektif, positif, dan dinamis, (b) mengambil keputusan, (c)
Jenis-jenis inforamsi yang menjadi isi layanan ini bervarisi. Demikian juga
keluasan dan kedalamannya. Hal itu tergantung kepada kebutuhan para peserta
layanan (tergantung kebutuhan siswa). Informasi yang menjadi isi layanan harus
mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling sperti tersebut di atas
kehidupan beragama.
Secara lebih rinci, informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan
diri. Kedua, informasi tentang hubungan pribadi, sosial, nilai-nilai (values) dan moral.
Ketiga, informasi tentang pendidikan kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, keempat, informasi tentang dunia karier dan ekonomi. Kelima, informasi
pembimbing atau konselor kepada seluruh siswa di sekolah madrasah. Berbagai teknik
dan media yang bervariasi serta fleksibel dapat digunakan melalui format klasikal dan
kelompok. Format mana yang akan digunakan tentu tergantung jenis informasi dan
karakteristik peserta layanan. Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan
informasi adalah:
1. ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini paling umum digunakan
diskusi.
tertentu seperti alat peraga, media tertulis, media gambar, poster, dan
34
media elektronik seperti radio, tape recorder, film, televisi, internet, dan
terkait yang diikuti oleh sebagaian atau seluruh siswa di sekolah atau
instrumentasi dan himpunan data. Kedua, konferensi kasus. Ketiga, kunjungan rumah.
telah ada. Data hasil aplikasi instrument yang telah ada, termasuk data yang
peserta layanan, dan (c) menetapkan calon penyaji termasuk nara sumber
kelas, orang tua, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait.
dibutuhkan oleh subjek layanan, (b) subjrk calon peserta layanan, (c)
penyaji layanan (termasuk nara sumber), (d) waktu dan tempat layanan, (e)
rencana operasional.
yang akan diikuti oleh siswa atau anggota keluarga yang bersangkutan
informasi bagi calon peserta layanan; (b) menetapkan materi inforamsi sebagai isi
layanan; (c) menetapkan subjek sasaran layanan; (d) menetapkan nara sumber; (e)
37
menyiapkan prosedur, perangkat, dan media layanan; dan (f) menyiapkan kelengkapan
instrumen evaluasi, (d) mengaplikasikan instrumen evaluasi, dan (e) mengolah hasil
menetapkan norma atau satandar evaluasi, (b) melakukan analisis, dan (c) menafsirkan
hasil analisis.Kelima, tindak lanjut yang mencakup kegiatan: (a) menetapkan jenis dan
arah tindak lanjut, (b) mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait,
kegiatan: (a) menyusun laporan layanan informasi, (b) menyampaikan laporan kepada
pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah), dan (c) mendokumentasikan laporan.
depannya selama masih disekolah dan madrasah dan sesudah tamat, memilih program
studi lanjutan sebagai persiapan utuk kelak memangku jabatan tertentu (lihat Winkel,
di satu sisi serasi atau (kondusif) mendukung perkembangannya dan disisi lain kurang
menimbulkan masalah pada individu (siswa). Oleh sebab itu, layanan penempatan dan
Layanan ini berusaha meminimalisasikan kondisi mismatch yang terjadi pada individu
yang cocok dan serasi serta kondusif diharapkan individu dapat mengembangkan diri
secara optimal.
menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan nonakademik
(Winkel, 1991). Dengan perkataan lain layanan penempatan dan penyaluran bertujuan
agar siswa memperoleh tempat yang sesuai untuk pengembangan potensi dirinya.
Tempat yang dimaksud adalah lingkungan baik fisik maupun psikis atau lingkungan
tujuan secara lebih khusus, tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah sebagai
berikut: pertama, fungsi pemahaman. Merujuk kepada fungsi ini, tujuan layanan
penempatan dan penyaluran adalah agar siswa memahami potensi dan kondisi dirinya
fungsi ini, tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah untuk mencegah
39
semakin parahnya masalah, hambatan dan kerugian yang dialami individu (siswa).
pengentasan. Merujuk kepada fungsi ini, tujuan layanan penempatan dan penyaluran
adalah untuk mengangkat individu dari kondisi yang tidak baik kepada kondisi yang
lebih baik. Fungsi ini berkaitan dengan fungsi pencegahan di mana layanan ini
berupaya mengatasi masalah siswa dengan menempatkannya pada kondisi yang sesuai
(kondusif) dengan kebutuhannya. Apabila upaya ini berhasil, maka fungsi pencegahan
fungsi ini, maka tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah untuk
Isi layanan penempatan dan penyaluran meliputi dua sisi, yaitu sisi potensi diri
siswa itu sendiri dan sisi lingkungan siswa, pertama, sisi potensi siswa sendiri,
pribadi, (b) kondisi psikofisik seperti terlalu banyak bergerak (hiper aktif), cepat lelah,
kondisi hubungan sosial, (d) kemampuan panca indra, dan (e) kondisi fisik seperti
lingkungan; mencakup: (a) kondisi fisik, kelengkapan dan tata letak serta susunannya,
40
(b) kondisi udara dan cahaya, (c) kondisi hubungan sosio emosional, (d) kondisi
dinamis suasana kerja dan cara-cara bertingkah laku, dan (e) kondisi statis seperti
melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran adalah: (a) mengkaji potensi dan
kondisi diri subjek layanan (siswa), (b) mengkaji mkondisi lingkungan dari
lingkungan yang paling dekat dan mengacu kepada permasalahan subjek layanan, (c)
mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi diri siswa dengan kondisi diri siswa
dinamis berkembang pada diri siswa, (d) mengkaji kondisi dan prospek lingkungan
Guna mengkaji potensi dan kondisi diri subjek seperti disebutkan di atas, dapat
sosioemosional siswa dengan siswa lainnya, dan kondisi fisik lingkungan. Ketiga,
studi terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang diberlakukan.
pertama, aplikasi instrumen dan himpunan data yang berguna untuk: (a) menetapkan
subjek sasaran layanan, dan (b) memperkaya bahan kajian terhadap potensi dan
yang menunjukan adanya permasalahan pada diri siswa tertentu, (b) menetapkan siswa
yang akan menjadi sasaran layanan, (c) menyiapkan prosedur, langkah-langkah dan
berbagai kondisi yang terkait dengan permasalahan siswa sesuai prosedur dan
mengidentifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti, menetapkan jenis dan arah tindak
lanjut, mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada siswa dan kepada pihak-pihak
42
lain yang terkait apabila diperluka, dan melaksanakan rencana tindak lanjut.Keenam,
bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk
atau kompetensi yang dipelajari merupakan satu unit konten yang di dalamnya
terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi,
sikap dan tindakan. Dengan penguasaan konten, individu (siswa) diharapkan mampu
sebab itu, layanan konten juga bermakna suatu bantuan kepada individu (siswa) agar
Di dalam makna diatas, secara implisit telah ditegaskan tujuan layanan konten,
oleh siswa, akan berguna untuk menambah wawasan dan pemhaman, mengarahkan
penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu, dalam rangka memenuhi kebutuhan
Konten yang merupakan isi layanan ini dapat merupakan satu unit materi yang
menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh pembimbing atau
konselor dan diikuti oleh sejumlah siswa. Isi layanan konten meliputi: pengembangan
(bersifat detektif) dan tatap muka melalui format klasikal, kelompok, atau individual.
berbagai aspeknya yang menjadi isi layanan. Penguasaan konten oleh pembimbing
konten yang dinamis dan kaya. Setelah konten dikuasai, pembimbing (konselor)
teknik-teknik sbagai berikut: pertama, penyajian materi pokok konten setelah siswa
disiapkan sebagaimana mestinya. Kedua, tanya jawab dan diskusi. Konselor harus bisa
mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif guna meningkatkan wawasan dan
pemahamannya berkenaan dengan konten tertentu yang menjadi isi layanan. Ketiga,
latihan terbatas, survei lapangan atau studi kepustakaan, percobaan (termasuk kegitan
tingkah laku).
menempatkan seorang siswa atau lebih sebagai peserta layanan penguasaan konten.
Kedua, himpunan data. Sebagaimana aplikasi instrumentasi, himpunan data juga dapat
mengikuti atau menjalani layanan penguasaan konten tertentu. Dan ketiga, konferensi
menetapkan sujek siswa yang akan dilayani, menetapkan dan menyiapkan konten yang
evaluasi, melakukan analisis, dan menafsirkan hasil evalusi.Kelima tindak lanjut yang
tindak lanjut kepada siswa dan pihak-pihak lain yang terkait, dan melaksanakan
(khususnya kepala sekolah atau madrasah) sebagai penaggung jawab utama layanan
layanan.
46
berlangsung dalam suasana komunikasi atau tatap muka secara langsung antara
konselor dengan klien (siswa) yang membahas berbagai masalah yang dialami klien.
serta menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (sangat mungkin menyentuh rahasia
pribadi klien), tetapi juga bersifat spesifik menuju ke arah pemecahan masalah.
Pada bagian-bagian terdahulu konseling telah banyak disebut. Pada bagian ini
muka antara konselor dan klien. Dalam hubingan itu masalah klien dicermati dan
kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam
merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal itu berarti
agaknya bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka maslaah
klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal
mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Atau dengan kata lain, konseling
merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha
47
yang benar-benar tinggi. Ibarat seorang jejaka yang menaksir seorang gadis, apabila
jejaka itu telah mampu memikat “jantung hati” gadis itu, maka segala urusan dan
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling perorangan ini ada
berbagai macam, yang pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk
seluruh masalah siswa secara perorangan (dalam berbagai bidang bimbingan, yaitu
kepada Guru Pembimbing atau Guru Kelas di SD. Lebih lanjut Guru Pembimbing atau
Guru Kelas akan melayani semua siswa dengan berbagai permasalahan itu seorang
demi seorang, tanpa membedakan pribadi siswa atau permasalahan yag dihadapinya.
pemahaman maka tujuan layanan konseling adalah agar klien memahami seluk beluk
yang dialami secara mendalam dan komprehensif, positif, dan dinamis. Kedua,
untuk mengentaskan klien dari masalah yang dihadapinya. Ketiga, dilihat dari fungsi
pada diri klien. Dan seterusnya sesuai dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
di atas.
mencakup:
pribadi
spesifik untuk dijadikan isi layanan konseling perorangan. Dengan perkataan lain,
sisi yang menyangkut masalahh klien (siswa), namun juga bersifat spesifik menuju ke
belajar, sikap dan perilaku belajar, prestasi rendah, dan lain sebagainya.
kelompok memperoleh berbagai bahan baru nara sumber tertentu (terutama dari Guru
dan/atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/ atau tindakan tertentu.
51
menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa
personal, vokasional, dan sosial. Telah lama dikenal bahwa berbagai informasi
berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah program dan peta sosiometri siswa
dibahas dalam bimbingan kelompok (Mc Daniel, 1956). Dengan demikian jelas bahwa
kelompok, sehingga kelompok berusaha dan mampu tampil beda dari kelompok lain.
52
topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud topik tugas adalah topik atau pokok
untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang
kelompok mengemukakan topik secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan
Topik - topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik
pendidikan dpaat mencakup masalah cara belajar, kesulitan belajar, gagal ujian, dan
lain sebagainya.
Kelompok yang terlalu kecil (misalnya hanya 2-3 orang saja) tidak efektif untuk
berkurang dan dampak layanan juga menjadi terbatas. Sebaliknya kelompok yang
terlalu besar pun tidak efektif, karena akan mengurangi tingkat partisipasi aktif
individual dalam kelompok. Kelompok juga kurang efektif apabila jumlah anggotanya
melebihi 10 orang. Kelompok yang ideal jumlah anggota antara 8-10 orang, c.
membantu pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itusegala langkah bimbingan dan
perkembangannya.
dialaminya.
yang dimilikinya.
membantu agar prosoes pendidikan berjalandengan efesien, dalam arti cepat, mudah
dan efektif. Sesuai denganperumusan diatas, bimbingan memilih bidang masalah yang
dihadapi
jumlah sekolah pun makin berkembangbukan hanya di tinjau dari segi kuantitasnya,
melainkan juga ditinjaudari segi macam, tujuan, dan syarat-syarat yang diminta untuk
ditengah jalan, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dansebagainya. Hal ini
disebabkan jurusan studi yang dipilihnya tidak sesuaidengan minat, bakat dan
kemampuan yang ada pada diri siswa.Kegagalan didalam studi bukan hanya
salah, sikap yang salah terhadap diri sendiri, cara pengisianwaktu luang yang keliru,
sebagainya.
penderitaan batin bagi orang tua, dan keruguian darimasyarakat.Demikian pula halnya
yangmemungkinkan individu:
sekolah.
tepat sebagai pelengkap organisasi sekolah yang ada.Selain itu ada beberapa alasan
1) Perkembangan Iptek
57
individu memerlukan bimbingan orang lain.Dalam hal ini perlu adanya layanan
3) Guru
proses pembelajaran.
4) Faktor Psikologis
Sehingga terjadi perubahan prilaku akibat hasil prosesbelajar yang telah dilakukannya.
Kelima,masalah belajar.
pelayanan bimbingan konselig maka siswa dapat berbagi tentang mata pelajaran atau
dapat membantu mengenal bakat pada mata pelajaran yang di sukai atau bimbingan
karir sesuai problem solving dengan kemampuannya dalam mengatasi adanya masalah
bimbingan dan konseling karena berdasarkan persepsilah siswa akan memilih dan
bimbingan dan konseling bisa menjadi positif atau negatif tergantung dari penjelasan
pelayanan bimbingan dan konseling tentunya semua pihak di sekolah ikut berperan
serta dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling, salah satunya adalah
siswa. Yakni bagaimana siswa dapat memanfaatkan dengan baik pelayanan bimbingan
dan konseling sebagaimana mestinya. Siswa sebagai subyek sekaligus obyek dalam
dilaksanakan untuk siswa agar dapat membantu dalam proses belajar di sekolah
menjadi pribadi yang matang dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena
itu dalam proses bimbingan dan konseling siswa seharusnya terlibat/ berperan aktif,
dengan baik. Siswa akan berperan serta dalam proses pelayanan bimbingan dan
konseling, ketika siswa mampu memahami dengan baik apa itu bimbingan dan
konselingdi sekolah, dapat dikatakan bahwa persepsi siswa tentang bimbingan dan
B. Kerangka Pikir
bimbingan yang ada di sekolah, atau kegiatan membimbing siswa yang bermasalah
dan menyelesaikan masalah baik masalah pribadi maupun umum, serta memberi
pengetahuan tentang tata tertib sekolah dan mengatur siswa yang melanggar tata tertib
sekolah.
pelayanan bimbingan dan konseling yakni hanya untuk siswa bermasalah saja.
Anggapan bahwa siswa yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling adalah
siswa yang bermasalah pun masih melekat dalam ranah pikiran sebagian besar siswa.
Walaupun sebenarnya para siswa itu sangat ingin berhubungan dengan guru
bimbingan dan konseling, tetapi mereka lebih takut dicap kawan-kawannya sebagai
siswa bermasalah. Pandangan itu tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi
perkembangan pelayanan bimbingan dan konseling, dan juga untuk siswa itu sendiri.
konseling, akan mampu diwujudkan dalam perilaku siswa pada layanan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Perilaku yang positif pada pelaksanaan bimbingan dan
konseling perlu dibentuk untuk mendukung pelayanan bimbingan dan konseling agar
manfaat dan tujuan terselenggaranya bimbingan dan konseling dapat tercapai dan
PERSEPSI Pemanfaatan
layanan BK
1.Pemahaman BK
1.Seberapa sering
Bimbingan siswa memanfaatan
2.Program yang di
layanan BK
terapkan KonselIng
2.Jenis permasalahan
3.Fasilitas dan yang sering di
kualitas layanan BK ungkapkan siswa
kepada guru BK
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah ‘siswa berpersepsi baik terhadap layanan Bimbingan dan
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari hasil
penelitiannya.
2. Jenis Penelitian
keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian
dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sedangkan jenis
penelitian ini bertujuan untuk mencari tingkat perubahan suatu variabel terhadap
B. Variable penelitian
1. Identifikasi variable
. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
61
62
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap pelaksanaan
mempunyai tiga komponen yaitu : (1) komponen kognitif, (2) komponen afektif,
1. Populasi
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Hal
ini berarti bahwa populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subyek yang
ini adalah siswa SMK Neg 1 Pasimasunggu Kab Kep Selayar. Yang berjumlah
178orang.
63
Tabel 3.1
No Jmlh
Siswa
Kelas Jurusan
Jumlah 178
2. Sampel
teknik pengambilan sampel yang memberikanpeluang yang sama bagi setiap unsur
antaralaindengan caraundian.
Tabel 3.2
Sampel Siswa Kelas XI SMK Negeri I
Pasimasunggu
Kelas Jurusan Populasi Sampel
Administrasiperkantoran (AP) 32 28
Kelas XI TeknikKomputerdanJaringan (TKJ) 10 8
AgribisnisTanamanPangan danHoltikultur (ATPH) 16 12
NautikaKapalPenangkapIkan (NKPI) 2 2
Jumlah 60 50
Agar data yang diperoleh dalam peelitian benar-benar akurat dan dapat
a) Kuesioner (angket)
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan
yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala yaitu merupakan kumpulan dari
memberikan tanda centang (√) pada tempat yang sudah disediakan dengan
pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada sejumlah responden. Dalam hal ini
siswa kelas satu SMK Neg 1 Pasimasunggu Kab Kep Selayar yang ada disekolah
yang akan diteliti. Bentuk angket dalam penelitian ini adalah angket berstruktur,
dimana responden hanya memilih alternative jawaban sesuai dengan keadaan yang
keusioner (angket), maka model skala yang digunakan dalam angket ini adalah
menyatakan :
Dasar dari skala deskriptif ini adalah merespon seseorang terhadap sesuatu dapat
- Tidak Bermanfaat (TB) Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot nilai 1
b) Dokumentasi
data dari tempat penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian berupa
a) Instrumen Penelitian
Variabel yang ada dalam penelitian ini akan di ukur dengan menggunakan
mengacu pada definisi operasional variabel yaitu adalah persepsi siswa terhadap
data
c) Analisa data
= 100
Ket:
p: peresentase
f: jumlah frekuensi
n: jumlahresponden
BAB IV
A. Hasil Penelitian
hasil angket dan dilengkapi pula berdasarkan hasil angket dan berdasarkan dan
B. Analisis Deskriptif
bimbingan dan konseling maka data dan angka secara frekuensi akan di
68
69
2 0 0 3 45 50
17 R
10 0 0 6 45 61
1 1 2 8 38 50
18 R
5 4 6 16 38 69
38 10 1 0 1 50
19 ST
190 40 3 0 1 234
38 8 3 0 1 50
20 ST
190 32 9 0 1 232
2 3 0 3 42 50
21 R
10 12 0 6 42 70
37 2 0 0 1 50
22 T
185 8 0 0 1 194
35 15 0 0 0 50
23 ST
175 60 0 0 0 235
1 0 0 4 45 50
24 R
5 0 0 8 45 58
21 15 4 0 0 50
25 T
105 60 12 0 0 177
2 1 3 20 25 50
26 R
10 4 9 40 25 88
23 15 5 2 0 50
27 T
115 60 15 4 0 194
18 19 6 2 1 50
28 T
90 76 18 4 1 189
2 1 0 7 40 50
29 R
10 4 0 14 40 68
17 10 9 4 10 50
30 T
85 40 27 8 10 170
Sumber ; hasil olah data peneliti tahun 2017
Table skala :
rendah
72
11. Hasil yang diperoleh mengenai guru selalu mengajarkan kepada siswa
12. Hasil yang di peroleh mengenai guru belum pernah mengarahkan siswa
cukup tinggi
kategori tinggi
15. Hasil yang diperoleh mengenai guru mengajarkan sikap saling tolong
16. Hasil yang diperoleh mengenai saat belajar dikelas saya tidak pernah
17. Hasil yang diperoleh mengenai jika saya diminta teman untuk
rendah
21. Hasil yang diperoleh mengenai tidak senang jika orang lain berhasil dalam
22. Hasil yang diperoleh mengenai guru mengajarkan tentang kejujuran kepada
23. Hasil yang diperoleh mengenai guru memberikan motifasi kepada siswa
24. Hasil yang diperoleh mengenai guru tidak pernah menghargai pendapat
25. Hasil yang diperoleh mengenai guru mengajarkan kepada siswa untuk
26. Hasil yang diperoleh mengenai guru bimbingan konseling tidak ada ketika
rendah.
27. Hasil yang di peroleh mengenai sekolah mengajarkan siswa untuk menggali
28. Hasil yang di peroleh mengenai siswa dapat sewktu waktu dating kepada
tinggi.
74
29. Hasil yang di peroleh mengenai Setelah menjelaskan materi guru tidak
30. Hail yang di peroleh mengenai sekolah memberikan izin kepada siswa
C. Pembahasan
konseling tergolong ke dalam kategori baik hal ini ditunjukkan dengan persentase
yang dicapai yaitu 63,3%..Di mana siswa yang menjawab score sangat tinggi
sebanyak 11 item dan jabawan tinggi sebanyak 8 item dan jika di gabungkan
rendah,rendah dan sangat rendah terdiri dari 11 item Seperti yang dikemukakan
dengan interval 56% - 75%, secara sederhana akan tergolong kedalam kategori
baik.
rata rata responden berusia 16-18 tahun,hal ini di karenakan responden yang di
bimbingan dan konseling di sekolah yang menunjukkan jawaban tinggi dan sangat
19÷30×100= 63,3 %. Item sisanya yaitu 11 item (di gabungkan pilihan cukup
pelaksanaan bimbingan konseling,masih ada perasaan malu dan takut bila harus
hanya dalam penyelesaian masalah tetapi juga dalam berbagai bidang yang
D. Keterbatasan Peneliti
dalam waktu kurun 2 minggu,keterbatsan juga terjadi pada kondisi guru siwa dan
sekolah di mana saran dan prasarana sekolah belum begitu mamadai,guru yang
76
kebanyakan keluar daerah untuk melaksanakan Diklat dan siswa yang bermalas
A. Kesimpulan
berikut
bimbingan dan konseling di sekolah menunjukkan jawaban tinggi dan sangat tinggi
19÷30×100= 63,3 %. Item sisanya yaitu 11 item (di gabungkan pilihan cukup
B. Saran
Dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan yaitu tentang persepsi siswa
berbeda dari guru mata pelajaran yang lain sehingga siswa merasa tertarik
2. Bagi orang tua Partisipatif orang tua siswa sangat diperlukan, bukan hanya
76
77
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Kariawan dan Peneliti
Pemuda. Bandung: PT Alfabeta
78
79
Winkel W.S dan Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Koseling di Institusi
Pendidikan. Jogjakarta: Media Abadi
http://amuysmoch.blogspot.nl/2013/11/jenis-jenis-layanan-bimbingan-konseling.html
http://ridhoanisa.blogspot.nl/2016/04/makalah-fungsi-tujuan-dan-asas.html
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
8, dan 9 3
3. Layanan Kreatif dan produktif 10
Penguasaa dalam berfikir
n Konten
4. Layanan 4
Penempata Kemampuan 11,13 12
menempatkan diri dalam dan 14
n dan kondisi apapun
Penyaluran
3
5. Layanan 15 16
Bimbingan Dapat menjalin dan
Kelompok komunikasi yang efektif 17
dan menjalin kerja sama
6. Layanan 3
Konseling Penataan bimbingan 19 dan 18
Kelompok berbentuk kelas 20
beranggotakan
7. Layanan bersifat pencegahan dan 22,23, 21 5
Konseling penyembuhan dan 25 dan
Perorangan 24
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
No Absen :
Keterangan
tamat pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2013 ia mendaftar di Universitas
Pendidikan.
Selayar”