DISUSUN OLEH
NURFITRIANINGSI
(G1B018048)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya
tentunya penulis tidak akan bisa untuk meyelesaikan laporan ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis Mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
mnyelesaikan laporan praktikum “Identifikasi Struktur Geologi Bawah Permukaan
Menggunakan Metode Magnetik Di Lapangan Sepakbola Universitas Mataram” Penulis
tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dan kesalahan di dalamnya. Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran yang menunjang dalam penyempurnaan
laporanl ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Mataram,
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………... 1
ii
BAB VI PENUTUP……………………………………………………………………... 21
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….. 21
6.2 Saran……………………………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.8 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur geologi
bawah permukaan dan anomali magnetic menggunakan metode magnetik di lapangan
sepakbola Universitas Mataram.
1
1.9 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.9.1 Metode yang digunakan yaitu metode magnetik dengan cara looping.
1.9.2 Pengolahan data menggunakan software Oasis Montaj dan Microsoft Excel.
1.10 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1.10.1 Memberikan informasi mengenai model geologi yang dapat memberikan
gambaran bawah permukaan pada daerah penelitian.
1.10.2 Memberikan wawasan sebagai pengembangan penelitian akademisi dalam
bidang geofisika dan geologi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Patya, dkk (2018) telah melakukan penelitian tentang metode magnetic untuk
mengetahui struktur geologi bawah permukaan di sekitar Laut Sulawesi. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan alat Proton Procession Magnetometer pada Kapal
Geomarine III dengan total 22 lintasan. Pengolahan data dengan koreksi IGRF untuk
mendapatkan anomali medan magnet total. Hasil dari interpretasi kualitatif maupun
kuantitatif yaitu berupa variasi nilai intensitas magnet total sebesar -450 nT dari arah
timur laut menuju ke barat daya sebesar 110 nT. Variasi nilai anomali intensitas
magnet total merupakan parameter dalam menentukan nilai suseptibilitas batuan yang
sangat berpengaruh terhadap struktur geologi bawah permukaan di sekitar Laut
Sulawesi. Pengaruh geologi yang dihasilkan adalah berupa daerah penunjaman dan
terdapat patahan atau sesar. Nilai suseptibilitas magnetik batuan pada struktur bawah
permukaan di sekitar Laut Sulawesi di dominasi batuan beku jenis andesit dan
basalt, dan batuan metamorf (k = 0,067833– 0,065333 SI).
3
menghasilkan struktur geologi bawah permukaan yang berupa patahan turun. Patahan
turun berada pada kedalaman 30 m sampai 480 m yang tersusun atas lapisan batuan
lanau, lanau pasiran, pasir, lempung dan breksi. Patahan tersebut melewati Desa
Gapuk, Taman Ayu dan Kebon Ayu serta melewati jalan raya berarah Timut Laut–
Barat Daya.
Rais, dkk (2020) telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi
struktur bawah permukaan sebagai pengontrol mineralisasi di dusun Plampang dan
Sangon. Terdapat rekahan yang terisi oleh kuarsa (vein) di sekitar lava andesit.
Rekahan yang terisi oleh urat tersebut dapat mengakibatkan adanya mineralisasi
yang dibuktikan dengan adanya mineral-mineral ubahan (alterasi) berupa alterasi
advanced argilic dan propilitik yang didasarkan pada studi literatur. Daerah penelitian
termasuk dalam endapan epitermal sulfida rendah. Berdasakan adanya indikasi
tersebut, dilakukan penelitian menggunakan metode geomagnetik untuk menentukan
adanya struktur bawah permukaan sebagai pengontrol mineralisasi pada daerah
penelitian. Dari metode geomagnetik dilakukan pengolahan hingga menghasilkan
Peta Anomali Medan Magnet (HA), Peta Reduce to Pole (RTP), dan Peta Tilt
Derivative (TDR). Peta RTP memiliki anomali medan magnet yang monopole.
Berdasarkan nilai anomali medan magnet yang cenderung rendah pada Peta RTP
dapat diindikasikan struktur sesar berarah barat laut – tenggara, barat – timur, serta
barat daya – timur laut. Pada Peta TDR, dilakukan analisa struktur sesar berdasarkan
sudut fasa dengan nilai 0 dengan hasil arah struktur sesar yaitu barat laut –
tenggara, barat – timur, serta barat daya – timur laut. Indikasi struktur tersebut
diduga merupakan pengontrol adanya mineralisasi pada daerah penelitian.
4
BAB III
LANDASAN TEORI
5
tuffan dengan sisipan tipis karbon.Breksi dan lava, Tuff berbatu apung, breksi lahar,
dan lava.
6
3.2.2 Kuat Medan Magnetik
̅ ) pada suatu titik yang berjarak dari kutub magnet
Kuat medan magnet (𝐻
p1 didefinisikan sebagai gaya F persatuan kutub magnet, dinyatakan dalam
persamaan berikut
𝐹
̅=
𝐻 (3.2)
𝑝2
7
yang diakibatkan dari medan magnet luar bumi yang mempengaruhi.
Menurut Telford et al. (1990), material bermagnet yang ditempatkan pada
̅ , maka akan termagnetisasi
suatu medan magnet dengan kuat medan 𝐻
̅,
karena induksi. Kemagnetan sendiri diukur berdasarkan polarisasi 𝑀
(juga disebut intensitas magnetic atau momen dipole m persatuan volume
V dan dinyatakan pada persamaan berikut
̅ = 𝑚/𝑉
𝑀 (3.3)
3.2.5 Induksi Magnet
̅ , kutub-
Bila benda magnetic diletakkan dalam medan magnet luar 𝐻
kutub internalnya akan menyerahkan diri dengan H dan terbentuk suatu
medan magnet baru yang besarnya adalah (Telford, et al., 1990):
̅̅̅ ̅
𝐻′ = 4𝑝𝑘𝐻 (3.4)
Medan magnet totalnya disebut dengan induksi magnet 𝐵̅ dan dapat ditulis
sebagai :
𝐵̅ = 𝑚𝑟 𝐻
̅ (3.5)
3.3 Medan Magnet Bumi
Prinsip dasar metode Geomagnet adalah mengukur perubahan medan
magnet bumi akibat variasi mineral magnetik yang terkandung dalam batuan
dekat permukaan bumi. Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan
sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang
terletak di dalam inti bumi. Diagram medan magnet dapat dilihat pada gambar di
bawah (Lantu, 2009).
Gambar 3.2 Diagram yang menunjukkan notasi magnet sebagai vektor medan
magnet bumi
8
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen
horizontal yang dihitung dari utara menuju timur. Inklinasi (I), yaitu sudut antara
medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang
horizontal menuju bidang vertikal ke bawah. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar
dari medan magnetik total pada bidang tersebut. Medan magnetik total (F), yaitu
besar dari vektor medan magnetik total. Medan magnet tegak (vertical magnetic
field) (Z). Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama bumi, dibuat standar
nilaiberdasarkan IGRF (international geomagnetiks reference Field) yang
diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil
pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam
waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
a. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata - rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah luas
lebih dari 10 km.
b. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar dari pengaruh luar bumi yang merupakan
hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari
matahari. Sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang
mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer.
c. Anomali medan magnet
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetit (Fe7S8), titanomagnetit (Fe2TiO4) dan lain-lain
yang berada di kerak bumi. Dalam survei metode magnetik yang menjadi
target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di
permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi.
Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap
magnetisasi batuan, yaitu pada besar dan arah medan magnetik yang
berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya. Anomali yang diperoleh
dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi.
9
Anomali bertambah besar bila arah medan magnet remanen sama dengan arah
medan magnet induksi, sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku
(Telford,1976).
→ → → →
HT = H M + H L + H A (3.6)
Keterangan :
→
H T = medan magnet total bumi
→
H M = medan magnet utama bumi
→
H L = medan magnet luar
→
H A = medan magnet anomaly
10
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
11
Gambar 4.2 Peta Titik Lokasi Pengambilan Data Kelompok 1
12
1. Dibentangkan meteran sepanjang lintasan yang telah ditentukan (110 m) dengan
spasi 10 m.
2. Ditentukan titik awal pengukuran sekaligus yang akan menjadi basenya.
3. Lakukan pengukuran magnetik di satu titik pertama dengan 5 kali pengukuran
titik (depan, belakang, samping kanan, samping kiri, dan di tengah).
4. Dicatat hasil pengukuran yang meliputi data koordinat, waktu,elevasi, dan nilai
nT setiap titik pada tabel pengamatan yang telah dibuat.
5. Ulangi Langkah 1 sampai 5 untuk lintasan selanjutnya.
13
4. Anomali medan magnet
Nilai anomaly pada setiap titik pengukuran akan menghasilkan nilai yang
berbeda sesuai dengan struktur batuan yang berada dibawah permukaan. Setelah
didapatkan nilai anomali medan magnet pada setiap titik pegukuran, maka data
tersebut akan digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
5. Reduksi ke kutub
Reduksi ke kutub dilakukan untuk menghilangkan pengaruh inklinasi
dan deklinasi dari data medan magnet. Salah satu filter ini mengubah medan
magnet dari tempat pengukuran menjadi medan magnet di kutub utara
magnet bumi. Filter ini juga mengubah arah medan yang tadinya dipole
menjadi monopole agar anomalinya semakin jelas terlihat. Reduksi ke kutub
ini dilakukan dengan menggunakan software Oasis Montaj.
6. Kontinuitas ke Atas
Kontinuasi ke atas merupakan proses pemfilteran data anomali medan
magnet terhadap ketinggian yang berfungsi untuk mengoreksi pengukuran
medan magnet dan menghilangkan pengaruh noise yang tidak diinginkan di
permukaan tempat pengukuran.
7. Pemodelan 2D
Pemodelan 2D dilakukan dengan memodelkan formasi batuan dalam
gambaran 2D. Pemodelan ini diawali dengan membuat sayatan/ slice kontur
anomali magnet sesuai target yang akan dicari. Pemodelan dilakukan
menggunakan Oasis Montaj 6.4.2 dengan fitur GM-SYS.
14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Gambar 5.1 Peta Anomali Magnetic Total
Dari gambar 5.1, dapat dilihat bahwa ada perbedaan nilai intensitas magnet.
Berdasarkan gambar 5.1 diatas, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu nilai
anomali magnet tota rendah, sedang dan tinggi. Nilai intesitas magnetic anomali
magnet total rendah berkisar antara -857.0 nT sampai 396.5 nT berwarna dari biru
tua ke biru cerah atau tosca. Anomali magnetik total yang sedang mempunyai rentang
nilai intensitas magnet berkisar antara 419.1 nT sampai 798.6 nT berwarna dari hijau
ke kuning. Dan anomali magnetik total yang tinggi mempunyai nilai intensitas
magnet yang berkisar antara 850.3 nT sampai 8177.4 nT dengan rentang warna dari
jingga ke pink muda.
16
Berdasarkan gambar 5.3 peta Reduce to Pole, dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan nilai intensitas magnetic yang sangat signifikan antara sebelum di reduksi
dengan sesuadah direduksi. Nilai intensitas magnetic sebelum yaitu berkisar antara
-857.0 nT sampai 8177.4 nT, sedangkan untuk nilai intensitas magnetik sesudah
direduksi ke kutub berkisar antara -10386.3 nT sampai 19963.2 nT. Dari rentang nilai
intensitas magnetic pada gambar 5.3, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
nilai anomali rendah, sedang dan tinggi. Nilai intensitas anomali rendah berkisar
antara -10386.3 nT sampai -705.1 nT berwarna dari biru tua ke biru cerah atau tosca.
Anomali magnetik yang sedang mempunyai rentang nilai intensitas magnetic
berkisar antara -435.4 sampai 1806.1 nT berwarna dari hijau ke kuning. Dan anomali
magnetik yang tinggi mempunyai nilai intensitas yang berkisar antara 1873.7 nT
sampai 19963.2 nT dengan rentang warna dari jingga ke pink muda.
17
Dari gambar 5.4 Peta Anomali Regional, dapat dilihat bahwa ada perbedaan nilai
intensitas magnet yang diwakili dengan skala warna berbeda. Dari rentang nilai
intensitas magnetic pada gambar 5.4, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
nilai anomali rendah, sedang dan tinggi. Nilai intensitas magnetik anomali regional
rendah berkisar antara 573.5 nT sampai 1673.4 nT berwarna dari biru tua ke biru
cerah atau tosca. Nilai Intensitas magnetic yang sedang mempunyai rentang nilai
intensitas magnetic berkisar antara 1753.8 nT sampai 1892.6 nT berwarna dari hijau
ke kuning. Dan anomali magnetik yang tinggi mempunyai nilai intensitas yang
berkisar antara 1897.1 nT sampai 2398.3 nT dengan rentang warna dari jingga ke
pink muda.
b. Anomali Residual
18
5.5 Penampang 2D
Pemodelan 2D dilakukan dengan melakukan sayatan di jalur-jalur tertentu
sesuai dengan target penelitian. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan di
daerah penelitian dilakukan satu sayatan. Pemodelan 2D memiliki 2 bagian utama
yaitu bagian atas yang menunjukkan nilai anomali medan magnet dan bagian bawah
yang menunjukkan model struktur batuan bawah permukaan. Pemodelan 2D ini
terdiri atas blok-blok batuan yang memiliki nilai suseptibilitas dan kedalaman yang
beragam seperti pada gambar 5.7 Pemodelan 2D.
19
Berdasarkan Pemodelan 2D dari gambar 5.7, dapat dilihat bawah terdapat tiga
lapisan. Pada lapisan pertama, diindikasikan sebagai lanau pasiran yang mempunyai
nilai suseptibilitas 0.00027 SI dengan kedalaman 0 sampai 1 meter. Lapisan kedua,
diindikasikan sebagai lempung yang mempunyai nilai suseptibilitas 0.01021 SI
dengan kedalaman 1 samapai 4 meter. Dan lapisan ketiga diindikasikan sebagai batu
pasir dengan nilai suspetibilitas 0.02634 SI dengan kedalaman 4 samapai 6.5 meter.
Dari pemodelan di atas dapat dilihat pada gambar bagian atas yaitu nilai anomali
magnet berkisar antara -9127 nT sampai 18254 nT.
20
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
struktur geologi bawah permukaan di Asrama Putri dan Lapangan sepakbola
Unram terdiri dari tiga lapisan batuan, yaitu lapisan pertama merupakan lanau
pasiran dengan nilai suseptibilitas 0.00027 SI, lapisan kedua merupakan lempung
dengan nilai suseptibilitas 0.01021 SI, dan lapisan ketiga batu pasir dengan nilai
suseptibilitas 0.02634 SI. Nilai anomali magnet di daeran penelitian berkisar
antara -9127 nT sampai 18254 nT.
6.2 Saran
Untuk proses pengambilan data perhatikan nilai yang akan dicatat dan
perhatikan pembacaan nilainya karen aitu kaan berpengaruh ke proses pengolahan
data di excel.
21
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, R.J. 1995. Potential Theory In Gravity And Magnetic Applications. Cambridge
University Press: London.
Hermansyah, D., Bakti, S., & Hiden. 2019. Praktikum Lapanagan Geologi Geofisika Di
Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung, Mataram. Program Studi Fisika FMIPA
Universitas Mataram.
Mangga, S. A., Atmawinata, S., Hermanto, B., & Admin, T. C. (1994). Peta Geologi
Lembar Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pusat.
Patya., Dkk. 2018. Identifikasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Nilai
Suseptibillitas Magnetik Batuan Di Laut Sulawesi. Jurnal Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Vol. 5
(1).
Rais, Dicky A., Dkk. 2020. Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Sebagai Pengontrol
Sebaran Mineralisasi Di Dusun Plampang dan Sangon Desa Kalirejo Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geocelebes. Yogyakarta : UPN. Vol. 4 (2).
Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. 1990. Applied Geophysics. 2nd
Edition. Cambridge University Press.
22
LAMPIRAN
IGRF = 44960.8
DEKLINASI = 0,9136
INKLINASI = -
33,4491
23
-
116,0925 8,58497 400142,1 9050914 15 523,8712912 144
-
116,0925 8,58495 400132,8 9050916 15 476,2039255 145
-
116,0924 8,58493 400123,3 9050918 15 511,1290924 146
116,0923 -8,5849 400113,4 9050921 15 516,1078275 147
-
116,0922 8,58487 400104,1 9050924 15 528,7519153 148
-
116,092 8,58483 400085 9050930 15 538,1814875 149
116,0919 -8,5848 400075 9050933 15 468,0871005 150
-
116,0915 8,58462 400027,8 9050952 15 520,7317207 151
-
116,0916 8,58464 400038,8 9050950 15 371,1177074 152
-
116,0917 8,58466 400044,3 9050948 15 457,4265715 153
-
116,0917 8,58468 400052 9050946 15 483,3297666 154
-
116,0918 8,58479 400062,8 9050934 15 612,672196 155
-
116,0918 8,58471 400059,3 9050942 15 521,8893509 156
-
116,0919 8,58474 400070,4 9050939 15 446,1104777 157
-
116,092 8,58476 400079,5 9050937 15 602,4528968 158
-
116,092 8,58477 400085,2 9050936 15 651,3384236 159
-
116,0921 8,58479 400094,8 9050934 15 665,6953892 160
-
116,0922 8,58482 400104,1 9050930 15 667,976916 161
-
116,0923 8,58485 400113,5 9050927 15 655,7904427 162
-
116,0924 8,58487 400123,3 9050925 15 643,0580988 163
-
116,0925 8,58489 400133,1 9050923 15 586,3553088 164
-
116,0917 8,58476 400048,5 9050937 15 -384,6629383 165
-
116,0916 8,58474 400039,4 9050940 15 -285,9759133 166
-
116,0915 8,58472 400028,9 9050941 15 60,00682782 167
116,0914 -8,5847 400018,3 9050943 15 -151,1554051 168
-
116,0913 8,58475 400005,8 9050938 15 -303,7981769 169
-
116,0912 8,58474 399994,8 9050939 15 321,0669815 170
-
116,0913 8,58466 400000,8 9050947 15 -69,71401638 171
-
116,0912 8,58465 399990,7 9050948 15 -1874,816134 172
24
-
116,0911 8,58454 399983,8 9050961 15 -261,3339085 173
-
116,0911 8,58463 399981,9 9050951 15 -39,55294132 174
116,091 -8,5846 399971,8 9050954 15 -185,1825657 175
-
116,0909 8,58459 399960,8 9050955 15 -792,8731871 176
-
116,0908 8,58456 399953,2 9050959 15 -899,4118442 177
-
116,0908 8,58463 399946 9050950 15 2994,856253 178
-
116,0908 8,58462 399953,8 9050952 15 3174,150997 179
-
116,0909 8,58464 399963,1 9050949 15 2910,055439 180
-
116,091 8,58466 399972,8 9050947 15 3552,075601 181
-
116,0909 8,58453 399961,8 9050962 15 4806,64866 182
-
116,0911 8,58469 399983,8 9050944 15 6451,287674 183
-
116,0912 8,58456 399994,8 9050959 15 -2721,442367 184
-
116,0913 8,58459 400005,8 9050956 15 7100,979212 185
116,0914 -8,5846 400016,8 9050954 15 6795,959383 186
-
116,0913 8,58468 400011 9050946 15 6759,604743 187
-
116,0914 8,58474 400022,3 9050938 15 7230,067421 188
116,0915 -8,5848 400030 9050933 15 7199,879749 189
-
116,0916 8,58483 400038,6 9050929 15 7269,640992 190
-
116,0917 8,58481 400050,1 9050931 15 5117,528771 191
25