Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM GEOMAGNET

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN


MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI LAPANGAN
SEPAKBOLA UNIVERSITAS MATARAM

DISUSUN OLEH

NURFITRIANINGSI

(G1B018048)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya
tentunya penulis tidak akan bisa untuk meyelesaikan laporan ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis Mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
mnyelesaikan laporan praktikum “Identifikasi Struktur Geologi Bawah Permukaan
Menggunakan Metode Magnetik Di Lapangan Sepakbola Universitas Mataram” Penulis
tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dan kesalahan di dalamnya. Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran yang menunjang dalam penyempurnaan
laporanl ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya dosen


yang telah membimbing kami Bapak Dr. Suhayat Minardi, S.Si, MT. dan juga kepada
para coast yang sudah membimbing kami dalam pengambilan data lapangan dan
pengerjaan laporan

Mataram,

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 1


1.3 Tujuan…………………………………………………………………………… 1
1.4 Batasan Masalah………………………………………………………………… 2
1.5 Manfaat………………………………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………. 3
BAB III LANDASAN TEORI………………………………………………………… 5
3.1 Geologi Daerah Penelitian……………………………………………………….. 5
3.2 Metode Geomagnet………………………………………………………………. 6
3.3 Medan Magnet Bumi……………………………………………………………... 8
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………... 11
4.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………………… 11
4.2 Waktu dan Tempat ……………………………………………………………..... 11
4.3 Alat dan Bahan Penelitian………………………………………………………… 12
4.5 Akuisisi Data……………………………………………………………………... 12
4.6 Pengolahan Data…………………………………………………………………. 13
4.7 Interpretasi Data………………………………………………………………….. 14
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………… 15
5.1 Koreksi IGRF…………………………………………………………………….. 15
5.2 Anomali Magnetik Total…………………………………………………………. 15
5.3 Reduksi Ke Kutub………………………………………………………………… 16
5.4 Kontinuitas ke Atas……………………………………………………………….. 17
5.5 Penampang 2D……………………………………………………………………. 19

ii
BAB VI PENUTUP……………………………………………………………………... 21
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….. 21
6.2 Saran……………………………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 22

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Geologi Pulau Lombok 5


Gambar 3.2 Diagram yang menunjukkan notasi magnet sebagai vektor medan 8
magnet bumi
Gambar 4.1 Titik Pengambilan Data Seluruh Kelompok 11
Gambar 4.2 Peta Titik Lokasi Pengambilan Data Kelompok 1 12
Gambar 5.1 Peta Anomali Magnetic Total 16
Gambar 5.3 Peta Reduksi ke kutub/ Reduce to Pole 16
Gambar 5.4 Peta Anomali Regional 17
Gambar 5.5 Peta Anomali Residual 18
Gambar 5.6 Sayatan 19
Gambar 5.7 Pemodelan 2D Sayatan Daerah penelitian 19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nilai Suseptibilitas batuan 7

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.6 Latar Belakang

Bumi dianalogikan sebagai batang magnet raksasa dan memiliki medan


magnet yang berasal dari dalam inti bumi. Geofisika adalah ilmu yang berhubungan
dengan fisika dari bumi dan atmosfer yang mengelilinginya (Telford dkk, 1990).
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode pasif dan
aktif. Metode geomagnet termasuk metode pasif yaitu metode yang dilakukan dengan
mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Karena metode geomagnet
menggunakan medan magnet bumi sebagai medan alami dalam pengukurannya
(Santoso, 2002).
Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan
medan magnet bumi. Pengukuran dilapangan yang diukur berupa besaran fisis yaitu
kuat medan magnet dan densitas medan magnet, sehingga di dapat intensitas medan
magnetic total. Analisis anomaly medan magnet digunakan untuk mengintepretasikan
susceptibilitas struktur geologi yang menonjol pada daerah tersebut. Oleh karena itu,
metode magnetik dapat digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan serta
jenis batuan penyusunnya.

1.7 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana struktur
geologi bawah permukaan menggunakan metode magnetik di Lapangan sepakbola
Universitas Mataram.

1.8 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur geologi
bawah permukaan dan anomali magnetic menggunakan metode magnetik di lapangan
sepakbola Universitas Mataram.

1
1.9 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.9.1 Metode yang digunakan yaitu metode magnetik dengan cara looping.
1.9.2 Pengolahan data menggunakan software Oasis Montaj dan Microsoft Excel.

1.10 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1.10.1 Memberikan informasi mengenai model geologi yang dapat memberikan
gambaran bawah permukaan pada daerah penelitian.
1.10.2 Memberikan wawasan sebagai pengembangan penelitian akademisi dalam
bidang geofisika dan geologi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Patya, dkk (2018) telah melakukan penelitian tentang metode magnetic untuk
mengetahui struktur geologi bawah permukaan di sekitar Laut Sulawesi. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan alat Proton Procession Magnetometer pada Kapal
Geomarine III dengan total 22 lintasan. Pengolahan data dengan koreksi IGRF untuk
mendapatkan anomali medan magnet total. Hasil dari interpretasi kualitatif maupun
kuantitatif yaitu berupa variasi nilai intensitas magnet total sebesar -450 nT dari arah
timur laut menuju ke barat daya sebesar 110 nT. Variasi nilai anomali intensitas
magnet total merupakan parameter dalam menentukan nilai suseptibilitas batuan yang
sangat berpengaruh terhadap struktur geologi bawah permukaan di sekitar Laut
Sulawesi. Pengaruh geologi yang dihasilkan adalah berupa daerah penunjaman dan
terdapat patahan atau sesar. Nilai suseptibilitas magnetik batuan pada struktur bawah
permukaan di sekitar Laut Sulawesi di dominasi batuan beku jenis andesit dan
basalt, dan batuan metamorf (k = 0,067833– 0,065333 SI).

Hermansyah, dkk (2021) telah melakukan penelitian menggunakan metode


geomagnet yang bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan patahan yang berada di
Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat dengan memetakan
sebaran anomali medan magnetik. Singkapan patahan yang ditemukan di dekat lokasi
ini menjadi dasar dari pendugaan keberadaan patahan yang diperkirakan melewati
wilayah pemukiman warga, persawahan dan akses jalan raya sehingga perlu untuk
diteliti mengenai jenis, kedalaman dan arah patahan. Pengukuran dilakukan pada 11
lintasan dengan panjang lintasan 3 km. Setiap lintasan masing-masing berjarak 300
m satu sama lain dan jarak antar titik pengukuran 50 m, 100 m, san 200 m tergantung
jarak lokasi dari target. Pemisahan antara anomali regional dan anomali residual
menggunakan metode kontinuasi ke atas pada ketinggian 1000 m. Interpretasi secara
kualitatif anomali residual menghasilkan anomali rendah dengan nilai -890,9 nT
hingga 897,3 nT. Interpretasi secara kuantitatif pada lima penampang lintasan dengan
metode pemodelan ke belakang dengan perangkat lunak Oasis Montaj 6.4.2

3
menghasilkan struktur geologi bawah permukaan yang berupa patahan turun. Patahan
turun berada pada kedalaman 30 m sampai 480 m yang tersusun atas lapisan batuan
lanau, lanau pasiran, pasir, lempung dan breksi. Patahan tersebut melewati Desa
Gapuk, Taman Ayu dan Kebon Ayu serta melewati jalan raya berarah Timut Laut–
Barat Daya.

Rais, dkk (2020) telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi
struktur bawah permukaan sebagai pengontrol mineralisasi di dusun Plampang dan
Sangon. Terdapat rekahan yang terisi oleh kuarsa (vein) di sekitar lava andesit.
Rekahan yang terisi oleh urat tersebut dapat mengakibatkan adanya mineralisasi
yang dibuktikan dengan adanya mineral-mineral ubahan (alterasi) berupa alterasi
advanced argilic dan propilitik yang didasarkan pada studi literatur. Daerah penelitian
termasuk dalam endapan epitermal sulfida rendah. Berdasakan adanya indikasi
tersebut, dilakukan penelitian menggunakan metode geomagnetik untuk menentukan
adanya struktur bawah permukaan sebagai pengontrol mineralisasi pada daerah
penelitian. Dari metode geomagnetik dilakukan pengolahan hingga menghasilkan
Peta Anomali Medan Magnet (HA), Peta Reduce to Pole (RTP), dan Peta Tilt
Derivative (TDR). Peta RTP memiliki anomali medan magnet yang monopole.
Berdasarkan nilai anomali medan magnet yang cenderung rendah pada Peta RTP
dapat diindikasikan struktur sesar berarah barat laut – tenggara, barat – timur, serta
barat daya – timur laut. Pada Peta TDR, dilakukan analisa struktur sesar berdasarkan
sudut fasa dengan nilai 0 dengan hasil arah struktur sesar yaitu barat laut –
tenggara, barat – timur, serta barat daya – timur laut. Indikasi struktur tersebut
diduga merupakan pengontrol adanya mineralisasi pada daerah penelitian.

4
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Geologi Daerah Penelitian

Gambar 3.1 Peta Geologi Pulau Lombok (Mangga, 1994)


Satuan batuan yang ada di Kota Mataram terdiri dari batuan gunung api, batuan
sedimen, serta batuan terobosan yang umurnya berkisar dari jaman tersier sampai
kuarter. Formasi batuan yang terbentuk adalah Formasi Kalipalung (TQp) yaitu
anggota Selayar (TQs), Formasi Kalibalak (TQb), dan Formasi Lekopiko (Qvl)
dengan jenis batuanBreksi gampingan dan lava, Batu pasir tuffan dan batu lempung

5
tuffan dengan sisipan tipis karbon.Breksi dan lava, Tuff berbatu apung, breksi lahar,
dan lava.

3.2 Metode Geomagnet


Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika tertua yang
mempelajari karakteristik medan magnet bumi. Sejak lebih dari tiga abad yang
lalu telah diketahui bahwa bumi merupakan magnet yang besar. Bentuk bumi
sendiri tidak benar-benar bulat dan material penyusunnya pun tidak homogen, hal
ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lintasan garis gaya magnet.
Penyimpangan inilah yang disebut anomali geomagnet. Metode magnetik
mendasari survei geofisika dalam pencarian jebakan mineral dan struktur bawah
permukaan bumi secara signifikan. Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat
magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi
sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan
untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing
batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali
karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya
akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan
semakin banyak. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat
dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai
anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang
diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas
mantel bumi (Blakely, R.J. 1995).
3.2.1 Gaya Magnetik
Jika terdapat dua buah kutub magnetik p1 dan p2 yang berjarak r
(cm), maka akan terjadi gaya coulomb yang dinyatakan dengan persamaan
berikut
𝑝1 𝑝2
𝐹= 𝑟 (3.1)
𝜇0 𝑟 2 1

Dengan 𝜇0 adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak


berdimensi dan berharga satu. 𝑟1 menunjukan vector satuan dengan arah
p1 ke p2. Besar nilai 𝜇0 adalah 4𝜋 × 10−7 𝑁/𝐴2 (Telford,dkk, 1976).

6
3.2.2 Kuat Medan Magnetik
̅ ) pada suatu titik yang berjarak dari kutub magnet
Kuat medan magnet (𝐻
p1 didefinisikan sebagai gaya F persatuan kutub magnet, dinyatakan dalam
persamaan berikut
𝐹
̅=
𝐻 (3.2)
𝑝2

3.2.3 Suseptibilitas Magnetik


Kemudahan suatu benda magnetik untuk dimagnetisasi ditentukan
oleh suseptibitas kemagnetan k yang dirumuskan dengan persamaan :
I = kH (3.3)
Nilai suseptibilitas magnetik dalam ruang hampa sama dengan nol karena
hanya benda berwujud yang dapat termagnetisasi. Suseptibilitas magnetik
dapat diartikan sebagai derajat kemgntan suatu benda. Harga k pada batuan
semakin besar apabila dalam batuan semakin banyak dijumpai mineral-
mineral yang bersifat magnetik. Berdasarkan harga suseptibilitas k, benda-
benda magnetik dapat dikategorikan sebagai diamagnetik, paramagnetik,
ferromagnetik. Diamagnetik adalah benda yang mempunyai niai k kecil
dan negatif. Paramagnetik adalah benda magnetik yang mempunyai nilai
k kecil dan positif. Sedangkan Ferromagnetik adalah benda magnetik yang
mempunyai nilai k positif dan besar (Santoso , 2002).
Tabel 3.1 Nilai Suseptibilitas batuan (Telford dan Parasnis, 1996)
No. Jenis Batuan Suseptibilitas (x 10-3 SI)
1. Dolomite 0-0.9
2. Limestones (Batu 0-3
Gamping/Batu Kapur)
3. Sandstones (Batu Pasir) 0-20
4. Shales (Serpih) 0.01-0.15
5. Clay (Lempung) 0-2

3.2.4 Intensitas Magnetik

Intensitas magnetisasi adalah besaran yang menyatakan seberapa


besar intensitas kecerahan arah momen magnetic dalam suatu material

7
yang diakibatkan dari medan magnet luar bumi yang mempengaruhi.
Menurut Telford et al. (1990), material bermagnet yang ditempatkan pada
̅ , maka akan termagnetisasi
suatu medan magnet dengan kuat medan 𝐻
̅,
karena induksi. Kemagnetan sendiri diukur berdasarkan polarisasi 𝑀
(juga disebut intensitas magnetic atau momen dipole m persatuan volume
V dan dinyatakan pada persamaan berikut
̅ = 𝑚/𝑉
𝑀 (3.3)
3.2.5 Induksi Magnet
̅ , kutub-
Bila benda magnetic diletakkan dalam medan magnet luar 𝐻
kutub internalnya akan menyerahkan diri dengan H dan terbentuk suatu
medan magnet baru yang besarnya adalah (Telford, et al., 1990):
̅̅̅ ̅
𝐻′ = 4𝑝𝑘𝐻 (3.4)
Medan magnet totalnya disebut dengan induksi magnet 𝐵̅ dan dapat ditulis
sebagai :
𝐵̅ = 𝑚𝑟 𝐻
̅ (3.5)
3.3 Medan Magnet Bumi
Prinsip dasar metode Geomagnet adalah mengukur perubahan medan
magnet bumi akibat variasi mineral magnetik yang terkandung dalam batuan
dekat permukaan bumi. Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan
sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang
terletak di dalam inti bumi. Diagram medan magnet dapat dilihat pada gambar di
bawah (Lantu, 2009).

Gambar 3.2 Diagram yang menunjukkan notasi magnet sebagai vektor medan
magnet bumi

8
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen
horizontal yang dihitung dari utara menuju timur. Inklinasi (I), yaitu sudut antara
medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang
horizontal menuju bidang vertikal ke bawah. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar
dari medan magnetik total pada bidang tersebut. Medan magnetik total (F), yaitu
besar dari vektor medan magnetik total. Medan magnet tegak (vertical magnetic
field) (Z). Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama bumi, dibuat standar
nilaiberdasarkan IGRF (international geomagnetiks reference Field) yang
diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil
pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam
waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
a. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata - rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah luas
lebih dari 10 km.
b. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar dari pengaruh luar bumi yang merupakan
hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari
matahari. Sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang
mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer.
c. Anomali medan magnet
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetit (Fe7S8), titanomagnetit (Fe2TiO4) dan lain-lain
yang berada di kerak bumi. Dalam survei metode magnetik yang menjadi
target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di
permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi.
Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap
magnetisasi batuan, yaitu pada besar dan arah medan magnetik yang
berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya. Anomali yang diperoleh
dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi.

9
Anomali bertambah besar bila arah medan magnet remanen sama dengan arah
medan magnet induksi, sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku
(Telford,1976).
→ → → →
HT = H M + H L + H A (3.6)

Keterangan :

H T = medan magnet total bumi

H M = medan magnet utama bumi

H L = medan magnet luar

H A = medan magnet anomaly

10
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu dengan
melakukan pengolahan data magnetik untuk mengetahui nilai suspetibilitas batuan
kemuadian diinterpretasikan. Metode magnetik yang digunakan adalah metode
magnetik dengan cara looping.

4.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan di Asrama putri dan Lapangan Sepakbola
Universitas Mataram, pada Senin, 15 November 2021. Jumlah lintasan yang
digunakan yaitu 6 lintasan, dua lintasan di Asrama Putri, dan 4 lintasan di Lapangan
Sepakbola Universitas Mataram.

Gambar 4.1 Titik Pengambilan Data Seluruh Kelompok

11
Gambar 4.2 Peta Titik Lokasi Pengambilan Data Kelompok 1

4.3 Alat dan Bahan Penelitian


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Satu set alat Magnetik (magnetometer)
2. Meteran
3. GPS
4. Alat Tulis
5. Software Google Earth
6. Software Microsoft Excel
7. Software Oasis Montaj 6.4.2
8. Sofware Surfer

4.4 Akuisisi Data


Adapun Langkah-langkah proses akuisisi data atau pengambilan data magnetik
adalah sebagai berikut :

12
1. Dibentangkan meteran sepanjang lintasan yang telah ditentukan (110 m) dengan
spasi 10 m.
2. Ditentukan titik awal pengukuran sekaligus yang akan menjadi basenya.
3. Lakukan pengukuran magnetik di satu titik pertama dengan 5 kali pengukuran
titik (depan, belakang, samping kanan, samping kiri, dan di tengah).
4. Dicatat hasil pengukuran yang meliputi data koordinat, waktu,elevasi, dan nilai
nT setiap titik pada tabel pengamatan yang telah dibuat.
5. Ulangi Langkah 1 sampai 5 untuk lintasan selanjutnya.

4.5 Pengolahan Data


Adapun langkah-langkah pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut :
1. Diinput data lapangan yang diperoleh ke miscrosoft excel.
2. Diubah nilai koordinat ke dalam format UTM.
3. Dilakukan perhitungan berbagai koreksi untuk memperoleh nilai anomali
magnetik total. Korekasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari
dalam satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan
waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun
pengukuran) yang akan dikoreksi.
- Koreksi IGRF : nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF.
Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka
kontribusi medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi
IGRF dapat dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai
medan magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik
pengukuran pada posisi geografis yang sesuai. Koreksi IGRF dapat dilakukan
melalui website :
http://www.ngdc.noaa.gov/geomag/calculators/magcalc.shtml?useFullSite=
true
- Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik
sangat kuat.

13
4. Anomali medan magnet
Nilai anomaly pada setiap titik pengukuran akan menghasilkan nilai yang
berbeda sesuai dengan struktur batuan yang berada dibawah permukaan. Setelah
didapatkan nilai anomali medan magnet pada setiap titik pegukuran, maka data
tersebut akan digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
5. Reduksi ke kutub
Reduksi ke kutub dilakukan untuk menghilangkan pengaruh inklinasi
dan deklinasi dari data medan magnet. Salah satu filter ini mengubah medan
magnet dari tempat pengukuran menjadi medan magnet di kutub utara
magnet bumi. Filter ini juga mengubah arah medan yang tadinya dipole
menjadi monopole agar anomalinya semakin jelas terlihat. Reduksi ke kutub
ini dilakukan dengan menggunakan software Oasis Montaj.
6. Kontinuitas ke Atas
Kontinuasi ke atas merupakan proses pemfilteran data anomali medan
magnet terhadap ketinggian yang berfungsi untuk mengoreksi pengukuran
medan magnet dan menghilangkan pengaruh noise yang tidak diinginkan di
permukaan tempat pengukuran.

7. Pemodelan 2D
Pemodelan 2D dilakukan dengan memodelkan formasi batuan dalam
gambaran 2D. Pemodelan ini diawali dengan membuat sayatan/ slice kontur
anomali magnet sesuai target yang akan dicari. Pemodelan dilakukan
menggunakan Oasis Montaj 6.4.2 dengan fitur GM-SYS.

4.6 Interpretasi Data


Untuk interpretasi data dilihat dari kedalaman batuan dan perbedaan nilai
suseptibilitasnya. Dari pemodelan yang telah dibuat diinterpretasikan berdasarkan
lapisan dan jenis batuan disetiap lapisan dilihat dari nilai suseptibilitas batuan. Serta
anomali magnetic lokasi penelitian dari peta kontur magnetic yang telah dibuat.

14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian identifiikasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan pengukuran


medan magnet di lapangan bertujuan untuk mengetahui struktur bawah permukaan dan
anomali medan magnet di lokasi penelitian. Alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran lapangan dengan metode geomagnet adalah magnetometer. Magnetometer
yang digunakan adalah Proton Precession Magnetometer (PPM). PPM dapat digunakan
untuk mengukur medan magnet gradien dan medan magnet total. Pada penelitian
ini, PPM digunakan untuk mengukur nilai medan magnet total.
Medan magnet total hasil pengukuran masih dipengaruhi oleh medan magnet
luar, medan magnet utama, dan anomali medan magnet itu sendiri. Sehingga untuk
mengetahui besarnya anomali medan magnet, maka medan magnet luar dan medan
magnet utama perlu direduksi. Medan magnet luar direduksi dengan koreksi variasi
harian, dan medan magnet utama direduksi dengan koreksi IGRF. Anomali medan
magnet hasil reduksi masih dipengaruhi medan magnet regional dan medan magnet
lokal. Sehingga untuk mengetahui medan magnet regional di kawasan penelitian,
perlu dilakukan pemisahan dengan reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas.

5.1 Koreksi Nilai IGRF


Nilai medan magnet bumi pada daerah penelitian yang diperoleh dari
kalkulator IGRF yaitu nilai inklinasi sebesar -33.4491°, nilai deklinasinya sebesar
0.9136°, dan nilai koreksi IGRF sebesar 44960.8 nT. Nilai ini sangan penting dalam
proses koreksi IGRF dan pembuatan model bawah permukaan.

5.2 Anomali Magnetik Total


Anomali magnetik total merupakan gabungan dari anomali magnetic regional
dan Residual. Hasil pengukuran anomali magnetik total dapat dilihat pada gambar
5.1 Peta Anomali Total dibawah ini.

15
Gambar 5.1 Peta Anomali Magnetic Total
Dari gambar 5.1, dapat dilihat bahwa ada perbedaan nilai intensitas magnet.
Berdasarkan gambar 5.1 diatas, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu nilai
anomali magnet tota rendah, sedang dan tinggi. Nilai intesitas magnetic anomali
magnet total rendah berkisar antara -857.0 nT sampai 396.5 nT berwarna dari biru
tua ke biru cerah atau tosca. Anomali magnetik total yang sedang mempunyai rentang
nilai intensitas magnet berkisar antara 419.1 nT sampai 798.6 nT berwarna dari hijau
ke kuning. Dan anomali magnetik total yang tinggi mempunyai nilai intensitas
magnet yang berkisar antara 850.3 nT sampai 8177.4 nT dengan rentang warna dari
jingga ke pink muda.

5.3 Reduksi Ke Kutub

Gambar 5.3 Peta Reduksi ke kutub/ Reduce to Pole

16
Berdasarkan gambar 5.3 peta Reduce to Pole, dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan nilai intensitas magnetic yang sangat signifikan antara sebelum di reduksi
dengan sesuadah direduksi. Nilai intensitas magnetic sebelum yaitu berkisar antara
-857.0 nT sampai 8177.4 nT, sedangkan untuk nilai intensitas magnetik sesudah
direduksi ke kutub berkisar antara -10386.3 nT sampai 19963.2 nT. Dari rentang nilai
intensitas magnetic pada gambar 5.3, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
nilai anomali rendah, sedang dan tinggi. Nilai intensitas anomali rendah berkisar
antara -10386.3 nT sampai -705.1 nT berwarna dari biru tua ke biru cerah atau tosca.
Anomali magnetik yang sedang mempunyai rentang nilai intensitas magnetic
berkisar antara -435.4 sampai 1806.1 nT berwarna dari hijau ke kuning. Dan anomali
magnetik yang tinggi mempunyai nilai intensitas yang berkisar antara 1873.7 nT
sampai 19963.2 nT dengan rentang warna dari jingga ke pink muda.

5.4 Kontinuitas ke Atas


Peta anomali medan magnet hasil reduksi ke kutub belum menunjukkan
anomaly regional daerah penelitian, namun masih berupa anomali regional dan
anomali lokal. Masih tercampurnya antara anomali regional dan anomali lokal
akan mempersulit interpretasi, sehingga perlu dilakukan pemisahan antara
keduanya. Proses pemisahan tersebut dilakukan dengan tahap kontinuasi ke atas,
sehingga didapatkan anomaly regional dengan cara mengurangi anomali hasil
reduksi ke kutub dengan anomaly lokal.
a. Anomali Regional

Gambar 5.4 Peta Anomali Regional

17
Dari gambar 5.4 Peta Anomali Regional, dapat dilihat bahwa ada perbedaan nilai
intensitas magnet yang diwakili dengan skala warna berbeda. Dari rentang nilai
intensitas magnetic pada gambar 5.4, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
nilai anomali rendah, sedang dan tinggi. Nilai intensitas magnetik anomali regional
rendah berkisar antara 573.5 nT sampai 1673.4 nT berwarna dari biru tua ke biru
cerah atau tosca. Nilai Intensitas magnetic yang sedang mempunyai rentang nilai
intensitas magnetic berkisar antara 1753.8 nT sampai 1892.6 nT berwarna dari hijau
ke kuning. Dan anomali magnetik yang tinggi mempunyai nilai intensitas yang
berkisar antara 1897.1 nT sampai 2398.3 nT dengan rentang warna dari jingga ke
pink muda.
b. Anomali Residual

Gambar 5.5 Peta Anomali Residual


Dari gambar 5.5 Peta Anomali Residual, dapat dilihat bahwa ada perbedaan
nilai intensitas magnet yang diwakili dengan skala warna berbeda. Dari rentang nilai
intensitas magnetic pada gambar 5.4, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
nilai anomali rendah, sedang dan tinggi. Nilai intensitas magnetik anomali residual
rendah berkisar antara -11409.0 nT sampai -2534.8 nT berwarna dari biru tua ke biru
cerah atau tosca. Nilai Intensitas magnetic yang sedang mempunyai rentang nilai
intensitas magnetic berkisar antara -2147.7 nT sampai -217.2 nT berwarna dari hijau
ke kuning. Dan anomali magnetik yang tinggi mempunyai nilai intensitas yang
berkisar antara 183.3 nT sampai 18192.9 nT dengan rentang warna dari jingga ke
pink muda.

18
5.5 Penampang 2D
Pemodelan 2D dilakukan dengan melakukan sayatan di jalur-jalur tertentu
sesuai dengan target penelitian. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan di
daerah penelitian dilakukan satu sayatan. Pemodelan 2D memiliki 2 bagian utama
yaitu bagian atas yang menunjukkan nilai anomali medan magnet dan bagian bawah
yang menunjukkan model struktur batuan bawah permukaan. Pemodelan 2D ini
terdiri atas blok-blok batuan yang memiliki nilai suseptibilitas dan kedalaman yang
beragam seperti pada gambar 5.7 Pemodelan 2D.

Gambar 5.6 Sayatan

Gambar 5.7 Pemodelan 2D Sayatan Daerah penelitian

19
Berdasarkan Pemodelan 2D dari gambar 5.7, dapat dilihat bawah terdapat tiga
lapisan. Pada lapisan pertama, diindikasikan sebagai lanau pasiran yang mempunyai
nilai suseptibilitas 0.00027 SI dengan kedalaman 0 sampai 1 meter. Lapisan kedua,
diindikasikan sebagai lempung yang mempunyai nilai suseptibilitas 0.01021 SI
dengan kedalaman 1 samapai 4 meter. Dan lapisan ketiga diindikasikan sebagai batu
pasir dengan nilai suspetibilitas 0.02634 SI dengan kedalaman 4 samapai 6.5 meter.
Dari pemodelan di atas dapat dilihat pada gambar bagian atas yaitu nilai anomali
magnet berkisar antara -9127 nT sampai 18254 nT.

20
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
struktur geologi bawah permukaan di Asrama Putri dan Lapangan sepakbola
Unram terdiri dari tiga lapisan batuan, yaitu lapisan pertama merupakan lanau
pasiran dengan nilai suseptibilitas 0.00027 SI, lapisan kedua merupakan lempung
dengan nilai suseptibilitas 0.01021 SI, dan lapisan ketiga batu pasir dengan nilai
suseptibilitas 0.02634 SI. Nilai anomali magnet di daeran penelitian berkisar
antara -9127 nT sampai 18254 nT.

6.2 Saran
Untuk proses pengambilan data perhatikan nilai yang akan dicatat dan
perhatikan pembacaan nilainya karen aitu kaan berpengaruh ke proses pengolahan
data di excel.

21
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, R.J. 1995. Potential Theory In Gravity And Magnetic Applications. Cambridge
University Press: London.

Hermansyah, D., Bakti, S., & Hiden. 2019. Praktikum Lapanagan Geologi Geofisika Di
Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung, Mataram. Program Studi Fisika FMIPA
Universitas Mataram.

Lantu. 2009. Metode Gravitasi Dan Geomagnet. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Mangga, S. A., Atmawinata, S., Hermanto, B., & Admin, T. C. (1994). Peta Geologi
Lembar Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pusat.

Patya., Dkk. 2018. Identifikasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Nilai
Suseptibillitas Magnetik Batuan Di Laut Sulawesi. Jurnal Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Vol. 5
(1).

Rais, Dicky A., Dkk. 2020. Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Sebagai Pengontrol
Sebaran Mineralisasi Di Dusun Plampang dan Sangon Desa Kalirejo Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geocelebes. Yogyakarta : UPN. Vol. 4 (2).

Soegiono. 2004. Pipa Bawah Laut. Airlangga University Pres: Surabaya

Telford, W.M. 1976. Applied Geophysics. Cambridge University Press: London.

Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. 1990. Applied Geophysics. 2nd
Edition. Cambridge University Press.

22
LAMPIRAN

Tabel Hasil Pengamatan

IGRF = 44960.8
DEKLINASI = 0,9136
INKLINASI = -
33,4491

Longitude Latitude x y elevasi Anomali total rata-rata no


-
116,0926 8,58514 400146,5 9050895 15 272,2851892 121
-
116,0925 8,58512 400137 9050897 15 362,9882332 122
116,0924 -8,5851 400127,6 9050900 15 349,4113859 123
-
116,0923 8,58506 400117,9 9050903 15 356,2554161 124
-
116,0922 8,58504 400108,4 9050907 15 361,3056188 125
116,0922 -8,585 400099,8 9050910 15 385,381865 126
-
116,0921 8,58498 400089,9 9050912 15 382,3832333 127
-
116,092 8,58495 400080,4 9050916 15 388,2875944 128
-
116,0919 8,58495 400072,1 9050916 15 459,9669204 129
-
116,0918 8,58493 400061,8 9050918 15 -51,55241067 130
-
116,0918 8,58482 400056,5 9050930 15 105,2481721 131
-
116,0918 8,58485 400064,2 9050927 15 400,4706783 132
-
116,0919 8,58488 400073,1 9050924 15 384,4625367 133
-
116,092 8,58491 400082,4 9050921 15 428,5382222 134
-
116,0921 8,58493 400092,3 9050918 15 447,0842238 135
-
116,0922 8,58494 400102 9050917 15 457,0182108 136
-
116,0923 8,58497 400111,6 9050914 15 439,0588311 137
116,0923 -8,585 400120,5 9050910 15 443,3366746 138
-
116,0924 8,58503 400130,2 9050908 15 396,4014532 139
-
116,0925 8,58505 400141 9050905 15 295,9020449 140
-
116,0926 8,58508 400150,2 9050902 15 323,5135716 141
-
116,0926 8,58501 400153,8 9050910 15 567,926678 142
-
116,0926 8,58491 400148,9 9050921 15 625,583448 143

23
-
116,0925 8,58497 400142,1 9050914 15 523,8712912 144
-
116,0925 8,58495 400132,8 9050916 15 476,2039255 145
-
116,0924 8,58493 400123,3 9050918 15 511,1290924 146
116,0923 -8,5849 400113,4 9050921 15 516,1078275 147
-
116,0922 8,58487 400104,1 9050924 15 528,7519153 148
-
116,092 8,58483 400085 9050930 15 538,1814875 149
116,0919 -8,5848 400075 9050933 15 468,0871005 150
-
116,0915 8,58462 400027,8 9050952 15 520,7317207 151
-
116,0916 8,58464 400038,8 9050950 15 371,1177074 152
-
116,0917 8,58466 400044,3 9050948 15 457,4265715 153
-
116,0917 8,58468 400052 9050946 15 483,3297666 154
-
116,0918 8,58479 400062,8 9050934 15 612,672196 155
-
116,0918 8,58471 400059,3 9050942 15 521,8893509 156
-
116,0919 8,58474 400070,4 9050939 15 446,1104777 157
-
116,092 8,58476 400079,5 9050937 15 602,4528968 158
-
116,092 8,58477 400085,2 9050936 15 651,3384236 159
-
116,0921 8,58479 400094,8 9050934 15 665,6953892 160
-
116,0922 8,58482 400104,1 9050930 15 667,976916 161
-
116,0923 8,58485 400113,5 9050927 15 655,7904427 162
-
116,0924 8,58487 400123,3 9050925 15 643,0580988 163
-
116,0925 8,58489 400133,1 9050923 15 586,3553088 164
-
116,0917 8,58476 400048,5 9050937 15 -384,6629383 165
-
116,0916 8,58474 400039,4 9050940 15 -285,9759133 166
-
116,0915 8,58472 400028,9 9050941 15 60,00682782 167
116,0914 -8,5847 400018,3 9050943 15 -151,1554051 168
-
116,0913 8,58475 400005,8 9050938 15 -303,7981769 169
-
116,0912 8,58474 399994,8 9050939 15 321,0669815 170
-
116,0913 8,58466 400000,8 9050947 15 -69,71401638 171
-
116,0912 8,58465 399990,7 9050948 15 -1874,816134 172

24
-
116,0911 8,58454 399983,8 9050961 15 -261,3339085 173
-
116,0911 8,58463 399981,9 9050951 15 -39,55294132 174
116,091 -8,5846 399971,8 9050954 15 -185,1825657 175
-
116,0909 8,58459 399960,8 9050955 15 -792,8731871 176
-
116,0908 8,58456 399953,2 9050959 15 -899,4118442 177
-
116,0908 8,58463 399946 9050950 15 2994,856253 178
-
116,0908 8,58462 399953,8 9050952 15 3174,150997 179
-
116,0909 8,58464 399963,1 9050949 15 2910,055439 180
-
116,091 8,58466 399972,8 9050947 15 3552,075601 181
-
116,0909 8,58453 399961,8 9050962 15 4806,64866 182
-
116,0911 8,58469 399983,8 9050944 15 6451,287674 183
-
116,0912 8,58456 399994,8 9050959 15 -2721,442367 184
-
116,0913 8,58459 400005,8 9050956 15 7100,979212 185
116,0914 -8,5846 400016,8 9050954 15 6795,959383 186
-
116,0913 8,58468 400011 9050946 15 6759,604743 187
-
116,0914 8,58474 400022,3 9050938 15 7230,067421 188
116,0915 -8,5848 400030 9050933 15 7199,879749 189
-
116,0916 8,58483 400038,6 9050929 15 7269,640992 190
-
116,0917 8,58481 400050,1 9050931 15 5117,528771 191

25

Anda mungkin juga menyukai