Anda di halaman 1dari 1

Indonesia tidak mengadopsi kejahatan perang sebagai salah satu bentuk pelanggaran HAM Berat

sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Bagaimana
mekanisme penyelesaian perkara apabila terjadi kejahatan perang di Indonesia, dapatkah didasarkan pada
UU No. 26 Tahun 2000?

Selamat Malam semuanya.. Saya ingin menjawab Diskusi 1 ini mengenai Bagaimana mekanisme
penyelesaian perkara apabila terjadi kejahatan perang di Indonesia, dapatkah didasarkan pada UU No. 26
Tahun 2000

Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 26 Tahun 2000, ada dua jenis pelanggaran HAM berat, yakni
Kejahatan Genosida serta Kejahatan terhadap Kemanusiaan. Dalam hal ini Kejahatan Perang
termasuk kedalam kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang
meluas dan sistematik. Sehingga akan berdampak secara luas baik pada tingkat nasional maupun
internasional dan bukan merupakan tindak pidana yang diatur di dalam Kitab Undang undang
Hukum Pidana serta menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil yang mengakibatkan
perasaan tidak aman baik terhadap perseorangan maupun masyarakat, sehingga perlu segera dipulihkan
dalam mewujudkan supremasi hukum untuk mencapai kedamaian, ketertiban, ketenteraman, keadilan,
dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia

Menurut Undang-Undang, Pelanggaran HAM Berat di Indonesia memiliki mekanisme khusus, baik
untuk tingkat penyelidikan, penyidikan maupun penuntutannya. Pada tingkat penyelidikan, yang
mempunyai kewenangan adalah Komnas HAM. Pada tingkat peradilan dibentuk Pengadilan HAM yag
terdiri dari 3 Hakim Ad hoc dan 2 Hakim Karir.

Anda mungkin juga menyukai