Anda di halaman 1dari 103

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH NOVEL “RANTAU 1 MUARA”

KARYA AHMAD FUADI

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

DWI NOVITA RAHMI


NIM. 1110051000104

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH
NOVEL'TRANTAU 1 MUARA'KARYA AHMAD FUADI

Skripsi
Diaj ukan untuk Memenuhi Persayaratan Merperoleh
Celar Sarjana Komunikasi tslam (S.Kom.i)

Oleh

Dwi NovitaR4hmi
1r10051000104

Pembimbing

Drs. Jumroni. M. Si
NIP. 1 9630515199203 1006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PEI\TYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

LINIVERSITAS ISLAM NI,GERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKAR.TA

t43S*u20L4trI
PBNGESAHAN PANITIA UJIAN
skripsi ini berjudul ANALIS Isr PESAN DAKWAH NovEL RANTAU I
MUARA KARYA AHMAD FUADI telah diujikan dalam sidang munaqosah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatirllah Jalarta
pada tanggal 23 Juli 2014, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat
memperoleh gelar sarjana Komunikasi Islam (s.Kom.I) pada progru* itudi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta,23 Juli2014

Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

NIP. 1 9830 610 200912 2 00r

Anggota

Penguji I

Drs. St
NIP. 19580910 NIP. I

Pembirnbing

..--A2-
Drs. JumroJ. M.si
NIP. 19630515 199203 I 006
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bekasi, 10 Juli 2014

Dwi Novita Rahmi


ABSTRAK
Dwi Novita Rahmi
Analisis Isi Pesan Dakwah Novel “Rantau 1 Muara” Karya Ahmad Fuadi

Dalam perkembangan zaman seperti sekarang ini, berdakwah tidak lagi


harus memakai cara ceramah, pidato, dan sebagainya. Ada banyak strategi
dakwah yang lebih modern, agar pernyampaian dakwah bisa lebih efektif. Da’wah
bi al-qalam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar menurut perintah Allah SWT lewat seni tulisan. Dakwah memlalui tulisan
mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan dakwah bi al-lisan yaitu pesan-
pesan dakwah yang disampaikan dapat dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan
untuk dibaca kembali setiap saat, megantarkan penikmatnya pada pemahaman,
pesan-pesan akan terus melekat dalam hati pembaca sera bisa menjadi buat tutur
setiap hari.
Rantau 1 muara merupakan novel ketiga dari trilogi novel Negeri 5
Menara dan Ranah 3 Warna. Novel karya Ahmad Fuadi ini merupakan
pamungkas dari trilogi Negeri 5 Menara. Novel ini menceritakan bagaimana Alif
Fikri menjalani kehidupannya setelah lulus kuliah. Peperangan batinnya ketika
masa kerja ketika ia diterima menjadi wartawan ibukota, yaitu keinginan hatinya
atau hanya mencari materi, pencarian belahan jiwa dan matra ketiga “man saara
ala darbi washala” (siapa yang berjalan dijalannya akan sampai di tujuan)
menuntun pencarian misi hidup Alif. Hidup hakikatnya adalah perantauan. Suatu
masa akan kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal. muara segala muara.
Lalu pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam Novel Rantau 1
Muara ketika Alif berada di luar negeri? Dan pesan dakwah apa yang
mendominasi Novel Rantau 1 Muara ketika Alif berada di luar negeri?
Untuk mendapatkan data dan hasil maksimal, dalam penelitian ini maka
digunakan metode penelitian analisis isi (content analysis) melalui pendekatan
kuantitatif. Menurut Barelson & Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode
untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Dalam teknik analisis data di buat
kategorisasi isi pesan dakwah yang terdapat pada paragraf dalam novel Rantau 1
Muara, kemudian membuat lembar coding yang diisi oleh juri yang berjumlah tiga
orang yang telah ditetapkan sebelumnya, selanjutnya hasil kesepakatan tim juri di
jadikan sebagai koefisien reabilitas dan terakhir melakukan penghitungan
prosentase mengenai pesan dakwah yang dominan.
Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada novel Rantau 1 Muara
yang di batasi hanya pada bab 23-46 (kecuali bab 44), dalam hal ini pesan-pesan
dakwah mengandung tiga kategori yaitu akhlak, akidah, syariah. Kemudian dari
ketiga kategori tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa pesan yang
dominan yaitu pesan akhlak dengan 80,4%, lalu diikuti dengan akidah 12,6%, dan
terakhir syariah dengan 7%.

Keyword : Analisis isi, pesan dakwah, novel.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan begitu banyak

nikmat dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada setiap makhluk ciptaan-

Nya sehingga berkat izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya minadzulumati ila nuur. Dan

kesejahteraan semoga selalu menyertai keluarga beliau, sahabat-sahabatnya, dan

kita sebagai umatnya yang mengharapkan syafa’at dari beliau

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna

baik dalam hal bentuk maupun isinya. Namun berkat bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, Alhamdulillah skripsi ini dapat

terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Dan sudah sepatutnya penulis

mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

beserta Wakil Dekan I Suparto, M.Ed, PhD, MA, Wakil Dekan II Drs.

Jumroni, M.Si, dan Wakil Dekan III DR. Sunandar, M.Ag.

2. Rachmat Baihaky, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan, Fita Fathurrohmah, SS, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan


ii
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Serta para dosen dan staf pengajar Fakultas

Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan

dalam mendidik penulis selama penulis melakukan studi.

3. Drs. Jumroni, M.si, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta

dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sesuai waktu yang diinginkan.

4. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu memberikan

kelancaran kepada penulis dalam penyelesaian administrasi. Serta pimpinan

dan segenap karyawan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan perpustakaan FDK, yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari

dan mencari bahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Para juri yaitu Andi Muhammad Rizki, Raenisa Putri, dan Rika Alisha yang

telah meluangkan waktunya dan bersedia menjadi juri dalam penelitian ini.

Semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

6. Orangtua penulis ayahanda tercinta Alm. Bachtiar Pasdah dan ibunda tercinta

Siti Rahayu Amaliah, yang telah membesarkan dan merawat penulis dengan

rasa cinta kasih dan sayang. Serta lantunan doa dan ridho yang tak pernah

putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga penulis selalu menjadi penerus

yang berguna dan membanggakan bagi keluarga, agama, nusa, dan bangsa.

iii
7. Teman-teman KPID angkatan 2010, Arista Rahma, Erfa Dwi Jayanti, Ibel

Olivia, Rika Alisha, Anggy Agustin, Izzatunisa, Itha Basytha, Intan Purwatih,

Cory Carlinah, Nurmalisa Nazarani, Nurul Fazriah, Karlia Zainul, Yusrina

Rahma Dewi, Isyana Tungga Dewi, Fitri Silviah. Terimakasih atas doa dan

dukungan kalian. Semoga kita bisa sama-sama sukses.

Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua dan

menambah setitik khazanah ilmu pengetahuan.

Bekasi, 10 Juli 20

Dwi Novita Rahmi

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................7
D. Metodologi Penelitian................................................................8
E. Tinjauan Pustaka......................................................................14
F. Sistematika Penulisan...............................................................15

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian dan Prinsip Analisis Isi..........................................17
B. Pengertian Dakwah dan Unsur Unsur Dakwah .......................19
C. Pengertian Novel dan Jenis-Jenisnya.......................................29
D. Novel sebagai Media Dakwah.................................................40

BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA


AHMAH FUADI
A. Novel Rantau 1 Muara.............................................................41
B. Riwayat Hidup Ahmad Fuadi...................................................43
C. Karya Ahmad Fuadi.................................................................44
D. Prestasi Ahmad Fuadi..............................................................45
E. Karir Ahmad Fuadi..................................................................46

BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL


RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI
A. Pesan-Pesan Dakwah dalam Novel Rantau 1 Muara
Karya Ahmad Fuadi.................................................................48
B. Pesan Dakwah yang Dominan dalam Novel Rantau 1
Muara Karya Ahmad Fuadi......................................................76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................78
B. Saran.........................................................................................79

DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kategorisasi Pesan Dakwah................................................................9


2. Tabel 2 Koefisien Reabilitas Kesepakatan......................................................12
3. Tabel 3 Kategori Pesan Dakwah dalan Novel Rantau 1 Muara Karya
AhmadFuadi....................................................................................................48
4. Tabel 4 Bab yang diteliti dalam Novel Rantau 1 Muara Karya
Ahmad Fuadi...................................................................................................49
5. Tabel 5 Hasil Prosentase Data Novel Rantau
1 Muara...........................................................................................................50

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan kedalam

bentuk tulisan. Sebuah karya sastra dianggap sebagai bentuk ekspresi sang

pengarang. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif,

pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk

mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Sastra dapat berupa rekaan

melalui pengalaman batin (pemikiran dan imajinasinya), maupun pengalaman

empirik (sebuah potret kehidupan nyata baik dari sang penulis ataupun realita

yang terjadi disekitarnya). Sastra sebagai pengungkapan apa yang telah

disaksikan, dialami dan yang paling menarik minat secara langsung kemudian

direnungkan dan dirasakan seseorang mengenai aspek-aspek kehidupan pada

hakikatnya adalah suatu pengungkapan kehidupan lewat bentuk bahasa1.

Banyak hal yang dapat dipelajari dari karya sastra. Masalah yang

diperbincangkan dapat meluaskan pengalaman seseorang dari sudut sosial,

budaya, politik, ekonomi, sejarah, agama, seni, bahkan filsafat2. Karya sastra

Islam di dalamnya haruslah terkandung nilai estetika dan kebenaran, serta

mampu mendorong masyarakat untuk menjadi pembaca yang baik.

Dunia kesusastraan mengenal prosa (Inggris: prose) sebagai salah satu

genre sastra disamping genre-gnre lain. Prosa alam pengerian kesastraan juga

disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif

(narrative discourse) (dalam pendekatan struktural dan semiotik). Istilah fiksi


1
Suf Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam
dalam Al-Quran, (Jakarta, Teraju, 2004) , h. 8
2
Pamusuk Eneste, Buku Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2001), h. vii

1
2

dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Fiksi

menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan

lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya

dengan Tuhan. Salah satu karya fiksi adalah novel3.

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya

dalam bentuk cerita. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan

kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada

sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel adalah bentuk karya sastra paling

populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak

beredar lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat. Novel adalah

bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat nilai-nilai budaya , moral, dan

pendidikan4. Novel merupakan salah satu bentuk teks yang sarat dengan aspek-

aspek budaya. Novel di bangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan

saling berhubungan secara saling menentukan, yang kesemuaanya itu akan

menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya yang bermakna5. Sebagai

salah satu jenis karya fiksi, yang dapat didefinisikan sebagai sebuah prosa

imajinatif namun masuk akal, karena mengungkapkan pengalaman dan hasil

pengamatan penulis mengenai kehidupan dengan latar belakang budaya

tertentu. Pengalaman dan hasil pengalaman tersebut diseleksi dan diungkapkan

kembali oleh penulis sesuai dengan tujuan penulisnya, menghibur dan

merefleksikan kehidupan. Karena ditulis berdasarkan realita dan untuk

3
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Jogyakarta: Gajah Mada University Press,
1995), h. 1-3
4
Soebachman, Agustina, 4Hari Mahir Menulis Artikel, Cerpen, Novel, Skripsi,
(Yogyakarta:Syura Media Utama, 2014) , h. 133
5
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 31
3

mengungkapkan kehidupan pada mayarakat tertentu, setiap novel

mengungkapkan emosi, ide, sikap kebiasaan, keyakinan, gaya hidup dan aspek-

aspek kultural lainnya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Dengan karya sastra, dapat mengetahui pengalaman orang lain dalam hal

ini pengarang atau penulis6. Karya sastra yang berbentuk novel tidak lepas dari

latar belakang pengarangnya apabila pengarang tersebut adalah seorang

muslim, sangat besar kemungkinan untuk menyampaikan pesan moral yang

terkandung dalam agamanya baik peristiwa yang dialaminya sendiri maupun

satu peristiwa yang sedang berlangsung7.

Pada setiap novel terkandung sebuah tema dasar yaitu pemikiran penulis

yang disampaikan lewat karya-karyanya. Melalui karyanya itulah pengarang

menawarkan makna makna tertentu kehidupan, mengajak pembaca untuk

melihat, merasakan dan menghayati makna (pengalaman) kehidupan tersebut

dengan cara memandang permasalahan itu sebagaimana ia memandangnya 8.

Apabila sebuah novel dimuat dengan tema-tema dakwah yang dikemas oleh

penulisnya dalam sebuah bentuk cerita yang imajinatif, maka pesan dakwah

yang ingin disampaikan oleh penulis dapat diterima dan dipahami oleh

pembacanya9.

Seorang sastrawan termasuk khAlifah Allah di bidang bahasa dan sastra

yang mempunyai tanggung jawab dan kewajiban seperti khAlifah Allah pada

bidang-bidang yang lain dan harus bergerak dalam melaksanakan amanat Allah

6
Ariswendo Atmowiholo, Mengarang Itu Gampang, (Jakarta: PT Suberta Citra Pusaka,
1995), h. 106
7
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 322
8
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 71
9
Atmowiholo, Mengarang Itu Gampang, h. 69-70
4

mengajak umat untuk menuju ke jalan yang benar dan menjauhi larangan-Nya

yaitu amar ma’ruf nahi munkar10.

Dakwah merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan

menggunakan metode yang bermacam-macam dan dilaksakan oleh perorangan,

sekelompok komunitas dan masyarakat11. Kegiatan ini telah berlangsung sejak

dunia ini berkembang sejak Nabi Adam sebagai nabi pertama dan manusia

pertama sampai dewasa ini bahkan sampai akhir zaman nanti. Dalam

pelaksanaannya dakwah diterapkan dengan menggunakan media dan sarana

secara bertahap berkembang menurut zamannya. Kegiatan dakwah pada saat

ini tidak hanya dilakukan dengan penyampaian melalui lisan saja, dakwah juga

dapat dilakukan melalui tulisan, seperti surat kabar, koran, majalah, maupun

buku-buku cerita, cerpen, novel, dan lainnya.

Da’wah bi al-qalam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana

kepada jalan yang benar menurut perintah Allah SWT lewat seni tulisan.

Da’wah bi al-qalam adalah dakwah melalui media cetak. Mengingat kemajuan

teknologi informasi yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara

intens dan menyebar seluas-luasnya, maka dakwah lewat tulisan dimanfaatkan

oleh kemajuan teknologi informasi12.

Novel sebagai media dakwah bi al-qalam atau dengan tulisan , mempunyai

beberapa kelebihan jika dibanding dengan dakwah bi al-lisan. karena dengan

tulisan, surat kabar, majalah atau media cetak lainnya, pesan-pesan dakwah

yang disampaikan dapat dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca

10
Nabilah Lubis, Naskah , Teks dan Metode Penelitian Folologi, (Jakarta: Penerbit
Yayasan Media Alo Indonesia, 2007), . h 12
11
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h . 255
12
Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam
Al-Quran, h. 120
5

kembali setiap saat13. Dakwah melalui tulisan mengantarkan penikmatnya pada

pemahaman. Pengarang cukup menuliskan karyanya dan akan terus melekat

dalam hati pembaca serta bisa menjadi buat tutur setiap hari14.

Namun tidak semua novel mengandung pesan dakwah, saat ini novel yang

mengandung pesan dakwah masih lebih sedikit dibandingkan novel yang

hanya mengandung cerita fiksi tanpa ada pesan keagamaan di dalamnya.

Banyak sekali pengarang-pengarang muslim yang menyumbang karya tulisnya

dalam bidang dakwah, namun mereka harus bersaing dengan karya tulis non

muslim yang isinya banyak mengandung hal-hal yang tidak menunjukkan

keIslamian. Diantara umat muslim harus ada yang tampil sebagai

menginvestigasikan kemampuannya dalam mengolah gerit pena, karena salah

satu dari berbagai tantanan yang dihadapi umat Islam masa kini adalah

menumbuh kembangkan jurnalis muslim demi membela kepentingan Islam dan

umatnya, dan juga mensosialisasikan nilai-nilai Islam sekaligus meng-counter

serta mem-filter derasnya arus informasi jahilia dari Barat15.

Seorang penulis berlatar belakang Islam harus mampu menuangkan bakat

seninya ke dalam karya Islami. Ahmad Fuadi seorang penulis novel Rantau 1

Muara yang merupakan novel trilogi ketiganya, yang merupakan lanjutan dari

novel Negri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Novel ini diluncurkan di

Washington DC secara simbolis pada mei 2013 lalu16.

13
Amin, Ilmu Dakwah, h. 255
14
Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam
Al-Quran, h. 128
15
Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam
Al-Quran, h. 3
16
Wikipedia, “Ahmad Fuadi,” artikel di kases pada 24 Januari 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Fuadi
6

Novel ini menceritakan bagaimana Alif Fikri menjalani kehidupannya

setelah lulus kuliah. Peperangan batinnya ketika masa kerja ketika ia diterima

menjadi wartawan ibukota, yaitu keinginan hatinya atau hanya mencari materi,

pencarian belahan jiwa dan matra ketiga “man saara ala darbi washala”

(siapa yang berjalan dijalannya akan sampai di tujuan) menuntun pencarian

misi hidup Alif. Hidup hakikatnya adalah perantauan. Suatu masa akan

kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal. Muara segala muara.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik

meneliti “Analisis Isi Pesan Dakwah Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad

Fuadi”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka

penulis membatasi penelitian pada bagian ketika Alif merantau ke luar

negeri yaitu ketika Alif mengamalkan ilmu-ilmu yang didapat di Indonesia

pada saat dia merantau, perjuangan Alif menempuh hidup baru di negeri

orang lalu bagaimana Alif berkarya di luar negeri, memegang teguh

mantra man saara ala darbi washala dan nasihat nasihat kyai nya dulu di

Pondok Madani dalam menuntut pencarian misi hidupnya dan penelitian

ini dibatasi hanya pada paragraf paragraf yang tercermin dari Alif (tokoh

utama) atau 23-46 bab (kecuali bab 44) dalam novel Rantau 1 Muara,

yang mengandung unsur-unsur pesan dakwah yakni akidah, akhlak dan

syariah.
7

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apa pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel “Rantau 1

Muara” karya Ahmad Fuadi ketika Alif berada di luar negeri ?

b. Apa pesan dakwah yang mendominasi dalam novel “Rantau 1 Muara”

karya Ahmad Fuadi ketika Alif berada di luar negeri ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel

“Rantau 1 Muara” karya Ahmad Fuadi

b. Mengetahui pesan dakwah yang mendominasi dalam novel “Rantau 1

Muara” karya Ahmad Fuadi

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif pada

khazanah keilmuan dalam bidang dakwah melalui media cetak, khususnya

menempatkan novel sebagai salah satu media dakwah serta referensi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang komunikasi dan penyiaran

Islam. Disamping itu, kita juga dapat menemukan pesan-pesan dakwah

yang ada pada novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

menambah wawasan untuk Islam, mahasiswa dan elemen masyarakat luas


8

serta para praktisi dakwah dan menunjukkan bahwa setiap muslim dapat

berperan aktif dalam mengembangkan tugas dakwah melalui tulisan, salah

satunya dengan hasil karya sastra seperti novel.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penlitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, yaitu suatu teknik

penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik

isi dan menarik infernsi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk

mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest),

dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi17.

Menurut Barlenson dan Kerlinger, analisis isi merupakan suatu

metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik,

objektif dan kuantitatif terhadap pesan yang nampak18.

Analisis isi ini dipergunakan unutuk meneliti suatu dokumen,

dalam penelitian ini yang di maksud dengan dokumen adalah novel Rantau

1 Muara.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini yaitu novel Rantau 1 Muara karya Ahmad

Fuadi. Objek penelitian ini adalah isi pesan dakwah dari subjudul yang

sudah ditentukan pada novel Rantau 1 Muara yaitu bab 23-46 kecuali bab

45.

17
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penlitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 15
18
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Perana Media Group,
2007), cet. Ke-2, h. 228
9

3. Tenik Pengumpulan Data

a. Obeservasi, yaitu dengan membaca dan mengamati setiap paragraf dari

novel Rantau 1 Muara

b. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-

buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, buku novel, serta

data tentang novel yang terdapat di internet.

4. Teknik Pengolahan Data

a. Kategorisasi Pesan

Pada tahap pengolahan data, pertama peneliti menggunakan coding

sheet, yaitu tabel yang berisi kategorisasi pesan dakwah. Ajaran Islam

yang dijadikan pesan dakwah pada garis besarnya dapat dikelompokkan

menjadi tiga kategori yaitu akhlak, akidah, dan syariah19.

Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan dakwah

dalam novel „Rantau 1 Muara‟, maka peneliti membuat kategori-

kategori pesan dakwah sesuai dalam bentuk tabel kategorisasi berikut :

Tabel 1
Kategorisasi Pesan Dakwah

No Kategorisasi

1. Akhlak

2. Akidah

3. Syariah

19
Amin, Ilmu Dakwah, h. 90
10

Berdasarkan kategori diatas maka penulis membuat definisi

operasional sebagai berikut :

1) Akhlak

Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Akhlak adalah

perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran, akhlak timbul

dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau

tekanan dari luar20.

2) Akidah

Akidah adalah pandangan pemahaman, atau ide (tentang realitas)

yang diyakini kebenaran oleh hati. Yakni di yakini kesesuaiannya dengan

realitas itu sendiri. Apabila suatu pandangan, pemahaman, atau ide

diyakini kebenarannya oleh hati seseorang, maka berarti pandangan

paham, atau ide itu telah terikat di dalam hatinya. Dengan demikian, hal

itu disebut sebagai akidah bagi pribadinya21.

3) Syariah

Syariah diartikan dengan “hukum-hukum dan aturan-aturan yang

ditetapkan Allah bagi hambanya untuk diikuti dalam hubungannya

dengan Allah dan hubungannya dengan sesama manusia dan alam

sekitarnya22.

b. Penjurian/ Koder

Unutk memperoleh reliabilitas dan validitas data yang didapat,

maka penulis mengadakan pengujian data kepada tiga juri yang


20
Abuddin Nata,Akhlak Tasawuf(Jakarta:Raja Grafindo Pesada, 1997), h.8
21
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 111
22
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh (Jakarta:Prenada Media, 2003), h. 4
11

dianggap kredibel untuk melakukan penelitian. Juri I adalah Raenisa

Putri, Juri II adalah Andi Muhammad Rizki, dan Juri III adalah Rika

Alisha. Para juri adalah orang-orang yang gemar membaca novel dan

bisa memahami pesan-pesan yang terkandung dalam novel.

Hasil kesepakatan juri tersebut dijadikan sebagai koefisien

reliabilitas. Untuk mencapai reabilitas antar juri, peneliti

menggunakan rumus Hostly, yaitu23:

2M
Reliabilitas Antar Juri = :
N1+N2

Keterangan :

M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing

juri)

N1 : Jumlah coding yang dibuat oleh juri I

N2 : Jumlah coding yang dibuat oleh Juri II

Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, dimana 0 berarti tidak ada

satu pun yang disetujui oleh para juri dan satu berarti persetujuan

sempurna di antara para juri. Makin tinggi angka, makin tinggi pula

angka reliabilitas. Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum

yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%. Artinya, kalau hasil

perhitungan menunjukkan angka reliabilitas dia atas 0,7, berarti alat

ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi jika di bawah 0,7, berarti alat

ukur (coding sheet) bukan alat yang reliabel.

23
Eriyanto, Analisis Isi : Pengantar Metodologi untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya., h. 290
12

Reliabilitas antar juri 1 & 2 adalah :

2M
Reliabilitas Antar Juri =
N1+N2
= 2 (151) = 0,87

174 + 174

Reliabilitas antar juri 1 & 3 adalah :

2M
Reliabilitas Antar Juri =
N1+N2
= 2 (151) = 0,87

174 + 174

Reliabilitas antar juri 2 & 3 adalah :

2M
Reliabilitas Antar Juri =
N1+N2
= 2 (160) = 0,92

174 + 174
Hasil dari penelitian, realibilitas antar juri akan di tampilkan data

bentuk tabel :

Tabel 2
Koefisien Reabilitas Kesepakatan
Antar Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Juri Antar Juri Antar Juri
Ke 174 151 23 0,87
1&2
Ke 174 151 23 0,87
1&3
Ke 174 160 14 0.92
2&3
13

Dari tabel diatas menunjukkan kesepakatan antar juri 1&2 sebesar

0.87 (itu berarti menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi antar

juri). Kesepakatan juri 1&3 sebesar 0,87 (itu berarti menunjukkan

kesepakatan yang sangat tinggi antar juri), dan kesepakatan antar juri

2&3 sebesar 0,92 (itu berarti menunjukkan kesepakatan yang sangat

tinggi antar juri).

Setelah itu diperoleh rata-rata nilai keputusan antar juri (komposi

reliabilitas), dengan menggunakan rumus :

N (x antar juri)
Komposit reliabilitas =
1 + (N-1) (x antar juri)

= 3 (0,89) = 0,96
1 + (3-1) (0,89)

Keterangan

N : Jumlah juri

X : Rata-rata koefisien reliabilitas antar juri

Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan

antar juri bab yang pertama yaitu sebesar 0,96 itu berarti terjadi

tingkat kesepakatan yang tinggi antar juri.

5. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul , yang sudah diperoleh dari penilaian

juri akan diamati, dihitung dan diberi nilai untuk mengetahui distribusi

frekuensi masing-masing dan disajikan dalam bentuk prosentase.


14

E. Tinjauan Pustaka

Judul penelitian yang diteliti ini sudah banyak sekali yang memiliki

kesamaan dalam penelitian yaitu mengenai analisis isi pesan dakwah dalam

sebuah novel berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, maka penulis menemukan

beberapa judul skripsi yang memiliki kesamaan, antara lain:

1. Analisis Isi Pesan Dakwah Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi,

ditulis oleh Siti Fatimah Tuzzahroh, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi tahun 2012 Skripsi ini membahas tentang pesan dakwah

novel Ranah 3 Warna di 26 chapter, dan mengkhusukan penelitian pada

perjalanan Alif ketika di Indonesia. Metode yang digunakan adalah

analisis isi kuantitatif. Pesan dakwah yang di teliti adalah akhlak, akidah

dan syariah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pesan akhlak 86,5%,

akidah 7.57%, dan syariah 5,95%

2. Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya

Hanumm Salsabiela Rais, ditulis oleh Renita Azhari mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2013. Penelitian ini menggunakan

metode Analisis Isi Kuantitatif. Teknik analisis data dibuat kategorisasi

pesan dakwah yang dibagi menjadi 3 pesan yaitu akidah, akhlak dan

syariah. Dan dinilai oleh 3 orang juri. Hasil penelitian ini adalah akhlak

85,5 %, akidah 7%, dan syariah 7,5%


15

3. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Bumi Cinta Karya

Habiburrahman El-Shirazhy, ditulis oleh Setianingrum mahasiswi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2012. Penelitian ini membatasi

lingkup pada 21 sub judul dalam novel Bumi Cinta, meneliti paragraf-

paragraf yang mengandung pesan dakwah. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kualitatif

Dari sekian banyak skripsi yang membahas analisis isi pesan dakwah tidak

satupun penulis menemukan skripsi yang membahas Analisi Isi Pesan

Dakwah dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi.

Dapat disimpulkan bahwa penulis ialah orang pertama yang mengangkat

“Novel Rantau 1 Muara” sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu penulis

mengajukan judul Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Rantau 1 Muara

Karya Ahmad Fuadi

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan skripsi ini, maka

penulis menyusunnya ke dalam lima bab yang dibagi kedalam sub-sub ban

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan


16

BAB II : Landasan teori, terdiri dari pengertian dan prinsip analisis isi, pesan

dakwah, pengertian novel dan jenis-jenisnya, novel sebagai media

dakwah

BAB III : Gambaran umum novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, terdiri

dari novel Rantau 1 Muara, riwayat hidup Ahmad Fuadi, karya

Ahmad Fuadi, prestasi Ahmad Fuadi dan karir Ahmad Fuadi

BAB IV : Analisis isi pesan dakwah dalam novel Rantau 1 Muara, terdiri dari

pesan dakwah dalam novel Rantau 1 Muara dan pesan dakwah

yang paling dominan dalam novel Rantau 1 Muara

BAB V : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Prinsip Analisis Isi

Analisis isi didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang

ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi

dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi

komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid,

reliabel, dan dapat di replikasi1.

Menurut Barelson & Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk

mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan

kuantitatif terhadap pesan yang tampak2. Menurut Hosti, analisis isi adalah

suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif

dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Menurut Riffe, Lacy, dan

Fico, analisis isi adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari

simbol-simbol komunikasi, dimana simbol ini diberikan numerik berdasarkan

pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik untuk

menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan memberikan

konteks, baik produksi maupun konsumsi3.

1
Eriyanto, Analisis Isi : Pengantar Metodologi untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta : Kencana, 2011), h. 15
2
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Perana Media Group,
2007), h. 228
3
Eriyanto, Analisis Isi : Pengantar Metodologi untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya., h. 15

17
18

Prinsip analisis isi berdasarkan definisi di atas:

1. Prinsip sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset

tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai, tetapi harus

pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan utnuk diriset

2. Prinsip objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya.

Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur

yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda.

3. Prinsip kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai

jenis isi yang didefinisiskan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya

metode deduktif.

4. Prinsip isi yang nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna

yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan

adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya

bermula dari analisis terhadap isi yang tampak4.

Analisis isi bermanfaat untuk mengungkap tiga tipe permasalahan.

Pertama, analisis isi membantu dalam masalah yang melibatkan isi atau

informasi yang cukup banyak dalam suatu teks atau simbol. Peneliti dapat

mengukur banyaknya teks atau simbol menggunakan sampel dan beragam

kode. Kedua, analisis isi sangat membantu ketika topik penelitian memiliki

4
Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 229
19

“jarak”. Ketiga, analisis isi membantu peneliti untuk menganalisis pesan

(teks) yang sulit diamati dengan metode pengamatan biasa.5

B. Pengertian Dakwah dan Unsur-Unsur Dakwah

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab,

yaitu da’a-yad’u-da’watan, artinya seruan atau panggilan6. Dakwah artinya

adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon),

menyeru (to propose), mendorong (to urge) dan memohon (to pray)7.

Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan

yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan

kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat8. Menurut Dr. M. Quraish Shihab,

dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah

situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi

maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan

pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju

sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih

berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh

dalam berbagai aspek kehidupan9. Dakwah merupakan suatu proses usaha

untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan menaati apa

5
Manang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta : Grafindo Persada, 2011), h.88
6
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwwir Kamus Arab-Indonesia ,(Surabaya :
Pustaka Progresif,2002),h.406
7
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009), h. 1
8
Toha Yahya Omar, Ilmu Da’wah, (Jakarta : Widjaya, 1985), h. 1
9
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran,(Bandung : Mizan, 2007), h. 304
20

yang telah diberitakan oleh rasul serta mengajak agar dalam menyembah

kepada Allah seakan-akan melihat-Nya10.

Dapat dipahami bahwa dakwah pada dasarnya mengajak; yakni

menyadarkan, mengarahkan dan membimbing manusia agar berbuat sesuai

dengan tuntuanan ajaran Islam tanpa adanya paksaan11.

Adapun unsur usur dakwah adalah:

1. Da‟i

Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan

maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok

atau bentuk organisasi atau lembaga.

2. Materi/Pesan Dakwah

Materi/pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan da‟i kepada

mad‟u. Isi dari aktivitas dakwah yang disampaikan oleh seorang da‟i

(comunicator) kepada mad’u (comunican) dalam proses dakwah adalah

pesan-pesan (message) suci. Pesan pesan dakwah tersebut bersumber dari

kitab suci Alquran12. Secara garis besar, materi dakwah dapat

diklasifikasikan menjadi tiga masalah pokok13:

a) Akhlak

Perkataan akhlak berasal dari kata “khuluq”, yang berarti:

“perangai, sikap, tingkah laku, watak, budi pekerti. Akhlak merupakan

sistem etik dalam Islam, yang bukan saja merupakan tata aturan atau

norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia,

10
Amin, Ilmu Dakwah, h. 3-6
11
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Ciputat :Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.3
12
Amin, Ilmu Dakwah, h. 148
13
Rubiyanah dan Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 82
21

tetapi juga norma yang mengatur antara manusia dengan Tuhan, dan

bahkan dengan alam semesta sekalipun. Secara etimologis, ada

beberapa definisi tentang akhlak, antara lain:

1) Imam al-Ghazali:

“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang menimbulkan

perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran serta pertimbangan”

2) Ibrahim Anis:

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya

lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

3) Abdul Karim Zaidan:

“Akhlak ialah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanan dalam jiwa,

yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai

perbuatannya aik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan

atau meninggalkannya.

Ketiga definisi diatas sepakat, bahwa akhlak itu adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan

bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan

terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Adapun

yang menjadi sumber akhlak yaitu al-Qur‟an dan Sunnah, bukan akal

pikiran atau pandangan masyarakat. Dalam konsep akhlak, segala

sesuatu itu dinilai baik dan buruk, terpuji atau tercela, semata-mata

karena al-Qur‟an dan Sunnah menilainya demikian. Misalnya sifat


22

sabar, syukur, pemaaf, pemurah dan jujur dinilai baik, tiadak lain

karena al-Qur‟an dan Sunnah menilai semua sifat tersebut baik. Begitu

juga sebaliknya, pemarah, tidak bersyukur, dendam, kikir dan dusta

dinilai buruk, tiada lain karena al-Qur‟an dan Sunnah menilainya

demikian. Pada dasarnya, akhlak dibagi menjadi dua jenis:

1) Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah); yaitu perbuatan

baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang

lain.

2) Aklak buruk atau tercela (Al-Akhlaaqul Madzmuumah); yaitu

perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-

makhluk yang lain14.

Terdapat juga akhlak Islami. Secara sederhana akhlak Islami dapat

diartikan sebagai akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di

belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sebagai sifat. Akhlak

Islami dibedakan menjadi:

1) Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan

yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada

Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan tersebut memiliki ciri-

ciri perbuatan akhlaki sebagaimana telah tersebut di atas.

14
Mahyuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia. 1999) ,h. 9
23

2) Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan al-Qur‟an berkaitan dengan

perlakuan sesama manusia, seperti larangan saling menyakiti hati,

mengucapkan salam, saling memaafkan, dan lainnya.

3) Akhlak Terhadap Lingkungan

Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur‟an terhadap lingkungan

bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifan

menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan

manusia terhadap alam. Kekhalifan mengandung arti pengayoman,

pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan

penciptanya15.

b) Akidah (Keimanan)

Secara harfiah akidah bisa diartikan “keyakinan, ideologi, kepercayaan

agama. Dalam pengertian istilah, akidah ialah “keyakinan keagamaan yang

dianut oleh seseorang dan menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap,

pandangan serta pandangan hidupnya. Mahmud syaltut mengatakan, al-

Qur‟an menyebut istilah akidah dengan iman, dan syariat dengan amal

saleh. Al-Qur‟an menyebutkan kedua kata tersebut secara berangkai,

sehingga antara satu dan yang lain tidak dapat dipisahkan. Adapun dasar-

dasar akidah Islamiah, yaitu; iman kepada Allah (QS al-Baqarah/2:177;QS

an-Nisa‟/4:136), iman kepada malaikat (QS al-Baqarah/2:97,98,177,285;

QS an-Nisa‟/4:136, iman kepada kitab-kitab Allah (QS al-Baqarah/2:177;

QS an-Nisa‟/4:136), iman kepada para Rasul (QS al-Baqarah/2:98; QS an-

15
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta:Rajawali Press.2010), h 147-152
24

Nisa‟/4:136), iman kepada hari akhir (QS al-Baqarah/177; QS an-

Nisa‟/4:136), iman kepada Qadha dan Qadar (QS al-Furqan/25:2; hadis

Jibril). Akidah atau kepercayaan dalam Islam mempunyai rukun-rukun

tertentu, yakni hal yang harus dipercayai, adapun rukun iman ada enam :

1) Iman kepada Allah

Iman kepada Allah meliputi empat hal, yaitu bahwa Allah itu ada tanpa

sesuatu yang lain yang mengadakan-Nya, Dia adalah Rabb

(pemelihara) seluruh alam, Dia adalah pemilik alam semesta yang

memiliki wewenang mutlak untuk mengaturnya, dan Dia adalah satu-

satunya Tuhan yang diibadahi, tidak ada yang diibadahi selain-Nya.

Kita merasakan dari dalam hati kita bahwasannya Dia ada, kita

bersandar kepada-Nya pada saat-saat kesusahan dengan fitrah

keimanan dan naluri keberagamaan kita. Kita juga melihat bukti

mengenai hal itu dalam diri kita dan dialam sekitar kita. Akal batin kita

mempercayai keberadaan-Nya berdasarkan instink, sedangkan akal

lahir mempercayai keberadaan-Nya berdasarkan bukti16.

2) Iman kepada Malaikat Allah

Iman kepada malaikat adalah percaya adanya malaikat. Malaikat

adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Diciptakan dari cahaya,

selalu taat kepada-Nya, tidak pernah membantah atau melanggar

perintah-Nya17.

16
Syaikh Ali Thanthawi, Aqidah Islam Doktrin dan Filosofi (Solo : EraIntermedia,2004)
,h. 35
17
Abdullah Al Mushlih dan Shalah Ash Shawiy, Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kehidupan
(At-Taqaddum, 1998) ,h. 65
25

3) Iman kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah berarti kita beriman kepada segala kitab yang

diturunkan Allah kepada Rasul-Rasul-Nya secara global, dan juga

beriman kepada hal yang ghoib. Kita juga beriman terinci khusus

kepada kitab-kitab yang disebutkan Allah dalam Al-Qur‟an, seperti

Taurat, Injil, Zabur, Shuhuf Ibarahim dan Shuhuf Musa18.

4) Iman kepada Rasul Allah

Kita meyakini seluruh Nabi dan Rasul Allah, baik yang kita ketahui

namanya maupun yang tidak. Lebih khusus mereka yang disebut

namanya oleh Allah dalam Al-Qur‟an19

5) Iman kepada Hari Kiamat.

Percaya adanya hari akhir (kiamat). Setiap mukmin mestinya

senantiasa ingat kepada hari akhir, lalu berbuat banyak kebajikan

untuk

memperoleh pahala kelak di sana, serta senantiasa menjauhi kejahatan

semampu mungkin lantaran takut akan azab Allah di sana20.

6) Iman kepada Takdir

Kita beriman kepada takdir Allah, yang baik dan yang buruk. Yaitu

dengan meyakini bahwa pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Ia

telah mencatat segala sesuatu di “lauhul mahfudz”. Kehendak-Nya

pasti terjasi pada segala sesuatu. Dan Ia-lah yang mencipatakan segala

sesuatu21.

18
Mushlih dan Shawiy, Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kehidupan ,h. 72
19
Mushlih dan Shawiy, Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kehidupan, h. 81
20
Thanthawi, Aqidah Islam Doktrin dan Filosofi, h. 97
21
Thanthawi, Aqidah Islam Doktrin dan Filosofi , h. 130
26

c) Syariah

Secara etimologis, syariah berarti “jalan ke tempat pengairan atau

tempat berlalu air disungai”. Kata syariah muncul dalam beberapa ayat al-

Qur‟an, seperti pada surat al-Maidah/ 5:48; al-Syura /42:13 dan al-Jasiah /

45:18 yang mengandung arti “jalan yang jelas membawa kepada

kemenangan”. Kesamaan syariat Islam dengan jalan air ialah dari segi

bahwa siapa yang mengikuti syariah, ia akan mengalir dan bersih jiwanya.

Allah menjadikan air sebagai penyebab kehidupan tumbuh-tumbuhan dan

hewan, seperti halnya menjadikan syariah sebagai penyebab kehidupan

jiwa insani. Menurut pengertian istilah, Mahmud Syaltut merumuskan

definisi syariah: “ Hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan Allah

bagi hambaNya untuk diikuti dalam hubungannya dengan Allah dan

hubungan dengan sesama manusia”. Syariah ini bertujuan untuk

mewujudkan tatanan sistem kehidupan yang teratur dan sempurna. Syariah

merupakan seperangkat kaidah yang mengatur perilaku manusia yang

mencakup dua aspek hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah

(vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia serta lingkungan

hidupnya (horizontal) atau muamalah (kemasyarakatan). Maka materi

dakwah di bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

yang benar, serta pandangan yang jernih dalam melihat persoalan yang

muncul sesuai dengan ketentuan hukum Islam yang bersumber dari al-

Qur‟an dan Sunnah. Karenanya, materi dakwah yang menyajikan unsur

syariah harus dapat menggambarkan dan memberikan informasi yang jelas

di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang bersifat wajib, mubah
27

(dibolehkan), mandub (dianjurkan), makruh (dianjurkan), makruh

(dianjurkan agar tidak dilakukan) serta haram (dilarang). Syariah

merupakan aturan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,

karena syariah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, dan

hubungan manusia dengan manusia, syariah meliputi:

a. Ibadah, meliputi:

1) Thaharah

2) Sholat

3) Zakat

4) Shaum

5) Haji

b. Muamallah: meliputi:

1) Al-Qununul Khas (Hukum Perdata)

a) Muamalah (hukum niaga)

b) Munakahat (hukum nikah)

c) Waratsah (hukum waris)

d) Dan lain sebagainya

2) Al-Qanunul‟am (hukum publik)

a) Hinayah (hukum pidana)

b) Khilafah (hukum negara)

c) Jihad (hukum perang dan damai)

d) Dan lain-lain22

22
Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 95
28

3. Media Dakwah

Alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam. Media dakwah

terbagi menjadi lima, yaitu:

a. Lisan, media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,

penyuluhan, dan sebagainya.

b. Tulisan, buku, majalah, surat kabar, korespondensi [surat, e-mail,

smas], spanduk dan lain-lain.

c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

d. Audio visual yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera

pendengaran atau pengelihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk

televisi, slide, ohp, internet, dan sebagainya.

e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran

Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad‟u

4. Efek Dakwah

Efek dalam ilmu komunikasi bisa disebut dengan feed back (umpan

balik) adalah umpan balik dari reaksi proses dakwah. Dalam bahasa

sederhananya adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah

5. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan dai untuk

menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk mencapai

tujuan dakwah. Terdapat tiga metode yang menjadi dasar dakwah yaitu;

a. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi

sasaran dakwah yang menitikberatkan pada kemampuan mereka,


29

sehingga di dalam menjalankan ajaran Islam selanjutnya mereka tidak

lagi merasa terpaksa atau keberatan.

b. Mauidhah hasanah,

c. Mujadalah, yaiyu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan

membantah dengan cara sebaik-bainya dengan tidak memberikan

tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjelekkan yang menjadi

mitra dakwah23

C. Pengertian Novel dan Jenis-Jenisnya

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman:

Novelle). Secara harfiah novella berarti „sebuah barang baru yang kecil‟ dan

kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk prosa‟. Dewasa ini

istilah novella dan novelet, yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang

panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.

Novel bersifat realistis, sedang romansa puitis dan epik24.

Novel karena panjangnya, menyediakan cukup ruang gerak bagi

penulisnya untuk menggambarkan pengembangan-pengembangan pada alur

cerita, pada peristiwanya, tokoh-tokohnya, serta pada konfliknya. Bahkan

latar pun kadang-kadang turut berkembang, dengan perubahan suasana

bersamaan dengan perjalanan waktu.

Perkembangan inilah salah satu ciri penting sebuah novel.

Peristiwanya berkembang. Tokoh-tokohnya berkembang, dan kepribadian

23
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung : Rosdakarya, 2010), h.19
24
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Jogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1995), h. 9-10
30

mereka berubah, nasib mereka pun berubah sebagai akibat dari keseluruhan

perkembangan itu. Konfliknya berkembang, dari mulai tidak ada sampai ada.

Dan kita menyaksikan bagaimana peristiwa, tokoh-tokoh dan konflik itu

terjalin menjadi satu, berkembang dan akhirnya terselesaikan. Bersamaan

dengan itu kita menyaksikan pula latarnya yang berkembang bersama

perjalanan waktu: perubahan suasana, perubahan politik, perubahan ekonomi

dan sebagainya25.

Unsur-unsur pembangun sebuah novel dibagi menjadi dua yaitu unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-

unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung

mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra, namun sendiri

tidak menjadi bagian di dalamnya26. Adapun unsur intrinsik meliputi:

a. Tema

Tema menurut Stanton dan Kenny, adalah makna yang dikandung

oleh sebuah cerita (novel) itu. Tema merupakan gagasan dasar umum yang

menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai

struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau

perbedaan-perbedaan. Tema sering disaring dari motif-motif yang terdapat

dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-

peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat

“mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa-konflik-situasi

tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal tersebut

25
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer (Jakarta: Pustaka Jaya, 2001), h. 113
26
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h . 23
31

haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan.

Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat

menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang

umum, lebih luas, dan abstrak27.

b. Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan

pengarang kepada penbaca lewat karyanya. Fiksi mengandung penerapan

moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan

pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku

tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari

pesan-pesan moral yang di sampaikan atau di amanatkan28.

c. Tokoh

Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita. Tokoh

adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan29. Tokoh di bedakan menjadi :

1) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan

tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan pada novel-novel

27
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h . 68
28
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h . 321
29
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h .164
32

tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan

dapat ditemui dalam setiap halaman buku cerita yang

bersangkutan.

Tokoh tambahan kemunculannya dalam cerita lebih

sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada

keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung atau pun tak

langsung.

2) Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang

salah satu jenisnya secara populer disebut hero tokoh yang

merupakan pengejewantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal

bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai

dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca.

Tokoh antagonis adalah tokoh yang bertentangan dengan

protagonis, biasanya tokoh ini menyebabkan konflik, dan biasanya

tokoh ini dibenci oleh pembaca.

3) Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

Tokoh sederhana adalah yang hanya memiliki satu kualitas

tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Tokoh sederhana dapat

saja melakukan berbagai tindakan, namun semua tindakannya itu

akan dapat dikembalikan pada perwatakan yang dimiliki dan yang

telah di formulakan itu. Dengan demikian, pembaca akan mudah

memahami watak dan tingkah laku tokoh sederhana.


33

Tokoh bulat, kompleks adalah tokoh yang memiliki dan

diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi

kepribadian dan jati dirinya. Ia dapat saja memiliki watak tertentu

yang dapat diformulasikan, namun ia pun dapat pula menampilkan

watak dan tingkah laku bermacam-macam, bahkan mungkin seperti

bertentangan dan sulit diduga. Tokoh bulat lebih menyerupai

kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena disamping

memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga sering

memberikan kejutan.

4) Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak

mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai

akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh seperti ini

tampak seperti kurang terlibat dan tak terpengaruh oleh adanya

perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi karena ada

hubungan antar manusia.

Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami

perubahhan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan

perkembangan (dan perubahan) peristiwa dan plot yang

dikisahkan. Ia secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya, baik

lingkungan sosial, alam, maupun yang lain,yang kesemuanya itu

akan mempengaruhi sikap, watak, dan tingkah lakunya.

5) Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral


34

Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan

keadaan individualitasnya, dan lebih banyak ditonjolkan kualitas

pekerjaan atau kebangsaan, atau sesuatu yang lain yang lebih

bersifat mewakili.

Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi

cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang

hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.

d. Alur

Alur didefinisikan sebagai jalan cerita, sebenarnya itu kurang tepat.

Plot memang mengandung unsur jalan cerita atau terpatnya: peristiwa

demi peristiwa yang susul-menyusul namun ia lebih dari sekedar

rangkaian peristiwa.

Stanton mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi

urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-

akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya

peristiwa yang lain. Kenny mengemukakan plot sebagai peristiwa-

peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana,

kerena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan

sebab-akibat30.

30
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi , h 113
35

e. Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan

sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan31.

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini

penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan

suasana tertentu seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur-

unsur latar di bagi menjadi tiga unsur pokok yaitu:

1) Latar Tempat

Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya

fiksi.

3) Latar sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosual masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan di dalam karya fiksi.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan: siapa yang

menceritakan, atau: dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu

dilihat. Adapun macam-macam sudut pandang yaitu32:

31
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi , h 230
36

1) Sudut pandang persona ketiga: “Dia”

Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona

ketiga, gaya “dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar

cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut

nama, atau kata gantinya; ia, dia, mereka. Sudut pandang dia

dibedakan dalam dua golongan:

a) “Dia” Mahatahu

Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut

“dia”. Namun pengarang, narator, dapat menceritakan apa saja

hal-hal yang menyangkut tokoh “dia” tersebut.

b) “Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat

Dalam sudut pandang “dia” terbatas, seperti halnya “dia”

mahatahu, pengarang melukiskan apayang dilihat, didengar,

dialami, dipikir dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas

hanya pada seorang tokoh saja, atau terbatas dalam jumlah

yang sangat terbatas

Dalam sudut pandang “dia” sebagai pengamat yang benar-

benar objektif, narator bahkan hanya dapat melaporkan segala

sesuatu yang dapat dilihat dan didengar, atau dapat dijangkau

oleh indera.

2) Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang

persona pertama, narator adalah seorang yang ikut terlibat dalam

32
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h .256
37

cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan

kesadaran dirinya sendiri, self consciousness, mengisahkan

peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami,

dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada

pembaca. Sudut pandang persona pertama dibedakan kedalam dua

golongan, yaitu:

a) “Aku” Tokoh Utama

Dalam sudut pandang teknik ini, si “aku” mengisahkan

berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik

yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik,

hubungannya dengan sesuatu yang diluar dirinya.

b) “Aku Tokoh Tambahan

Dalam sudut pandang ini “aku” muncul bukan sebagai

tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh “aku”

hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh

cerita yang dikisahkan itu kemudian “dibiarkan” mengisahkan

sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan

sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama sebab dialah

yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa,

tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah

cerita si tokoh utama habis, si “aku” tambahan tampil kembali,

dan dialah yang kini berkisah

3) Sudut Pandang Campuran


38

Penggunaan sudut pandang dalam sebuah novel mungkin

saja lebih satu teknik. Pengarang dapat berganti-ganti dari teknik

satu ke teknik lain untuk sebuah cerita yang dituliskannya.

g. Gaya Bahasa

Bahasa dalam seni sastra dapat disamakan dengan cat dalam seni

lukis. Keduanya merupakan unsur bahan, alat, sarana, yang diolah untuk

dijadikan sebuah karya yang mengandung “nilai lebih” daripada sekedar

bahannya itu sendiri. Di pihak lain sastra lebih dari sekedar bahasa,

deretan kata, namun unsur “kelebihan”-nya itu pun hanya dapat diungkap

dan ditafsirkan melalui bahasa33.

Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri

dari sejumlah unsur. Unsur-unsur yang dimaksud anatara lain adalah

keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan,

dan pandangan hidup yang kesemuanya itu mempengaruhi karya yang

ditulisnya. Pendek kata, unsur biografi pengarang akan turut menentukan

corak karya yang dihasilkannya. Unsur ekstrinsik berikutnya adalah

psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang (yang mencakup proses

kreativitasnya), psikologi pembaca, maupun penerapan prinsip psikologi

dalam karya. Keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik,

sosial juga akan berpengaruh terhadap karya sastra34.

2. Jenis-Jenis Novel

Novel berdasarkan genre cerita terbagi menjadi beberapa macam:

33
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h . 272
34
Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 24
39

a. Novel Romantis

Cerita dari jenis novel yang satu ini berkisar tentang percintaan dan

kasih sayang. Dari awal hingga akhir, pembaca akan disuguhi sebuah

konflik percintaan yang dibubuhi romatisme.

b. Novel Horor

Jenis novel yang satu ini memeiliki cerita yang menegangkan,

seram, dan membuat pembaca berdebar-debar. Umumnya bercerita seputar

dunia mistis atau seputar dunia ghaib.

c. Novel Misteri

Cerita dari jenis novel ini lebih rumit karena memiliki unsur teka-

teki yang harus dipecahkan. Banyak pembaca yang menyukai jenis novel

genre ini karena menimbulkan rasa penasaran hingga akhir cerita.

d. Novel Komedi

Salah satu dari macam-macam novel yang beredar di Indonesia

adalah novel komedi. Sesuai dengan namanya, jenis novel ini mengandung

unsur kelucuan atau humor yang pasti akan membuat orang tertawa dan

benar-benar menghibur.

e. Novel Inspiratif

Novel inspiratif adalah jenis novel yang ceritanya mampu

menginspirasi banyak orang. Umumnya novel ini sarat akan pesan moral

atau hikmah tertentu yang bisa diambil oleh pembaca sehingga pembaca
40

memdapat suatu dorongan dan motivasi untuk melakukan hal yang lebih

baik35.

D. Novel Sebagai Media Dakwah

Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai washilah (media)

yang dapat merangsang indera-indera manusia serta dapat menimbulkan perhatian

untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif washilah yang dipakai

semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang

menjadi sasaran dakwah36.

Dakwah bi al-qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yag dilakukan dengan

keahlian menulis disurat kabar, majalah, buku, novel, maupun internet. Jangkauan

yang dapat dicapai oleh dakwah bi al-qalam ini lebih luas daripada media lisan,

demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus

untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau objek dakwah dapat

menikmati sajian dakwah bi al-qalam ini37.

35
Anne Ahira,” Berkenalan dengan Jenis Jenis Novel,”artikel diakses pada 1 Juli 2014
dari www.anneahira.com/jenis-novel.htm
36
Aziz, Ilmu Dakwah, h. 120
37
Amin, Ilmu Dakwah, h. 11
BAB III

GAMBARAN UMUM NOVEL RANTAU 1 MUARA

KARYA AHMAD FUADI

A. Novel Rantau 1 Muara

Rantau 1 muara merupakan novel ketiga dari trilogi novel Negeri 5

Menara dan Ranah 3 Warna. Novel karya Ahmad Fuadi ini merupakan

pamungkas dari trilogi Negeri 5 Menara, Rantau 1 Muara, diluncurkan di

Washington DC secara simbolis bulan Mei 20131 dan soft launching novel ini

diadakan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada tangga 27 Mei 20132.

Menurut Digna, pihak perwakilan gramedia, sejak pertama kali keluar pada

27 Mei 2013, dalam satu minggu terjual 5 ribu eksemplar, dan setelah dua

minggu terjual 10 ribu eksemplar lebih3, dan saat ini sudah memasuki cetakan

ke enam, sehingga novel ini masuk dalam jajaran novel best seller. Sama

seperti dua novel sebelumnya. Novel Negeri 5 Menara di terbitkan pada tahun

2009. Penjualan novel Negeri 5 Menara masuk dalam rekor penjualan buku

terbanyak Gramedia yang pernah diraih selama 36 tahun, yaitu dalam jangka

waktu kurang 2 tahun telah dicetak sebanyak 10 kali dengan oplah lebih dari

1
Wikipedia, “Ahmad Fuadi,” artikel di kases pada 20 Mei 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Fuadi
2
Iqbal Muhtarom, “Penulis Negerti 5t Menara Luncurkan Rantau 1 Muara,” diakses pada
20 mei 2014 dari http://www.tempo.co/read/news/2013/05/07/109478690/Penulis-Negeri-5-
Menara-Luncurkan-Rantau-1-Muara
3
Ismanto, “ Rntau 1 Muara Tuturkan Dinamika Hidup Jurnalis,” diakses pada 20 Mei
2014 dari http://www.tribunnews.com/lifestyle/2013/06/10/rantau-1-muara-tuturkan-dinamika-
hidup-jurnalis

41
42

170.000 eksemplar4. Dan novel kedua dari trilogi ini adalah Ranah 3 Warna,

terbit pada 23 Januari 20115 yang juga merupakan best seller. Sehingga pihak

penerbit menganekakemaskan trilogi mega best seller ini6.

Rantau 1 Muara terdiri dari 46 bab dan 401 halaman. Mengambil

setting di Indonesia, Washington DC, dan New York City. Berceritakan

tentang Alif yang sudah separuh mengelilingi dunia, tulisannya telah dimuat

di banyak media, dan dia diwisuda dengan nilai terbaik. Tapi Alif lulus

diwaktu yang salah. Akhir tahun ’90-an, Indonesia dicekik krisis ekonomi

dan dikoyak reformasi. Lowongan pekerjaan susah dicari, kepercayaan

dirinya goyah.

Secercah harapan muncul ketika Alif diterima menjadi wartawan di

Ibu Kota. Di sana, hatinya tertambat pada seorang gadis yang dulu pernah dia

curigai. Takdir menerbangkan Alif ke washington DC. Life is perfect. Sampai

terjadi tragedi 11 September 2001 di New York yang menggoyahkan

jiwanya. Kenapa orang didekatnya harus pergi? Alif dipaksa memikirkan

ulang misi hidupnya. Dari mana bermula dan kemana dia akhirnya akan

bermuara.

Matra ketiga “man saaran ala darbi washala” (siapa yang berjalan di

jalannya akan sampai pada tujuan) menuntun pencarian misi hidup Alif.

4
Salman Aristo,”Negeri 5 Menara Masuk Rekor Penjualan Buku Gramedia diakses pada
20 Mei 2014 dari http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/novel-negeri-5-menara-
diangkat-ke-layar-lebar.html akses 20 Mei 2014
5
Wikipedia, “Ahmad Fuadi.”
6
Iskandarjet, “Saya, Ahmad Fuadi dan Novel Pamungkas “Rantau 1 Muara”,” di akses
pada 20 Mei 2014 dari http://media.kompasiana.com/buku/2013/05/08/saya-ahmad-fuadi-dan-
novel-pamungkas-rantau-1-muara-558536.html
43

Hidup hakikatnya adalah perantauan. Suatu masa akan kembali ke akar, ke

yang satu, ke yang awal. Muara dari segala muara.

Rantau 1 muara adalah kisah pencarian tempat berkarya, pencarian

belahan jiwa, dan pencarian dimana hidup akan bermuara.

B. Riwayat Hidup Ahmad Fuadi

Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau

Maninjau tahun 1972. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi perintah ibunya

untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan

kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu

akhirat. Gontor pula mengajarkan “mantra” sederhana yang sangat kuat, man

jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Lulus kuliah Hubungan Internasional, UNPAD, dia menjadi wartawan

majalan Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa fulbright untuk kuliah

S-2 di School of Media and Public Affairs, George Wasington University,

USA. Merantau ke WashingtonDC bersama Yayi istrinya adalah mimpi masa

kecilnya yang menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi

koresponden Tempo dan wartawan Voice of America (VOA). Berita sejarah

seperti tragedi 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari

Pentangon, White House, dan Capiton Hill

Menjadi seorang scholarship hunter, hingga kini Fuadi telah

mendapatkan sembilan beasiswa untuk belajar di luar negeri. Tahun 2004, dia

mendapatkan beasiswa Chevening Award untuk belajar di Royal Holloway,


44

University of London. Dia telah mendapat kesempatan tinggal dan belajar di

Kanada, Singapura, Amerika Serikat, Italia, dan Inggris.

Negeri 5 menara telah diangkat kelayar lebar tahun 2011 dan buku ini

mendapatkan penghargaan: Nominasi Khatulistiwa Literary Award 2010 dan

Penulisan & Buku Fiksi Terfavorit 2010 versi Anugerah Pembaca Indonesia,

pada 2011, Fuadi dianugrahi Liputan6 Award, SCTV kategori Motivasi dan

Pendidikan, Penulis Terbaik IKAPI dan Juara I Karya Fiksi Terbaik

Perpusnas. Tahun 2012, Fuadi terpilih sebagai resident di Bellagio Center,

Italia dan tahun 2013 mendapat penghargaan dari DJK Kemenkumham untuk

kategori Karya Cipta Novel.

Fuadi telah diundang jadi pembicara di berbagai acara internasional

seperti Frankfurt Book Fair, Ubud Writers Festival, Singapore Writers

Festival, Salihara Literary Biennale, Makassar writers Festival, serta Byron

Bay Writers Festival di Australia.

Penyuka fotografi ini pernah menjadi Direktur Komunikasi The

Nature Conservancy, sebuah NGO konservasi internasional. Kini, Fuadi

sibuk menulis, menjadi public speaker, serta membangun yayasan sosial

untuk membantu pendidikan anak usia dini yang kurang mampu, yaitu

Komunitas Menara7.

C. Karya Ahmad Fuadi

1. Negeri 5 Menara

2. Ranah 3 Warna

7
A. Fuadi, Rantau 1 Muara, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2013)
45

3. Rantau 1 Muara

D. Prestasi Ahmad Fuadi

1. SIF-ASEAN Visiting Student Fellowship, National University of

Singapore, 1997

2. Indonesian Cultural Foundation Inc Award, 2000-2001

3. Columbian College of Arts and Sciences Award, The George

Washington University, 2000-2001

4. The Ford Foundation Award 1999-2000

5. CASE Media Fellowship, University of Maryland, College Park, 2002

6. Beasiswa Fulbright, Program Pascasarjana, The George Washington

University, 1999-2001

7. Beasiswa British Chevening, Program Pascasarjana, University of

London, London 2004-2005

8. Longlist Khatulistiwa Literary Award 2010

9. Penulis dan Fiksi Terfavorit, Anugerah Pembaca Indonesia 2010

10. Penulis Buku Fiksi Terbaik, Perpustakaan Nasional Indonesia 2011

11. Liputan6 Award, SCTV untuk Kategori Pendidikan dan Motivasi 2011

12. Penulis Terbaik, IKAPI Indonesia Book Fair 2011

13. Writer in Residence, Bellagio, Lake Como - Italy, Rockefeller

Foundation 2012

14. Penghargaan Nasional HKI, kategori novel, DJHKI, Kementerian

Hukum dan HAM 2013


46

15. Artist in Residence, University of California, Berkeley, USA, 20148

E. Karir Ahmad Fuadi

1. Penulis dan Kolumnis bebas, 1992-1998

2. Menulis ratusan artikel mengenai peristiwa terkini untuk media massa

di Indonesia

3. Wartawan dari CJSR 3 TV Communautaire, St Raymond, Quebec,

Kanada, 1995

4. Asisten Penelitian, School of Media and Public Affairs, George

Washington University, Washington DC,2000-2001

5. Asisten Penelitian, Center for Media and Public Affairs, Washington

DC, 2000-2001

6. Bekerja di Pemanasan Global dan Budaya Pop Project.

7. Wartawan, Majalah TEMPO, Jakarta, Indonesia, Augustus 1998-2002.

8. Mengulas dan menulis berita aktual mulai dari politik, ekonomi sampai

berita seni.

9. Internasional koresponden, Majalah TEMPO, WashingtonDC, Agustus 19

99-September 2002

10. Mengulas peristiwa dan menulis cerita dari titik-titik utama

di AS seperti Pentagon, Gedung Putih, dan Capitol Hill. Di antara

highlight dari laporannya adalah: penulisan cerita dan tindak lanjutnya

peristiwa 11 September dari Washington DC dan mewawancarai tokoh-

tokoh seperti Colin Powell dan Paul Wolfowitz

8
Wikipedia, “Ahmad Fuadi.”
47

11. Produser TV dan Editor, Voice of America, Washington DC, Mei 2001-

Oktober 2002

12. Wartawan, Voice of America, Jakarta, November 2002 - November 2005

13. Spesialis Publikasi dan Informasi, USAID-LGSP (Local Governance

Support Program)Desember 2005-Agustus2007

14. Direktur Komunikasi, The Nature Conservancy (TNC) Agustus 2007-

2009

15. The Nature Conservancy (TNC) sebagai salah satu organisasi konservasi

terbesar di dunia, Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan

menerapkan strategi komunikasi untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesadaran masyarakat dan dukungan TNC. Publikasi dan

mengkoordinasikan semua usaha pemasaran TNC di Indonesia. Managed

hubungan media, media monitoring, identitas visual dan branding, internal

/ eksternal publikasi, dan manajemen risiko. Mewakili TNC di arena

nasional dan internasional. Bekerja sama dengan berbagai staf TNC di

lebih dari 30 negara di dunia9.

9
Wikipedia, “Ahmad Fuadi.”
BAB IV

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH

DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI

A. Pesan-Pesan Dakwah dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi

Kategori pesan dakwah yang terkandung dalam novel Rantau 1 Muara

adalah akhlak, akidah dan syariah. Sedangkan pada setiap kategori dibagi

dalam beberapa sub kategori. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini:

Tabel 3
Kategori Pesan Dakwah dalam Novel Rantau 1 Muara
Karya Ahmad Fuadi
No Kategori Sub Kategori

1 Akhlak a. Mahmudah
b. Madzmumah
c. Akhlak terhadap Allah
d. Aklak terhadap Sesama Manusia
e. Akhlak terhadap Lingkungan

2 Akidah a. Iman Kepada Allah


b. Iman Kepada Malaikat
c. Iman Kepada Kitab
d. Iman Kepada Rasul
e. Iman Kepada Hari Kiamat
f. Iman Kepada Qadha dan Qadar

3 Syariah a. Ibadah
b. Muamalah

Pada novel Rantau 1 Muara ini terdapat 46 bab. Namun yang dijadikan

objek penelitian hanya bab 23 – 46 atau 24 kecuali bab 44 bab yaitu ketika

48
49

Alif berada di luar negeri dan hanya paragraf yang mengandung pesan

dakwah yang di cerminkan oleh tokoh utama atau Alif. Berikut ini adalah

bab-bab yang diteliti:

Tabel 4
Bab yang diteliti dalam Novel
Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi
No Urutan Bab Judul Bab Jumlah
Paragraf
1 23 Kertas di Balik Kaca 3
2 24 Mas Kurir 5
3 25 Dapur Maryam 9
4 26 Foto-Foto Garuda 8
5 27 Bismillah, Bang 17
6 28 Sutan Rangkayo Basa 21
7 29 Kabar Baik dan Buruk 13
8 30 Kotak Beludru Hitam 6
9 31 Sunting Lima Tingkat 8
10 32 CIA dan Hamka 3
11 33 Aroma Nasi Hangat 9
12 34 Sakura dan Segerobak Buku 4
13 35 Rekan Kerja Tercinta 4
14 36 Buruh Pabrik Cokelat 1
15 37 Gatotkaca dan Superman 4
16 38 Selasa Hitam Pekat 7
17 39 Garuda Hinggap Dimana? 11
18 40 Dehaman dari New York 9
19 41 Ustad 2 x 11 Enam Lingkung 8
20 42 Obat Mabuk Paling Mujarab 7
21 43 Buah Tangan dari London 5
22 45 Lelaki Perayu 5
23 46 Muara di Atas Menara 7
50

Dari semua bab diatas diteliti pesan-pesan dakwah yang terkandung

dalam setiap bab dengan kategori dan bab yang telah dibuat, dan narasi yang

di teliti dalam novel tersebut berbentuk paragraf.

Setelah dilakukan reabilitas terhadap tiga juri atas kategori-kategori

yang telah dibuat, selanjutnya paragraf-paragraf yang mengandung pesan

dakwah dihitung untuk mengetahui jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik

kesimpulan kecenderungan isi pesan dakwah dalam novel Rantau 1 Muara

Berikut ini adalah hasil prosentase dari ketiga kategori pesan dakwah

yang telah dihitung:

Tabel 5
Hasil Prosentase Data Novel Rantau 1 Muara
No Kategorisasi Frekuensi Prosentae

1. Akhlak 140 80,4%

2. Akidah 22 12,6%

3. Syariah 12 7%

Total 174 100%

Pada novel Rantau 1 Muara terlihat bahwa pesan akhlak mendominasi

materi yang tertuang dalam novel Rantau 1 Muara dengan memperoleh hasil

tertinggi yaitu sebanyak 80,4%, selanjutnya pesan akidah 12,6% dan urutan

terakhir pesan syariah sebanyak 7%.

Setelah peneliti melakukan perhitungan prosentasi pesan dakwah dalam

novel Rantau 1 Muara, selanjutnya akan ditampilkan data mengenai paragraf

yang mengandung pesan dakwah dalam novel Rantau 1 Muara.


51

1. Akhlak

Dari seluruh bab yang diteliti terdapat 140 paragraf yang

mengandung pesan akhlak yang dikategorikan secara garis besar menjadi

akhlak mahmudah sebanyak 98 paragraf dan akhlak madzmumah sebanyak

42 paragraf. Dan untuk kategori ahlak islami dibagi menjadi menjadi akhlak

terhadap Allah sebanyak 14 paragraf, akhlak terhadap sesama manusia 126

paragraf, dan tidak ada paragraf yang mengandung akhlak terhadap

lingkungan.

a. Akhlak Mahmudah

Akhlak mahmudah adalah perbuatan yang mempunyai nilai

kebenaran atau nilai yang diharapkan, sesuatu yang mendatangkan

rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia1

Pada bab 23 yaitu Kertas di Balik Kaca terdapat 2 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Ehmmm,assalamualaikum. Ingat gak ini suara siapa?

Kutipan ini diambil ketika Alif sedang menelpon Dinara, di awal

percakapannya Alif tidak lupa mengucapkan salam. Salam adalah

sunnah Nabi Muhammad SAW, yang dapat merekatkan ukhuwah

islamiyah umat muslim di seluruh dunia. Salam merupakan akhlak

mahmudah yang juga termasuk ke dalam akhlak sesama manusia.

1
Abuddin, Nata,Akhlak Tasawuf(Jakarta:Raja Grafindo Pesada, 1997) h 102
52

Pada bab 24 yaitu Mas Kurir terdapat 3 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Bersua orang sebangsa di negara asing selalu membawa sensasi

keakraban yang tidak pernah terasa di Indonesia. Walau baru saja

kenal, tapi serasa sudah lama bersaudara. “Makan siang bareng yuk.

Saya sekalian habis mengantar dokumen ke academic center tadi,”

ajak dia. Siang itu, aku ditraktirnya makan siang di kantin mahasiswa

di Marvin Center. Aku memesan fish and chip. Mas Garuda setangkup

burger ikan. Setiap aku memanggilnya Mas Budi, dia mnegoreksi,

“Nama Budi itu pasaran, panggil saya Garuda G-a-r-u-d-a.

Kutipan ini menceritakan ketika Alif yang baru saja tiba di

kampusnya dan dia belum mengenal siapa pun. Setelah itu ada orang

Indonesia yang menyapanya dan menawarkan bantuan, padahal

mereka baru kenal tapi mereka berdua merasa seperti saudara. Rasa

persaudaraan dalam Islam dikategorikan ke dalam akhlak mahmudah

dan ini juga termasuk ke dalam akhlak sesama manusia.

Pada bab 25 yaitu Dapur Maryam terdapat 6 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Di kamarnya Mas Garuda membongkar sofa bed di sebelah tempat

tidurnya. “sori agak darurat, kamu bisa pilih tidur di kasur, atau di

sofa bed ini.” Tanya Mas Garuda. “Sofa aja Mas” bicara tentang

tempat tidur, aku tidak keberatan sama sekali. Hampir sepanjang


53

hidupku aku sudah terbiasa tidak punya ruang pribadi khusus. Kalau

dulu dengan sehelai sajadah sudah ngorok, apalagi dengan sofa bed

ini. Perfectly OK.

Kutipan diatas maksudnya adalah dalam keadaan apapun Alif tetap

bersyukur. Bersyukur merupakan salah satu akhlak mahmudah.

Pada bab 26 yaitu Foto-Foto Garuda terdapat 5 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Maaf bukan gitu Mas,” aku merasa salah berbicara.

Dalam paragraf diatas, Alif membuat kesalahan pada Mas Garuda

dan Alif langsung meminta maaf. Minta maaf termasuk ke dalam

akhlak mahmudah.

Pada bab 27 yaitu Bismillah Bang terdapat 10 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Pak, mohon maaf kalau menelepon malam-malam. Kebetulan ada

keperluan dengan Dinara. Boleh bicara dengan dia, Pak?”

Paragraf diatas menunjukkan bahwa Alif memiliki sopan santun

keapada orang tua. Alif yang terpaksa menelpon malam-malam karena

ada kebutuhan mendesak dengan Dinara meminta maaf kepada

orangtua Dianra. Sopan santun merupakan contoh akhlak mahmudah

yang juga merupakan akhlak sesama manusia.


54

Pada bab 28 yaitu Sutan Rangkayo Basa terdapat 16 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Tanganku menegang, mencengkram gagang telepon yang semakin

licin. Ingin aku bersilat lidah, memberi alasan, kalau perlu

bertengkar. Tapi apa untungnya buatku. Aku yang berkehendak, aku

yang mengalah. Situasi dan kondisi saat ini kurang bersahabat

Paragraf diatas merupakan akhlak mahmudah karena dalam

paragraf di atas menunjukkan Alif bisa menahan emosinya.

Pada bab 29 yaitu Kabar Baik yang Buruk terdapat 6 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Kata-kata yang membangun aku. Sebetulnya prioritas siapa

sekarang yang harus di kedepankan. Aku? Dinara? Kami? Aku tahan

jariku unutk tidak membalas kata-kata ini dengan kata yang tidak

kalah tajam. Hanya akan semakin menyakiti saja.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif sedang bertengkar dengan

Dinara, Dinara memberi kata-kata menyakiti Alif tapi alif berusaha

bersabar untuk tidak membalas Dianra dengan kata yangg tajam pula.

Sabar dan menahan emosi merupakan salah satu akhlak mahmudah.

Pada bab 30 yaitu Kotak Beludru Hitam terdapat 3 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Abang janji berjuang habis-habisan mewujudkan mimpi kita.”


55

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif akan berusaha keras untuk

mewujudkan cita-citanya. Dan sikap tersebut merupakan akhlak

mahmudah.

Pada bab 31 yaitu Sunting Lima Tingkat terdapat 7 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Boleh ikut bantu gak?” tanyaku lagi

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif ingin membantu Dinara

yang sedang melakukan pekerjaan rumah. Sikap tersebut merupakan

akhlak mahmudah dan akhlak terhadap sesama manusia.

Pada bab 32 yaitu CIA dan Hamka terdapat 2 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Aku terbungkuk-terbungkuk berterima kasih kepada pustakawan

ini. Dia tertawa ringan sambil bilang, “It is always nice to match a

book with a person.” Senagnya menjodohkan buku dengan orang.

Tidak ada yang lebih penting daripada riset yang baik kalau tidak ada

tenaga pustakawan yang berdedikasi.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif berterimakasih kepada

seorang pustakawan yang sudah membatunya mencarika buku yang

Alif perlukan. Sikap tersebut termasuk akhlak mahmudah.

Pada bab 33 yaitu Aroma Nasi Hangat terdapat 4 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:
56

Dari belakang, aku sentuh pundaknya dan aku dekap dia.

“Maafkan Abang, Cinta,” bisikku di telinganya. Aku seka sebutir air

mata yang menggantung di dagu lonjongnya dengan ujung ibu jariku.

Lalu aku kecup keningnya. Dia tidak bergerak dan tidak menjawab.

Namu pelan-pelan isaknya surut dan bahunya tenang. “Maafkan

Dinara juga, Abang. Jangan pergi lagi kayak tadi, kita selesaikan

masalah kita dulu, jangan lari.” Balasnya berbisik. Ingin aku

memprotes lagi, bahwa sesungguhnya aku tidak lari tapi tidak ingin

saling manyakiti.

Maksud dari paragraf di atas adalh setelah Alif dan Dinara

bertengkar. Alif dan Dinara saling meminta maaf atas kesalahan

masing-masing. Sikap ini termasuk ke dalam akhlak mahmudah

Pada bab 34 yaitu Sakura dan Segerobak Buku terdapat 3 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Walau lengan kami pegal linu, kami tertawa-tawa senang.

Rasanya seperti membawa harta karun dan aku sudah tidak sabar

untuk berpesta membaca buku-buku bagus ini setiba di apartemen.

Bahagia kami memang sederhana.

Maksud dari paragraf diatas adalah betapa bersyukurnya Alif dan

Dinara bisa membawa pulang buku-buku dari tempat kerja Dinara,

walaupun hanya bisa bisa membawa pulang buku-buku sisa display

tapi mereka sangat bahagia. Sifat tersebut termasuk ke dalam akhlak

mahmudah.
57

Pada bab 35 yaitu Sakura dan Segerobak Buku terdapat 3 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Begitulah cerita Mas Garuda panjang lebar, dengan suara yang

lirih. Aku dan Mas Garuda mungkin punya kesamaan. Kami berdua

sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Mas Garuda berlari

menjauhi sesuatu. Aku merantau jauh untuk emngejar mimpi

bersekolah itnggi, mengejar jodoh, dan punya penghidupan yang

baik. MasGaruda juga sedang berlari untuk menjauhi masa lalunya.

Rasa penyesalan karena kehilangan adiknya. Juga lari dari

kemiskinan hidupnya. Mungkin dia sebenarnya lari dari dirinya

sendiri.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif sangat bersusaha keras

dan tidak putus asa dalam mengejar mimpinya. Sikap tersebut

termasuk ke dalam akhlak mahmudah.

Pada bab 36 yaitu Buruh Pabrik Cokelat terdapat 1 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Aku bersyukur sekali, kami berdua tidak hanya bisa menjadi

pasangan hidup tapi juga menjadi mitra kerja yang andal. Kami

bagai dua elemen kimia yang jika digabungkan menjadi elemen baru

yang kuat. Ketika seorang diri, kami hanya satu pribadi biasa, ketika

bersatu, kami menjadi tim yang luar biasa. Kami saling melengkapi.

Kami adalah satu.


58

Inti dari paragraf di atas adalah bersyukur atas nikmat yang diberi

Allah. Bersyukur merupakan akhlak mahmudah.

Pada bab 37 yaitu Gatotkaca dan Superman terdapat 3 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

“Kenapa harus Indonesia? Kalau mau bermanfaat disini juga

bisa.”

Maksud dari paragraf diatas adalah untuk menjadi manusia yang

bermanfaat bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Sikap tersebut

termasuk akhlak mahmudah.

Pada bab 38 yaitu Selasa Hitam Pekat terdapat 2 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Mbak, maaf tadi sibuk di kantor. Kenpa Mas Nanda, Mbak?

Maksud dari paragraf tersebut adalah Alif meminta maaf kepada

mbak Hilda karena sibuk tidak bisa mengangkat teleponnya. Sikap

tersebut termasuk ke dalam akhlak mahmudah.

Pada bab 39 yaitu Garuda Hinggap Dimana? terdapat 5 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Sesuai janji, kami akhirnya bertemu Mas Rama yang sudah

menunggu di depan NYU Downtown Hospital. Muka dan rambutnya

cemang-cemong oleh debu dan bajunya kusut masi. “Sudah dua hari

ini saya di lapangan terus meliput,” katanya dengan suara serak.


59

“Sudah dua hari ini pula saya bertanya-tanya tentang Mas Garuda

dan Mas Nanda. Saya sudah cek di rumah sakit ini, termasuk juga ke

kantor Konsulat Jenderal RI. Masih nihil.

Maksud dari paragraf diatas adalah walaupun dalam keadaan sulit

Alif tetap menepati janjinya untuk bertemu dengan Mas Rama. Sikap

tersebut termasuk akhlak mahmudah.

Pada bab 40 yaitu Dehaman dari New York terdapat 2 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

“Sabar itu kalau sudah habis semua usaha”

Maksud dari paragraf diatas adalah, Alif tetap ingin mencari Mas

Garuda yang hilang tanpa putus asa. Sikap tersebut termasuk ke dalam

akhlak mahmudah.

Pada bab 41 yaitu Ustad 2 x 11 Enam Lingkung terdapat 8

paragraf yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari

paragraf tersebut adalah:

“Oiii jangan melamun dong, Bang” kata Dinara sambil

memercikan air sungai ke mukaku. Aku balas memercikan air sambil

tertawa. Kami perang air sampai kano bergoyang-goyang dan kami

tergelak antara senang dan takut kalau kano terbalik. Bahagia itu

sederhana. Mungkin hidup kami seperti naik kano kecil ini,

mendayung berdua melintasi perairan luas, merantau dari satu

daratan ke daratan yang lain.


60

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif bisa bersyukur dari hal-hal

yang kecil. Walau hanya bercanda dengan Dinara tapi Alif dan Dinara

sudah merasa bahagia. Sikap tersebut termasuk ke dalam akhlah

mahmudah.

Pada bab 42 yaitu Obat Mabuk Paling Mujarab terdapat 2 paragraf

yang mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Inilah anehnya aku dan Randai. Kami berkawan karib sejak kecil,

tapi kami juga sepakat untuk jadi lawan tanding. Aku pikir-pikir,

persaingan ini yang menjadi bahan bakar prestasi kami. Kami kejar-

mengejar, saling memperlihatkan bahwa kami tidak mau kalah.

Akibatnya apapun yang kami persaingkan sejak kecil, hampir

semuanya bisa kami wujudkan.

Maksud dari paragraf di atas adalah Alif memiliki teman dari kecil

yang suka bersaing dengannya. Merka selalu bersaing dalam hal

kebaikan seperti pendidikan. Mereka saling tidak mau kalah dalam

studinya, membuat semua impian mereka terwujud. Sikap tersebut

termasuk akhlak karimah.

Pada bab 45 yaitu Lelaki Perayu terdapat 3 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

EBC bagai pintu yang terbuka lebar untuk aku masuki. Tapi aku

memilih untuk menutup pintu itu. Dan berjalan menuju pintu yang

lain yang entah ada apa dibaliknya. Keputusan hari ini mungkin aka
61

aku sesali sepanjang sisa hidupku. Tapi tidak apa, seperti kata Kiai

Rais, seorang laki-laki harus berani memutuskan hidup. Membuat

keputusan itu lebih baik daripada pasrah menunggu orang lain

memutuskan hidup

Maksud dari paragraf diatas adalah seseorang harus berani

memutuskan yang baik untuk hidupnya, harus berani bertindak. Sikap

tersebut merupakan akhlak mahmudah.

Pada bab 46 yaitu Muara di Atas muara terdapat 6 paragraf yang

mengandung pesan akhlak mahmudah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Sinar keemasan matahari sore menembus jendela lonjong pesawat

Boeing ini dan pelan-pelan menjilat muka dan badan kami. Kami

tidak berkata-kata sejak pesawat mengudara dari Reagan Washington

Airport semenit lalu. Kami hanya menggenggam tangan dalam diam,

sambil tidak lepas memandang keluar jendela. Dikepalaku berputar

segala macam film kehidupan yang pernah kami rasakan di kota di

bawah sana. wajah-wajah yang pernah aku kenal bekelebat-kelebat

bagai film diputar fast forward: Mas Garuda, Dinara, Mas Nanda

dan Mbak Hilda, Ustad Fariz, Tom Watson, Michael Jordan, Mas

Rama dan juga Mama Mona... Kejadianbesar lima tahun terakhir

muncul silih berganti, pernikahanku, wisuda, 11 September,

kehilanganku, reuni di London, kegamanganku... senang dan getir

silih berganti. Aku menolak untuk mengeluh tentang kegetiran, aku


62

tidak mau mabuk dengan kesenangan. Getir dan senang, keduanya

telah melengkapi racikan hidup ini.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif tiddak mau mengeluh

tentang kesusahannya dan Alif tidak mau mebuk dengan kesenangan

yang di dapatnya di Amerika. Sikap tersebut termasuk akhlak

mahmudahh.

b. Akhlak Madzmumah

Akhlak madzmumah adalah perbuatan yang tidak baik, tidak

seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, di bawah standar, kurang

dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak

menyenangkan, tidak dapat di setujui, perbuatan yang bertentangan

dengan norma-norma masyarakat yang berlaku2.

Pada bab 24 yaitu Mas Kurir muara terdapat 1 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Tinggal saja bersama saya dulu. Sambil kamu cari tempat. Asal

mau tidur di tempat tidur serep, mau lebih sebulan juga gak apa-

apa,” katanya enteng dengan senyum lebar. Mengingatkan aku ketika

pasus mengajak aku sekamar di ruang arsip kantor dulu. Di dalan

hati aku lega tapi juga sangsi. Aku belum kenal dengan dia. Apa enak

kalau menumpang sebulan?

Maksud paragraf di atas adalah Mas Garuda menawarkan niat

baiknya kepada Alif untuk menginap di apartemennya, tapi Alif

2
Abuddin, Nata,Akhlak Tasawuf(Jakarta:Raja Grafindo Pesada, 1997) h 103
63

sedikit meragukannya, itu artinya Alif mempunyai prasangka buruk

terhadap Mas Garuda. Sikap seperti itu temasuk ke dalam akhlak

madzmumah.

Pada bab 25 yaitu Dapur Maryam muara terdapat 2 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Kami bersama-sama menyiapkan makan malam. Dalam sekejap,

meja makan sudah penuh. Selain samabal terasi, ada ayam goreng,

ikan asin, tahu, serta sayur asem. Seperti di Tanah Air saja. Air

Liurku sudah mau menetes dan perutku terasa lebih lapar. Mbak

Hilda aktif menyorongkan potongan ikan asin dan ayam goreng ke

piringku. Dengan agak malu-malu, aku menambah nasi dua kali.

Maksud paragraf diatas adalah ketika makan bersama dengan

teman-teman barunya Alif sampai menambah makan dua kali itu

menunjukkan bahwa Alif rakus, sesuatu yang berlebihan itu tidak

baik. Sikap seperti itu tergolong akhlak madzmumah

Pada bab 26 yaitu Dapur Maryam muara terdapat 1 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

“Bukan gitu mas, ga enak aja. Aku sering dimasakin, sebaliknya

aku ga sempat bantu apa-apa. Aku tidak enak hati aja.”

Maksud dari paragraf diatas adalah karena kesibukan Alif tidak

pernah membantu Mas Garuda memasak. Sikap tersebut tergolong ke

dalam akhlak madzmumah.


64

Pada bab 27 yaitu Bismillah Bang muara terdapat 5 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Jarak separuh lingkar bumi dan perbedaan waktu 12 jam diantara

kami membuat harapan kami semakin tidak jelas. Karena biaya

telepon cukup mahal, aku sudah berhenti menelepon dia dan kami

maksimalkan komunikasi dengan e-mail. Aku tidak mengira

“mengobrol” melalui e-mail melelahkan. Sedikit-sedikit ada salah

pengertian sehingga perlu klarifikasi isi e-mail. Lalu kami pun

bertengkar di e-mail lalu dari satu pertengkatran menjadi

pertengkaran yang lain. Dari hal kecil sampai besar. Bikin capek.

Kacau.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif dan Dinara mengalami

pertengkaran karena kesalahpahaman. Tingkah laku tersebut tergolong

ke dalam akhlak madzmumah.

Pada bab 28 yaitu Sutan Rangkayo Basa terdapat 1 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Aku tidak bisa diam. Di dalam rumah Mas Nanda aku hilir mudik,

dari ujung pintu, ke dapur, mentok, balik ke kamar mandi, mentok,

balik ke pintu lagu, bagaimana kalau Pak Sutan marah, menganggap

aku tidak sopan dan lancang lalu tidak setuju.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif sedang mengira-ngira

apakah ayah Dinara marah padanya atau menganggap dia tak sopan.
65

Tingkah laku ini termasuk ke dalam prasangka buruk yang merupakan

akhlah madzmumah

Pada bab 29 yaitu Kabar Baik yang Buruk terdapat 7 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Dua hari sudah aku kesal dengan Dinara dan juga diriku sendiri.

Bahkan kami seperti perang dingin, tidak saling kontak sama sekali

sejak pembicaraan beasiswa ke Inggris. Apa yagn terjadi dengan

kami sesungguhnya? Kalau saling perhatian, mengapa saling marah?

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif dan Dinara yang sedang

bertengkar membuat Alif kesal berhari-hari. Sikap itu tergolong ke

dalam akhlak madzmumah.

Pada bab 30 yaitu Kotak Beludru Hitam terdapat 2 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Aku merasa nada yang kurang enak. Urat leherku terasa

menegang. Pertengkaran apa lagi yang akan berkecamuk sepagi ini?

Dalam paragraf diatas menyatakan bahwa Alif berprasangka buruk

terhadap Dinara, sikap ini termasuk ke dalam akhlak madzmumah.

Pada bab 33 yaitu Aroma Nasi Hangat terdapat 5 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Selama setengah jam kemudian kami bersahut-sahutan seperti

berbalas pantun tapi dengan tensi semakin tinggi. Isi pembicaraan


66

merembet ke segalah arah, berisi segala macam perasaan tak

terungkap selama usia pernikahan kami yang baru seumur jagung ini.

Dinara kesal dan emosi, aku lebih-lebih lagi. Ketika dia mulai terisak

di sela-sela kata-katanya, aku tahu kami telah terjebak ke perang

yang tidak berguna. Kami seakan terus saling menyakiti dengan

ucapan masing-masing. Aku tahu aku harus menghentikan ini dengan

satu cara. Pergi dari medan perang mulut

Paragraf di atas menunjukkan bahwa Alif dan Dinara sedang

bertengkar. Itu merupakan Akhlak madzmumah.

Pada bab 34 yaitu Sakura dan Segerobak Buku terdapat 1 paragraf

yang mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Kami yang selalu rakus buku berpikir keras bagaimana supaya

bisa membawa buku lebih banyak. Ransel terlalu kecil. Koper paling

hanya bisa memuat beberapa belas buku. Ketika aku mencuci baju di

laundry room, aku menemukan jawaban. Gerobak dorong untuk

membawa cucian keruang laundry. Perfect! Tidak ada truk gerobak

pun jadi.

Paragraf diatas menunjukkan bahwa Alif dan Dinara sedang rakus

akan buku, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Hal ini tergolong

akhlak madzmumah.

Pada bab 35 yaitu Rekan Kerja Tercinta terdapat 1 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:
67

Bukannya riang gembira, Dinara malah merusuhkan keputusan

ini. “Maaf ya Bang, kita berdua melamar, hanya Dinara yang

diterima,” katanya dengan muka bersalah. “Nggak apa-apa, I am

happy for you. Begitu Abang lulus nanti juga bisa full time. Kita kerja

bareng,” balasku untuk menenangkannya, walau di hatiku terselip

sekilas rasa iri. Tapi aku segera menepis perasaan itu. Masa sih sama

istri sendiri harus iri?

Paragraf di atas menunjukkan bahwa Alif sedikit iri hati kepada

Dinara yang mendapatkan pekerjaan lebih baik dari nya. Iri termasuk

akhlak madzmumah.

Pada bab 37 yaitu Gatotkaca dan Superman terdapat 1 paragraf

yang mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Masa susah kami sudah lewat, sekarang tinggal menikmati hasil

setelah lelahnya berjuang. Mungkin ini saatnya bagiku untuk

membalas dendam atas semua kesulitan masa lalu. Inilah saat aku

menabung dan berburu investasi. Pulang bukan pilihan yang ada

dalam pikiranku. Ini masaku. Ini momenku untuk aku manfaatkan.

Pulang? Belum terpikir sekarang

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif ingin membalas dendam

dengan semua kesulitan masa lalunya, untuk itu dia berpikir akan

menghabiskan hidupnya di Amerika tanpa pulang ke Indonesia untuk

menikamti kesuksesannya. Hal tersebut tergolong akhlak

madzmumah.
68

Pada bab 38 yaitu Selasa Hitam Pekat terdapat 1 paragraf yang

mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf tersebut

adalah:

Lalu ada tiga pesan yang mirip disela-sela isak tangis Mbak Hilda.

Hatiku tba-tiba dijalari perasaan tidak enak. Dengan terburu-buru

aku tekan nomor rumah Mbak Hilda.

Pesan yang terkandung dalam paragraf di atas adalah alif mepunyai

prasangka buruk terhadapa suatu hal. Sikap tersebut tergolong akhlak

madzmumah.

Pada bab 39 yaitu Garuda Hinggap Diamna? terdapat 4 paragraf

yang mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Aku naik pitam. Ini masalah nyawa orang yang dekat di hatiku.

“Bagaimana mungkin kalian menghalangi orang mencari keluarga?”

Pada paragraf diatas Alif sedang mencari Mas Garuda yang hilan

tetapi dia mencarinya dengan emosi. Hal tersebut tergolong akhlak

madzmumah.

Pada bab 40 yaitu Dehaman dari New York terdapat 3 paragraf

yang mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Terserahlah apa kata data terbaru, tapi hati kecilku ingin aku

percaya Mas Garuda masih hidup. Entah dimana. Aku belum ikhlas

menerima dia meninggal dunia.


69

Dalam paragraf di atas, Alif masih belum bisa terima kalau

sahabatnya, Mas Garuda meninggal dunia. Ketidak ikhlasan seseorang

untuk menerima kematia tergolong akhlak madzmumah.

Pada bab 41 yaitu Ustad 2 x 11 Enam Lingkung terdapat 3

paragraf yang mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari

paragraf tersebut adalah:

Aduh, baru tadi pagi bermaaf-maafan, kini sudah berselisih

pendapat lagi. Suhu diskusi bisa naik kalau saja beberapa teman tidak

datang merubung dan bersalam-salaman. Pembicaraan tentang

pulang kami tunda dulu.

Maksud dari paragraf diatas adalah Alif dan Dinara berselisih

pendapat yang menyebabkan mereka hampir bertengkar. Pertengkaran

dalam Islam merupakan akhlak madzmumah.

Pada bab 42 yaitu Obat mabuk Paling Mujarab terdapat 3 paragraf

yang mengandung pesan akhlak madzmumah. Contoh dari paragraf

tersebut adalah:

Aku jawab baik-baik dengan bahasa Inggris kalau dia salah

nomor. Namun, dia tidak peduli dengan apa yang aku bilang, dan

terus saja mengoceh tiada henti dengan bahasa ibunya, seakan dia

sedang “curhat” kepadaku. “hey, I am not Latino,” teriakku kesal

karena menganggu tidur. Teriakanku tidak berpengaruh. Setiap aku

jelaskan dalam bahasa Inggris, dia membalas dalam bahasa Spanyol

disaat yang bersamaan. Kami bicara berpacu-pacu. Setiap aku


70

menghardiknya, dia balas menghardik. Kesimpulanku, si Latino ini

mungkin sedang mabuk berat atau terganggu akalnya.

Dalam paragraf diatas menceritakan Alif yang diganggu pemabuk

melalui telepon, karena kesal Alif menghardiknya. Menghardik

merupakan akhlak madzmumah.

c. Akhlak terhadap Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan

yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan

yang khalik.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung

pesan akhlak terhadap Allah.

“Alhamdulillah. Din, abang juga sudah memesan tiket pulang abis

ujian,” kataku tidak mau kalah untuk mengimbangi antusiasmenya.

Dari paragraf diatas, Alif mengatakan alhamdulillah yang merupakan

pujian bagi Allah. Memuji Allah merupakan contoh dari akhlak terhadap

Allah.

Aku bersyukur sekali, kami berdua tidak hanya bisa menjadi

pasangan hidup tapi juga memjadi mitra kerja yang andal. Kami bagai

dua elemen kimia yang jika digabungkan menjadi elemen baru yang kuat.

Ketika seorang diri, kami hanya satu pribadi biasa, ketika bersatu, kami

menjadi tim yang luar biasa. Kami saling melengkapi. Kami adalah satu.
71

Dari paragraf diatas, tampak Alif sedang bersyukur atas hidupnya

kepada Allah. Bersyukur merupakan salah satu contoh dari akhlak

terhadap Allah.

d. Akhlak terhadap Sesama Manusia.

Akhlak terhadap sesama manusia berkaitan dengan perlakuan

terhadap sesama manusia.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung

pesan akhlak terhadap sesama manusia.

Ehmmm, asslamualaikum. Ingat gak ini suara siapa?” tanyaku sok

berteka-teki.

Dari paragraf diatas Alif mengucapkan salam kepada Dinara melalui

telepon. Mengucap salam termasuk dalam akhlak terhadap sesama

manusia.

“makasih Mas, besok aja, kalau masih belum membaik,” kataku.

Dari paragraf diatas menggambarkan Alif berterima kasih kepada Mas

Garuda yang telah menolongnya. Berterima kasih kepada orang lain

merupakan akhlak terhadap sesama manusia.

2. Akidah

Akidah adalah pandangan pemahaman, atau ide (tentang realitas)

yang diyakini kebenaran oleh hati3.

3
Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004) h 111
72

Dari seluruh bab yang diteliti terdapat 22 pesan yang akidah yang

terdiri dari 19 paragraf mengandung pesan iman kepada Allah, 1 paragraf

mengandung pesan iman kepada hari kiamat dan 2 pesan iman kepada

qadha dan qadar.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung

pesan akidah yaitu iman kepada Allah .

Lantas, apakah demokrasi itu cara yang terbaik mengelola negara?

Entahlah. Menurut Plato, demokrasi bukan pilihan terbaik karena selalu

ada pergumulan para politisi yang punya kepentingan masing-masing.

Plato lebih memilih sistem pemerintahan aristokrasi yang dikomandoi

oleh philosopher leader. Yaitu orang yang bijak bestari dan dapat

kesempetan memerintah. Pemimpin yang naik ke tampuk kekuasaan

karena ilmu dan kearifan. Bukan hanya karena kendaraan politik

partainya. Tapi apakah itu juga yang terbaik? Hanya Tuhan yang tahu

Paragraf di atas di ambil dari bab 32 yang berjudul CIA dan Hamka.

Di kalimat terakhir terdapat kalimat “hanya Tuhan yang tahu” perkataan

ini diucapkan oleh Alif ketika sedang menjelaskan apakah demokrasi

Amerika adalah sistem yang paling baik di dunia, menurut Alif hanya

Tuhan yang paling. Ini berarti Alif yakin Allah itu ada dan mempunyai

sifat Maha Mengetahui.

Semoga Mas Garuda memang baik-baik saja. Amin, ya Allah


73

Paragraf di atas di ambil dari bab 38 dengan judul Selasa Hitam Pekat.

Pada kutipan tersebut menggambarkan bahwa Alif sedang berdoa pada

Allah yang memang dia yakini.

Tuhan mendengar doa kami. Di rumah sakit yang ketiga, kami

mendapatkan keajaiban. Kami bahkan tidak perlu memelototi daftar nama

yang pasnjang. Di beberapa baris teratas daftar korban kami menemukan

nama itu: Nanda. Jantungku berpacu cepat. Semoga juga ada Mas

Garuda

Paragraf ini di ambil dari babb 39 dengan judul Garuda Hinggap di

Mana? Pada paragraf tersebut ada kalimat yang diucapkan oleh Alif

“Tuhan mendengar doa kami” kalimat tersebut menggambarkan bahwa

Alif percaya doanya telah di kabulkan oleh Allah yang di yakininya.

Setelah aku pikir-pikir, aku sungguh merasa beruntung dengan segal

yang pernah terjadi. Dinara dengan segala kombinasinya yang unik, jauh

lebih cocok bagiku, dibandingkan Raisa. Sebaliknya, mungkin Raisa

paling cocok dengan Randai. Tuhan itu memang Maha Memilihkan yang

terbaik buat siapa saja yang melihat dengan hati terbuka.

Paragraf di atas di ambil dari bab 42 dengan judul Obat Mabuk

Paling Mujarab. Pada paragraf diatas menggambarkan bahwa Alif percaya

Allah maha memilihkan yang terbaik untuk siapapun.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung

pesan akidah yaitu iman kepada hari kiamat

Kematian itu ibarat pintu. Kelahiran itu juga lyaknya sebuah pintu.

Keduanya portal yang pasti dilalui semua anak manusia dalam perjalanan
74

panjang di dunia ini. Kenapa sekarang aku jadi resah dengan pintu ini?

Ini bukan kali pertama aku menjadi saksi dalam perjalanan manusia yang

lalu-lalang melewati pintu mati dan pintu lahir. Sembilan tahun lalu,

kematian hanya sejengkal di depan mataku ketika aku melepas ayah

selamanya. Aku pernah pula membaui sendiri kematian di kamar mayat

RSCM. Di insiden 9/11 ini bahkan aku saksikan ribuan nyawa melayang

di NewYork.

Paragraf di atas di ambil dari bab 40 dengan judul Dehaman dari

New york. Pada paragraf diatas di gambarkan bahwa Alif percaya bahwa

setiap manusia pasti akan melewati dua pintu yaitu kelahiran dan

kematian, dengan kata lain Alif meyakini bahwa hari kiamat pasti akan

terjadi.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung

pesan akidah yaitu iman kepada qadha dan qadar.

“Jodoh rahasia Tuhan, tapi Tuhan telah membukakan rahasia itu padaku

hari ini. Maukan Dinara jadi pendampingku seumur hidup?

Paragraf di atas di ambil dari bab 27 dengan judul Bismillah Bang.

Dalam paragraf di atas di gambarkan bahwa Alif percaya bahwa jodoh

adalah rahasia tuhan, jodoh merupakan ketetapan Allah, dengan kata lain

Alif percaya kepada qadha dan qadar.


75

3. Syariah

Syariah adalah hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan Allah

bagi hambanya untuk diikuti dalam hubungannya dengan Allah dan

hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya4.

Dari seluruh paragraf yang di teliti terdapat 12 paragraf yang

mengandung pesan syariah yang terdiri dari 7 paragraf mengandung pesan

ibadah dan 5 paragraf mengandung pesan muamalah.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung pesan

syariah yaitu pesan ibadah.

Di basement yang dilengkpi AC ini kami bersama-sama menggelar

karpet dan memasang perangkat sound system. Yang datang tidak hanya

jamaah laki-laki saja, tapi ada dua saf jamaah perempuan. Menjelang azan,

paling tidak berkumpulah sekitar 200 jamaah dengan kebangsaan beragam.

Azan di lantunkan Ghazi seorang mahasiswa keturunan bosnia, khotbah

dibawakan dalam bahasa Inggris oleh Ahmad Mumtaz, seorang dosen dari

Mesir, dan diimami Syakur, warga Turki yang enjadi pegawai World Bank.

Di pintu keluar, seorang laki-laki India berpeci putih membagikan air

minum, kurma, dan kue manis Arab kepada jemaah. “Sedekah... sedekah,

silakan diambil,” katanya kepada kami

Paragraf di atas di ambil dari bab 25 yang berjudul Dapur Maryam. Dari

paragraf tersebut digambarkan bahwa Alif dan teman-teman akan

melakukan solat berjaamaah di Amerika Serikat.

4
Amir, Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh (Jakarta:Prenada Media, 2003) h 4
76

Jemaah pengajian kali ini mayoritas dari kalangan mahasiswa dan

pekerja Indonesia yang masih muda. Ustad Fariz memulai bahasannya

dengan pengantar, “Menurut pengalaman saya yang sudah enam tahun

berkeluarga, memang lebih abik menyegerakan menikah jika sudah merasa

waktunya. Jangan di tunda lagi. Siap?”

Paragraf di atas di ambil dari bab 26 yang berjudul Foto-foto Garuda.

Dari paragraf tersebut digambarkan Alif sedang menjalankan pengajian

yang merupakan salah satu dari ibadah.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf-paragraf yang mengandung pesan

syariah yaitu pesan muamalah.

Mas Garuda yang mendengar aku bicara dengan Ustad Fariz menepuk-

nepuk punggung ku. “Tuh kan, apa kata saya,” goda dia. Sepanjang

perjalanan pulang, aku dan mas garuda memabahas masalah menikah ini.

Sepanjang perjalanan itu pula, hanya satu yang terbayang-bayang di

pelupuk mataku. Wajah dia seorang.

Paragraf di atas di ambil dari bab 26 yang berjudul Foto-foto Garuda.

Dari paragraf tersebut digambarkan Alif dan Mas Garuda sedang

membicarakan masalah pernikahan yaitu menyegerakan menikah bila

mampu, itu merupakan hukum menikah yang merupakan muamalah dalam

syariah.

B. Pesan Dakwah yang Dominan Dalam Novel Rantau 1 Muara

Berdasarkan data-data yang telah di uraikan di bab sebelumnya, maka

diketahui pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Rantau 1 Muara.
77

Untuk mengetahui pesan dakwah yang dominan dalam novel ini dihitung

menggunakan prosentase yang didapat dari kesepakatan antar 3 juri.

Pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Rantau 1 Muara

adalah adalah pesan akhlak sebesar 80,4% atau 140 paragraf, perolehan

selanjutnya yaitu pesan akidah sebesar 12,6% atau 22 paragraf, lalu pesan

dakwah yang paling sedikit adalah pesan syariah dengan perolehan sebesar

7% atau 12 paragraf.

Prosentase untuk kategori akhlak secara garis besar adalah terdapat

53% atau 98 paragraf yang mengandung akhlak mahmudah, terdapat 22%

atau 42 paragraf yang megandung akhlak madzmumah dan secara akhlak

islami terdapat 8% atau 14 paragrah akhlak terhadap Allah dan 72,4% atatu

126 paragraf yang mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia.

Prosentae untuk kategori akidah adalah terdapat 16% atau 19 paragraf yang

menggambarkan iman kepada Allah, terdapat 0,6% atau 1 paragraf yang

menggambarkan iman kepada hari kiamat, dan terdapat 1,1% atau 2 paragraf

yang menggambarkan iman kepada qadha dan qadar. Prosentase untuk

kategori syariah adalah terdapat 4% atau 7 paragraf yang mengandung pesan

ibadah dan 3% atau 5 paragraf yang mengandung pesan muamalah.

Dari keseluruhan data di atas maka kategori pesan akhlak yang

mendominasi adalah secara garis besar adalah akhlak mahmudah, kategori

akhlak islami yang mendominasi adalah akhlak terhadap sesama manusia.

kategori pesan akidah yang mendominasi adalah iman kepada Allah, dan

kategori syariah yang mendominasi adalah pesan ibadah.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menjelaskan dan menganalisa data yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka penulis mendapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam novel Rantau 1 Muara mengandung nilai pesan dakwah

diantaranya pesan akhlak, akidah dan syariah. Isi pesan yang diteliti

berupa paragraf. Adapun kategori pesan yang disebut di atas, memiliki sub

kategori masing-masing diantaranya sebagai berikut:

a. Pesan akhlak meliputi: secara garis besar,akhlak mahmudah dan

akhlak madzmumah. Akhlak Islami dibagi menjadi akhlak terhadap

Allah, aklak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap lingkungan

b. Pesan akidah meliputi: iman kepada Allah, iman kepada malaikat,

iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul Allah, iman kepada hari

kiamat, dan iman kepada qadha dan qadar.

c. Pesan syariah meliputi: ibadah dan muamalah.

2. Berdasarkan pengolahan data secara analisis, maka dapat disimpulkan

bahwa kecenderungan isi novel Rantau 1 Muara ini adalah pesan akhlak

dengan prosentase sebesar 80,4% diikuti oleh pesan akidah 12,6%

kemudian pesan syariah 7%. Dilihat dari data yang ada maka pesan

dakwah yang paling dominan dalam novel Rantau 1 Muara adalah pesan

akhlak dengan nilai prosentase 80,4%. Adapun kategori akhlak secara

garis besar yang paling dominan adalah akhlak mahmudah dengan

prosentase sebesar 56,3%, kategori akhlak islami yang paling dominan

78
79

adalah akhlak terhadap sesama manusia sebesar 72,4% . Dan kategori

akidah yang paling dominan adalah iman kepada Allah dengan prosentase

sebesar 11%. Dan pesan syariah yang paling dominan adalah pesan ibadah

dengan prosentase sebesar 4%.

B. Saran

Setelah penulis menyelsaikan penelitian ini, penulis memberikan sara-

saran antara lain:

1. Kepada praktisi dan ilmuwan dakwah agar lebih memperhatikan dunia

sastra atau media cetak sebagai media dakwah. Karena pada saat ini

sarana media cetak sangat efektif dan juga efisien dalam menyampaikan

pesan-pesan dakwah.

2. Bagi penulis novel, untuk Ahmad Fuadi diharapkan dapat terus berkarya

secara konsisten di bidang dakwah, dan dapat membuat novel penuh

dengan pesan-pesan keislaman, bagi penulis novel lainnya diharapkan

dapat membuat karya yang penuh dengan pesan-pesan keagamaan lebih

banyak lagi

3. Bagi penerbit, diharapkan dapat menerbitkan lebih banyak lagi novel-

novel yang banyak menyampaikan ajaran Islam

4. Masyarakat dan pembaca agar lebih selektif memilih bacaan. Pilihlah

bacaan yang dapat meningkatkan yang dapat memberikan kita manfaat

terutama untuk keagamaan


DAFTAR BACAAN

Buku :

Agustina, Soebachman. 4Hari Mahir Menulis Artikel, Cerpen, Novel, Skripsi.


Yogyakarta:Syura Media Utama, 2014.

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.

Atmowiholo, Ariswendo. Mengarang Itu Gampang. Jakarta: PT Suberta Citra


Pusaka, 1995.

Aziz, Moh Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.

Eneste, Pamusuk Eneste. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Kompas, 2001.

Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penlitian Ilmu Komunikasi


dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011.

Fuadi, A. Rantau 1 Muara. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2013

Kasman, Suf. Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-


Qalam dalam Al-Quran. Jakarta: Teraju, 2004.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Perana Media


Group, 2007.

Lubis, Nabilah. Naskah , Teks dan Metode Penelitian Folologi. Jakarta: Penerbit
Yayasan Media Alo Indonesia, 2007.

Mahyuddin. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia. 1999.

Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya, 2001.

Martono, Manang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta : Grafindo Persada, 2011.

Munawwir, Ahmad Warson, Al Munawwwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya :


Pustaka Progresif, 2002
Muslih, Abdullah dan Shawiy, Shalah. Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kehidupan .
At-Taqaddum, 1998.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawu. Jakarta:Raja Grafindo Pesada, 1997.

Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Jogyakarta: Gajah Mada University


Press, 1995.

Omar, Toha Yahya, Ilmu Da’wah.Jakarta : Widjaya, 1985

Rubiyana dan Masturi, Ade. Pengantar Ilmu Dakwah. Ciputat :Lembaga


Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2011.

Shihab, M Quraish, Membumikan Al-Quran. Bandung : Mizan, 2007

Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta:Prenada Media, 2003.

Thanthawi,Syaikh Ali. Aqidah Islam Doktrin dan Filosofi. Solo :


EraIntermedia,2004.

Wahyu Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung : Rosdakarya, 2010

Situs :

Ahira, Anne. ” Berkenalan dengan Jenis Jenis Novel,”artikel diakses pada 1 Juli
2014 dari www.anneahira.com/jenis-novel.htm

Aristo, Salman.”Negeri 5 Menara Masuk Rekor Penjualan Buku Gramedia


diakses pada 20 Mei 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/novel-negeri-5-
menara-diangkat-ke-layar-lebar.html akses 20 Mei 2014

Iskandarjet, “Saya, Ahmad Fuadi dan Novel Pamungkas “Rantau 1 Muara”,” di


akses pada 20 Mei 2014 dari
http://media.kompasiana.com/buku/2013/05/08/saya-ahmad-fuadi-dan-
novel-pamungkas-rantau-1-muara-558536.html

Ismanto. “ Rantau 1 Muara Tututrkan Dinamika Hidup Jurnalis,” diakses pada 20


Mei 2014 dari http://www.tribunnews.com/lifestyle/2013/06/10/rantau-1-
muara-tuturkan-dinamika-hidup-jurnalis

Muhtarom, Iqbal. “Penulis Negerti 5t Menara Luncurkan Rantau 1 Muara,”


diakses pada 20 mei 2014
darihttp://www.tempo.co/read/news/2013/05/07/109478690/Penulis-
Negeri-5-Menara-Luncurkan-Rantau-1-Muara
LAMPIRAN
Tabel Kesepakan Antar Juri

Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
1 x x x
23 2 x x x
3 x x x
4 x x x
5 x x x
24 6 x x x
7 x x x
8 x x x
9 x x x
10 x x x
11 x x x
12 x x x
25 13 x x x
14 x x x
15 x x x
16 x x x
17 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
18 x x x
19 x x x
20 x x x
21 x x x
26
22 x x x
23 x x x
24 x x x
25 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
26 x x x
27 x x x
28 x x x
29 x x x
30 x x x
31 x x x
32 x x x
33 x x x
27 34 x x x
35 x x x
36 x x x
37 x x x
38 x x x
39 x x x
40 x x x
41 x x x
42 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
43 x x x
44 x x x
45 x x x
46 x x x
47 x x x
48 x x x
49 x x x
50 x x x
51 x x x
52 x x x
28 53 x x x
54 x x x
55 x x x
56 x x x
57 x x x
58 x x x
59 x x x
60 x x x
61 x x x
62 x x x
63 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
64 x x x
65 x x x
66 x x x
67 x x x
68 x x x
69 x x x
29 70 x x x
71 x x x
72 x x x
73 x x x
74 x x x
75 x x x
76 x x x
77 x x x
78 x x x
79 x x x
30
80 x x x
81 x x x
82 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
83 x x x
84 x x x
85 x x x
86 x x x
31
87 x x x
88 x x x
89 x x x
90 x x x
91 x x x
32 92 x x x
93 x x x
94 x x x
95 x x x
96 x x x
97 x x x
33 98 x x x
99 x x x
100 x x x
101 x x x
102 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
103 x x x
104 x x x
34
105 x x x
106 x x x
107 x x x
108 x x x
35
109 x x x
110 x x x
36 111 x x x
112 x x x
113 x x x
37
114 x x x
115 x x x
116 x x x
117 x x x
118 x x x
38 119 x x x
120 x x x
121 x x x
122 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
123 x x x
124 x x x
125 x x x
126 x x x
127 x x x
39 128 x x x
129 x x x
130 x x x
131 x x x
132 x x x
133 x x x
134 x x x
135 x x x
136 x x x
137 x x x
40 138 x x x
139 x x x
140 x x x
141 x x x
142 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
143 x x x
144 x x x
145 x x x
146 x x x
41
147 x x x
148 x x x
149 x x x
150 x x x
151 x x x
152 x x x
153 x x x
42 154 x x x
155 x x x
156 x x x
157 x x x
158 x x x
159 x x x
43 160 x x x
161 x x x
162 x x x
Kategorisasi
Bab No Juri I Juri II Juri III
Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah Akhlak Akidah Syariah
163 x x x
164 x x x
45 165 x x x
166 x x x
167 x x x
168 x x x
169 x x x
170 x x x
46 171 x x x
172 x x x
173 x x x
174 x x x

Anda mungkin juga menyukai