https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati/
p-ISSN: 0216-9487 email:konservasihayati@unib.ac.id e-ISSN: 2722-1113
ABSTRACT
White oyster mushrooms is one of the commercial edible mushrooms, high and prospective
economy value as a source of the income of farmers. This fungus can also grow on media
that is given the addition of sucrose (sand sugar). Sucrose have the ability in increase of
conidia germination and fungal growth. The purpose of this study was to determine the
effect of adding the right dose of sucrose sugar to the growth of white oyster mushroom
mycelium. This study used the experiment method. The results obtained from this study
were effective doses of sugar in the long growth of oyster mushroom mycelium in F2
seedlings were 40 grams from 4% of growing media with an average growth of 0.67 cm
per 2 days, while in seed F3 were 40 grams from 4% of growing media with an average
growth of 0.36 cm per 2 days.
ABSTRAK
Jamur tiram putih adalah salah satu jamur komersial yang dapat dimakan, bernilai ekonomi
tinggi dan prospektif sebagai sumber pendapatan petani. Jamur ini juga bisa tumbuh di
media yang diberi tambahan sukrosa (gula pasir). Sukrosa memiliki kemampuan dalam
meningkatkan perkecambahan konidia dan pertumbuhan jamur. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis gula sukrosa yang tepat terhadap
pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dosis efektif gula dalam pertumbuhan
panjang miselium jamur tiram pada bibit F2 adalah 40 gram dari 4% media tanam dengan
pertumbuhan rata-rata 0,67 cm per 2 hari, sedangkan pada benih F3 adalah 40 gram dari
4% media tanam dengan pertumbuhan rata-rata 0,36 cm per 2 hari.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 22
KONSERVASI HAYATI Fadhila AF.G.S, Darwis W, Berutu AS
konsumen dan pasar jamur tiram terus (Pleurotus ostreatus) ini memiliki tudung
dan Martawijaya, 2011). Oleh karena itu, Pileus yang berbentuk seperti cangkang
jenis jamur tiram lainnya. Salah satunya terletak tidak tepat dibagian tengah
dengan budidaya jamur tiram putih. namun agak ke tepi atau dapat pula agak
Jamur tiram putih (Pleurotus ketengah. Tubuh buah pada jamur ini
merupakan salah satu jenis jamur kayu pengerasan dan liat. Lamela (gills)
yang tumbuh di permukaan batang pohon terdapat dibagian bawah tudung yang
yang sudah lapuk (Alex, 2011). Jamur berbentuk seperti insang, lunak, rapat dan
tidak memiliki klorofil sehingga tidak berwarna putih. Pada lamela terdapat
(Susilawati dan Raharjo, 2010). Jamur berbentuk lonjong, dan licin (Parjimo,
protein dan senyawa berkarbohidrat dari senyawa disakarida yang tersusun dari
organisme lain. Jamur tiram merupakan gabungan gula yaitu glukosa dan fruktosa
salah satu dari jamur edible komersial, yang cepat diuraikan atau didegradasi
segi gizinya, jamur tiram termasuk bahan pertumbuhan jamur tiram. Sukrosa
dan rendah lemak. Kadar protein dalam dan pertumbuhan jamur. Pemberian
sukrosa dapat meningkatkan
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 23
KONSERVASI HAYATI Fadhila AF.G.S, Darwis W, Berutu AS
pertumbuhan miselium karena sukrosa kelima digunakan 60 gram gula pasir dari
memiliki monomer berupa glukosa dan 6% media.
fruktosa yang dimanfaatkan oleh jamur Adapun prosedur kerja yang
tiram untuk pertumbuhan miselium dilakukan ialah,
(Sugianto, 2013). 1. Penyediaan Kumbung
Sejauh ini belum ada diketahui Penyediaan kumbung tempat
dosis gula (sukrosa) yang tepat untuk menyimpan baglog sebagai media
memacu pertumbuhan miselium jamur tumbuhnya jamur tiram yang terbuat
tiram putih. Oleh Karena itu, tujuan dari dari bilik bambu atau tembok
penelitian ini untuk mengetahui permanen.
penambahan dosis gula (sukrosa) yang 2. Pembuatan Media
tepat terhadap pertumbuhan miselium Pembuatan media tanam yang terdiri
jamur tiram putih. dari pengayakan serbuk kayu 50 kg,
pencampuran media serbuk kayu
METODE 93.54% (50 kg), dedak 6% (3 kg),
Penelitian ini dilakukan di Usaha kapur 0.4% (200 gram), EM4
Bersama Budidaya Jamur Tiram Medan, (effective microorganism) 0.06% (30
Sumatera Utara. Bibit F2 dan F3 jamur ml), kemudian media yang telah
tiram putih didapat dari Budidaya Jamur dicampur dibagi menjadi 5
Tiram Yogyakarta. Penelitian ini tumpukan, masing masing tumpukan
menggunakan metode eksperimen seberat 7 kg kemudian diberi gula
dengan 10 perlakuan dalam media, pasir 0 gram (kontrol), 10 gram, 20
masing-masing 5 perlakuan pada bibit F2 gram, 40 gram dan 60 gram yang
jamur tiram dan 5 perlakuan pada bibit F3 telah dilarutkan dalam air lalu diaduk
jamur tiram dalam 3 kali ulangan, yaitu secara merata. tumpukan media
dengan perbandingan masing-masing; ditutup dengan terpal dan didiamkan
perlakuan pertama digunakan 0 gram selama 1 malam. Kemudian
gula pasir (kontrol) dari 0% media, dimasukkan media kedalam kantung
perlakuan kedua digunakan 10 gram gula plastik ukuran 18 x 30 cm kemudian
pasir dari 1% media, perlakuan ketiga ujungnya diberi selang plastik dan
digunakan 20 gram gula pasir dari 2% diikat dengan karet. Lalu baglog
media, perlakuan keempat digunakan 40 dioven dengan suhu 80 oC selama 5
gram gula pasir dari 4% media, perlakuan jam untuk steriliasi. Setelah itu
dikeluarkan baglog dan didiamkan
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 24
KONSERVASI HAYATI Fadhila AF.G.S, Darwis W, Berutu AS
Tabel 1. Pertumbuhan panjang miselium dengan penambahan gula pasir pada bibit F2 jamur tiram
putih (Pleurotus ostreatus Jacq. Ex. Fr) kummer).
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 25
KONSERVASI HAYATI Fadhila AF.G.S, Darwis W, Berutu AS
Tabel 2. Pertumbuhan panjang miselium dengan penambahan gula pasir pada bibit F3 jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacq. Ex. Fr) kummer)
Perlakuan Pertumbuhan Panjang Miselium (cm) Rata-Rata Warna
gula Hari Ke- Pertumbuhan Panjang Miselium
pasir/berat 2 4 6 8 Miselium (cm) per 2
media hari sekali
0% 0.25 0.3 0.5 0.23 0.32 PB
1% 0.18 0.18 0.26 0 0.15 PB
2% 0.25 0.25 0.33 0 0.20 PB
4% 0.43 0.4 0.16 0.46 0.36 PB
6% 0.48 0.48 0.3 0.13 0.35 PS
Keterangan: PS (Putih Susu), PB (Putih Bening).
Hari ke-4
Hari ke-2
Gambar 1. Hasil pengamatan dan pengukuran panjang miselium dengan penambahan gula pasir pada
bibit F2 jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacq. Ex. Fr) kummer) pada hari ke-2 0.58
cm, hari ke-4 0.56 cm, hari ke-6 0.3 cm, hari ke-8 1.23 cm.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 26
KONSERVASI HAYATI Fadhila AF.G.S, Darwis W, Berutu AS
Selain itu pengendalian hama juga perlu kepada jurusan biologi FMIPA Universitas
ditingkatkan dan diawasi lagi karna pada Bengkulu yang telah memberikan
dilakukan ada bibit pada media tanam yang melaksanakan kerja praktek di Usaha
telah dimakan ayam. Pemilihan jenis serbuk Bersama Jamur Tiram Kota Medan, provinsi
Cahyana (1999), serbuk kayu yang Budidaya Jamur Tiram Kota Medan,
mengandung karbon (C) terdiri dari selulosa provinsi Sumatera Utara serta kepada
dan hemiselulosa, lignin, hidrogen (H), seluruh pihak yang telah membantu
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Agustiawati. 2010. Gula Untuk
Berdasarkan penelitian dan Pertumbuhan Jamur.
http://repository.usu.ac.id. Diakses
pengamatan yang telah dilakukan, dapat tanggal 25 februari 2020.
disimpulkan bahwa dosis gula pasir yang
Alex, S.M. 2011. Untung Besar Budidaya
paling efektif untuk pertumbuhan miselium Aneka Jamur. Pustaka Baru Press.
pada bibit F2 jamur tiram putih ialah 40 gram Yogyakarta.
dari 4% media tumbuh dengan rata-rata Cahyana, Y.A., Muchrodji dan M. Bakrun .
pertumbuhan sepanjang 0.67 cm per 2 hari 1999. Pembibitan Pembudidayaan
Jamur Tiram. Penebar Swadaya.
sekali, dari hari ke 2 (H2) sampai hari ke 8
Jakarta.
(H8). Sedangkan dosis gula pasir yang paling
Djarjiah. 2001. Budidaya Jamur Tiram.
efektif pada bibit F3 jamur tiram putih ialah Kanisius. Jakarta.
40 gram dari 4% media tumbuh dengan rata-
Nurjayadi, M.Y dan Martawijaya, E.I. 2011.
rata pertumbuhan miseliumnya sepanjang Bisnis Jamur Tiram di Rumah Sendiri.
0.36 cm per 2 hari sekali, dari hari ke 2 (H2) IPB Press. Bogor.
sampai hari ke 8 (H8). per 2 hari sekali, dari Parjimo dan Andoko, A. 2007. Budidaya
hari ke 2 (H2) sampai hari ke 8 (H8). Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram,
dan Jamur Merang). Agromedia.
Miselium pada bibit F2 jamur tiram
Jakarta.
putih warnanya lebih putih dan lebih tebal
Shifriyah. 2002. Pengaruh Konsentrasi NPK
dibandingkan dengan miselium bibit F3 jamur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
tiram putih. Jamur Tiram Putih (Pleurotus
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 28
KONSERVASI HAYATI Fadhila AF.G.S, Darwis W, Berutu AS
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 29