Anda di halaman 1dari 9

Nama : Eliya Dhiyah Ulhaq

Nim : 2001321043
Kelas : 3KS2
Mata Kuliah : Konstruksi Bangunan Sipil
RESUME TEROWONGAN/TUNNEL
Terowongan adalah sebuah tembusan di atas tanah atau di bawah permukaan gunung.
Terowongan biasanya digunakan untuk kendaraan (biasanya mobil atau kereta api) dan pejalan
kaki atau pesepeda. Selain itu, terdapat terowongan untuk mengalirkan air untuk mengurangi
banjir atau konsumsi, selokan, terowongan untuk pembangkit listrik, dan terowongan untuk
kabel telekomunikasi.
Tujuan awal dibuatnya sebuah terowongan adalah buat menjamin transportasi pribadi
dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas insan.
Terowongan didesain menembus gunung, di bawah sungai, bahari, pemukiman, gedung- gedung
atau jalan raya. berguna untuk wahana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas, saluran
pembuangan dan lain-lain. Konstruksi Terowongan dan Klasifikasinya

Terowongan berdasarkan fungsinya :


1. Terowongan lalu Lintas (Traffic)
Beberapa penggunaan terowongan buat lalu-lintas antara lain :
• Terowongan Kereta api
• Terowongan jalan raya
• Terowongan navigasi
• Terowongan tambang

2. Terowongan Angkutan
• Terowongan pembangkit energi Listrik (Hidro Power)Konstruksi Terowongan dan
Klasifikasinya
• Terowongan Water Supply
• Terowongan Sewerage water
• Terowongan buat utilitas awam
Ada juga beberapa terowongan yang bisa dijadikan jalur masuk hewan, biasanya untuk
hewan langka yang habitatnya dilintasi jalan raya. Beberapa terowongan rahasia juga telah
ditetapkan sebagai metode untuk memasuki atau meninggalkan tempat aman atau berbahaya,
seperti terowongan Jalur Gaza yang dibangun dan digunakan selama Perang Vietnam dan
terowongan Cu Chi di Vietnam. Di Inggris, terowongan bawah tanah yang digunakan untuk
pejalan kaki atau sering disebut transportasi kereta bawah tanah. Istilah ini telah digunakan di
masa lalu dan sekarang lebih banyak disebut sebagai sistem transportasi cepat bawah tanah.
Konstruksi Terowongan dan Manajemen
Perencanaan adalah tahap terpenting dalam pembangunan infrastruktur, dan
pembangunan terowongan diperlukan. Sebelum melaksanakan rencana, semua aspek
ketidakpastian yang tinggi juga perlu dipertimbangkan. Diperlukan perencanaan yang terbaik
agar seluruh potensi risiko dapat dimitigasi dengan tepat. Dari segi teknis, manajemen risiko
dalam pengembangan risiko tinggi harus dikelola dengan cermat dan hati-hati.

Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten. Pasalnya, jika aspek tertentu
tidak diatasi, bisa berakibat fatal jika terjadi masalah saat itu juga. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan rencana pembangunan terowongan adalah data tanah yang
memuat informasi lengkap tentang struktur tersebut. Data tersebut kemudian diberikan kepada
para perencana untuk referensi mereka dalam menentukan metode konstruksi mana yang harus
digunakan.

Informasi tata guna lahan yang berkualitas tinggi akan memudahkan perencana mendapatkan
desain terbaik dengan risiko minimal. Salah satu proyek infrastruktur yang saat ini membutuhkan
pembangunan terowongan adalah tol Padang-Pekanbaru di Sumatera. Proyek tersebut bertujuan
untuk menembus kawasan Bukit Barisan dari timur ke barat. Ini adalah daerah rawan bencana,
pergerakan tanah, rawan gempa. Ini sangat penting dalam tahap perencanaan.
Tahapan Pekerjaan Konstruksi Terowongan secara umum dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahapan Sebelum Penggalian.


2. Tahapan Selama Penggalian.
3. Tahapan Setelah Penggalian.
4. Tahap sebelum penggalian
Dalam rencana penggalian terowongan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan
penyelidikan di lapangan, yaitu menyelidiki kondisi geologi pada rencana jalur terowongan
untuk menentukan jenis batuan, struktur geologi, kondisi air tanah, dan kemungkinan adanya gas
beracun dalam rencana tersebut. Jalur terowongan. Setelah itu masuk ke tahap persyaratan
penggalian, pada tahap ini dapat dikembangkan rencana penggalian yang sesuai dari awal dan
direncanakan sesuai dengan kondisi batuan yang ada di sepanjang terowongan.
Pada tahap ini KM dapat digunakan untuk memprediksi berapa banyak penggalian yang akan
dilakukan dengan menggunakan alat yang sesuai. Dalam pekerjaan penambangan yang dapat
dilakukan hingga ratusan kilometer, dan penggalian dilakukan dalam kondisi perubahan besar
pada kondisi batuan, beberapa metode dan alat yang berbeda dapat digunakan untuk penggalian
terowongan. Penggunaan metode penggalian yang berbeda akan bergantung pada penggunaan
dukungan yang disediakan.
Tahap selanjutnya adalah desain awal, setelah syarat penggalian ini akan dikaitkan dengan
desain awal braket yang digunakan di sepanjang jalur terowongan. Tahap ini dapat memprediksi
jenis dukungan yang akan digunakan, jumlah dan lokasi dukungan. Setelah tahap desain awal
dilakukan tahap pemilihan sistem monitoring, pada tahap ini harus ditentukan alat monitoring
yang sesuai untuk kestabilan di sepanjang terowongan penggalian, kemudian dilakukan
penggalian terowongan. Pemilihan sistem pemantauan dilakukan selama penggalian dan setelah
pelaksanaan.

Tahap penggalian
Dalam tahapan ini, semua tahapan sebelum penggalian memasuki tahapan keadaan sebenarnya.
Pada tahap ini dilakukan beberapa pekerjaan, di antaranya adalah investigasi detail lokasi, yaitu
setiap jengkal progres penggalian terowongan, dilakukan pemetaan geologi secara detail,
tujuannya untuk mengamati kondisi batuan pada setiap siklus peledakan, guna melaksanakan
batuan eksisting. Klasifikasi untuk menentukan efek. Kondisi massa batuan pada rencana
penopang terowongan diklasifikasikan berdasarkan nilai RMR, sehingga dapat diketahui jenis
penopang mana yang benar dan kapan akan dipasang.
Setelah mengetahui kondisi geologi rinci terowongan, bantalan dipasang berdasarkan hasil survei
geologi rinci ini. Berdasarkan pengalaman dan kondisi rinci, tinjauan desain akan dilakukan, dan
desain dukungan terowongan yang baru kemudian akan diperoleh, yang akan mengoreksi desain
sebelumnya berdasarkan asumsi awal yang terutama didasarkan pada interpretasi kondisi batuan.
Pekerjaan terakhir dari tahap ini adalah memasang sistem pemantauan sesuai rencana peralatan
pada tahap pra-penggalian, atau menambahkan peralatan lain bila diperlukan. Sistem
pemantauan akan memantau keefektifan buffer yang dipasang. Jika penopang digunakan dengan
benar maka tidak akan terjadi deformasi batuan, jika masih terjadi deformasi batuan sesuai hasil
pemantauan maka penopang tersebut akan diperkuat kembali. Alat-alat yang digunakan dalam
sistem pemantauan ini antara lain:

1. Crown settlement ( Dipasang di atap terowongan ), digunakan untuk mengetahui


penurunan atap terowongan melalui alat survey.
2. Convergence meter ( Dipasang pada sisi dinding terowongan ), alat ini berfungsi untuk
mengetahui defleksi terowongan ke arah dalam atau luar.
3. Extensometer ( Dipasang pada sekeliling terowongan pada kedalaman tertentu ),
berfungsi sebagai alat untuk mengetahui deformasi batuan / tanah di sekeliling
terowongan pada kedalaman tertentu.
4. Ground Presure Meter ( Dipasang pada batas antara lining concrete dan batuan ), Alat ini
berguna untuk mengetahui pengaruh tekanan batuan / tanah pada terowongan.
5. Spring Settlement, Alat ini digunakan untuk mengetahui penurunan dinding terowongan
melalui alat ukur.
6. Shocrete / Concrete Stress Meter ( dipasang pada batas lining concrete dan batuan),
Berfungsi untuk memantau perubahan stress dari shocrete dan batuan.
7. Rock Bolt axial Force, Yaitu alat untuk memantau perubahan gaya axial pada rock bolt.
8. Steel Support Sterss, Untuk memantau perubahan stress pada Steel Support.
9. Steel Support Bending Moment,berfungsi untuk memantau perubahan moment pada Steel
Support.
10. Crack Displacement Meter, Yaitu alat yang digunakan untuk memantau rekahan yang
telah terjadi.
Tahap pasca penggalian
Pada tahap akhir hanya dilakukan monitoring dan instalasi jangka panjang. Tujuan dari
pemasangan sistem monitoring ini adalah untuk memantau deformasi pada lubang terowongan
setelah dipasang penyangga permanen jangka panjang, dan untuk memantau kondisi air dan
tanah di sekitar terowongan. Dalam penerapan teknologi terowongan, jika elevasi terowongan
lebih rendah dari permukaan air, maka tentunya masalah yang terkait dengan kondisi massa
batuan, termasuk jalur terowongan yang melalui zona sesar atau sesar aktif, sangat berbahaya.
Arah kesalahan di sekitar sumbu terowongan harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Untuk mengetahui dampak sambungan pada konstruksi terowongan, Bieniawski (1974)
membagi massa batuan menjadi lima kelompok untuk menentukan metode pelaksanaan yang
tepat. Ripper dapat digunakan untuk menggali material batuan dengan banyak sambungan. Area
permukaan sambungan yang luas sering dijumpai dalam operasi terowongan. Jika arahnya sejajar
atau hampir sejajar dengan sumbu terowongan, hal itu dapat menyebabkan masalah besar selama
pelaksanaan.
Periode waktu di mana batuan tetap dalam keadaan stabil tanpa dukungan disebut waktu
berdiri atau kemampuan menjembatani. Waktu berdiri tergantung pada lebar bukaan, kekuatan
batuan dan pola perbedaannya. Jika waktu berdiri pendek, berarti massa batuan yang ada harus
segera dilindungi atau ditopang setelah dilakukan penggalian / penggalian. Perubahan kondisi
tegangan, munculnya tegangan geser dan adanya lapisan lempung yang mengembang dapat
menyebabkan penyusutan pada lubang terowongan galian.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terowongan di Indonesia
Terowongan merupakan konstruksi bawah tanah yang menghubung satu tempat ke
tempat lain. Biasanya pembangunan konstruksi terowongan dilakukan karena pelaksanaan lebih
cepat dan biaya lebih efisien dibanding dengan metode lainya. Konstruki terowongan biasa
digunakan pada jalan tol, jalur kereta api, saluran irigasi, saluran pengelak pada bendungan, dan
sebagainya.
Metode pelaksanaan pekerjaan terowongan memang sering diterapkan di Indonesia
khususnya pada pekerjaan pengelak Bendungan karena kontur tanah yang sangat curam dan
tinggi. Walaupun metode terowongan ini lebih efisien, metode pelaksanaan harus benar- benar
terukur dan terencana dengan baik karena kesalahan metode bisa menimbulkan kerugian yang
besar.
Saat ini teknologi- teknologi untuk pembuatan konstruksi terowongan sudah banyak
diterapkan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah saat proses pembangunan jalur MRT di
Jakarta. Pada saat pembuatan terowongan, alat yang digunakan adalah TBM (Tunnel Boring
Machine).
Berikut ini beberapa metode pelaksanaan pekerjaan terowongan yang ada di Indonesia :
1. Tunnel Boring Machine (TBM)
TBM adalah mesin bor terowongan yang digunakan untuk menggali terowongan dengan
alat besar berbentuk penampang bundar. Pada mesin TBM terdapat penampang yang akan
berputar dan menggerus tanah sehingga menghasilkan sebuah terowongan. Contoh penggunaan
TBM di Indonesia terdapat pada proyek MRT Jakarta
Beberapa kelebihan menggunakan alat TBM ini adalah proses pengeboran relatif lebih cepat dan
rapi untuk dinding- dinding terowongannya. Selain itu penggunaan alat ini juga sangat cocok di
daerah perkotaan. Sedangkan kekurangannya adalah biasanya hanya digunakan pada proyek-
proyek besar karena biaya di muka sangat besar. Selain itu juga persiapannya membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Metode terowongan ini sangat cocok untuk proyek yang mempunyai penampang terowongan
besar dan panjang karena lebih efisien dan penyelesaian lebih cepat.
2. New Austrian Tunneling Method (NATM)
Metode terowongan NATM paling banyak digunakan di Indonesia. Untuk penampang
terowongan yang tidak terlalu besar sangat dianjurkan menggunakan metode ini seperti proyek
saluran irigasi, pengelak pada bendungan dan sebagainya.
Metode terowongan NATM menggunakan sistem penggalian secara bertahap. Setiap tahap
penggalian diberi perkuatan berupa Beton Shotcrete dan diberi rangka baja setiap jarak tertentu
sebagai penyangga.
Proses penggalian dimulai dari blasting atau peledakan apabila tanahnya adalah batu. Setelah itu
dilakukan pengambilan material menggunakan excavator dan diangkut dengan truck.
3. Pipe Jacking System (Micro Tunneling)
Metode pekerjaan terowongan dengan menggunakan sistem Jacking biasanya digunakan
pada tipe terowongan yang tidak terlalu besar. Metode ini digunakan pada lokasi- lokasi di
bawah jalan raya, jalur kereta api yang aktivitasnya tidak bisa diganggu.
Sistem kerja metode Pipe Jacking adalah mendorong beton pracetak ke dalam tanah. Alat
ini juga mempunyai cairan untuk menyeimbangkan tekanan tanah saat proses berlangsung. Salah
satu keuntungan menggunakan metode ini adalah jalan di atasnya tidak terganggu dan
beraktivitas seperti biasa.

4. Cut and Cover System


Metode pekerjaan terowongan ini disebut juga open cut karena harus digali dari
permukaan tanah terlebih dahulu hingga mencapai level dasar. Pengerjaannya seperti membuat
saluran terbuka. Setelah dilakukan pemasangan beton precast maupun cast in situ, kemudian
ditimbun lagi menggunakan tanah.
Penggunaan metode ini dilakukan apabila lokasi terowongan berada dekat dengan permukaan
tanah. Tentu ada pertimbangan- pertimbangan khusus mengenai biaya dan teknis.
5. Immersed Tunnel System
Metode pekerjaan terowongan ini dilakukan apabila lokasinya ada didasar laut. Prinsip
pekerjaannya adalah beton precast berupa box culvert ditutup dengan dop kemudian dibawa ke
laut dengan cara diapungkan. Dasar laut sudah digali dan disiapkan untuk lokasi beton precast
terlebih dahulu. Setelah itu ditenggelamkan ke dasar laut.

6. Terowongan melalui tanah lunak (soft ground)


Termasuk dalam kategoro ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah lempung,
pasir dan batuan lunak (soft rock). Karena mudah runtuh maka untuk pelaksanaan penggalian
digunakan pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel harus segera dipasang bersamaan dengan
kemajuan gerakan Tunnel Boring Machine (TBM).
Referensi
https://tukangbata.blogspot.com/2013/01/konstruksi-terowongan-klasifikasinya.html
http://www.ilmuproyek.com/2020/02/metode-pelaksanaan-pekerjaan-terowongan.html
https://sipil.uma.ac.id/konstruksi-terowongan-dan-klasifikasinya/
https://bimaciptapersada.com/konstruksi-terowongan/

Anda mungkin juga menyukai