Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PROYEK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2

TIMER IC NE555

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Praktikum Elektronika 2 untuk Pembelajaran Fisika
yang dibina oleh Bapak Samsul Hidayat, S.Si, M.T.

Oleh:

Kelompok 01/ G2-NO/ Selasa jam ke 09-11


1. Ana Mardiana / 210322607250
2. Lisa Arta Mevia / 210322607212

PROGRAM STUDI S1 FISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DESEMBER 2022
Daftar Isi

Daftar Isi 2

A. Latar Belakang 3

B. Dasar Teori 3

Gambar 1. Diagram Pewaktu IC 555

Gambar 2. IC NE 555 3

C. Tujuan 5

D. Kegunaan Dalam Ilmu Fisika /Pendidikan Fisika 5

E. Alat, Bahan, dan Skema 5

Gambar 3 Rangkaian IC 555 sebagai timer 6

F. Metode Pelaksanaan 6

Gambar 4. Susunan rangkaian dasar 7

G. Data 7

Tabel 1. Hasil Percobaan 7

H. Data dan Pembahasan 8

I. Kesimpulan 9

J. Daftar Pustaka 9
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya sebuah generator pulsa merupakan generator yang mampu
menghasilkan isyarat bentuk pulsa yang frekuensi maupun lebar pulsanya dapat
diatur. Dalam rangkaian pembangkit pulsa yang terdapat pada peralatan generator
pulsa, banyak jenis rangkaian yang dapat diterapkan. Diantaranya osilator RC,
Osilator yang menggunakan IC 555 timer, osilator PLL dan oscillator VCO.
Di mana IC 555 ini dapat dikatakan IC timer atau pewaktu 555 yang terdapat
keuntungan yang dimiliki suatu rangkaian terpadu monolitik, ukuran kecil, keandalan
tinggi, hemat biaya, stabil terhadap perubahan suhu dan mempunyai penyimpanan
(offset) tegangan serta offset arus yang rendah. Dengan arti yang lain pewaktu 555
dapat beroperasi sebagai astabil (oscillator) atau monostabil (pembangkit denyut
pulsa). Diagram pin pewaktu 555 diberikan pada gambar 1.
IC 555 ini berada dalam kemasan plastik dengan 8 pena (pin). Untuk IC ini
memerlukan pencatu daya balans dari (-5V, 0,+5V) sampai (15V, 0, +15 V).
Maksudnya rangkaian digit beroperasi antara tegangan bumi (logika 0) dan suatu
tegangan positif (logika 1) sedangkan isyarat dapatlah positif atau negatif terhadap
bumi.
Dalam percobaan yang telah kami lakukan, kami memiliki tujuan yaitu
diantara:
1. Mengetahui cara kerja IC NE555.
2. Mengetahui waktu on dan off LED yang terpasang pada IC NE555.
3. Mengetahui pengaruh kapasitansi kapasitor dan Resistor resistor untuk
aktivitas IC NE555 ditunjukkan dengan lampu LED.

B. Dasar Teori
IC Timer NE555 adalah sirkuit terintegrasi/terpadu (chip) yang digunakan
dalam berbagai aplikasi timer, generator pulsa, dan osilator. Rangkaian yang paling
umum pada IC NE 555 adalah pembangkit clock/frekuensi atau jika outputnya
dihubungkan ke LED maka akan menghasilkan LED yang berkedip-kedip.

Gambar 1. Diagram Pewaktu IC 555 Gambar 2. IC NE 555


Pengoperasian IC 555 bervariasi, karena dapat menghasilkan sinyal pendetak
atau kotak.
Berikut ini adalah pengoperasian pin atau kaki IC NE555 :
1. Ground, adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negatif.
2. Tringger, masukan negatif dari pembanding bawah (kompetator B), yang
menahan/menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor ke 1/3 VCC dan
mengatur flip-flop RS.
3. Output, kaki/pin ini dihubungkan dengan beban yang di-pulse oleh output IC
ini. IC 555 dapat menghasilkan 100mA dengan keluarannya hingga 200mA
pada LM555.
4. Reset,adalah pin yang digunakan untuk mereset latch pada IC, yang mereset
pengoperasian IC. Kaki Ini terhubung ke transistor gerbang jenis PNP,
sehingga transistor aktif ketika diberi logika rendah. Biasanya pin itu
terhubung langsung ke VCC untuk menghindari restart yang segera
mempengaruhi operasi berulang IC 555 dari keadaan rendah (low state).
5. Kontrol tegangan (control voltage), pin ini digunakan untuk mengatur
kestabilan tegangan referensi input negative upper comparator (Komparator
A). Pin ini dapat dibiarkan menggantung, tetapi untuk memastikan stabilitas
referensi A komparator, biasanya dihubungkan ke pin ground dengan
kapasitor sekitar 10nF.
6. Threshold, pin ini terhubung ke input positif komparator atas atau positif
upper comparator (komparator A) yang me-reset flip-flop RS ketika tegangan
kapasitor mulai melebihi 2/3 VCC.
7. Discharge, pin ini terhubung ke transistor kolektor terbuka atau open collector
transistor Q1, yang emitornya terhubung ke ground. Transistor switching ini
berfungsi menghubungkan node yang sesuai ke ground dengan waktu tertentu.
8. VCC, pin ini dimaksudkan untuk menerima tegangan suplai DC (paling
positif) atau supply DC voltage (most positive) . Ini biasanya bekerja paling
baik saat mendapatkan 5-15V (maksimum). Catu daya ditentukan dalam
lembar data atau datasheet, yaitu sekitar 10-5mA. Dalam aplikasi rangkaian,
IC timer 555 memiliki 3 mode operasi dasar:
1) Monostable, rangkaian ini hanya membutuhkan rangkaian tambahan
kecil untuk beroperasi yaitu Resistor (R) dan Kapasitor (C1) dan
Kapasitor (C2) untuk menstabilkan tegangan referensi komparator atas
atau upper comparator (Komparator-A).
2) Astable, sirkuit astable sedikit berbeda dengan sirkuit monostable.
Rangkaian yang astable akan menghasilkan sinyal klik (sinyal kotak
atau detak) dengan duty cycle tertentu selama tegangan suplai tidak
dilepas. Prinsip operasinya adalah ketika sirkuit monostable dipicu dari
tinggi ke rendah oleh tegangan logika (kurang dari 1/3 VCC) pada pin
2, itu akan menyebabkan sirkuit astable itu memicu dirinya sendiri.
Dengan asumsi t nyala adalah waktu yang diperlukan kapasitor untuk
mengisi daya atau discharging dari 1/3 VCC ke 2/3 VCC melalui
resistor R1 dan R2. Asumsikan juga bahwa t mati adalah waktu
pengosongan kapasitor melalui resistor R2 dari 2/3 Vcc ke 1/3 Vcc.
Perhitungan eksponensial dengan batas 1/3 Vcc dan 2/3 Vcc dapat
memberikan hasil sebagai berikut:
t nyala = ln(2)(R1+R2)C
= 0,693 (R1+R2)C ... (1)

t mati = ln(2) (R2)C


= 0,693 (R2)C ... (2)
dimana:
t nyala = waktu nyala lampu LED (s)
t mati = waktu mati lampu LED (s)
R1 dan R2 = hambatan resistor 1 dan 2 (Ω)
C = kapasitansi kapasitor (F)
3) Bistable output, sirkuit bistable memiliki 2 status keluaran yang
dipengaruhi oleh input trigger dan pin reset.

C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara kerja IC NE555,
untuk mengetahui waktu on dan off LED yang terpasang pada IC NE555, untuk
mengetahui pengaruh kapasitansi kapasitor dan Resistor resistor untuk aktivitas IC
NE555 ditunjukkan dengan lampu LED.

D. Kegunaan Dalam Ilmu Fisika /Pendidikan Fisika


IC timer 555 digunakan dalam berbagai aplikasi pewaktuan, sumber pulsa
gelombang,pembangkit clock/frekuensi, serta aplikasi osilator.

E. Alat, Bahan, dan Skema


a. Alat
1. Power Supply
2. Project Board
3. Kabel
4. Stopwatch
b. Bahan
1. IC NE555
2. Kapasitor 100𝜇𝐹 , 470𝜇𝐹 , 1000𝜇𝐹
3. Resistor 220Ω , 1KΩ , 10KΩ , 4,7KΩ , 18KΩ, 68KΩ
4. LED
5. Kabel penghubung secukupnya
c. Skema Rangkaian
Gambar 3 Rangkaian IC 555 sebagai timer

F. Metode Pelaksanaan
Percobaan ini berlangsung pada Jumat 2/12/2022 di ruang 116 gedung B22
dari pukul 11.15 hingga 12.45 WIB. Alat dan komponen yang digunakan dalam
percobaan ini adalah 1 IC NE 555, 7 resistor masing-masing 220Ω ; 1KΩ ; 10KΩ
sebanyak 2; 4,7KΩ ; 18KΩ dan 68KΩ. Juga 3 kapasitor yang masing-masing 100𝜇𝐹 ;
470𝜇𝐹 dan 1000𝜇𝐹, 1 pengatur waktu (stopwatch), 1 lampu LED, 1 power supply, 1
papan uji (project board), kabel dan kabel penghubung opsional. Pada percobaan ini
terdiri dari 4 bagian.
Pertama, sirkuit dasar dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4,
dimana dalam menyusun rangkaian dasar kami menggunakan kapasitor 100𝜇𝐹
sebanyak 1, R1 dan R2 sebesar 10KΩ sebanyak masing-masing 1 buah. Setelah itu,
waktu nyala dan mati lampu LED diukur dengan menggunakan stopwatch yang
disediakan, kemudian dicatat pada tabel 1. Kedua, kapasitor pada rangkaian dasar
divariasikan yaitu dengan menggunakan 100𝜇𝐹 ; 470𝜇𝐹 dan 1000𝜇𝐹, tanpa
mengubah komponen lain kecuali kapasitor common base (rangkaian dasar).
Kemudian, seperti yang pertama, waktu menyalakan dan mematikan lampu LED
diukur dengan stopwatch yang disediakan dan kemudian dicatat pada Tabel 1 yang
tersedia..
Ketiga, resistor R1 common base berubah yaitu 100 Ω, 1 kΩ dan 220Ω, tanpa
mengubah jenis komponen lain kecuali kapasitor R1 tersebut. Selain itu, waktu on dan
off lampu diukur dan dimasukkan dalam Tabel 1. Selanjutnya, R2 dari basis umum
atau pada rangkaian dasar divariasikan, yaitu 4,7KΩ , 18KΩ dan 68KΩ, tanpa
mengubah sifat komponen kecuali R2. Kemudian, waktu hidup dan mati diukur
dengan stopwatch dan dimasukkan ke dalam tabel 1. Setelah itu rangkaian dibuat agar
waktu on dan off sama. Hasilnya kemudian dicatat dan dibahas dalam analisis data
(hasil dan pembahasan).
Gambar 4. Susunan rangkaian dasar

G. Data
Tabel 1. Hasil Percobaan

Jenis Rangkaian Pengukuran Perhitungan

t (nyala) t (mati) t (nyala) t (mati)

Rangkaian Dasar 1,10 0,89 1,38 0,69

C =100 𝜇𝐹 , 𝑅1= 10KΩ ,


𝑅2 = 10KΩ

Variasi C (𝜇𝐹)

100 0,69 0,87 1,38 0,69

470 2,69 3,75 2,65 3,25

1000 6,42 8,93 13,89 6,93

Variasi 𝑅1(Ω)

10K 1,7 0,94 1,4 0,69

1K 0,74 0,68 0,76 0,69


220 0,63 0,54 0,7 0,69

Variasi 𝑅2(Ω)

68K 4,77 3,74 4,78 4,71

18K 1,89 1,11 1,31 1,24

4,7K 0,9 0,36 0,39 0,32

H. Data dan Pembahasan


Berdasarkan tabel hasil percobaan di atas, terdapat perbedaan hasil
pengukuran waktu nyala LED dan waktu mati LED dengan hasil perhitungan melalui
rumus persamaan 1 dan persamaan 2. Hal ini disebabkan berbagai faktor, diantaranya
nilai toleransi dari setiap resistor yang semuanya memiliki toleransi sebesar 5%.
Selain itu, faktor suhu ruangan yang mempengaruhi kondisi rangkaian. Kemudian,
kesalahan praktikan saat menggunakan stopwatch sebagai akibat dari cepatnya
perubahan keadaan lampu LED dari waktu menyala dan mati, sehingga timbul
ketidaktepatan pada pengukuran. Namun, pada prinsip kerja IC NE555 secara
keseluruhan memenuhi teori yang ada pada bagian pendahuluan.
Pengukuran t nyala dan t mati saat rangkaian yang kapasitas kapasitornya (C)
bervariasi (Tabel 1) terjadi perbedaan nilai ukur t nyala dan t mati untuk setiap nilai C.
Untuk kapasitas kapasitor besar, waktu nyala LED lebih lama daripada waktu nyala
dari kapasitas kapasitor (C) berukuran kecil. Begitu pula waktu mati atau padam dari
LED , untuk kapasitas kapasitor besar, waktu mati atau padam dari LED lebih lama
daripada kapasitas kapasitor (C) berukuran kecil.Dari hasil ini, untuk nilai resistor
pertama dan kedua tetap, semakin besar kapasitas kapasitor (C), maka t nyala dan t
mati akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena pada rangkaian Timer IC NE555,
kapasitor berfungsi untuk menentukan waktu atau lamanya lampu LED menyala dan
padam.
Jenis rangkaian variasi R1. Pengukuran t nyala dan t mati untuk setiap R1
memiliki perbedaan. Untuk nilai hambatan R1-nya besar, waktu nyala dari lampu
LED lebih lama daripada waktu nyala untuk hambatan R1 kecil. Begitu pula waktu
mati atau padam dari LED , untuk nilai hambatan R1 besar, waktu mati atau padam
dari LED lebih lama daripada waktu mati dari LED untuk nilai hambatan resistor
pertama (R1) berukuran kecil. Dari hasil ini, untuk nilai resistor kedua dan kapasitor
yang tetap, semakin besar hambatan resistor pertama (R1), maka t nyala dan t mati
akan semakin lama.
Jenis rangkaian lainnya adalah variasi R2. Pengukuran t nyala dan t mati untuk
setiap R2 memiliki perbedaan. Untuk nilai hambatan R2-nya besar, waktu nyala dari
lampu LED lebih lama daripada waktu nyala untuk hambatan R2 kecil. Begitu pula
waktu mati atau padam dari LED , untuk nilai hambatan R2 besar, waktu mati atau
padam dari LED lebih lama daripada waktu mati dari LED untuk nilai hambatan
resistor pertama (R2) berukuran kecil. Dari hasil ini, untuk nilai resistor pertama dan
kapasitor yang tetap, semakin besar hambatan resistor kedua (R2), maka t nyala dan t
mati akan semakin lama.
Seperti penjelasan sebelumnya, fungsi kapasitor dalam rangkaian ini adalah
menentukan waktu atau lamanya lampu LED menyala maupun padam, sehingga R2
dan C memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap lamanya waktu LED
menyala dan padam (mati). Selain itu, besar R1 yang tidak berhubungan langsung
dengan kapasitor harus bernilai jauh lebih kecil daripada R2 agar t nyala = t mati.

I. Kesimpulan
IC timer 555 digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi
osilator. IC NE555 terdiri dari 8 kaki atau pin yang masing-masing memiliki fungsi
tertentu. Dalam aplikasi rangkaiannya, IC timer 555 mempunyai 3 mode operasi
dasar, yaitu Monostable, Astable, dan Bistable Output. Pada percobaan ini, digunakan
operasi dasar Astable. Pada rangkaian Astable. Prinsip kerjanya, jika pada rangkaian
monostable dipicu dengan tegangan berlogika high ke low (kurang dari 1/3 VCC)
pada pin-2, rangkaian astable ini dibuat untuk memicu dirinya sendiri. Misal,
diasumsikan t nyala adalah waktu proses pengisian kapasitor yang diisi melalui
resistor R1 dan R2 dari 1/3VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t mati adalah
waktu discharging kapasitor melalui resistor R2 dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3
VCC. Dengan perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka
dapat diperoleh persamaan (1) dan (2) pada pendahuluan.
Berdasarkan hasil percobaan, untuk nilai resistor pertama dan kedua tetap,
semakin besar kapasitas kapasitor (C), maka t nyala dan t mati akan semakin lama.
Sementara itu, untuk nilai resistor kedua dan kapasitor yang tetap, semakin besar
hambatan resistor pertama (R1), maka t nyala dan t mati akan semakin lama.
Kemudian, untuk nilai resistor pertama dan kapasitor yang tetap, semakin besar
hambatan resistor kedua (R2), maka t nyala dan t mati akan semakin lama. Untuk
menghasilkan t nyala= t mati, diperlukan hambatan resistor kedua yang jauh lebih
besar daripada hambatan resistor pertama.

J. Daftar Pustaka
Arifianto, D., 2011. Kumpulan rangkaian Elektronika sederhana. Kawan Pustaka
Mandala, J.F., Likadja, F. and Galla, W.F., 2020. PEMANFAATAN WASH TIMER DAN IC
555 SEBAGAI SAKLAR PENGATURAN WAKTU PENGAIRAN UNTUK
TANAMAN BERSKALA KECIL. Jurnal Teknologi, 14(2), pp.46-55.
Goyal, H., 2015. Understanding of ic555 timer and ic 555 timer tester. International Journal
of Inventive Engineering and Sciences, 3(2), pp.4-6.
Allmendinger, G., 2010. Timer-IC NE555. In Aufgaben und Lösungen zur Elektronik und
Kommunikationstechnik (pp. 46-49). Vieweg Teubner.

Anda mungkin juga menyukai