Oleh :
Zidan Ramdani
NISN.005795229
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disetujui untuk diujikan dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Cililin,
Menyetujui,
Pembimbing DU/DI Pembimbing Sekolah
Mengetahui,
Kepala SMKS Surya Pertiwi Ketua Program Keahlian
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya mempersiapkan tenaga kerja menengah yang terampil
dan berpendidikan guna memenuhi kebutuhan dalam berbagai sektor
pembangunan serta meningkatkan sumber daya manusia, maka siswa
sekolah menengah kejuruan wajib untuk mengikuti program PKL sebagai
bahan perbandingan antara teori yang diperlakukan dari sekolah dengan
praktek industri di lapangan sehingga peserta PKL diberi kesempatan untuk
mempraktekkan ilmunya yang didapat dari sekolah ke dalam instansi
pemerintah atau swasta yang didapatinya.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat, seolah menyudutkan kita
untuk bersaing dalam dunia kerja, secara tidak langsung menuntut kita
untuk mampu bekerja mandiri. Maka lembaga pendidikan kejuruan
khususnya SMKS Surya Pertiwi semakin ditutut untuk berfungsi sebagai
lembaga yang mampu menghasilkan calon-calon tenaga kerja yang siap
memasuki dunia kerja.
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan untuk mengetahui tata cara
kerja yang sebenarnya di dunia kerja dan untuk mengembangkan serta
menerapkan teori atas ilmu yang telah dipelajari dari sekolah.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu upaya mencapai
tujuan, yaitu:
1. Menghasilkan siswa yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara
sekolah dengan dunia kerja.
3. Melahirkan insan akademis yang bisa menjembatani relevansi keilmuan
teoritis dan terapan dalam bidang keilmuannya.
4. Membentuk pola pikir yang konstruktif pola pikir bagi siswa-siswi
prakerin. Sehingga dapat melihat peluang di masa depan.
5. Membentuk etos kerja yang baik bagi siswa-siswi prakerin sehingga
kedepannya siswa dapat menjadi sosok lulusan dan berkualitas.
6. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri
maupun dunia usaha. (Tysara, 2021)
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan
Tujuan dari pembuatan laporan antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan siswa selama mengikuti kegiatan
Praktik Kerja Lapangan;
2. Sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan sekolah kepada
para siswa sehubungan dengan pelaksanaan praktik;
3. Mampu mengimplementasikan materi yang didapat di sekolah sehingga
materi tersebut dapat diterapkan di area kerja dengan baik.
1.4 Manfaat Pembuatan Laporan
Manfaat dari pembuatan laporan antara lain adalah:
1. Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab dan tugas kegiatan
PKL;
2. Memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan dasar
kebijaksanaan, keputusan dan pemecahan masalah;
3. Sebagai sumber informasi;
4. Merupakan bahan untuk pendokumentasian;
5. Menambah ilmu pengetahuan informal, terutama ilmu yang todak
didapatkan di sekolah;
6. Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan
pengamatan;
7. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa/siswi PKL;
8. Menjalain kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia industry
maupun dunia usaha.
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
BAB I. PENDAHULUAN: Pada bab ini akan dipaparkan mengenai Latar
Belakang, Tujuan Praktik Industri/Instansi, dan Sistematika
Penulisan Laporan.
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA DI KANTOR DESA
NANGGERANG: Pada bab ini dipaparkan tentang sejarah, profil,
visi misi, struktur organisasi kantor Desa Nanggerang, bidang
pekerjaan, proses kerja yang dilaksanakan dan manfaat yang
dirasakan.
BAB III. PENUTUP : Pada akhir laporan akan dipaparkan kesimpulan
serta kritik dan saran dari Praktikan selama melaksanaan Praktik
Industri di kantor Desa Nanggerang.
DAFTAR PUSTAKA : Berupa daftar literatur yang dijadikan acuan untuk
pembuatan laporan.
LAMPIRAN : Berupa dan atau foto kegiatan yang didapatkan pada saat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di kantor Desa Nanggerang
BAB II
KEPALA DESA
RAHMAT WIBOWO
PLT SEKDES
SARIP
STAF K KEUANGAN
YUNI YUSTIANI
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Surat Keterangan Tidak Mampu
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), adalah surat yang di keluarkan
oleh pemerintah, dalam hal ini melalui Kelurahan atau Desa, bagi keluarga
miskin, SKTM ini berguna bagi keluarga miskin untuk mendapatkan perawatan
dan pengobatan gratis di Puskesmas atau rumah sakit yang terdapat di lingkungan
tempat mereka tinggal, khususnya bagi mereka yang belum memiliki jaminan
keshatan dalam bentuk apapun.
Di samping itu, SKTM juga bisa berfungsi untuk membantu keluarga
miskin dalam mendapatkan keringanan biaya pendidikan atau sekolah. SKTM
juga bisa di gunakan untuk keperluan lain yang memang membutuhkan surat
keterangan ini.
Untuk mendapatkan SKTM ini, masyarakat harus memenuhi bebrapa
syarat, Pertama, masyarakat yang bisa memperoleh SKTM adalah mereka yang
benar – benar di kategorikan keluarga tidak mampu, Selain itu, alamat yang
tertera di KTP harus sesuai dengan domisili keluarga yng bersangkutan.
Sementara untuk mendapatkan SKTM ini, keluarga miskin harus
menyiapkan Kartu Keluarga ( KK ) asli dan fotokopi serta Kartu Tanda Penduduk
( KTP ) asli dan fotokopi. Nantinya, kedua dokumen tersebut dibawa ke ketua
Rukun Tetangga ( RT ) untuk meminta surat pengantar kurang mampu.
Kemudian, surat pengantar dari RT ( beserta fotokopi KTP dan KK ) ini dibawa
ke Kelurahan atau Kantor Desa.
Usai memperoleh SKTM dari Kelurahan atau Desa, surat tersebut bisa
dibawa ke lembaga yang di tuju, misalnya lembaga kesehatan seperti Puskesmas
dan rumah sakit. Selain itu, SKTM ini juga bisa dibawa ke lembaga pendidikan
untuk mendapatkan keringanan biaya.
Khusus untuk lembaga kesehatan, misalnya Puskesmas, Pihak
Puskesmas akan melakukan survei terlebih dahulu ke tempat tinggal keluarga
yang mengajukan SKTM. Setidaknya, ada tujuh kriteria yang di survei oleh
Puskesmas, yaitu :
1. Luas tanah hunian kurang dari 8 m2 per anggota rumah tangga.
2. Jenis lantai hunian sebagian besar tanah.
3. Tidak ada fasilitas air bersih.
4. Tidak ada fasilitas jamban.
5. Tidak ada kepemilikan aset.
6. Konsumsi lauk pauk dalam satu minggu tidak bervariasi.
7. Tidak mampu membeli pakaian satu set dalam satu tahun untuk setiap
anggota keluarga.
3.2 Persyaratan Membuat Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )
Di lansir situs Sistem Informasi Pelayanan Publik Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara ( Kemenpan –RB ), ada sejumlah syarat dalam
pengajuan SKTM. Berikut syarat Surat Kerterangan Tidak Mamapu :
1. Surat pengantar dan keterangan RT hingga Dukuh setempat
2. Surat pernyataan belum terekam pada DTKS ( Data Terpadu Kesejahtraan
Sosial )
3. Rinciaan pembiayaan biaya pendidikan atau biaya rumah sakit
4. Fotokopi Kartu Keluarga dan menunjukan yang asli
5. Fotokopi dan e-KTP ASLI
6. Beberapa daerah akan di minta membuat surat pernyataan tidak mampu yang
di ketahui RT dan dua orang saksi
7. Tanda lunas Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB )
8. Pas foto rumah yang bersangkutan dari posisi depan dan samping rumah
masing – masing ukuran 5R
3.3 Tujuan Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )
Dengan Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM ) Tersebut, keluarga
miskin atau perasejahtra bisa mendapatkan berbagai keringanan dari sebuah
pelayanan. Berikut tujuan Surat Keterangan Tidak mampu :
1. Keringanan perawatan medis
2. Permohonan pengobtan gratis
3. Mendapat keringanan biaya pendidikan
4. Pengajuaan beasiswa;dll.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada praktek kerja lapangan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa
setelah mengadakan dan melaksanakan praktek kerja lapangan akhirnya saya
mengetahui yang sebenarnya atas hasil yang diperoleh dari sekolah tentang teori-
teori, praktek dan bahan bahan yang belum pernah dipelajari disekolah.
Disamping itu juga saya dapat mengetahui bagaimana pengalaman
bekerja di industri. Dengan hal tersebut, penyusun lebih dewasa dan menghormati
kerja keras orang tua. Selain itu penyusun dapat memahami konsep-konsep
akademis dan non-teknis di dunia kerja, seperti menjaga atasan dengan bawahan,
menja hubungan relasi dan sebagainya.
4.2 Saran
4.2.1 Saran untuk Sekolah
Setelah melakukan praktek kerja lapangan, beberapa kritik dan saran
yang perlu di sampaikan penulis adalah;
1. Pemantauan terhadap siswa/i yang sedang praktek kerja lapangan maupun
yang baru mau melaksanakan PKL agar lebih di tingkatkan lagi untuk
meyakinkan pihak perusahaan terhadap program PKL ini.
2. Dalam pembekalan fisik maupun mental agar lebih di tingkatkan terutama
untuk pembinaan mental siswa/i.
3. Dan guru – guru selalu memberikan motivasi, bimbingan dan keringanan pada
siswa/I yang sedang PKL.
4.2.2 Saran untuk Instansi
Setelah menjalankan praktek kerja lapangan di kantor desa nanggerang
penulis merasa perlu untuk menyampaikan kritik dan saran, antara lain sebagai
berikut;
1. Diharapkan agar kerjasama dengan perusahaan /instansi lebih di
tingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa/I SMK untuk
praktek kerja lapangan.
2. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan motivasi dan kedisiplinan dalam
bekerja.
3. Hubungan karyawan dengan siswa/i prakerin agar selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana suasana kerjasama yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
27