Anda di halaman 1dari 7

IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)

Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

DESAIN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL CONTROL PADA SMART ROOM


BERBASIS VIRTUAL REALITY (VR) DAN INTERNET OF THING (IOT)
Richardo Gilbert Ganda Tua Manalu, Riki Adhi Nugroho, Salsabila Firdaus Sauna, Samuel Rivan Reswara, Syafa Milati Azka
Program Studi D3 Teknik Informatika, Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret

Info Artikel Abstrak

Internet of Things menjadi topik penting pada industri teknologi, kebijakan, serta
Kata Kunci : dunia teknik, dimana teknologi ini sebagai wujud dari berbagai warna produk
blynk, internet, perangkat, relay, jaringan, sistem, dan sensor. Internet of Things membawa keuntungan dalam
teknologi kemajuan bidang komputasi, perangkat kecil elektronik, dan jaringan yang saling
berhubungan untuk menawarkan kemampuan baru yang tidak mungkin dilakukan
Keywords : sebelumnya. Tujuannya untuk merancang dan membuat produk smart room IoT
blynk, device, internet, relay, technology serta dapat mengimplementasikan dan mengeoperasikannya pada aplikasi atau
software yang berbasis VR. Metode dalam pengujian ini menggunakan metode
Tanggal Artikel black box testing atau biasa disebut juga behavioral testing. Sehingga melalui
Dikirim : 4 Juli 2022 terapan tersebut diharapkan mampu memperkenalkan hasil teknologi baru sekaligus
Direvisi : 14 Juli 2022 mewujudkan bentuk pengembangan IoT dan AR dalam bidang teknologi.
Diterima : 29 Juli 2022
Abstarct
Internet of Things has become an important topic in the technology, policy, and
engineering industries, where this technology is a manifestation of various colors of
network products, systems, and sensors. The Internet of Things brings advantages
in advances in computing, electronic small devices, and interconnected networks to
offer new capabilities that were not possible before. The goal is to design and create
IoT smart room products and be able to implement and operate them on VR-based
applications or software. The method in this test uses the black box testing method or
also known as behavioral testing. So that through this application, it is hoped that it
will be able to introduce new technology results while realizing the form of IoT and
AR development in the technology field.

IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics) | 1-1


IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)
Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Internet of Things membawa keuntungan dalam kemajuan bidang komputasi, perangkat kecil elektronik, dan jaringan yang saling
berhubungan untuk menawarkan kemampuan baru yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya. Berbagai konferensi, laporan, dan artikel
berita saling membahas tentang kemungkinan peluang «Internet of Things revolution» melalui pasar baru yang dirasa akan
menguntungkan dan menjadi brand bisnis penting mengenai keamanan, privasi, dan teknik interoperability. Istilah Internet of Things atau
IoT mulai dikenal pada tahun 1999 oleh Kevin Ashton seorang teknisi asal Inggris, ia menjelaskan deskripsi tentang sistem objek di dunia
fisik mampu dihubungkan dengan Radio-Frequency Identification yang digunakan dalam rangkaian suplai barang di perusahaan melalui
basis internet tujuannya untuk menghitung dan melacak barang tanpa perlu campur tangan manusia. Pengembangan IoT saat ini telah
popular dalam menggambarkan konektivitas internet dan kemampuan komputasi yang meluas hingga berbagai objek, perangkat, sensor,
dan benda dikehidupan sehari-hari.

Jumlah perangkat yang dapat terhubung ke IoT diperkirakan akan bertambah ke tingkat eksponen, dengan perkiraan sekitar 26
miliar perangkat yang akan terhubung. Manajemen layanan yang disediakan oleh perangkat diakui sebagai salah satu hal pokok dan
penting dalam teknologi dimasa depan bahkan mampu menarik perhatian dari berbagai lembaga penelitian, industri, termasuk
transportasi, kesehatan, hingga tanggap darurat. Selain itu, pengguna imersif perangkat antarmuka seperti Head-Mounted Display
memberi pengguna video khusus yang meningkatkan level kehadiran dan keterlibatan pengguna. Berdasarkan sifat layanan tersebut,
pengguna hanya mengamati ruang virtual yang telah dibuat dan diproduksi oleh pengembang.

Melihat potensi antara Virtual Reality dengan Internet of Things yang sangat besar, sedangkan penelitian yang akan diinvestasikan
disetiap teknologi yang berintegrasi antara kedua kompenen masih dalam tahapan awal saja. Rata-rata pendekatan yang dilakukan
hanya menunjukkan karakteristik objek tanpa memperhitungkan konteks tambahan dan masih jarang diterapkan antara penggabungan
AR dan IoT.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyelesaian tugas akhir ini adalah merancang dan membuat produk smart room IoT serta dapat
mengimplementasikan dan mengeoperasikannya pada aplikasi atau software yang berbasis VR.

1.3. Manfaat Produk

Manfaat yang nantinya diperoleh dalam penyelesaian tugas akhir Desain dan Implementasi Virtual Control pada Smart
Room Berbasis Virtual Reality (VR) dan Internet of Thing (IoT) adalah. :
1. Memudahkan kehidupan manusia.
2. Menjadikan aplikasi sebagai tombak kemajuan teknologi di Indonesia.

The Internet
of Things brings
advantages
in
technology and is interconnected
to offer new capabillities

2. METODE PENELITIAN

Untuk sistem pengontrolan smart room dengan basis IoT dan VR dikembangkan menggunakan metode agile dan
waterfall yang dikombinasikan dengan tahapan perancangan seluruh sistem menggunakan waterfall kemudian pada
tahap penulisan kode dan pengujian menggunakan agile.

2.1. Perancangan Sistem


1. Analisa sistem merupakan tahap pertama yang menganalisa hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan atau
pengembangan sistem. Seperti perancangan sistem dan analis, database dan tabel apa saja yang akan dibuat,
bagaimana use case, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram dibuat.
2. Desain sistem merupakan tahap yang menghasilkan rancangan sistem seperti use casediagram dan class diagram.

2-2 | IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)


IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)
Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

3. Penulisan program atau tahap coding dilakukan menggunakan bahasa pemrograman php untuk menerjemahkan
desain sistem yang telah dibuat.
4. Testing merupakan tahap dimana sistem diuji untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat dan didesain dapat
digunakan dengan baik tanpa adanya kesalahan sesuai dengan kebutuhan user. Pengujian yang dilakukan secara
menyeluruh terhadap sistem menggunakan metode black box testing.
5. Maintenance sistem diperlukan untuk memperbaiki atau memperbarui sistem yang dibutuhkan oleh user.

2.1.1. Tahap Revisi Sistem


Pada tahap 1, 2, dan 5 adalah implementasi dari waterfall. Adapun tahap 3 dan 4 menggunakan agile, adapun
apabila ada penambahan modul maka akan ada revisi pada tahap 1 dan 2 agar kemudian tahap 3 dan 4 dapat mengikuti
modul-modul yang telah dijabarkan dan diperbaharui sebelumnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian dokumentasi pengguna, penulis menambahkan panduan penggunaan untuk user atau player. Dalam panduan ini berisi
hal-hal yang harus dilakukan dan apa yang bisa dilakukan oleh user atau player. Tampilan menu dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2,
dan Gambar 3.

Gambar 1. Tampilan awal menu [1]

Gambar 2. Tampilan Menu Panduan [2]

IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics) | 3-3


IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)
Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

Gambar 3. Tampilan Gerbang Teleportasi [3]

Ketika memilih servo maka akan terdapat 3 kabel yang harus disambungkan ke nodeMCU. Kabel-kabel tersebut berwarna coklat
yang kemudian dihubungkan ke nodeMCU ke pin GND, kemudian kabel bewarna merah dihubungkan ke pin 3v3 sebagai pengantar
listrik, dan terakhir kabel berwarna oren dihubungkan ke pin D1 sebagai penghubung antara nodeMCU dan servo. Pertama-tama
menghubungkan dulu dari relay ke nodeMCU, yaitu menghubungkan 3 pin dari relay ke nodeMCU yang masing-masing adalah pin IN ke
D2 nodeMCU sebagai penghubung antara keduanya, kemudian menghubungkan pin GND pada relay ke pin GNDnya nodeMCU dan
terakhir menghubungkan UCC relay ke pin vin pada nodeMCU sebagai pengantar listrik. Pada sisi sebelah relay digunakan sebagai
penghubung ke lampu dengan simbol com dihubungkan ke jack dan nc ke lampu.

Gambar 4. Schematic produk [4]

Gambar 4 adalah schematic program dan terdapat beberapa tabel tentang keterangan pin-pin yang digunakan.

Tabel 1. Tabel pin servo [1]


No. Node MCU Relay
1 Pin D1 Kabel Kuning
2 Pin 3v3 Kabel Merah
3 Pin GND Kabel Hitam

Tabel 2. Tabel pin relay [2]


No. Node MCU Relay
1 Pin D2 IN
2 Pin Vin VCC
3 Pin GND GND

Pada Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat, ketika memilih on maka akan mengirim data 1 yang berarti nantinya lampu akan dalam
kondisi menyala, sedangkan ketika memilih 0 yang berarti nantinya lampu akan dalam kondisi mati. Pada pintu sendiri ketika on maka

3-4 | IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)


IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)
Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

akan mengirimkan data 180° yang berarti pintu akan dalam kondisi membuka dan ketika memilih off maka akan mengirimkan data 0°
sehingga nantinya pintu akan dalam keadaan menutup.

Berikut merupakan desain interce pintu pada VR yang membukanya menggunakan tombol. Terdapat satu tombol yang memang
difungsikan untuk membuka ataupun menutup pintu sendiri. Berikut merupakan desain interce lampu pada VR yang cara menyalakan
atau mematikannya menggunakan dua tombol berbeda.

Sketsa dari Desain dan Implementasi Virtual Control pada Smart Room berbasis Virtual Reality dan Internet of Thing didasarkan
dengan desain yang ada pada lingkungan VR. Desain Smart Room pada VR dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan
Gambar 8.

Gambar 5. Desain Smart Room pada VR tampak depan [5]

Gambar 6. Desain Smart Room pada VR tampak belakang [6]

IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics) | 3-5


IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)
Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

Gambar 7. Desain Smart Room pada VR tampak kanan [7]

Gambar 8. Desain Smart Room pada VR tampak kiri [8]

Virtual Reality dan Internet of Thing terdapat beberapa library yang digunakan begitupun juga dengan penggunaan method. Seluruh
source code yang digunakan pada sistem terdapat #include yang digunakan untuk memanggil file library yang akan digunakan.

Selain menggunakan library dengan tanda include, terdapat juga perintah #define yang disini digunakan untuk mendefinisikan
beberapa variable. Terdapat 2 define, yang pertama adalah BLYNK_PRINT_SERIAL yang digunakan untuk menampilkan keterangan
tentang blynk itu sendiri dan juga logonya yang nantinya akan tampil diserial monitor, dan yang kedua adalah relay1 D2 adalah untuk
mendefinisikan pin dari esp8266 yaitu D2 yang didalam script nantinya akan diganti dengan value relay1.

Method blynk yang ada pada source code akan otomatis dijalankan walaupun method-method tersebut tidak terdapat pada void
loop. Disini control penuh ada pada aplikasi blynk dan di script diatas hanya untuk menangkap data inputan yang ada pada aplikasi blynk.
Ketika nilai value di database 1, maka nantinya akan dikirimkan data HIGH atau lampu akan menyala, sedangkan ketika data selain satu,
maka nantinya data yang dikirimkan ke database adalah LOW yang berarti lampu akan mati. Value 1 merupakan data yang akan
dikoneksikan atau dikirimkan dengan blynk.

Setelah selesai mendownload boadr dari esp8266, maka langkah selanjutnya adalah dengan memilih jenis esp8266 yang akan
digunakan.

Langkah awal penulisan source code adalah menentukan library-library apa yang nantinya digunakan dan juga membuat inisialisasi
awal yang pada source code ini salah satunya adalah dengan menentukan ssid atau wifi yang akan digunakan pada alat ketika
dijalankan.

Setelah selesai mengatur method-method dari relay dan juga servo, maka selanjutnya adalah menginisialisasi awal pin masing-
masing yang digunakan relay maupun servo. Disini juga mulai dijalankan ssid atau wifi yang dipilih.

3-6 | IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)


IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics)
Vol. 5 No.1 Tahun 2020 pISSN: 2548-3846, eISSN: 2598-5981

Nantinya apabila sudah diklik akan muncul beragam tombol yang bisa digunakan pada blynk, pada sistem smart room sendiri akan
hanya menggunakan dua tombol yang sama, yaitu tombol on dan off yang seharusnya ada pada pilihan pertama pada halaman
pemilihan widget.

Pengujian black box sendiri merupakan sebuah teknik untuk menguji perangkat yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari
perangkat lunak. Pengujian black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih
seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Perancang uji memilih input yang valid maupun tidak valid dan juga menentukan output
yang benar.

Yaitu dengan menggunakan windows 10 dan juga windows 11. Biarkan arduino menyala dan periksa pengaturan wifi yang
digunakan oleh esp8266, pada kasus ini menggunakan wifi dari hp, apakah terdapat user tambahan yang memang dari esp8266 sendiri
atau dari yang lain.

Apabila esp8266 sudah menyala dan dapat terkoneksi dengan internet, maka dapat dilakukan percobaan pada salah satu perangkat
relay atau servo, apakah ketika salah satu dari perangkat tersebut dioperasikan diaplikasi blynk yang ada pada esp8266 juga akan ikut.

4. KESIMPULAN

Dalam pengujian Sistem Informasi Self Service Pembelian Paket Internet ini menggunakan metode black box testing atau biasa
disebut juga behavioral testing.

Pengujian black box sendiri merupakan sebuah teknik untuk menguji perangkat yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari
perangkat lunak. Struktur internal dari aplikasi pada umumnya tidak digunakan.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Chapin, Eldrige & Rose, 2015. The Internet of Things: An Overview Understanding the Issuies and Challanges
of a More Connected World. Internet Soicety.
[2] Choi, M.-i.et al., 2017. Design and Implementation of Hyper-connected IoT-VR Platform forCustomizable and
Intuitive Remote Services. IEEE ICCE, p. 2.
[3] Hilal, A. & Manan, S., 2012 - 2013. PEMANFAATAN MOTOR SERVO SEBAGAI PENGGERAK CCTV UNTUK
MELIHAT ALAT-ALAT MONITOR DAN KONDISI PASIENDI RUANG ICU. GEMA TEKNOLOGI, pp. 95 - 96.
[4] Jaya, T., 2018. Pengujian Aplikasi dengan Metode Blackbox Testing Boundary Value Analysis. Jurnal Informatika,
pp. 45-46.

[5] Simiscuka, A. A., Markande, T. M. & Muntean, G. M., 2019. Real-Virtual World Device Synchronisation
in a Cloud-enabled Social Virtual Reality IoT Network. IEE Acces, p. 1.
[6] Turang, D. A. O., 2015. PENGEMBANGAN SISTEM RELAY DAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN LAMPU
BERBASIS MOBILE. Seminar Internasional Informatika, p. 78. Yudhanto, Y., 2015. Apa itu IoT(Internet of Thing?).
IlmuKomputer.com.’
[7] K. E. Chang, C. T. Chang, H. T. Hou, Y. T. Sung, H. L. Chao, and C. M. Lee, “Development and behavioral pattern
analysis of a mobile guide system with augmented reality for painting appreciation instruction in an art museum,”
Comput. Educ., vol. 71, pp. 185–197, 2014.
[8] R. Behringer, “Registration for Outdoor Augmented Reality Applications Using Computer Vision Techniques and
Hybrid Sensors,” Proc. IEEE Virtual Real., pp. 244–251, 1999.

IJAI (Indonesian Journal of Applied Informatics) | 5-7

Anda mungkin juga menyukai