Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PRENATAL CARE DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Di susun oleh :

Moch Ilham Nurfalah

1490122019

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH

2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)

Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan

bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah

hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

B. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.

Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor

predisposisi yang dikemukakan :

1. Faktor Organik,

Yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun

dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi,

yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.

2. Faktor Psikologik.

Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga

yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan

persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan

konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai


ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai

pelarian kesukaran hidup.

3. Faktor Endokrin

Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

C. Manifestasi Klinis

1.      Tanda dan Gejala

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis 

gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari

sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu

terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat

ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

a) Tingkatan I (ringan)

 Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum

 Ibu merasa lemah

 Nafsu makan tidak ada

 Berat badan menurun

 Merasa nyeri pada epigastrium

 Nadi meningkat sekitar 100 per menit

 Tekanan darah menurun

 Turgor kulit berkurang

 Lidah mengering

 Mata cekung
b) Tingkatan II (sedang)

 Penderita tampak lebih lemah dan apatis

 Turgor kulit mulai jelek

 Lidah mengering dan tampak kotor

 Nadi kecil dan cepat

 Suhu badan naik (dehidrasi)

 Mata mulai ikterik

 Berat badan turun dan mata cekung

 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

c) Tingkatan III (berat)

 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen

sampaikoma)

 Dehidrasi hebat

 Nadi kecil, cepat dan halus

 Suhu badan meningkat dan tensi turun

 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan

enselopatiwernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan

mental

 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

D. Fisiologi
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena

kehamilan. Tingginya kadar progesteron menggangu keseimbangan cairan

tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot

polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam

lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung

dan intestin. Pada bulan-b ulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita

hamil mengalami mual dan muntah, pada kehamilan selanjutnya penurunan

asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan

kembung.

Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi

juga konstipasi, karena lebih banyak peses terdapat dalam usus, lebih banyak

air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh

tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan

kembali pada akhir masa kehamilan. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu

hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang

disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus.

E. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang

biasa terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat

mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis

hipokloremik.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat

dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-

asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Muntah

menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di

samping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi

robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung ( sindroma mollary-weiss

), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.


F. Pemeriksaan Diagnostik

1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi

janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,

melokalisasi plasenta.

2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

G. Komplikasi

1. Dehidrasi berat

2. Ikterik

3. Takikardia

4. Suhu meningkat

5. Alkalosis

6. Kelaparan

7. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan

hubungan keluarga

8. Menarik diri dan depresi


H. Penatalaksanaan

1. Pencegahan

a. Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan

dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan

persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan

keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan

gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari

dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

b. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

c. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

d. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas

atau sangat dingin.

2. Obat-obatan

Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang

dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan

antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti

histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin

3. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan

peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -


28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang

atau hilang tanpa pengobatan.

4. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang

serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi

latar belakang penyakit ini.

5. Cairan parenteral

Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per

hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin

B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan

pula asam amino secara intra vena.

6. Diet

a) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak

diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan

ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu

hanya diberikan selama beberapa hari.

b)   Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi.

Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah

dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.


c)  Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis

ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama

makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

I. Pengkajian

1. Pengkajian Data Subjektif

a) Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ;

nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status

perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.

b) Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah

makan, nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus

c) Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat

pemeriksaan antenatal, dan komplikasi

d) Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya

mual dan muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya.

Kaji juga factor yg memperberat dan memperingan keadaan, serta

pengobatan apa yang pernah dilakukan.

e) Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan

ginekologi, kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen

lainnya

f) Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu

komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan

antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, dll

g) Riwayat diet: khususnya intake cairan


h) Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen

i) Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan

ekonomi, dll

j) Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan

elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,

ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

2. Pengkajian Data Objektif

a) TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas

meningkat, adanya nafas bau aseton

b) Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun

c) Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi

d) Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria

e) Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan,

adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.

f) Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubic

g) Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan

perubahan frekuensi berkemih

h) Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin

(apakah sesuai dengan usia kehamilan)

J. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

GejaladanTandaMayor Fertilisasi Ansietas


Subjektif:
1. Merasabingung Konsepsi
2. Merasa khawatir dengan
Monella
akibat dari kondisi yang
dihadapi
3. Sulitberkonsentrasi Nidasi
Objektif
1. Tampakgelisah Embryogenesis
Objektif:
Ornogesis
1. Tampakgelisah
2. Tampaktegang Perubahan pada ibu hamil
3. Sulittidur
Perubahan psikologis

Kurang pengetahuan
Ansietas

- Melaporkan mual, muntah Fertilisasi Defisit nutrisi


- Tidak nafsu makan
Konsepsi

Monella

Nidasi

Embryogenesis

Ornogesis

Perubahan pada ibu hamil

Perubahanfisiologis

Progesterone meningkat

Asam lambung meningkat

Mual, muntah, anoreksia

Defisit nutrisi

- Mual Fertilisasi Hipovolemia


- Muntah
- Anoreksia Konsepsi
- Asupan cairan berkurang
Monella

Nidasi

Embryogenesis
Ornogesis
Perubahan pada ibu hamil

Perubahanfisiologis

Progesterone meningkat

Asam lambung meningkat

Mual, muntah, anoreksia

Hipovolemia

K. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)

2. Risiko defisit nutrisi (D.0032)

3. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)

L. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


Keperawatan (SLKI)
Ansietas Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan
kurang terpapar selama … diharapkan pendekatan yang
informasi (D.0080) masalah kecemasan dapat menenangkan
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Temani pasien
1. Mampu meminta bantuan untuk memberikan
orang lain keamanan dan
2. Dukungan emosi mengurangi rasa
takut
3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Bantu pasien
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
5. Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
6. Kolaborasi
pemberian obat
untuk mengurangi
kecemasan
Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin
urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.04165)
dengan penurunan selama … diharapkan 1. Pantau penggunaan
kapasitas kandung masalah gangguan eliminasi obat dengan sifat
kemih (D.0040) urine dapat teratasi dengan antikolinergik
kriteria hasil : 2. Monitor efek dari
1. Desakan berkemih obat
menurun 3. Pantau asupan dan
2. Tidak ada distensi keluaran
kandung kemih 4. Anjurkan pasien
3. Tidak ada spasme bladder untuk merekam
4. Balance cairan seimbang output urine

Hipovolemia Keseimbangan cairan Manajemn cairan


(L.03020) (I.03098)
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status
kepeawatan selama … hidrasi
diharapkan masalah resiko 2. Monitor vital sign
kekurangan volume cairan 3. Monitor masukan
dapat teratasi dengan kriteria makanan/cairan
hasil : 4. Dorong masukan
1. Mempertahankan urine oral
output 5. Pertahankan intake
2. Tekanan darah, nadi, suhu dan output
dalam batas normal 6. Kolaborasi
3. Tidak ada tanda-tanda pemberian cairan IV
dehidrasi
4. Elastisitas kulit baik,
mukosa lembab.
Risiko defisit nutrisi Status Nutrisi(L.03030) Manajemen nutrisi
(D.0032) Setelah dilakukan tindakan (I.03110)
keperawatan selama …. 1. Kaji adanya alergi
Diharapkan masalah makanan
ketidaksimbangan nutrisi 2. Kaji kemampuan
kurang dari kebutuhan dapat pasien untuk
teratasi dengan kriteria hasil : mendapatkan nutrisi
1. Adanya peningkatan nafsu yang dibutuhkan
makan 3. Monitor jumlah
2. Frekuensi makan teratur nutrisi dan
3. Mampu makan/minum kandungan kalori
sesuai dengan tujuan 4. Berikan informasi
kesehatan tentang kebutuhan
4. Asupan nutrisi yang tepat nutrisi
5. Anjurkan pasien
meningkatkan
protein dan vitamin
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan

4. Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Ansietas berhubungan dengan S = klien mengatakan sudah lebih
kurang terpapar informasi tenang
O = klien tampak rileks, TTV
dalam rentang normal
A = masalah ansietas teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine S = -
berhubungan dengan penurunan O = tidak terdapat ISK, balance
kapasitas kandung kemih cairan seimbang
A = masalah gangguan eliminasi
urin dapat teratasi
P = hentikan intervensi

Defisit nutrisi berhubungan dengan S = klien mengatakan mengetahui


ketidakmampuan mencerna kebutuhan nutrisinya
makanan O = tidak terdapattanda-tanda
malnutrisi
A = masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
teratasai
P = hentikan intervensi
Resiko ketidakseimbangan cairan S=-
O = TTV dalam rentang normal,
turgor kulit baik, mukosa lembab,
tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi
A = masalah resiko kekurangan
volume cairan teratasi
P = hentikan intervensi

 
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati Ratna.2009.Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan Patologis.


Jakarta : Salemba Medika
Tiran Denise. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta :
EGC
Lowdermilk, Jensen Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta : EGC
Hartono Andry. 1999. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC
Prawirohardjo Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Trisada Printer

Anda mungkin juga menyukai