Anda di halaman 1dari 30

W2

Kelompok 9

Falina Aisyah Fahrus


Asti Cesilia Winarno
Martha Tio F.
Gultom
01 PBB
Materi 02 BPHTB

03 Bea Materai
Pengertian PBB
(Pajak Bumi dan Bangunan)

Pajak yang dikenakan


atas bumi dan atau
bangunan

BUMI BANGUNAN

Permukaan bumi dan tubuh Konstruksi teknik yang


bumi yang ada didalamnya ditanamkan atau dilekatkan
(tanah dan atau perairan) secara permanen pada bumi
Obyek Pajak yang Tidak Dikenakan PBB

• Digunakan semata-mata untuk kepentingan


umum (sarana ibadah, sosial, pendidikan,
kesehatan & kebudayaan) yang tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan
• Kuburan, peninggalan purbakala dan yang
sejenis
• Hutan lindung, hutan wisata, taman nasional
• Untuk badan dan perwakilan organisasi
internasional yang ditentukan Menkeu.
Subyek Pajak
Orang pribadi atau
Badan yang secara
nyata

• Mempunyai hak atas bumi dan atau


• Memperoleh manfaat atas bumi
dan atau
• Memiliki menguasai bangunan dan atau
• Memperoleh manfaat atas bangunan
Cara Mendaftarkan Obyek Pajak

Ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau


Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Dengan menggunakan formulir Surat
Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP)
Dasar Pengenaan PBB
Dasar Pengenaan PBB adalah “Nilai Jual
Obyek Pajak” (NJOP). Seluruh nilai aset /
obyek yang telah dihitung dengan cara
mengalikan harga yang berlaku yang telah
ditetapkan oleh kantor pajak.

NJOP = Luas Tanah/bangunan x Harga Jual


Nilai Jual Obyek
Pajak Tidak Kena Pajak

Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak


(NJOPTKP) adalah NJOP atas bumi/bangunan
yang tidak kena pajak.
Besar NJOPTKP di setiap daerah setinggi-
tingginya Rp 12.000.000,-
Dasar Perhitungan PBB
Dasar Perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak
(NJKP) Persentase NJKP :
A.40 % untuk :
1. Obyek Pajak Perkebunan
2. Obyek Pajak Kehutanan
3. Obyek Pajak Pertambangan
4. Obyek Pajak lainnya (Pedesaan dan Perkotaan) dengan Nilai
Jual Obyek Pajaknya ≥ Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah
atau lebih)
B.20% untuk :
Obyek Pajak Lainnya (Pedesaan dan Perkotaan) dengan Nilai Jual
Obyek Pajaknya < Rp. 1.000.000.000,- (kurang dari satu miliar
rupiah)
Cara Perhitungan PBB

NJOP TANAH = XXXX


NJOP BANGUNAN = XXXX
NJOP TANAH + BANGUNAN = XXXX
(NJOP SBG DSR PENGHITUNGAN)
NJOPTKP = XXXX
NJOPKP
(NJOP UNTUK PERHITUNGAN PBB) = XXXX
PBB TERUTANG (MAKSIMAL 0.3%) = XXXX
Tempat Pembayaran PBB

TEMPAT PEMBAYARAN
PBB

Bank Persepsi Dan tempat lain yang akan


(Bank Kantor Pos dan Giro ditunjuk oleh
Pemerintah/Bank Menteri Keuangan
Swasta yang ditunjuk)
Contoh
Objek PBB Tahun 2020: Objek PBB :
• Tanah 10 x 15 m
harga per meternya • Tanah 150 m2 x 200.000 =
Rp. 200.000,- 30.000.000
• Bangunan 250m2 • Bangunan 250m2 x 275.000 =
harga per m2 = Rp. 68.750.000
275.000,- • Pagar 10m x 185.000 =
• Pagar 10m dengan 1.850.000
harga per meter
termasuk bangunan Total Objek = 100.600.000
pagar Rp. • NJKP 20% x 100.600.000 =
185.000,- 20.120.000
• Berapa PBB 2020 • PBB 0,5% x 20.120.000 = 100.600
terutang ?
BPHTB
Objek BPHTB
▶ Sesuai bunyi pasal 2 UU BPHTB, yang menjadi objek BPHTB adalah perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan. Perolehan atas tanah dan atau bangunan meliputi :
1. Pemindahan hak karena :
a. Jual beli
b. Tukar menukar
c. Hibah
d. Hibah wasiat
e. Waris
f. Pemasukan dalam peseroan
g. Hadiah
h. Penunjukan pembeli dalam lelang
i. Dll
2. Pemberian hak baru karena :
a. Kelanjutan pelepasan hak
b. Diluar pelepasan hak
▶ Sedangkan jenis-jenis hak atas tanah yang perolehan haknya
dikenakan BPHTB sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat (3)
UU BPHTB meliputi :
a) Hak milik
b) Hak guna usaha
c) Hak guna bangunan
d) Hak pakai
e) Hak milik atas satuan rumah susun
f) Hak pengelolahan
Objek pajak yang tidak
dikenakan BPHTB
1. Objek yang diperoleh perwakilan diplomatik
2. Objek yang diperoleh negara untuk
penyelenggaraan pemerintah dan atau untuk
pelaksanaan pembangunan guna kepentingan
umum
3. Objek yang diperoleh badan/perwakilan
organisasi internasional dengan syarat tidak
menjalankan usaha/kegiatan lain diluar fungsi dan
tugasnya
4. Objek yang diperoleh orang pribadi/badan
karena Konversi Hak atau karena perbuatan
hukum lain dengan tidak adanya
perubahan nama objek yang diperoleh
karena wakaf
▶ Subjek pajak
- Orang pribadi memperoleh hak atas tanah
dan atau bangunan

- Badan

 Wajib Pajak BPHTB


Subjek pajak BPHTB sesuai dengan ketentuan tersebut diatas
menjadi wajib pajak BPHTB apabila dikenakan kewajiban
membayar pajak
▶ Tarif
Sesuai pasal 5 UU BPHTB, tarif BPHTB merupakan tarif tunggal
sebesar 5%. Penentuan tarif tunggal ini dimaksudkan untuk
kesederhanaan dan kemudahan perhitungan.
Dasar pengenaan

▶ Yang menjadi dasar pengenaan BPHTB adalah nilai


perolehan objek pajak atau NPOP. Berdasarkan jenis
perolehan haknya, NPOP tersebut sbb :
1. Jual beli = Harga transaksi
2. Tukar menukar = Nilai pasar
3. Hibah = nilai pasar
4. Waris = Nilai pasar
5. Hadiah = Nilai pasar
6. Lelang = yang tercantum dalam risalah lelang
Saat terutang pajak
▶ Jual beli : sejak tanggal dibuat & ditanda tanganinya Akta
▶ Tukar menukar : sejak tanggal dibuat & ditandatanganinya
akta
▶ Hibah : sejak tanggal dibuat & ditandatanganinya akta
▶ Waris : sejak tanggal bersangkutan mendaftarkan peralihan
haknya ke kantor pertanahan.
▶ Lelang : sejak tanggal penunjukan pemenang lelang

Tempat pajak terutang :


tempat pajak terutang adalah wilayah kabupaten, kota, atau
provinsi yang meliputi letak tanah dan atau bangunan.
Tata cara pembayaran
1. Pembayaran tidak mendasarkan kepada adanya Surat
Ketetapan Pajak.
2. Dibayar dengan menggunakan Surat Setoran Bea (SSB) ke kas
Negara melalui bank/ kantor pos atau tempat pembayaran
lain yang ditunjuk
3. SSB juga berfungsi sebagai SPOP dan sekaligus digunakan
untuk melaporkan data perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan

Kewajiban bayar pada saat :


1. Dibuat & ditandatanganinya akta
2. Pendaftaran hak untuk waris & hibah wasiat
3. Ditunjukannya pemenang lelang
4. Ditandatanganinya SK pemberian Hak dalam hal
pemberian hak baru
PPhTB
▶ Atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh orang pribadi atau badan dari
pangalihan hak atas tanah atau bangunan
wajib dibayar pajak penghasilan (PPh).
1. Penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan
hak, pelapasan hak, hibah atau cara lain yang
disepakati dengan pihak lain selain pemerintah
2. Penjulan, tukar-menukar, penyerahan atau cara
lain yang disepakati dengan pemerintah
3. Penjuala, tukar-menukar, penyerahan atau cara
lain kepada pemerintah.
Dikecualikan dari kewajiban
pembayaran PPh
▶ Hibah kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat.
▶ Pengalihan hak yang jumlah brutonya kurang dari
Rp. 60.000.000
▶ Pengalihan hak kepada pemerintah untuk
kepentingan umum yang memerlukan persyaratan
khusus
▶ Pengalihan hak sehubungan dengan warisan
berdasarkan SKB
PBB
KONSEP BEA MATERAI

Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen


yang bersifat perdata dan dokumen untuk digunakan di
pengadilan. Nilai bea meterai yang berlaku saat ini Rp3.000,00
dan Rp6.000,00 yang disesuaikan dengan nilai dokumen dan
penggunaan dokumen.

JENIS :
1. Benda meterai
2. Pematerian kemudian
Objek bea materai :

1. Surat perjanjian
2. Akta akta notaris termasuk salinannya
3. Akta yang dibuat oleh pejabat
4. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp.250.000,00.
5. Surat berharga
6. Dokumen yang akan di gunakan sebagai alat pembuktian dimuka
pengadilan
Non objek pajak Bea Materai :

Dokumen yang tidak dikenakan bea materai adalah :


1. Dokumen yang berupa:
a. Surat Penyimpanan Barang
b. Konosemen
c. Surat angkutan penumpang dan barang
d. Keterangan pemindahan yang dituliskan diatas
dokumen dimaksud dalam huruf a, b dan c
e. untuk pengiriman dan penerimaan barang
f. Surat Pengiriman barang untuk dijual
atas tanggungan pengirim
g. Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan
surat-surat yang dimaksud dalam hurup a sampai
hurup f.
2.Segala bentuk ijasah
3.Tanda terima gaji, uang tunggu, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan
hubungan kerja, serta surat-surat yang diserahkan
untuk mendapatkan pembayaran itu.
4. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas
negara, kas pemerintah daerah dan bank.
5. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan penerimaan
lainnya vang dapat disamakan dengan itu dari kas
negara, kas pemerintah daerah dan bank.
6. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan
intern organisasi.
7. Dokumen yang menyebutkan tabungan,
pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh
bank, koperasi dan badan-badan lainnya yang
bergerak
di bidang tersebut.
8. Surat gadai yang diberikan oleh perusahaan umum
pegadaian.
9. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek,
dengan nama dalam bentuk apapun.
SAAT DAN PIHAK YANG TERUTANG BEA
MATERAI :

Saat terutang bea meterai


sangat perlu diketahui sebagai
Bendahara karena akan
menentukan besarnya tarif bea
meterai yang berlaku dan juga
berguna untuk menentukan
kadalaursa pemenuhan bea
meterai dan denda administrasi
yang terutang.
Saat terutang Bea Materai,jika :
1. Dokumen yang oleh
dibuat satu pihak
2. Dokumen yang di buat
oleh lebih dari satu pihak
TARIF BEA MATERAI
1. Tarif Bea Meterai sebesar Rp6.000,00
a) Surat perjanjian dan surat surat lainnya seperti surat kuasa
surat hibah
b) Akta-akta notaris termasuk salinannya
c) Akta-akta yang dibuat PPAT termasuk rangkap-
rangkapnya
d) Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp1.000.000,00
/ atau dalam mata uang selain rupiah dengan jumlah
yang sama
e) Surat berharga seperti wesel, prom, aksep, yang harga
nominalnya lebih dari Rp1.000.000,00

2. Tarif Bea Meterai sebesar Rp3.000,00


a) Surat yang memuat jumlah uang, dengan harga
nominalnya lebih dari Rp250.000,00 tetapi tidak lebih
dari Rp1.000.000,00

3. Objek Bea Meterai yang tidak terutang Bea Meterai


a) Surat yang memuat jumlah uang, syarat harga
nominalnya tidak lebih dari Rp.250.000,00

4. Tarif Bea Meterai atas cek dan bilyet giro


Ditetapkan sebesar Rp1.000,00 tanpa batas pengenaan harga
nominal
PEMETERAIAN KEMUDIAN
:
Pemeteraian Kemudian harus disahkan oleh Pejabat Pos. Pengesahan oleh Pejabat Pos
dilakukan setelah pemegang dokumen melunasi bea meterai dengan menggunakan
meterai tempel atau Surat Setoran Pajak. Pemeteraian Kemudian dilakukan atas :
1. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan
2. Dokumen Bea Meterainya tidak dilunasi atau kurang tidak dilunasi sebagaimana
mestinya
3. Dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan digunakan di Indonesia.

DENDA ADMINISTRASI DAN KEWAJIBAN PEMENUHAN BEA MATERAI


:
1. Dokumen yang terutang Bea Meterai tetapi Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi
barang mestinya dikenakan denda sebesar 200% tidak atau kurang dibayar.
2. Pelunasan Bea Meterai yang terutang berikut dendanya dengan cara dari Bea
Meterai pemeteraian kemudian.

Anda mungkin juga menyukai