Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 1
PENDAHULUAN
tidak dapat bekerja maksimal karena sesak napas yang kronik. PPOK akan
sendi, depresi dan axiety (Shodiq R N, 2017). Pasien PPOK akan mengalami
kelemahan otot inspirasi dan disfungsi otot yang berkontribusi terjadinya sesak
nafas. Sesak nafas merupakan suatu gejala yang kompleks yang merupakan
bahwa lebih dari 3 juta orang meninggal karena PPOK pada tahun 2012, yakni
sebesar 6% dari semua kematian global tahun itu dan lebih dari 90% kematian
2018).
kronik pada paru. Biasanya paparan asap rokok tersebut terjadi selama
2
individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang
TINJUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang
2016).
penyakit paru terjadi pada waktu bersamaan yaitu bronkitis kronis dan
lain. Merokok singaret, polusi udara, dan pajanan di tempat kerja (batu
6
7
terjadinya COPD, yang dapat terjadi dalam rentang waktu 20-30 tahun
(Siska K A, 2019).
udara yang menetap, yang biasanya bersifat progresif, dan terkait dengan
adanya respon inflamasi kronik saluran nafas dan paru- paru terhadap gas
a. Merokok.
terhadap
b. Polusi indoor
yang jelek misalnya terpajan asap bahan bakar kayu dan asap,
bahan percetakan dan alergi dari gas dan hewan peliharaan serta
c. Polusi outdoor.
kekurangan enzim ini dapat terkena emfisema pada usia yang relatif
4. Usia.
2.1.3 Patofisiologi
nafas. Penyakit ini merupakan salah satu eksaserbasi periodic, sering kali
jaringan paru pulih, jalan napas dan parenkim paru tidak kembali ke
Merokok
Pathway PPOK
Mengandung zat-zat berbahaya Mengandung radikal bebas
Faktor lingkungan
Induksi aktivasi Peningkatan stress
Genetik: Defisiensi makrofag dan oksidatif
Polusi udara leukosit
antitrypsin alfa-1
Bronkitislendir
Penumpukan Kerusakan alveolar COPD
dan sekresi
berlebih Kolas saluran napas
kecil
daat ekspirasi
KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAPAS
a. Kelemahan Badan.
b. Batuk.
c. Sesak nafas.
ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini pasien sering tidak
bahwa menderita PPOK.
dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat
3. Derajat III (PPOK Berat): gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas,
Pada derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi
1. Non Farmakologis.
2015):
kunjungan
berhenti merokok.
penggunaan farmakoterapi.
2. Rehabilitasi PPOK
berkorelasi dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas
Macam-macam bronkodilator :
16
lendir.
penggunaan jangka panjang. Bentuk injeksi subkutan atau drip untuk mengatasi
eksaserbasi berat.
Kombinasi antikolinergik dan agonis β-2: Kombinasi kedua golongan obat ini akan
yang berbeda. Disamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan
mempermudah penderita.
jangka panjang, terutama pada derajat sedang dan berat. Bentuk tablet biasa
eksaserbasi akut.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A., Yunus, F., Wiyono, W. H., & Ratnawati, A, 2016, Manfaat Rehabilitasi
Paru dalam Meningkatkan atau Mempertahankan Kapasitas Fungsional dan
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUP
Persahabatan. Jurnalrespirologi, 1–13
Huda Nurarif .A. dan Kusuma. H., 2015, APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.
Khairani, Fathia, 2013, Hubungan antara Skor COPD Assesment Test (CAT) dengan
Rasio FEV1/FVC pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Klinis, Fak Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
Dwi Astuti F, 2017, Asuhan Keperawatan Pada Klien Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Paviliun
Cempaka Rsud Jombang, Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Fauzi Resti, 2018, Asuhan Keperawatan Pasien Ppok Dengan Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Nafas Di Ruang Cendana Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto, Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), 2015 Global
Strategy for the Diagnosis Management, and prevention of chronic
Obstructive Pulmonary Disease, GOLD.USA
Hurst, M, 2016, Belajar Mudah Keperawatan Medikal - Bedah, Vol. 1. Jakarta: EGC.
Klest Panca Dimas, 2018, Asuhan Keperawatan Pada Klien Stroke Non Hemoragik
Dengan Pola Nafas Tidak Efektif (Studi Di Ruang Krisan Rsud Bangil),
Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang.
Nursalam, 2015, Managemen keperawatan edisi 3, Salemba Medika, Jakarta
Ovei Nabella V, 2018, Asuhan Keperawatan Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(Ppok) Pada Tn. S Dan Ny. P Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Di Ruang Melati Rsud Dr. Haryoto Lumajang, Program
Studi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Oemiati, R, 2013, Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Media
Litbangkes Vol.23 No.2 : 82-88
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). 2010. Jurnal Respirologi. Majalah Resmi
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Vol. 3. No. 2: April 2010: Hal.75.
Putra, Syandrez Prima, dkk. 2012. Hubungan Derajat Merokok dengan Eksaserbasi Asma
pada Pasien Asma Perokok Aktif di Bangsal Paru RSUP DR. M. Djamil Padang
tahun 2007-2010. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.1. No.1: 2012: hal.170.
Rahmadi, Y,2015, Nursing Care On Mr.W With Respiratory System Disorders: Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (Copd) In Pandan Arang Governement
Hospital Of Boyolali, 302.
Siska Kristian A, 2019, Asuhan Keperawatan Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(Ppok) Pada Tn. M Dan Tn. J Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Di Ruang Melati Rsud Dr. Haryoto Lumajang, Program
Studi D3 Keperawatan Kampus Lumajang Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.