Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“Kekerasan terhadap
perempuan di Indonesia”

Disusun Oleh
MICHELLE AKAY
GRACIA PELEALU
CLARA PAENDONG

KELAS X IPA 1

MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI


GBS : ERNA MOKODASER
KATAKAN STOP PADA
KEKERASAN PEREMPUAN!

Abstrak

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui ide, bentuk dan proses penciptaan karya
yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dan dampak yang
ditimbulkan serta memvisualisasikan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan kedalam karya-
karya seni grafis. Kekerasan terhadap perempuan sama sekali bukan merupakan masalah kelainan
individual. Akan tetapi, merupakan bagian dari masyarakat yang membentuk ketimpangan relasi
yang kemudian tercipta pembagian kekuasaan yang lebih besar pada laki-laki dibandingkan
perempuan. Kenyataan ini kemudian menciptakan sebuah kondisi sosial, penggunaan kekuasaan
yang berlebihan dilakukan oleh pihak laki-laki terhadap pihak yang lebih lemah. Dan kekerasan
terhadap perempuan berperan dalam pelestarian kondisi pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang antara laki-laki dan perempuan. Hal ini mengakibatkan adanya penguasaan dan
diskriminasi terhadap perempuan, dan ini merintangi kemajuan sepenuhnya dari perempuan. Dari
penulisan ini dapat disimpulkan bahwa kekerasan yang berbasis gender adalah setiap tindakan
berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau
penderitaan perempuan secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu,
pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan
umum atau di dalam kehidupan pribadi. Konsep bentuk dalam karya grafis ini menhadirkan karya-
karya yang mengambarkan figur-figur perempuan yang mengalami tindak kekerasan, bagaimana
perempuan tersebut mendapatkan suatu perilaku kekerasan fisik yang sebagian besar dilakukan
oleh kaum laki-laki, seperti ditampar, dicambuk dicemooh dan yang lainnya.
Pendahuluan
A. Latar belakang
Kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini masih menjadi isu yang sangat penting, baik itu di
dalam negeri ataupun di luar negeri. Kekerasan ini terjadi dalam segala bidang kehidupan baik itu
dalam lingkungan budaya maupun agama. Terjadinya kekerasan terhadap perempuan pada akhirnya
akan menghambat perempuan untuk terlibat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pendidikan.
Terdapat fakta di luar negeri maupun di Indonesia,
Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, pada tahun 2011 jumlah Kekerasan
terhadap Perempuan (KtP) meningkat sekitar 13,32% menjadi sebesar 119.107 kasus dibandingkan
pada tahun 2010 yaitu sebanyak 105.103 kasus. Data ini disampaikan berdasarkan laporan dari
395 lembaga layanan perempuan korban kekerasan yang tersebar di 33 Provinsi.
Menurut data dari Komnas Perempuan, pada tahun 2010 jumlah KtP tertinggi terdapat di Jawa yaitu
sebesar 63.229 korban yang tercatat, lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2009 yang berjumlah
12.374 korban yang tercatat. Maksudnya perempuan yang diperlakukan dengan tindak kekerasan
maka realitas jasmani dan mental-psikologis daya aktualitasnya tidak mampu merespons
lingkungan. Aktualitas dirinya terdegradasi, sehingga harga dirinya jatuh dan keadaan jiwa yang
tertekan. Jenis kekerasan terhadap perempuan mencakup kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual,
kekerasan ekonomis dan kekerasan sosial budaya. Jadi dalam konteks sosiologis kekerasan terhadap
perempuan terjadi pada proses interaksi, yang menghasilkan adanya ketidak seimbangan posisi
tawar dalam status peran atau kedudukan. Berdasarkan latar belakang bahwa kekerasan
perempuan merupakan perlakuan maupun tindakan yang terjadi terhadap kekerasan Yang dilakukan
pasangannya maupun bukan pasanganya serta risko terjadi baik fisik maupun psikologi terhadap
perempuan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang
ingin penulis jawab melalui penilitian ini adalah: 1.Bagaimana cara mengatasi kekerasan terhadap
perempuan di Indonesia dengan cepat?
2.Apa yang menjadi sebab utama timbulnya kekerasan perempuan di Indonesia?
3.Apa Dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang cara
mengatasi kekerasan terhadap perempuan lalu yang menjadi sebab utama timbulnya kekerasan
perempuan dan dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban
Pembahasan
A. Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Secara filosofis,
fenomena kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran hubungan antarpribadi, di mana orang
tidak lagi bisa duduk bersama untuk memecahkan masalah. Hubungan yang ada hanya diwarnai
dengan ketertutupan, kecurigaan, dan ketidakpercayaan. Dalam hubungan seperti ini, tidak ada
dialog, apalagi kasih. Semangat mematikan lebih besar daripada semangat menghidupkan,
semangat mencelakakan lebih besar daripada semangat melindungi. Memahami tindak-tindak
kekerasan di Indonesia yang dilakukan orang satu sama lain atau golongan satu sama lain dari
perspektif ini, terlihat betapa masyarakat kita sekarang semakin jauh dari menghargai dialog dan
keterbukaan.
Permasalahan sosial biasa bisa meluas kepada penganiayaan dan pembunuhan. Toko, rumah
ibadah, kendaraan yang tidak ada sangkut pautnya dengan munculnya masalah, bisa begitu saja
menjadi sasaran amuk massa. Secara teologis, kekerasan di antara sesama manusia merupakan
akibat dari dosa dan pemberontakan manusia. Kita tinggal dalam suatu dunia yang bukan saja tidak
sempurna, tapi lebih menakutkan, dunia yang berbahaya. Orang bisa menjadi berbahaya bagi
sesamanya. Mulai dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan, pemerkosaan, penganiayaan,
pengeroyokan, sampai pembunuhan. Menghadapi kenyataan ini, ada dua bentuk perlawanan yang
dilakukan sejauh ini dengan bernafaskan ajaran cinta damai.
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada seseorang
semata- mata karena dia perempuan yang berakibat atau dapat menyebabkan
kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik
yang terjadi di muka umum maupun dalam kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi Internasional
Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, 1993).

Aspek Budaya :
• Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran dan
sifat gender laki-laki dan perempuan secara tajam dan tidak setara.
• Sosialisasi pengertian tersebut melalui a.l. keluarga, lembaga pendidikan, agama, dan
media massa, menyebabkan berlakunya keyakinan dan tuntutan:
• laki-laki dan perempuan punya tempat dan perannya sendiri-sendiri yang khas
dalam keluarga/perkawinan/berpacaran.
• laki-laki lebih superior daripada perem-puan, dan mempunyai hak penuh untuk
memperlakukan perempuan seperti barang miliknya
• keluarga adalah wilayah pribadi, tertutup dari pihak luar, dan berada di bawah kendali laki-laki
• Diterimanya kekerasan sebagai cara penyelesaian
konflik Aspek Ekonomi :
• Ketergantungan perempuan secara ekonomi pada laki-laki;
• perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup formal
dan informal, dan kesempatan mendapat-kan pendidikan dan pelatihan.
Aspek Hukum :
• Status hukum perempuan yang lebih lemah dalam peraturan perundang-undangan maupun
dalam praktek penegakan hukum;
• Pengertian tentang perkosaan dan KDRT yang belum menjawab sepenuhnya
kebutuhan perlindungan bagi korban dan penanganan pada pelaku;
• Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang hukum,
• Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan dan
anak perempuan korban kekerasan.
Aspek Politik :
• Rendahnya keterwakilan kepentingan perempuan dalam proses pengambilan keputusan di
bidang politik, hukum, kesehatan, maupun media.
• Kekerasan terhadap Perempuan masih belum sepenuhnya dianggap sebagai persoalan
yang berdampak serius bagi negara,
• Adanya resiko yang besar bila memperta-nyakan aturan agama,
• Terbatasnya partisipasi perempuan di organisasi
politik. BISA TERJADI DI MANA SAJA?
kembali ↑
Kekerasan fisik, psikologis-emosional, seksual dapat terjadi di :
• lingkungan keluarga, misal kekerasan terhadap istri/anak, incest;
• masyarakat umum, misal: pelecehan seks oleh guru/orang lain, praktek-praktek budaya
yang merugikan perempuan/anak perempuan
• wilayah konflik/non konflik dan bencana, misal: kebijakan/fasilitas publik yang tidak peka
gender yang memungkinkan untuk terjadinya kekerasan, maupun tindak kekerasan yang
dilakukan oleh aparat.
B. Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan
Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan meliputi;
a. HIV dan infeksi menular seksual lainnya.
Selama satu dekade terakhir, ada telah berkembang bahwa kekerasan pasangan intim merupakan
kontributor penting dalam kerentanan perempuan terhadap HIV dan IMS Mekanisme yang
mendasari kerentanan wanita terhadap HIV atau IMS adalah hubungan seksual secara paksa.
Perempuan dalam hubungan kekerasan, atau yang hidup dalam ketakutan kekerasan, juga mungkin
memiliki kontrol terbatas atas waktu atau keadaan dari hubungan seksual, atau kemampuan mereka
untuk menegosiasikan penggunaan kondom
a. ABORSI
Perilaku kekerasan terhadap perempuan berdampak besar pada kesehatan seksual dan reproduksi
perempuan serta penggunaan kontrasepsi seperti kondom ketidakmampuan perempuan untuk
menolak paksaan laki-laki dalam penggunaan kondom mengakibatkan kelahiran yang tidak
diinginkan, diperkirakan dari 80 juta kehamilan yang tidak diinginkan setiap tahun, setidaknya
setengah dihentikan melalui aborsi dan hampir setengah dari mereka berlangsung dalam kondisi
aborsi yang tidak aman. kehamilan yang tidak diinginkan dilakukan dengan risiko bagi ibu dan bayi
karena aborsi ilegal dan risiko kematian akan mengacam.
b. Berat Badan Lahir Rendah Dan Prematur
Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan pertumbuhan dalam rahim
sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang berakibat pada
tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan akan mempengaruhi janin, studi
observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan pada pasangan intim berpotensial
mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
c. Penggunaan Alkohol yang Obat Berbahaya
Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan pertumbuhan dalam rahim
sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang berakibat pada
tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan akan mempengaruhi janin, studi
observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan pada pasangan intim berpotensial
mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
d. Depresi dan Bunuh Diri
Kekerasan pasangan intim dapat menyebabkan depresi dan usaha bunuh diri serta peristiwa
traumatis karena kekersan seksual sehingga perempuan akan menjadi deprsi memungkinkan terjadi
perilaku bunuh diri. penelitian lain menunjukkan bahwa wanita dengan masalah kesehatan mental
akibat kekerasan seksual sering akan mengakhiri hidupnya
e. Luka Non-Fatal
kekerasan pasangan intim dikaitkan dengan banyak konsekuensi kesehatan, tetapi efek yang
langsung cedera adalah fatal dan non-fatal.diperkirakan bahwa sekitar setengah dari wanita di
Amerika Serikat yang terluka secara fisik dengan pasangan mereka, sebagian besar dari mereka
masih terlihat bekas luka di bagian Kepala, leher dan wajah akibat kekerasan pasangan mereka,
diikuti oleh cedera otot dan cedera genital. Pengukuran cedera akibat kekerasan pasangan intim
tetap menantang karena berbagai alasan.
f. Cedera Fatal (Kasus Pembunuhan Pasangan Intim)
pembunuhan baik pria atau wanita lebih banyak disebabkn karena pasangan intim mereka, dalam
hal ini pasangan intim wanita yang paling banyak dibunuh.
di Indonesia data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang terkumpul
tersebut jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol sama seperti tahun
sebelumnya adalah KDRT/RP yang mencapai angka 11.207 kasus (69%). Pada ranah KDRT/RP
kekerasan yang paling menonjol adalah kekerasan fisik 4.304 kasus (38%), menempati peringkat
pertama disusul kekerasan seksual 3.325 kasus (30%), psikis 2.607 kasus (23%) dan ekonomi 971
kasus (9%).Kekerasan di ranah komunitas mencapai angka 5.002 kasus (31%), di mana kekerasan
seksual menempati peringkat pertama sebanyak 3.174 kasus (63%), diikuti kekerasan fisik 1.117
kasus (22%) dan kekerasan lain di bawah angka 10%; yaitu kekerasan psikis 176 kasus (4%),
kekerasan ekonomi 64 kasus (1%), buruh migran 93 kasus (2%); dan trafiking 378 kasus (8%)
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bahwa Kekerasan terhadap perempuan tindakan kekerasan berbasis
gender yang mengakibatkan, atau mungkin mengakibatkan, bahaya seksual dan mental fisik atau
penderitaan perempuan, termasuk ancaman tindakan seperti itu, pemaksaan atau perampasan
sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. Yang meliputi
kekerasan pasangan intim, Kekerasan seksual, Pemerkosaan, kekerasan pasangan intim, Kekerasan
fisik, kekerasan seksual yang menimbulkan risiko pada perempuan antara lain penyakit HIV dan
penyakit kelamin lainya, BBLR, Abortus, Penggunaan alkohol dan obat terlarang, stres sampai
bunuh diri karena hal tersebut perlu adanya pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang
melibatkan masyarakat, sekolah dan pasangan masing-masing.

B. Saran
Menurut saya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia harus di tindak lanjuti harus kita
perhatikan jangan di abaikan,jangan rendahkan perempuan di Indonesia,hidup perempuan
Indonesi

Daftar pustaka
1. WHO , Global and regional estimates of violence against women: prevalence and health
effects of intimate partner violence and non-partner sexual violence.2013, WHO Library
Cataloguing-in- Publication Data
2. Diakses : http://www.komnasperempuan.go.id/wp
content/uploads/2013/12/Kekerasan- Seksual-Kenali-dan-Tangani.pdf
3. KOMNAS Perempuan,” Kekerasan terhadap Perempuan Meluas: Negara Urgen Hadir
Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Domestik, Komunitas dan Negara” Catatan
Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan Jakarta, 7 Maret 2016
4.ayurensaf.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai