Penanggung Jawab
Disusun oleh: Otorisasi oleh: Disahkan oleh:
Ketua STIKes Eka Harap,
Dian M.D.Silalahi, S.Kep. Ners. Dewi Apriliyanti, Ners.,M.Kep Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes
1. Definisi
Perawatan luka adalah kegiatan untuk merawat luka yang bertujuan untuk mencegah
kontaminasi luka dari kuman/mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.
2. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka sederhana.
3. Ruang Lingkup
Semua klien yang memerlukan perawatan luka
4. Kriteria Pencapaian
Mahasiswa mampu melakukan tindakan keterampilan melaksanakan perawatan luka
sederhana.
5. Standar Tenaga
Perawat, Bidan.
6. Standar Alat dan Bahan
1) Sarana Non medis
a. Ruang istirahat pasien dengan standart minimal 4 x 3 m.
b. Tempat tidur 1 buah dengan standat minimal
- Tinggi : 70 cm
- Lebar : 70 cm
- Panjang : 2 m
c. Bantal besar 2 buah
d. Selimut pasien
e. 1 buah Troli
f. 1 buah tempat sampah non medis atau kantong plastik,
g. Kapas lidi (Jika perlu)
h. Sampiran
2) Sarana Medis
a. Alat
1) Steril
Bak intrument berisi:
- 1 buah pinset anatomi
- 2 buah pinset Cirurgis
- 1 buah klem arteri
- 1 buah gunting jaringan
- 2 buah kom kecil
2) Non steril
- 1 buah handscoon bersih
- 1 buah pinset anatomis bersih
- 1 buah gunting verban
- 1 Perlak pengalas
- 1 buah bengkok
- 1buah tempat sampah medis
- Scort jika perlu
b. Bahan
1) 1 buah Masker
2) 1 buah Sarung tangan steril
3) 1 botol larutan NaCl 0,9 %
4) 1 botol larutan iodine 10%
5) Kasa dan deppers steril secukupnya
6) 1 buah Spuit 50 cc dan 10 cc
7) Verban elastis (jika perlu)
7. SOP Terkait
1) Mencuci Tangan
2) Memasang sarung tangan biasa
3) Memasang sarung tangan steril
8. Prosedur Tetap
1) Mempersiapan alat dan bahan sebelum di bawa ruangan klien.
2) Memberitahu dan menjelaskan tujuan pada klien
3) Mendekatkan peralatan kedekat tempat tidur klien
4) Menjaga privasi klien
5) Mengatur posisi pasien
6) Mencuci tangan
7) Memakai masker
8) Memakai sarung tangan
9) Memasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
10) Letakkan bengkok
11) Membuka Balutan
12) Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka
13) Melepas sarung tangan
14) Mencuci tangan
15) Memakai sarung tangan steril
16) Membersihkan luka
17) Melakukan penutupan luka
18) Mengatur posisi Pasien
19) Merapikan alat-alat
20) Melepas sarung tangan
21) Mencuci tangan
22) Mengevaluasi respon pasien dan berpamitan
23) Menyusun rencana tindak lanjut
24) Melakukan Dokumentasi
b. Apabila dikamar pasien tidak terdapat sketsel, maka dapat menggunakan sampiran. Tarik sampiran yang
ada diruangan. Letakkan disamping tempat tidur pasien dan sampiran dibuka disesuaikan dengan panjang
tempat tidur untuk menjaga privasi pasien dengan pasien lainnya.
c. Apabila ruangan tidak menggunakan AC maka jendela dibuka agar dapat terjadi sirkulasi udara yang
berada didalam dengan udara yang berada diluar, dan ini dilakukan agar pasien merasa nyaman. Cara
membuka jendela adalah dengan cara tangan dominan (kanan/kiri) menarik tuas grendel dan tangan yang
non dominan (kanan/kiri) mendorong jendela ke arah luar. Kemudian kaitkan pengait yang ada di bingkai
jendela ke jendela.
d. Apabila ruangan menggunakan AC maka jendela tidak perlu dibuka, hanya cukup membuka gorden, agar
pencahayaan kedalam ruangan tetap baik. Caranya adalah dengan memegang gorden dari tepi kanan/kiri
kemudian tarik perlahan-lahan kearah kanan/kiri tergantung dengan arah dari pengait/rell gorden.
e. Bila ada banyak orang didalam ruangan diminta keluar terlebih dahulu saat kita melakukan tindakan
sehingga pasien merasa nyaman.
5) Mengatur posisi pasien
’’ Bapak/Ibu, sebelum saya memberikan tindakan perawatan luka terlebih dahulu mohon
kerja samanya selama tindakan. Bapak/Ibu berbaring di tempat tidur dengan posisi terlent
ang, (posisi yang sesuai dengan area yang akan di berikan perawatan luka).
6) SOP Mencuci tangan
7) Memakai masker
a. Melihat strip logam tipis di tepi atas masker.
b. Memegang masker pada kedua tali di bagian atasnya.
c. Mengikat kedua tali yang berada di bagian atas, pada puncak belakang kepala, dan mengi
katkan tali yang berada di bagian bawah pada leher, dengan masker melewati dagu.
d. Mencubit pita logam atas sekitar batang hidung dengan perlahan
8) SOP Memakai sarung tangan
9) Memasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan dengan cara:
Buka gulungan pegalas menggunakan tangan non dominan dari bagian terdekat perawat ke bagian terjauh
sambil mengangkat anggota tubuh yang luka dengan tangan dominan seraya berkata: (“Permisi Bapak/Ibu,
saya akan memasang pengalas dibawah area anggota tubuh yang terluka”).
10) Letakkan bengkok
Bengkok atau kantong plastik dletakkan di dekat bagian anggota tubuh yang dilakukan
perawatan luka, dengan cara: dipegang bagian punggung dari bengkok menggunakan
tangan non dominan
11) Membuka balutan
Caranya: Bila balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel pada luka dengan
larutan NaCl 0,9% dengan cara tangan non dominan memegang botol larutan dan tangan
dominan menarik larutan menggunakan spuit. Kemudian, angkat balutan dengan menjepit
pinset anatomis menggunakan tangan non dominan secara hati-hati sambil menggunting
kassa menggunakan tangan dominan.
12) Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:
a. Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukurluka meliputi luas dan kedalaman luka,
(arteri, vena, otot, tendon atau tulang).
b. Kaji ada tidaknya sinus dengan cara: inpeksi menggunakan senter.
c. Kaji kondisi luka apakah kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau pada
luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah muda dan mudah berdarah).
d. Kaji kulit sekitar luka terhadap adanya maserasi, inflamasi, edema dan adanya gas gang
ren yang ditandai dengan adanya krepitasi saat melakukan palpasi disekitar luka)
e. Kaji adanya nyeri disekitar luka dengan cara: menekan dengan lembut bagian luka dan
menanyakan:”Bapak/Ibu apakah merasa nyeri?”
13) SOP Melepas sarung tangan
14) SOP Mencuci tangan
15) SOP Memakai sarung tangan steril
16) Membersihkanluka (“Permisi bapak/ibu saya akan membersihkan luka dengan menggunakan cairan
pembersih ini seraya menunjukkan cairan yang digunakan”)
Cuci luka dengan menggunakan kasa steril dan air NaCL 0.9 %.
Carannya: Gunakan pinset anatomis dengan menggunakan tangan non dominan untuk menjepit sisi kasa
celupkan ke kom kecil yang berisi cairan NaCL 0,9% kemudian gunakan pinset cirurgis menggunakan tangan
dominan untuk menjepit sisi lain kasa, peras dengan hati2 diatas bengkok sampai air tidak menetes lalu usap
kasa dibagian luka dengan gerakan sirkuler dari bagian luka ke arah luar area luka (lakukan berulang jika
luka belum bersih dengan kasa steril yang berbeda).
Catatan:
Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9%.
Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0.9% dan antiseptik iodine 10%.
Bila warna luka kehitaman: ada jaringan nekrotik gunakan NaCl 0,9%. Jaringan nekroti
k tersebut dibuang dengan cara digunting menggunakan gunting jaringan sedikit demi s
edikit sampai terlihat jaringan granulasi (jaringan baru).
Bila terdapat sinus lubang luka,lakukan irigasi dengan menggunakan cairan NaCl 0,9
% di dalam spuit 50 cc/10 cc dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irig
asi sampai kedalaman luka karena pada sinus terdapat banyak kuman
17) Melakukan penutupan luka :
a. Cara konvensional :
a) Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl
0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi lembab sesuai dengan kedalaman luka (hinda
ri mengenai jaringan sehat di pinggir luka), lalu tutupdengan kain kasa kering dan jan
gan terlalu ketat
b) Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan iodine
10%, lalu tutup dengan kasa kering
b. Bila menggunakan balutan modern
a) Transparant film: Balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik debridement dan
digunakan pada luka partial thickness.Kontraindikasi pada luka dengan eksudat bany
ak dan sinus
b) Hidroaktif gel: Digunakan untuk mengisi jaringan mati/nelrotik,mendudkung terjadin
ya autolitik debridement, membuat kondisi lembab pada luka ynag kering/nelrotik, luk
a ynag berwarna kuning dengan eksudat minimal
c) Hidroselulosa : Digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan membentuk gel ya
ng lembut, mendukung proses autolitik debridement, meningkatkan proses granulasi d
an reepitelisasi, meningkatkan kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit, men
ahan stapilococcus aureus agar tidak masuk ke dalam luka
d) Calsium Alginate : Digunakan sebagai absorban, mendukung granulasi pada luka.Dig
unakan pada warna luka merah, eksudat dan mudah berdarah
e) Metcovasin : Digunakan untuk memproteksi kulit, mendukung proses autolisis debridement pada luka
dengan kondisi nekrotik atau granulasi / superfisial.
f) Mycostatine Dan Metronidazole : Berguna untuk melindungi kulit akibat candida, unt
uk mengurangi bau akibat jamur dan bakteri anaerob, mengurangi nyeri dan peradang
an.
Catatan: Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan (lakukan kompresi dengan menggunakan
verban elastis)
6) Meminta ijin untuk meninggalkan ruangan dan menawarkan untuk memangil jika pasi
en tiba-tiba memerlukan bantuan ucapkan salam dan semoga lekas sembuh, dengan se
nyum yang ramah. Mengucapkan terimakasih sebelum meninggalkan ruangan