OLEH
KELOMPOK 6
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Mekanisme Toksikologi Metanol” ini.
Penyusunan makalah ini ditujukan kepada Fakultas Kesehatan
Masyarakat sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Toksikologi Lingkungan dan Industri. Penyusunan makalah ini
dilaksanakan atas kerja sama rekan kelompok serta bimbingan dari berbagai
pihak. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Toksikologi
Lingkungan dan Industri yang telah memberikan bimbingan materi dalam
pembelajaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
dapat mengoreksi kekurangan tersebut. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.2.1 Inhalasi...............................................................................................7
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum metanol?
2. Bagaimana toksokinetik metanol?
3. Bagaimana farmakodinamik/toksikodinamik metanol?
4. Bagaimana post mortem intoksikasi metanol?
5. Bagaimana temuan post term?
6. Bagaimana metanol pada hewan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
kimia CH3OH. Metanol disebut juga methyl acohol, wood spirit, carbinol, wood
alcohol, dan wood naphta. Berat molekul metanol adalah 32.04 g/mol. Titik
didih pada suhu 64.6oC dan titik leleh pada suhu -97.6oC. Metanol bersifat larut
dalam air, etanol, eter, dan cairan organik lainnya. 1 ppm mempunyai nilai yang
sama dengan 1.31 mg/m3 metanol (ICSA 1997; CPRS,1999; HSDB,1999). Pada
dasarnya metanol merupakan hasil penyulingan dari kayu namun saat ini dibuat
bakar model pesawat terbang, cairan duplikat, pembersih cat ( ICSA,1997). Saat
dibenarkan karena metanol adalah zat tidak layak konsumsi dan beracun bagi
tinggi. Dosis toksik alkohol adalah 100 mg/dL dan dosis letal minimal alkohol
adalah 300 mg/dL, sedangkan methanol dosis toksiknya 100 mg/kgBB (10
mg/dL) dan dosis letal minimal 300-1000 mg/kgBB (30-100 mg/dL). Efek utama
metabolik, kebutaan, dan kematian setelah periode laten 6-48 jam ( Olson,1994;
5
Karena sifat metanol yang dapat memabukkan, masyarakat menggunakan
memanjangkan periode laten toksistas metanol. Pada periode ini tidak terjadi
inhalasi, oral, dan kulit (perkutan). Metanol bersifat toksik akut karena metanol
1.5.1 Inhalasi
Metanol mempunyai titik didih yang rendah yaitu 64.6oC jika
dibandingkan dengan etanol yang mempunyai titik didih 78.3 oC. titik didih
dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara dihirup. Konsentrasi metanol yang bisa
meracuni tubuh secara inhalasi harus lebih dari 400 mg/m3 (300 ppm)
metanol akut yang berat. Dosis letal minimal secara oral adalah 30 mL atau 15
mL dari metanol dengan kadar 40% (Tephly, 1991) . Pada sebuah kasus, wanita
6
1.5.3 Kulit (Perkutan)
Absorbsi secara perkutan dibuktikan dengan kasus yang banyak terjadi
pada anak mereka yang mengandung metanol 70-90% dengan keluhan yang
yaitu :
1. Absorbsi
Absorbsi metanol secara oral sangat cepat karena hanya membutuhkan
waktu paruh rata-rata lima menit (Graw et al, 2000). Puncak absorbsi menjadi
inhalasi mempunyai paruh waktu 48 menit (Clay et al, 1975; Becker, 1983).
2. Distribusi
Distribusi metanol mudah masuk ke cairan tubuh dan bisa terkonsentrasi ke
cairan serebrospinal dan vitreous humor (Wu chen et al, 1985). Volume
distribusi metanol sebesar 0.60-0.77 L/Kg. Paruh waktu distribusi secara ingesi
oral adalah delapan menit (Jacobsen, 1982; Liesivuori et al, 1991; Graw et al,
2000).
3. Metabolisme
Metanol utamanya dimetabolisme di hati (Batterman et al, 1998). Enzim
7
Asam format dimetabolisme menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O)
tergantung dari adanya enzim tetra hidrofolat yang terlebih dahulu membentuk
bisa ditemui di darah karena paruh waktunya yang sangat cepat yang berkisar 1-2
menit. Dan kunci dari toksisitas metanol adalah asam format karena pada
4. Eliminasi
Paruh waktu eliminasi metanol mencapai 24 jam (Kane et al, 1968; Mani et
al, 1970; Kavet et al, 1990). Namun dengan konsentrasi metanol yang rendah,
eliminasi berlangsung 1-3 jam. Jika metanol masuk secara inhalasi sebesar 200
ppm, rata-rata waktu eliminasi adalah 3.7 jam (Osterloh et al, 1996). Sedangakan
paruh waktu eliminasi asam format adalah 365 menit (Jacobsen et al, 1983).
keringat, dan ginjal. Adanya metanol pada urin dijadikan indikator kuat terhadap
toksisitas metanol dengan tingkat eliminasi sebesar 85 mg/L (Leif et al, 1952;
terakumulasi dalam serum. Hal ini menjelaskan latensi dari gejala antara
8
penelanan dan timbulnya gejala toksisitas metanol. Waktu paruh dari
tinggi). Karakteristik yang sering ada pada toksisitas metanol akut diawali
iritasi gastrointestinal dimana juga akan diikuti periode laten selama kurang
lebih 12-24 jam, terkadang dapat pula sampai 48 jam. Setelah terjadi
asidosis, maka akan timbul gejala mual, muntah, dan sakit kepala. Jika
saraf pusat. Selain itu asam format ini juga merupakan inhibitor sitokrom-c
pernafasan anaerob ini menghasilkan metabolit asam laktat yang juga dapat
9
influks ion kalsium yang berlebihan dan mengakibatkan hilangnya potensial
hipoksia seluler akibat dari hilangnya kemampuan respirasi sel akibat dari
Asam format merupakan inti dari toksisitas metanol yang menyebabkan asidosis
(Martin et al, 1977). Asam format dimetabolisme menjadi CO2 dan H2O karena
dikontrol oleh asam folat sehingga asam folat dapat digunakan untuk
mitokondria karena asam format berikatan dengan posisi koordinasi keenam ion
10
dapat menyebabkan histotoxix hypoxia. Proses penghambatan oksidasi ini
asidosis yang mematikan pada manusia. Hal ini dikarenakan pemberian proton
yang berhubungan antara format dengan ion hidrogen. Asidosis terjadi karena
jaringan tidak bisa menggunakan oksigen dan hanya bisa melakukan respirasi
produksi laktat yang meningkatkan difusi asam format melewati membran sel
(Smith et al, 1982; IPCS, 2001). Format dan asam laktat meningkatkan anion gap
keracunan metanol, namun akumulasi asam format sudah terlihat pada observasi
awal, sedangkan peningkatan laktat baru terlihat pada observasi akhir (Sejersted
et al, 1983).
toksisitas metanol ditentukan oleh tingkat formasi asam format dan status
11
Manifestasi klinis pada Sistem Saraf Pusat disebabkan karena asam format
yang menembus Blood Brain Barrier pada SSP. Keluhan yang muncul adalah
pusing, vertigo, letargi, dan kebingungan (IPCS, 2001). Apabila terjadi terjadi
koma dan kejang hal itu menandakan adanya cerebral edema dan bersifat fatal.
seperti parkinson yang diakibatkan karena nekrosis pada putamen (Bennet et al,
1953; Scringeour et al, 1980). Onset depresi CNS berjalan 30 menit hingga dua
jam dan periode laten yang tidak disertai tanda dan gejala (asimtomatis)
2. Mata
pandang merupakan keluhan yang paling cepat muncul dan yang paling penting
12-48 jam. Tanda awal keracunan metanol pada mata adalah hiperemi diskus
dengan tingkat acidosis (Ilker et al, 1999). Sedangkan kerusakan pada retina bisa
formaldehid. Periode fatal keracunan metanol pada mata adalah 6-36 jam berupa
3. Saluran Pencernaan
nyeri perut. Akibat yang muncul akibat keracunan metanol pada sistem
12
meningkatnya serum amylase dan peningkatan hepatic aminotransferase (Swartz
et al, 1981).
4. Ginjal
Hal ini terjadi jika konsentrasi metanol lebih dari 400mg/dL (Grufferman et al,
1985).
meningkatkan anion gap dan osmolal gap yang menandakan adanya keracunan
1. Anion Gap
Anion Gap adalah selisih antara jumlah kation dan anion dalam tubuh.
Batas normal Anion Gap adalah 12-16 mmol/L. Tingginya anion gap yang
melebihi batas normal pada toksistas metanol disebabkan karena akumulasi asam
2. Osmolal Gap
keracunan metanol, nilai Osmolal Gap lebih dari 10 mOsm/kg H2O. Osmolal
Gap mencapai nilai maksimal terjadi saat absorbsi metanol dan menurun pada
13
Konsentrasi metanol minimal dalam tubuh yang memberikan manifestasi
klinis berupa gangguan penglihatan adalah 20-30 mg/dL. Prognosis yang buruk
terjadi jika serum metanol lebih dari 50 mg/dLdan pH darah kurang dari 7
yang bisa menyebabkan kematian adalah lebih dari 40 mg/dL (Benton, Calhoun,
1952).
pemberian metanol . Gejala kadang tidak tampak hingga 26 jam atau lebih
depresi pada sistem saraf pusat , edema serebri, dan asidosis akibat dari
14
of Langerhans, dan juga meninggalkan debris nekrotik . Proteolytic
ditemui beberapa karakteristik perubahan pada organ tubuh baik secara umum
maupun mikroskopis. Metanol merupakan zat yang selective toxicity pada nervus
optikus dan basal ganglia. Sehingga pada orang dengan keracunan metanol pasti
Perippapillar retina dan optic disk terjadi edema. Perubahan sel ganglion retina
terbentuknya lesi pada nervus opticus terbentuk. Lesi pada nervus optikus bisa
disertai perdarahan ataupun tidak. Nervus optikus menjadi sasaran utama karena
asam format selektif terkonsentrasi pada bagian head nervus optikus (Suit,
Otak menjadi temuan yang khas pada jenazah keracunan metanol karena
Hal ini disebabkan metanol adalah larutan organik yang mudah terakumulasi
pada jaringan otak yang bersifat lipofilik. Metabolism alcohol di otak oleh
karena adanya enzim katalase dan sitokrom P450 25E1, yang merupakan enzim
15
bisa dieliminasi dari otak karena terganggunya aliran darah yang disebabkan
Pada otak bisa ditemukan adanya perdarahan, kongesi yang berat dan
edema. Secara mikroskopis, otak dan cerebellum yang edema terjadi karena
kongesi pasif (Antonio et al, 1991). Secara khusus pada basal ganglia dan
putamen bisa terjadi perdarahan dan nekrosis (Andresen et al, 2008). Hal ini bisa
menyebar hingga white matter otak dan terjadi kerusakan berat. Nekrosis lebih
mengarah pada white matter daripada grey matter otak oleh karena white matter
disuplai pembuluh darah vena yang lebih panjang dan lebar serta tanpa
percabangan menuju korteks (Suit, Melinda, 1990; James et al, 1982) . White
lebih tipis dan ruang perivascularnya melebar. Bagian otak seperti grey matter,
substantia nigra dan lokus seruleus tetap berpigmen normal. Selain itu, otak
tengah yang terdiri dari medulla oblongata, spinal cord,dan dorsal root ganglia
Selain mata dan otak, pada organ hati ditemukan adanya perdarahan dan
pembesaran. Serta pada paru-paru ditemukan edema yang berat dan perdarahan
manusia. Pada paparan metanol dengan konsentrasi tinggi melalui oral ataupun
secara oral pada hewan adalah 3g/kg. Dosis metanol yang masuk secara inhalasi
16
pada hewan adalah minimal 5000ppm selama enam jam. Masuknya metanol
melalui kulit juga dapat menyebabkan keracunan dengan dosis 0.5 or 1.3 mL/kg.
tersebut terjadi jika dosis paparan metanol mencapai 20.000 ppm, namun pada
paparan 5000 ppm pada hewan yang hamil tidak mengakibatkan gangguan pada
kandungan hewan.
degenerasi hidropik. Sel hepar akibat paparan etanol akan ditemukan adanya
berupa nekrosis sel hepar dengan inti sel piknotik apabila tikus terpapar metanol
dan etanol. Metanol dapat menimbulkan kerusakan pada sel hepar disebabkan
kerusakan sel membran dan kematian sel. Kerusakan hepar lebih bermakna bila
hewan mendapat perlakuan metanol dan etanol secara bersamaan. Karena bila
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Methanol (CH3OH;metyl alcohol;carbinol;alcohol kayu) diperoleh dari
distilasi destruktif kayu.merupakan merupakan alcohol yang paling sederhana,
dengan rumus kimia CH3OH, beratmolekul 32,04, titik didih 64,5 C(147F),
Keracunan methanol sering terjadi di Negara kita dan dapatmenyebabkan
meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Methanol paling banyak dijumpai
dalamrumah tangga dalam bentuk “canned heat ” atau cairan pembersih kaca
mobil.
Methanol ini mempunyai sifat Methanol merupakan berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan
bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol) dan mempunyai fungsi
sebagai Bahan bakar untuk kendaraan bermotor Bahan utama untuk bahan lain
sperti bahan pemanas ruangan, pelarut industry, pada larutan fotokopi, serta
sebagai bahan makanan untuk bakteri yang memproduksi protein
Metanol masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara yaitu :
inhalasi, oral, dan kulit (perkutan). Metanol bersifat toksik akut karena metanol
mudah menembus semua membran dan didistribusikan ke jaringan dan organ.
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera
akibat api yang tak terlihat.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, dan
diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat dan wawasan pembaca, atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?q=http://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/
bd6bde314fb45b68cb2825dbfdd71f10.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjP7eyXmeTnA
hUU4zgGHaqXBF0QFjADegQIChAB&usg=AOvVaw0ahncqrdga_WtCxYrR_x
XB (diakses pada tgl17 Februari 2020 pukul 17.00)
https://www.google.co.id/url?q=http://eprints.undip.ac.id/55195/3/
Felicia_Yora_22010113130117_Lap.KTI_Bab2.pdf&sa=U&ved=2ahUKE
wjziOagheXnAhUq4jgGHaohA7EQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw2Md
UZ6axE7WziLIRLV6aN9 (diakses pada tgl 22 Februari pukul 18.25)
http://eprints.undip.ac.id/55195/3/
Felicia_Yora_22010113130117_Lap.KTI_Bab2.pdf (diakses pada tgl 22
februari 18.41)
19