Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK ADVICE

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikro Konseling


Yang di ampuh oleh Dosen Dr. Ryan Hidayat Rafiola, S.Pd, M.Pd, Kons

Disusun oleh:
Kelompok 6
Eugine Anggi Natasya Suhardi 111420016
Dewi Nata Putri Prasetya 1414422049
Rama 111418065

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah Keterampilan Dasar Konseling yang berjudul “
ADVICE” dapat terselesaikan.
Kami ucapakan Terima kasih kepada Dr. Ryan Hidayat Rafiola, S.Pd, M.Pd,
Konsselaku dosen mata kuliah Mikro Konseling yang telah membantu dan
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini dan kepada teman-teman yang
telah mendukung dan membantu kami sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menjadi acuan bagi penyusun untuk menjadi lebih baik lagi.
Semoga laporan kegiatan ini dapat menambah wawasan para pembaca dan
dapat bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Gorontalo , 25 September 2022


Penulis

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara umum konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan secara
langsuang antara konselor dan klien melalui wawancara konseling. Proses ini hanya
boleh dilakukan oleh konselor profesional. Konseling sebagai usaha bantuan
profesional yang disejajarkan dengan profesi lain, seprti psikiater, psikolog, dan
sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, akan ada interaksi secara tatap muka antara konselor
dengan klien. Dengan demikian seorang konselor perlu memiliki ketermpilan-
keterampilan yang didasarkan pada pengetahuan khusus. Keterampilan itu menjadi
salah satu kompetensi konselor.

Ketika melakukan wawancara konseling, teknik dasar komunikasi konseling


menjadi pondasi yang sangat penting. Beberapa teknik tersebut antara lain teknik
Attending, Opening, Acceptance, Paraprashing, Restatement, Reflesing of Feeling,
Clarification, Structuring.

Akan tetapi, dalam makalah ini tidak akan membahas seluruh aspek teknik
dasar konseling tersebut. Makalah ini hanya memfokuskan pada teknik Advice.
Ketika teknik tersebut akan bermanfaat dalam permulaan proses konseling.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian advice?

2. Apa tujuan Advice?

3. Apa saja jenis-jenis Advice?

4. Apa saja komponenAdvice?

5. Kapan waktu memberikan Advice?

6. Bagaimana contoh penerapan Advice?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Advice

2. Untuk mengetahui tujuan Advice

3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Advice

4. Untuk mengetahui komponen dariAdvice

5. Untuk mengetahui waktu yang tepat dalam memberikan Advice

6. Untuk mengetahui contoh penerapan Advice

BAB II
PEMBAHASAN

Advice (Saran atau Nasehat)

A. Pengertian advice

Advice adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk


memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia dapat lebih jelas, pasti
mengenai apa yang akan dikerjakan. Menurut Willis (2004: 200) nasehat
diberikan jika klien memintanya. Penggunaan Advice bertujuan agar klien lebih
jelas dalam memahami keputusannya. Secara umum ada tida jenis advice yaitu
advice langsung, advice persuasif dan advice alternatif.

Advice adalah ketrampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk


memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia dapat lebih jelas, pasti
mengenai apa yang akan dikerjakan.

Pemberian nasehat sebaiknya dilakukan jika klien memintanya. Walaupun


demikian, konselor tetap harus mempertimbangkannya apakah pantas untuk
memberi nasehat atau tidak. Sebab dalam memberi nasehat tetap dijaga agar
tujuan konseling yakni kemandirian klien harus tetap tercapai.

Konselor mamberikan nasehat agar konseli mengambil tindakan tertentu atau


memilih cara A daripada cara B. Ada konseli yang kadang-kadang membutuhkan
hal ini, lebih-lebih bila dia sedang dalam dalam keadaan bingung. Konselor yang
berpengalaman tidak akan ragu-ragu menggunakan teknik ini, tetapi dia harus
sangat bijaksana dalam menentukan terhadap siapa dan kapan teknik ini
sebaiknya digunakan.

Bujukan (Persuasion) adalah saran yang disertai desakan kuat untuk


menerimanya dan melaksanakannya, namun konseli tidak boleh merasa dikejar-
kejar atau dipaksa.

B. Tujuan Pemberian Nasehat


Tujuan dari pemberian nasehat adalah:

1. Agar klien lebih jelas dan lebih pasti mengenai apa yang akan dikerjakan.
(advice persuasif)

2. Agar klien mengetahui fakta mengenai informasi yang sama sekali belum klien
ketahui (advice langsung)

3. Agar klien mangetahui kelebihan dan kekurangan setiap alternatif pilihan


(advice alternatif)

C. Jenis – Jenis Advice

Secara umum ada 2 jenis advice, yaitu:

1. Advice Langsung, adalah saran atau nasehat yang diberikan secara langsung
kepada klien berupa fakta jika klien sama sekali tidak mempunyai informasi
tentang fakta atau hal yang ia hadapi. Nasihat langsung ( direct advising), dimana
konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.

Modalita:

“sebaiknya anda….”

“seyogyanya….”

“semestinya….”

2. Advice Persuasif, adalah saran atau nasehat yang diberikan konselor bilamana
klien telah mengemukakan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima dari
rencana yang akan dilakukan. Metode persuasif, dengan menunjukan pilihan
yang pasti secara jelas.

Modalita:

“berdasarkan alasan anda….” , “maka…”

“sesuai pernyataan anda….” , ”maka”


3. Advice Alternatif, adalah saran atau nasehat yang diberikan konselor
mengetahui kelebihan dan kelemahan setiap alternatif. Metode penjelasan, yang
merupakan metode yang paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor dan klien
membahas keuntungan dan kerugian atau faktor-faktor pendukung dan faktor-
faktor penghambat setiap pilihan diatas sehingga akhirnya klien mengetahui
keuntungan dan kekurangan masing-masing pilihan.

Modalita:

“mari kita bicarakan bersama…”

“mari kita diskusikan bersama….”

D. Komponen dan variasi

1. Kata ganti orang atau konseli

2. Pertimbangan kelebihan dan kekurangan

3. Pilihan-pilihan dan alternatif

4. Keputusan pilihan, anjuran, dan isi nasihat

E. Waktu Pemberian Advice

Nasehat biasanya baru diberikan dalam fase penyelesaian masalah, bila seluk
beluk permasalahanya sudah jelas dan konselor yakin bahwa usul atau saranya
memang sesuai dengan keadaan konseli.

F. Contoh Pemberian Advice

1. Contoh Advice Langsung.


a) Konseli : “Pak, saya sejak kecil ingin sekali kuliah di jurusan
kedokteran, tapi saya tidak tau sama sekali syarat masuk jurusan
kedokteran tersebut. Apakah bapak mengetahui syarat-syarat masuk
jurusan kedoktern dan juga universitas mana yang mestinya saya
masuki tersebut.

Konselor : “Sebetulnya saya kurang tau mengenai syarat-syarat


masuk jurusan kedokteran. Tapi, Alangkah baiknya saudara
mencarinya melalui situs internet yang ada”

b) Konseli: “Bu saya ingin sekali masuk kuliah kebidanan UNNISULA


tetapi saya sama sekali tidak mengetahui syarat-syarat yang diperlukan
untuk itu. Apakah ibu mengetahuinya?

Konselor: “kebetulan untuk jurusan kebidanan di UNNISULA ibu


belum mendapatkan informasi dan ibu sendiri kurang mengetahui
kriteria untuk bisa masuk kesana sebaiknya anda melihat di internet
untuk mendapatkan informasi yang anda butuhkan atau mungkin anda
bisa telfon ke bagian penerimaan siswa di UNNISULA.”

2. Contoh Advice persuasif

a) Konseli : “Pak, Saya merasa malu sekali kepada orang tua, sebab
saya masih belum bisa mancari uang sendiri. Saya ingin bekerja supaya
bisa meringankan beban orangtaua saya”

Konselor : “Berdasarkan alasan tersebut yang akhirnya saudara


berkeinginan untuk bekerja, maka sangat baik sekali jika rencana
saudara tersebut dapat dilaksanakan”

b) Konseli: Bu dari 2 bulan yang lalu saya sangat boros dengan uang yang
dikirimkan oleh orangtua saya, saya selalu membelanjakannya dan
terkadang saya gunakan uang itu untuk nongkrong dengan teman saya bu.
Namun semakin lama saya merasa tidak enak hati dengan orangtua saya
bu, mereka bekerja keras untuk membiayai anaknya kuliah namun uang
itu justru saya gunakan untuk keperluan diluar sekolah. Saya ingin
menabung bu dan mengurangi kebiasaan saya untuk berbelanja agar saya
tidak terlalu merepotkan beban orangtua saya untuk mengirim uang tiap
minggu.”

Konselor: “sesuai pernyataan anda yakni anda ingin menabung dan


mengurangi kebiasaan untuk berbelanja karena merasa merepotkan orang
tua anda maka alangkah baiknya jika rencana anda dilaksanakan.”

3. Contoh Advice Alternatif

a) Konseli : “Pak saya bingung setelah kelulusan sekolah nanti saya


harus bekerja atau melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi. Saya
bingung harus bagaimana”

Konselor : “Baiklah, mari kita bahas bersama-sama apa


keuntungan dan kerugian serta konsekuensinya apabila anda nantinya
memilih bekerja atau kuliah”

b) konseli: “Bu saya sangat ingin sekali melanjutkan studi saya ke jurusan
seni tari, namun ibu menyarankan untuk saya masuk ke jurusan ekonomi
dan tidak memperbolehkan saya masuk ke jurusan seni tari karena ibu
saya tidak ingin saya cedera lagi seperti saat saya menari di pertunjukan
kemarin. Saya bingung sekali bud an tidak tahu harus bagaimana bu?”

Konselor: ”Baiklah, mari kita diskusikan bersama kelebihan dan


kekurangannya bila anda ambil seni tari dan ekonomi, sehingga nanti
bisa tahu pilihan mana yang paling menguntungkan untuk anda ambil.”

--konselor dan konseli membahas keuntungan dan kekurangan masing-


masing pilihan serta faktor pendukung dan faktor penghambat masing-
mmasing pilihan sehingga akhirnya konselor mengetahui keuntungan
dan kerugian masing-masing pilihan tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Advice adalah ketrampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk memberikan
nasehat atau saran bagi klien agar dia dapat lebih jelas, pasti mengenai apa yang akan
dikerjakan.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan calon konselor mampu menerapkan teknik
Advice dengan tepat pada saat melakukan konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Supriyo dan Mulawarman. 2005. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang :


universitas Negeri Semarang.

Winkel,W.S & M.M.Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Institusi


Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Teori-Teori Konseling. Prof. Dr. H. Mohamad Surya. Penerbit Pustaka Bani Quraisy.
Bandung.

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/02/teori-konseling-trait-factor.html

Hariastuti, Triretno dan Eko Darminto. 2007. Keterampilan-keterampilan Dasar


dalamKonseling. Surabaya: Unesa University Press.

Arif Ainur Rofiq, Keterampilan Komunikasi Konseling, (Bogor, PT. Grha Cipta
Media: 2016)

Anda mungkin juga menyukai