Tugas MandiriPAI
Tugas MandiriPAI
Tugas MandiriPAI
Oleh:
Sean Narendra Adiprojo (195100307111021)
Kelas P
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah pengantar agroindustri
tentang pengolahan limbah.Selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dan pembaca lebih dapat memahami akan pentingnya pengolahan limbah
agar tidak berdampak buruk kepada lingkungan.Dalam makalah ini juga dibahas
bagaimana cara mengolah limbah terutama pada bidang pertanian yang berfokus pada
limbah kakao.
Jika kita melihat pola kehidupan manusia moderm,kita akan mengamati bahwa kita
menginginkan hasil yangbanyak dengan usaha seminimal mungkin.Hal ini sering kita
jumpai dalam bidang industri contohnya pabrik-pabrik besar.Sehingga industri perlu
untuk meninjau setiap langkah yang dilakukan karena akan berdampak besar diskala
industri walaupun terlihat dampaknya kecil diskala individu.
Dengan adanya makalah ini diharap kita semua dapat lebih memperhatikan tindakan
kita dalam memenuhi kebutuhan manusia modern saat ini.Salah satu yang menjadi
perhatian dalam makalah ini yaitu pengolahan limbah pada kakao.Kakao dipilih karena
limbah kakao memiliki banyak cara utnuk dapat memanfaatkan limbahnya ke berbagai
macam bentuk hasil pengolahan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menanggulangi limbah kakao?
2. Apa saja masalah yang ditimbulkan yang disebabkan oleh limbah kakao?
3. Masalah apa yang ditimbulkan oleh limbak kakao?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan pengolahan limbah kakao yaitu agar terciptanya lingkungan
yang sehat dan limbah hasil pengolahan dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang
lebih bernilai ekonomis bagi masyarakat.
BAB II
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di
dunia dan termasuk negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory Coast dan
Ghana, yakni dengan nilai produksi tahunannya mencapai 572 ribu ton. Berdasarkan
data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2006), pada tahun 2003 luas areal penanaman
kakao telah mencapai 917 ribu hektar dan tersebar di seluruh provinsi, kecuali DKI
Jakarta (T. Wahyudi dan P. Rahardjo dalam Rizky D.P).
Kulit buah kakao (shel fod husk) adalah merupakan limbah agroindustri yang
dihasilkan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) Buah coklat yang terdiri dari 74 %
kulit buah, 2 % plasenta dan 24 % biji. Hasil analisa proksimat mengandung 22 %
protein dan 3-9 % lemak (Nasrullah dan A. Ella, 1993 dalam Baharuddin). Pakar lain
menyatakan kulit buah kakao kandungan gizinya terdiri dari bahan kering (BK) 88 %
protein kasar (PK) 8 %, serat kasar (SK) 40,1 % dan TDN 50,8 % dan penggunaannya
oleh ternak ruminansia 30-40 %
Komponen utama dari buah kakao adalah kulit buah, plasenta, dan biji. Kulit buah
merupakan komponen terbesar dari buah kakao, yaitu lebih dari 70% berat buah masak.
Persentase biji kakao di dalam buah hanya sekitar 27-29%, sedangkan sisanya adalah
plasenta yang merupakan pengikat dari 30 sampai 40 biji.
Pulp sebagai limbah pada fermentasi biji cokelat berguna dalam pembuatan
alkohol dan cocoa jelly.Pulp mengandung 10-15% gula,1% pektin,dan 1,5% asam
sitrat serta senyawa-senyawa lain,seperti kalium,kalsium,magnesium,albuminoid dan
lain-lain(Nasrullah dan Ella,1993)
Salah satu produk hasil samping yang dapat dihasilkan dari cairan lender biji
kakao adalah nata cacao. Produk tersebut hamper sama dengan nata de coco yanga
bahannya berasal dari air kelapa. Dengan proses fermentasi yang serupa yaitu
pemnafaatan bakteri acetobacter xylinum, cairan lender biji kakao dapat menghasilkan
nata. Cara embuatan nata de cacao sama dengan pembuatan nata de coco yaitu relative
sederhanan dan mudah dikerjakan, hanya saja memerlukan suasana yang bersih dan
kondisi yang aseptis.
Faktor yang berpengaruh pada pembuatan nata meliputi sumber gula, suhu
fermentasi, tingkat keasaman medium, lama fermentasi dan aktivitas bakterinya. Gula
merupakan salah satu nutrisi yang sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Sampai pada konsentrasi tertentu penambahan
gula akan meningkatkan pertumbuhan bakteri acetobter xylinum sehingga
pembentukan nata dari hasil perombaan gula menjadi semakin tinggi.
Untuk memperoleh hasil nata de cacao yang lebih putih, dalam pembuatannya
harus dilakukan pengenceran limbah cair biji kakao. Hal ini disebabkan cairan biji
kakao mengandung yang langsung diambil dari pabrik pengolahan biji kakao masih
mengandung kotoran-kotoran dan masih berwarna kuning cokelat. Adapun tujuan
pengenceran media (limbah cair biji kakao) adalah untuk memucatkan warna kuning
cokelat dari limbah cair biji kakao agar nata yang dihasilkan lebih putih.