KELOPOK 5
Amelia Agnes
Yuliasari
Wihda Firdayanti
Elia Indriana
Imas Larasati
Diyan Siti H
C. ETIOLOGI
Pankreatitis terjadi akibat proses tercemarnya organ ini oleh enzim-enzim sendiri,
khusunya oleh tripsin. 80% penderita pankreatitis mengalami penyakit pada ductus
billiaris, meskipun demikian hanya 5% penderta batu empedu yang kemudian mengalami
nekrosis, Batu empedu memasuki ductus koledokus dan terperangkap dalam saluran ini
pada daerah ampula vateri, menyumbat aliran getah pancreas atau menyebabkan aliran
balik (refluks) getah empedu dari ductus koledokus ke dalam ductus pankreastikus dan
dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuat dalam pancreas. Spasme
dan edema dapat menimbulkan pankreastitis
Adapun penyebab pankreatitis, sebagai berikut:
1. Batu empedu
2. Alkoholisme
3. Obat-obatan, seperti furosemide dan azathioprine
4. Kadar lemak darah yang, terutama trigliserida
5. Kerusakan pankreas karena perbedahan atau endoskopi
6. Kerusakan karena luka tusuk atau luka tembus
7. Kanker pankreas
8. Berkurangnya aliran darah ke pankreas, misalna karena tekanan darah yang sangat
rendah
9. Pankreatitis bawaan
D. EPIDEMIOLOGI
Usia umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi secara drastic menurun
dengan cepat selah usia 40 tahun. Pancreatitis sering muncul pada pasien pecandu alcohol
dari yang berumur 40 tahunan. Tetapi dapat muncul juga pada usia muda sebagai
pencandu berat alcohol. Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress
cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum-minuman yang
banyak mengandung alcohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress psikologinya,.
E. PATOFISIOLOGI
Pankreatitis akut dapat terjadi setelah pembedahan pankreas atau pada bagian di
dekat pankreas atau setelah pelaksanaan instrumentasi pada duktus pankreatikus.
Mortalitas pada pankreatitis akut cukup tinggi akibat terjadinya syok, anoksia, hipotensi
atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Serangan pankreatitis akut dapat
diikuti dengan kesembuhan total, dapat timbul kembali tanpa kerusakan permanen atau
dapat berlanjut menjadi pankreatitis kronis.
Pankreatitis akut mempunyai keparahan yang berkisar dari kelainan yang relative
ringan dan sembuh dengan sendirinya hingga penyakit yang dengan cepat menjadi fatal
serta tidak responsive terhadap berbagai terapi. Edema dan inflamasi yang terbatas pada
pankreas merupakan kejadian utama pankreatits dibentuk yang lebih ringan dinamakan
pankreatitis interstisialis atau edematous. Meskipun bentuk ini dianggap sebagai bentuk
pankreatitis yang lebih ringan, namun pasien berada dalam keadaan sakit yang akut dan
beresiko mengalami syok, gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit dan sepsis.
Pankreatitis hemoragik akut merupakan bentuk pankreatitis interstisialis akut
yang lebih lanjut. Digesti enzimatik kelenjar pankreas tersebut lebih menyebar luas dan
total. Jaringan pankreas menjadi nekrotik, dan kerusakannya meluas sampai pada system
vaskulatur sehingga darah mengalir masuk kedalam subtansi pankreas dan jaringan
retroperitoneal.
F. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung
b. Distensi abdomen
c. Mual Muntah
d. Kembung
e. Terdapat memar (ekimosis) pada pinggang dan sekitar umbilicus (pada pankreatitis
hemoragik)
f. Hipotensi
g. Panas
h. Agitasi
i. Dispnea
j. Hematemesis dan melena
k. Takikardi
l. Nyeri tekan pada epigastrium
G. KOMPLIKASI
a. Nekrosis pankreas. Nekrosis pancreas terjadi karena adanya sekresi pankreas yang
mengalami refluk ke pankreas setelah dari empedu yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pankreas.
b. Syok dan kegagalan organ multiple. Syok dan kegagalan organ terjadi karena
adanya penurunan volume cairan yang dapat berakibat pada penurunan volume darah
dan vaskulerisasai, sehingga organ dapat mengalami kegagalan fungsi akibat
penurunan persusi.
c. Gagal ginjal.
H. PEMERKSAAN PENUNJANG
1. CT-Scan menentukan luasnya edema dan nekrosis
2. Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflasi pankreas, abses,
pseudositis, karsinoma dan obstruksi tractus biller
3. Endoskopi: penggambaran ductus pankreas beguna untuk diagnosa fistula, penyakit
onstruksi billier dan striktur atau anomaly ductus pankreas
4. Foto abdomen: dapat menunjukan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan
pankreas atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra
peritoneal disebabkan oleh perforasi atau pembekuan abses, klasifikasi pankreas
5. Pemeriksaan seri GI atas: sering menunjukan bukti pembesaran pankreas aau
inflamasi
6. Darah lengkap: SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. HB mungkin menurun
karena perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi) sehubungan dengan
muntah dari efusi cairan kedalam pankreas atau area retroperitoneal
7. Feses: peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukan gagal pencernaan
lemak dan protein
I. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik contohnya
meperidin untuk mengurangi nyeri penderita, memberi obat antiemetic untuk
mengurangi mual dan muntah.
2. Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada
gaster dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan yang
masuk.
3. Pemberian makanan melalui Total Pareteral Nutrision (TPN).
4. Pemasangan NGT disertai dengan pengisapan. Tindakan ini bertujuan untuk
mengurangi volume sekresi yang ada pada gaster, juga untuk mengurangi mual dan
muntah.
5. Pemberian preparat yang dapat mengurangi sekresi gaster seperti simetidin.
6. Pemberian cairan parenteral untuk mengatasi defist cairan dalam tubuh.
7. Pemberian insulin (bila terdapat hiperglikemia yang berat).
8. Drainase billier. Tindakan pemasangan drainase pada pankreas mempunyai tujuan
mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada
pankreas.
J. PENGOBATAN
Pengobatan awal pada pankreatits akut adalah obat-obatan, sedangakan
pembedahan hanya dilakukan bila terjadi obstruksi atau komplikasi khusus seperti
pseudokista pankreas. Sasaran pengobatan adalah:
1. Mengatasi nyeri
2. Mengurangi sekresi pankreas
3. Mencegah atau mengobati syok
4. Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Mengobati infeksi sekunder.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)
2. Nausea berhubungan dengan gangguan pankreas
3. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan peradangan pankreas
DAFTAR PUSTAKA
Adeodatus Yuda. (2017). Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna
(Digestif). Yogyakarta: Rapha Publishing
https://www.google.co.id/books/edition/Deteksi_Dini_Atasi_31_Penyakit_Bedah_Sal/
QrRFDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pankreatitis+adalah&pg=PA108&printsec=frontcover
Ni Made & Made Mahaguna. (2020)/. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah I. Jatimon
Boyolali: Lakeisha
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Keperawatan_Medikal_Bedah_I/
bE0CEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pankreatitis+adalah&pg=PA58&printsec=frontcover