Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang
terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara
kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat)
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-
partikel padat tersebut.
Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut “tanah” ialah semua endapan alam yang
berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Batuan tetap menjadi ilmu tersendiri
yaitu mekanika batuan (rock mechanics). Endapan alam tersebut mencakup semua bahan,
dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (boulder).
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil,
disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang
ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani
(compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban dan lain-lain.
Jadi Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila menerima
bermacam-macam gaya. Sejarah terjadinya tanah, pada mulanya bumi berupa bola magma cair
yang sangat panas. Karena pendinginan, permukaannya membeku maka terjadi batuan beku.
Karena proses fisika (panas, ding in, membeku dan mencair) batuan tersebut hancur menjadi
butiran-butiran tanah (sifat-sifatnya tetap seperti batu aslinya : pasir, kerikil, dan lanau.) Oleh
proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan menjadi lapuk sehingga menjadi tanah dengan sifat
berubah dari batu aslinya.

Disini dikenal Transported Soil: adalah tanah yang lokasinya pindah dari tempat
terjadinya yang disebabkan oleh Miran air, angin, dan es dan Residual Soil adalah tanah yang
tidak pindah dari tempat terjadinya. Oleh proses alam, proses perubahan dapat bermacam-macam
dan berulang. Batu menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran, dan tanah bisa menjadi
batu karena proses pemadatan, sementasi. Batu bisa menjadi batu jenis lain karena panas,
tekanan, dan larutan.

Tanah adalah campuran butir-butir dari berbagai ukuran dan bahwa ada hubungan yang
erat antara penyebaran besar butir dan sifat tanah. Para ahli menyatakan berat tanah dalam istilah
kerapatan butir-butir yang menyusun tanah. Biasanya ditetapkan sebagai massa atau berat satuan
solum tanah padat dan disebut kerapatan butir. Dalam sistem metrik kerapatan butir biasanya
dinyatakan dengan istilah gram persentimeter kubik. Jadi, satu sentimeter kubik tanah padat
beratnya 2,6 gram kerapatan butir ialah 2,6 gram persentimeter kubik.
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasikan (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik
yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas mengisi ruang-
ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berasal dari pelapukan batuan
dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan
tanah dikenal sebagai pedogenesis. Dua cara yang umum digunakan untuk mendapat distribusi
ukuran partikel-partikel tanah, yaitu: analisisi ayakan dan analisis hidrometer.
Mekanika tanah adalah suatu cabang dari ilmu teknik yang mempelajari perilaku tanah
dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang
bekerja. Sehingga kita dapat memahami pergerakkan yang terjadi di dalam tanah. Ilmu mekanika
tanah ini sebenarnya dipelajari di dalam teknik sipil, sebab erat kaitannya dengan pondasi
bangunan yang kokoh. Namun, pemahaman mekanika tanah ini juga dapat membantu di dalam
bidang pertanian. sebab, pengolahan tanah yang erat kaitannya dengan bercocok tanam pun
merupakan rekayasa mekanik tanah. Sifat mekanik ini berpengaruh besar dalam kegiatan
bercocok tanam.
Salah satu pokok perhatian dalam mekanika tanah adalah kadar air. Dan untuk
memisahkan antara tanah dan air, di gunakan uji kadar air untuk menghilangkan airnya. Kadar
air dinyatakan dalam persen volume yaitu presentase volume air terhadap volume tanah.
sentuhan dan perhatian kita. Tanah merupakan tubuh alam dimana tumbuhan dapat hidup.
Manusia menikmati dan menggunakan tumbuhan karena manfaatnya untuk dimakan oleh
manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu juga menjadi sumber bahan makanan, pakaian
dan bangunan, serta tumbuhan juga dapat memberikan keindahan bagi manusia. Maka dari itulah
kualitas tanah dan jenisnya sangat menentukan kualitas dari tumbuhan yang tumbuh di atasnya
dan juga hewan yang berada di atas tanah itu.
Kadar air tanah berperan dalam proses pembentukan tanah, yaitu pelarut yang dapat
mempercepat reaksi dalam tanah. Air tanah juga berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam
tanah. Kadar air tanah dapat dinyatakan dengan bermacam-maacam cara, yaitu perbandingan
berat air tanah terhadap berat basah, perbandingan berat air tanah kering dan perbandingan
volume air terhadap volume tanah. Koefisien air tanah merupakan koefisien yang menunjukan
potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari: 1) jenuh atau
retensi maksimum; 2) kapasitas lapangan; 3) koefisien layu; 4) koefisien higroskopis (Kemas Ali
Hanafiah, 2004). Air tanah juga mengandung garam-garam yang terlarut. Larutan ini penting
sebagai medium yang menyerap unsur hara.
BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Kadar Air Tanah


Kadar air tanah dapat dinyatakan sebagai perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah
basah, perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering, dan perbandingan volume air
tanah terhadap volume tanah (Sarief, 2007). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada lokasi
bebas tegakan memiliki kadar air awal tertinggi dengan nilai 33,17 %, dan yang terendah
terdapat pada tegakan jati dengan nilai 23,81 %. Sedangkan pada tegakan sengon buto dan
tegakan campuran masing-masing memilik nilai kadar air awal sebesar 31,55 % dan 29,67 %.
Tingginya kadar air pada lahan bebas tegakan dapat disebabkan oleh tekstur tanah liat yang
terdapat pada lahan tersebut, sedangkan pada ketiga lokasi lainnya memiliki kelas tekstur
lempung berliat. Kelas tekstur tanah liat mampu menahan air lebih baik dibandingkan kelas
tekstur lainnya. Serapan tanah bernilai rendah saat kandungan air tanah awal tinggi dan serapan
tanah akan meningkat dengan menurunnya air tanah, akibatnya laju infiltrasi awal lebih tinggi
pada tanah kering daripada tanah basah.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang
ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100
C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak
melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan
bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi
secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan
horizontal.
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan
koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari : Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di
mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air. Kapasitas lapang adalah kondisi
dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan
antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi. Koefisien layu
(titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih
rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan
turgornya. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat
kuat oleh gaya matrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010). Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui Index Plastisitas dari suatu
tanah yang diuji. Index Plastisitas (PI) adalah selisih dari batas cair dan batas
Plastis. Plastisitas digambarkan sebagai kemampuan tanah dalam menyesuaikan
perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak dan remuk.

2.1.1 Batas cair (LL)


Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui batas cair tanah yang diuji. Batas
cair adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan
plastis dan cair dimana hal ini masih terkait ke dalam kandungan air tanah pada
posisi terpenuhi ataupun kering.
2.1.1 Batas plastis
Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui batas plastis suatu contoh
tanah, yaitu nilai kadar air terendah dari suatu contoh tanah dimana tanah
tersebut masih dalam keadaan plastis.

2.2 Bulk Density (Kerapatan Isi)


Kerapatan isi (massa) adalah berat persatuan volume tanah kering oven,
biasanya ditetapkan sebagai g/cm3. Terganggunya struktur tanah dapat
mempengaruhi jumlah pori-pori tanah, demikian pula berat persatuan volume.
Empat atau lebih bongkah (gumpal) tanah biasanya diambil dari tiap horizon
untuk memperoleh nilai rata-rata (Hakim, dkk., 1986). Kerapatan massa adalah
bobot per satuan volume tanah kering oven yang biasanya dinyatakan sebagai
gram per sentimeter kubik. Menurut Islami dan Utomo (1995), bobot volume
tanah “bulk density” yaitu nisbah antara massa total tanah dalam keadaan kering
dengan volume total tanah.
Kerapatan isi tanah adalah berat massa tanah kering oven (g) dalam keadaan
utuh persatuan volume tanah (cm3). Nilai tingkat kekerasan tanah dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kerapatan isi tanah = bobot kering
tanah oven g/cm3 volume tanah Kerapatan isi tanah adalah perbandingan antara
berat tanah dengan volume tanah termasuk ruang pori di dalam tanah. Pentingnya
mempelajari kerapatan isi tanah adalah karena berhubungan dengan porositas
tanah, permeabilitas tanah dan komponen-komponen sifat fisik tanah lainnya
(Hillel, 1982).
Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah
dibandingkan dengan tanah mineral. Hal ini ditentukan atau tergantung dari sifat-
sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu dan kandungan isi tanah
tersebut berkisar antara 0,1– 0,9 g/cm3. Faktor lain yang mempengaruhi nilai
kerapatan isi tanah adalah struktur tanah, tanah yang memiliki struktur yang halus,
maka memiliki nilai kerapatan isi yang rendah. Semakin masuk ke dalam profil
tanah, kerapatan isi tanah semakin tinggi. Tampaknya ini akibat dari kandungan
bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta pemadatan yang
disebabkan oleh berat lapisan atas tanah. Besarnya berat jenis tanah pertanian
berkisar antara 2,6 sampai 2,7 g/cm3.
Kerapatan isi dipengaruhi oleh pori-pori tanah, struktur tanah, tekstur tanah,
ketersediaan bahan organik tanah serta pengolahan tanah, sehingga dapat dengan
cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya. Tanah dengan 19
kandungan bahan organik yang tinggi, mempunyai kerapatan isi relatif rendah.
Tanah dengan ruang pori total tinggi seperti tanah liat, cenderung mempunyai
berat volume lebih rendah. Sebaliknya, tanah bertekstur kasar dengan ukuran
porinya lebih besar dan total ruang porinya lebih kecil menyebabkan berat volume
yang lebih tinggi.
Komposisi mineral tanah seperti dominannya mineral dengan berat jenis
partikel tinggi di dalam tanah, menyebabkan berat volume tanah menjadi lebih
tinggi pula. Kerapatan isi merupakan petunjuk kepadatan tanah. Kerapatan isi
tanah penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Kerapatan isi tanah banyak
mempengaruhi sifat fisik tanah seperti porositas, kekuatan tanah, kemampuan
tanah menyimpan air dan lainnya. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan
dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan.

2.3 Ruang Pori Total


Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat
ditempati oleh udara dan air, serta merupakan indikator kondisi drainase dan
aerasi tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro) dan
pori-pori halus (mikro). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang
mudah hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler
atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada
tanah liat. Tanah yang banyak mengandung pori-pori kasar sulit menahan air
sehingga tanahnya mudah kekeringan. Tanah liat mempunyai pori total (jumlah
pori-pori makro + mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir (Hardjowigeno 2007).
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, dan tekstur
tanah. Porositas tanah tinggi jika kandungan bahan organik tinggi. Tanah dengan
struktur granuler/remah mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-
tanah dengan struktur massive/pejal. Tanah bertekstur kasar (pori makro)
memiliki porositas lebih kecil daripada tanah bertekstur halus (pori mikro),
sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno 2007).
Hal ini dikarenakan ruang pori total yang mungkin rendah tetapi
mempunyai proporsi yang besar dimana disusun oleh komposisi pori-pori yang
besar dan efisien dalam pergerakan udara dan air. Selanjutnya proporsi volume
yang terisi pada tanah menyebabkan kapasitas menahan air menjadi rendah,
dimana kandungan tekstur halus memiliki ruang pori lebih banyak dan disusun
oleh pori-pori kecil karena proporsinya relatif besar.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kadar Air


Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan
hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan
juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.

Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering


dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah
kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh
dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air
dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah
adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105 oC hingga
diperoleh berat tanah kering yang tetap.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam
penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air
yang disimpan ke akar-akar tanaman. Kadar air dalam tanah tergantung pada
banyaknya curah hujan, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi, kandungan bahan organik. Hal ini terkait dengan pengaruh
tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan
adsorptif, makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar
kapasitas menyimpan air (Hanafiah, 2014). Faktor iklim dan tanaman juga
menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh
meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Ketersediaan air dalam
tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah
menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan
melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan
tanah (Madjid, 2010). Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat
antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk
tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil
tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman.

3.2 Bulk Density

Bulk density ( berat isi ) adalah perbandingan berat tanah kering dengan
suatu volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam
gram/cm3.Besaran ini menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi.
Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot
isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur,
dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-
perhitangan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan,
pengolahan tanah. ( Foth, 1987 ).
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi
parikel-partikel tanah. Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan
partkel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan
nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi)
tanah,dan untuk pertumbuhan akar tersebut. (Pearson et al, 1995).
Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan
organik.Bulk Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek
budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density salah satunya
adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik
tinggi akan memiliki nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya, selain itu
Bulk Density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan bahan
mineral tanah (Sutedjo, 2002). Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan
kepadatan tanah. Untuk tanah   berstruktur halus  mempunyai porositas tinggi dan
berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik
memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari
pada mineral bahan organik  yang memperbesar porositas (Hardjowigeno, 2003). 
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding
dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan
tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan
keadaan, struktur dan porositas tanah.
Pengaruh sifat-sifat fisik tanat dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan
tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena
bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik
memperbesar porositas tanah. (Madjid, 2010). Timbulnya proses pembentukan
struktur di horizon-horizon bagian atas dari bahan induk ini mengakibatkan Bulk
Density lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah organik memiliki
nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung
dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu, dan kandungan air
pada saat pengambilan contoh, maka biasanya Bulk Density itu berkisar antara
0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik
jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan
tanah(Andri, 2011)Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah
semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah
dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya.
Tanah semakin mendapat tekanan dan akhirnya mempengaruhi penentuan
kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah. (Sutedjo,2002).

3.3 Ruang Pori Total


Ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang
pori sebagian ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak keduannya
cenderung erat, seperti pada pasir atau subsoil yang padat, total porositasnya
rendah.Sedangkan tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali
terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan
organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi (Buckman and Brady,
1984). Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan
air. Persentase volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menentukan
porositas, contoh tanah ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan
kemudian cores ini ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh air dan core
yang kering oven merupakan volume ruang pori. Untuk 400 cm 3 cores yang berisi
200 gr (200 cm3) air pada kondisi jenuh porositas tanahnya akan mencapai 50%
(Foth, 1988).

Ruang pori dalam tanah dapat dihitung dari kerapatan isi dan kerapatan
partikel. Tanah yang berpasir biasanya mempunyai kerapatan isi yang lebih besar
dibandingkan dengan tanah – tanah yang berliat. Sehingga dapat diartikan bahwa
dalam kondisi kering, tanah berpasir memiliki volume yang diisi ruang pori lebih
rendah. Ruang pori total pada tanah berpasir semakin rendah tetapi sebagian besar
dari pori – pori itu terdiri dari pori – pori yang besar yang sangat efisien dalam
lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori – pori
kesil, dalam tanah – tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas
memegang air yang rendah. Sebaliknya, pada topsoil bertekstur halus, memiliki
lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri dari pori – pori kecil,
sehingga tanah dapat memegang air dengan kapasitas besar.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari paper ini adalah antara lain
4.1.1 Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah
tersebut bila menerima bermacam-macam gaya
4.1.2 Kadar air tanah dapat dinyatakan sebagai perbandingan berat air tanah
terhadap berat tanah basah, perbandingan berat air tanah terhadap berat
tanah kering, dan perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah.
4.1.3 Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah
dibandingkan dengan tanah mineral
4.1.4 Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat
ditempati oleh udara dan air, serta merupakan indikator kondisi drainase dan
aerasi tanah
4.1.5 Ketiga unsur sifat tanah tersebut sangat berpengaruh bagi sistem dan kondisi
tanah yang akan diuji, karena menentukan banyak hal didalamnya.

4.2 Saran
Adapun saran terhadap mata kuliah biofisika dan mekanika tanah yaitu
agar setiap mahasiswa lebih memahami dan mengulang pelajaran di rumah dan
semoga ilmu biofisika dan mekanika tanah dapat diterapkan dan diaplikasikan
pasca kampus.
Daftar Pustaka

Hardjowigeno, Prof.Dr.Ir.H.Sarwono, 1987, Ilmu Tanah Akademik Persindo :


Jakarta.
Ir.Sunggono K.H.2001.Mekanika Tanah.Penerbit Nova:Bandung
Kartasapoetra, A. G, Ir. Dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Jakarta:
Rineka Cipta.
http://goresankuliahku.blogspot.com/2013/05/makalah-penetapan-bulk-density-
kadar.html (Diakses tanggal 10 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai