Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH DBE (DEEP BREATHING EXERCISE)

TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI


DISMENORE PADA REMAJA PUTRI
DI DESA KLECO

PROPOSAL PENELITIAN

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan di
Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Oleh:
KHARISMA ISMI SABILLA
20012

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN


JAWA TENGAH
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh DBE (Deep Breathing

Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di

Desa Kleco” telah memenuhi persyaratan dan di setujui serta layak untuk di ujikan

pada:

Hari/tanggal:

Pembimbing

Warti Ningsih, S.Kep., Ns., M.Kep

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Kharisma Ismi Sabilla

NIM : 20012

Institusi : Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja

Putri Di Desa Kleco” adalah bukan karya tulis ilmiah orang lain, baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan

sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Sragen, 26 Juni 2022

Yang menyatakan

Kharisma Ismi Sabilla

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Baginda

Rasulullah SAW yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja

Putri Di Desa Kleco”.

Penulis menyadari dan memaklumi bahwa dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini penulis mengalami hambatan dan kesulitan, namun dengan berkat

bimbingan dan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan

lancar, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

antara lain :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kenikmatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Kedua orang tua penulis dan keluarga penulis yang selalu mendoa’akan,

memberikan fasilitas, menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk

menyelesaikan pendidikan.

3. Adik penulis yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang dan hiburan

kepada penulis.

4. Bapak Suyadi, SMIP, SKM, M.Kes selaku Direktur AKPER YAPPI Sragen.

5. Ibu Warti Ningsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah ini yang paling sabar dalam membimbing penulis serta banyak

iv
meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing penulis dan Ibu Kunaryanti,

S.Kep., Ns. M.K.M selaku dosen penguji penulis.

6. Para dosen dan staff Akper YAPPI Sragen yang memberikan wawasan, ilmu

serta nasehat yang bermanfaat.

7. Hasa Hadilia A, Sugeng Parwoto, Cindi Permata S, Rahma W, dan Pramita Ran

L, yang selalu memberikan motivasi, doa dan kasih sayang, serta selalu

mengingatkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman Akper YAPPI Sragen angkatan 2020 terimakasih atas

kebersamaannya, canda dan tawanya serta sudah berjuang bersama sampai saat

ini dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu yang

memberikan dukungan moral, spiritual, dan membantu kelancaran penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Kepada diri saya sendiri terimakasih sudah mampu melewati banyak hal hingga

sejauh ini atas usaha, perjuangan, dan semangat pantang menyerah.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna,

semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda menyelesaikan

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis berharap atas saran dan

kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sragen, 26 Juni 2022

Kharisma Ismi Sabilla

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iiv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x

MOTTO ................................................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12

A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 12

B. Kerangka Teori........................................................................................... 24

C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 25

D. Hipotesis..................................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 27

vi
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 27

C. Variabel Penelitian Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran. ............ 28

D. Populasi Sampel dan Sampling .................................................................. 30

E. Instrument Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data .................................. 31

F. Keabsahan Data .......................................................................................... 35

G. Metode Analisa Data……………………………………………………...36


H. Etika Penelitian .......................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38

LAMPIRAN .......................................................................................................... 41

LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM STUDI


PENELITIAN .................................................................................................... 44

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keaslian penelitian ..................................................................................... 8
Tabel 2 Variabel, definisi operasional, dan skala pengukuran.............................. 29

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skala Nyeri Muka……………………………………………………..20
Gambar 2 Kerangka Teori ..................................................................................... 24
Gambar 3 Kerangka Konsep ................................................................................. 25

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1………………………………………………………………………42
Lampiran 2……………………………………………………………………………...44
Lampiran 3…………………………………………………....……………….....45
Lampiran 4……….....……………………………………………………………46
Lampiran 5……………….………………………………………………………48

x
MOTTO

❖ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga

mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra'd: 11)

❖ “Maka Sesungguhnya Bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-

Insyirah: 5-6)

❖ Man Jadda Wajada (Barang siapa yang bersungguh – sungguh, dia pasti

berhasil).

❖ “Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa

kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa.” – Ridwan Kamil

❖ “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.” (Q.S Al – Baqarah : 286)

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak – anak

menuju masa dewasa, pada awal masa remaja akan mengalami berbagai

perubahan yang mencolok baik secara fisik maupun psikis, tahap ini disebut

dengan pubertas. Salah satu tanda pubertas pada remaja perempuan adalah

menstruasi pertama kali atau menarche (Musmiah dkk, 2019).

Setiap bulan, seorang wanita normal akan mengalami menstruasi

atau haid yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya sel

telur matang yang dibuahi oleh sperma. Haid merupakan peristiwa wajar

dan alami sehingga dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan

mengalami proses haid, walaupun begitu kenyataanya banyak wanita yang

mengalami masalah haid, diantaranya adalah nyeri haid atau dismenore.

Dismenore berasal dari Bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri,

abnormal; meno, yang berarti bulan; dan rhea, yang berarti aliran atau arus.

Sehingga, dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit

(difficult menstrual flow) atau menstruasi yang nyeri (painful menstruation)

(Setyowati, 2018)

Dismenore dibagi menjadi dua, dismenore primer bila dismenore

terjadi pada wanita tanpa kelainan patologi organ reproduksinya, dismenore

sekunder bila terjadi akibat kelainan lain, seperti endometriosis, tumor

1
2

jinak, adenomiosis. Dismenore disebut ringan bila nyeri dapat ditoleransi

tanpa obat, dismenore sedang bila memerlukan obat, dismenore berat bila

sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari seperti tidak bisa masuk kerja

atau absen sekolah (Akbar dkk, 2020)

Angka kejadian dismenore pada remaja di Asia adalah 74,5%. Pada

remaja putri Hispanic prevalensi dimenore sebesar 85%. Sedangkan angka

kejadian di Indonesia adalah 55%. Melihat data tersebut dapat diartikan

bahwa hampir semua wanita pernah mengalami dismenore (Setyowati,

2018).

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata

lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami nyeri menstruasi.

Angka kejadian dismenore di Jawa Tengah mencapai 56%. Karena kejadian

dismenore merupakan kejadian alamiah yang terjadi setiap bulan pada

wanita. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkali dirasa

menggganggu bagi wanita yang mengalaminya. Sementara di kota

Semarang, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa

ada pelajar SMA/Sederajat Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

sebesar 83,3% mengalami dismenore ringan dan 16,7% mengalami

dismenore berat. Dismenore yang terjadi pada remaja sebagian besar

tergolong dismenore primer (Fatmawati dkk, 2016).

Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa pada tahun 2015,

jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Sragen usia remaja sampai


3

dengan dewasa tahun 2015 yaitu sebanyak 347.354 atau 39.67%

jiwa dari 875.600 jiwa penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, di Puskesmas wilayah Kabupaten

Sragen pada tahun 2013, total jumlah kunjungan pasien dismenore yaitu

sebanyak 468 kasus, tahun 2014 meningkat sebanyak 516 kasus, dan tahun

2015 terdapat 569 kasus (Aryani dkk, 2016).

Dalam upaya pengurangan nyeri dismenore primer ini dapat

dilakukan pengobatan farmakologis maupun pengobatan non farmakologis.

Pengobatan non farmakologis salah satunya dengan adanya peran

fisioterapi. Salah satu terapi yang dapat digunakan dalam mengurangi nyeri

dismenore primer adalah penggunaan kompres hangat dan latihan napas

dalam (deep breathing exercise) (Karisma, 2018).

DBE (Deep Berathing Exercise) didefinisikan sebagai tidak adanya

ketegangan fisik, mental, emosional, dan dapat membantu dalam

manajemen rasa sakit baik secara fisiologis maupun psikologis (Mohamed

dkk, 2017). DBE (Deep Breathing Exercise) mampu merangsang tubuh

untuk mengeluarkan opioid endogen sehingga terbentuk sistem penekan

nyeri yang akan menurunkan dismenore primer. DBE (Deep Breathing

Exercise) yang mempunyai efek rileksasi juga dapat meningkatkan

pembentukan endorphin dalam sistem kontrol desenden. DBE (Deep

Breathing Exercise) dapat membuat pasien lebih nyaman karena membuat

relaksasi otot (Trisnabari & Wahyuni, 2018).


4

Dalam penelitian Kursani & Putri (2020), menyatakan bahwa

teknik relaksasi nafas dalam berpengaruh terhadap penurunan nyeri

dismenore pada remaja putri di panti asuhan Al Ilham Pekanbaru tahun

2020, hal tersebut dibuktikan dari hasil uji efektifitas dengan uji

Independent t-test nilai Asymp. Sig. (2- tailed) atau P-value 0,002 < 0,05.

Ini berarti menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara rata – rata

penurunan nyeri dismenore pada kelompok eksperimen. Syafitri (2018),

menyatakan bahwa seluruh responden mengalami penurunan intensitas

nyeri setelah diberikan intervensi relaksasi nafas dalam yang menggunakan

durasi intervensi selama 15 menit, pada menit ke 15 seluruh responden

mengatakan sudah merasa lebih baik dan rasa nyeri hilang, penurunan nyeri

pada masing-masing responden berada pada durasi dan tingkat nyeri yang

berbeda-beda.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode

wawancara didapatkan remaja putri di Desa Kleco sebanyak 30 remaja putri

mengalami dismenore. Ada 16 orang yang mengalami dismenore dengan

nyeri sedang, dampaknya mereka tidak fokus dalam menjalani aktivitas

sehari – hari seperti kerja, sekolah, dan belajar karena menahan nyeri

dismenore. Ada 14 orang yang mengalami dismenore ringan, mereka masih

bisa melakukan aktivitas sehari – hari dengan lancar. Dari hasil wawancara

pada remaja putri di Desa Kleco, 4 orang remaja putri mengatasi nyeri
5

dengan tidur saja, 7 orang mengatasi nyeri dengan minum jamu kunyit, dan

19 orang lainnya tidak melakukan upaya penanganan, hanya ditahan dan

dibiarkan saja.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Desa Kleco

Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui

“bagaimanakah pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Desa Kleco

Tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Desa Kleco.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui intensitas nyeri dismenore sebelum diberikan DBE

(Deep Breathing Exercise) pada remaja putri di Desa Kleco.

b. Mengetahui intensitas nyeri dismenore sesudah diberikan DBE

(Deep Breathing Exercise) pada remaja putri di Desa Kleco.


6

c. Mengetahui efektifitas pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise)

terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri

di Desa Kleco.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan sarana untuk

memperoleh pengetahuan tentang pengaruh DBE (Deep Breathing

Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja

purti di Desa Kleco, dan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu

keperawatan dimasa yang akan datang.

2. Praktis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi

terkait pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) pada remaja.

Sehingga, hasil penelitian mampu dijadikan sumber rujukan dalam

penyusunan penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan

dengan dismenore dan diharapkan mampu menghasilkan

penelitian yang lebih baik, melengkapi keterbatasan dalam

penelitian ini.

b. Bagi Institusi

Sebagai tambahan referensi tentang pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri


7

dismenore pada remaja putri di Desa Kleco untuk menambah

wawasan Akademi Keperawatan YAPPI Sragen.

c. Bagi Lahan Praktek

Informasi yang dip eroleh dari penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan bimbingan

kepada remaja putri untuk mengatasi keluhan dismenore.

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan perbandingan, masukan dan referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya tentang pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore

pada remaja putri dengan jenis penelitian lain atau penambahan

variabel penelitian yang lebih lengkap dengan metode penelitian

yang berbeda.
8

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1 Keaslian penelitian

Nama Judul Penelitian Metode Hasil


Peneliti
Syafitri, Pengaruh Jenis penelitian Seluruh
Febriani Relaksasi Nafas yang digunakan responden
(2018) Dalam Dan dalam penelitian mengalami
Massage ini adalah Quasi penurunan
Effleurage Eksperimental intensitas nyeri
Terhadap (Eksperimen setelah
Penurunan Semu) dengan diberikan
Intensitas Nyeri rancangan intervensi baik
Dismenore Pada penelitian two relaksasi nafas
Remaja Putri Di group comparison dalam maupun
SMA NEGERI pretest-posttest massage
13 Medan Tahun design yaitu effleurage.
2018. rancangan Dalam
eksperimen dengan penelitian ini
cara sampel peneliti
mengukur menggunakan
intensitas nyeri durasi
dismenore remaja intervensi
putri sebelum dan selama 15
setelah dilakukan menit, pada
treatment menit ke 15
(perlakuan) untuk seluruh
mengidentifikasi responden
pengaruh relaksasi mengatakan
nafas dalam dan sudah merasa
massage effleurage lebih baik dan
terhadap rasa nyeri
penurunan hilang.
intensitas nyeri Penurunan
dismenore pada nyeri pada
remaja putri, masing-masing
sebelum dan responden
setelah dilakukan berada pada
intervensi. durasi dan
tingkat nyeri
yang berbeda-
beda.
Trisnabari, Pengaruh Deep Metode penelitian Dari hasil uji
H. R Breathing yang digunakan pengaruh
(2017) Exercise dalam penelitian menggunakan
9

Terhadap Nyeri ini adalah uji paired t-test


Haid Primer Pada deskriptif korelasi didapatkan nilai
Mahasiswi S1 karena sig (p) = 0,0001
Fisioterapi mengungkapkan yaitu terdapat
Universitas perbedaan korelasi pengaruh
Muhammadiyah antar variabel pemberian deep
Surakarta Tahun menggunakan breathing
2017. Quasi exercise
eksperimental terhadap
design dengan penurunan nyeri
rancangan haid primer
penelitian adalah pada mahasiswi
one group pretest- S1 fisioterapi
posttest design. Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Karisma, Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan uji
P. Mustika Pemberian menggunakan statistik
Dini Kompres Hangat desain pre menggunakan
(2018) Dan Latihan eksperiment uji wilcoxon test
Napas Dalam dengan one group diperoleh hasil
(Deep Breathing pretest-posttest p-value 0.000
Exercise) design. Penelitian dimana p < 0.05
Terhadap dilakukan di area yang dapat
Pengurangan kampus diartikan
Nyeri Universitas kompres hangat
Dysmenorrhea Muhammadiyah dan latihan
Primer. Surakarta pada napas dalam
bulan Februari (deep breathing
hingga Maret exercise)
2018. Sampel yang berpengaruh
digunakan terhadap
sebanyak 20 orang. pengurangan
Sampel tersebut nyeri
diberikan dysmenorrhea
intervensi kompres primer.
hangat dan latihan
napas dalam (deep
breathing
exercise). Kompres
hangat diberikan
dengan durasi 20
menit
menggunakan buli-
buli panas, air
hangat yang
10

digunakan bersuhu
50 °C – 60 °C
diukur
menggunakan
termometer air.
Latihan napas
dalam (deep
breathing exercise)
diberikan dengan
durasi 10 menit,
posisi responden
rileks, dan
dilakukan
bersamaan dengan
pemberian terapi
kompres hangat.
Kedua intervensi
tersebut diberikan
satu kali pada hari
pertama
menstruasi terjadi.
Pengukuran nyeri
menggunakan
Numerical Rating
Scale (NRS).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. DBE (Deep Breathing Exercise)

a. Pengertian DBE (Deep Breathing Exercise)

DBE (Deep Berathing Exercise) didefinisikan sebagai tidak

adanya ketegangan fisik, mental, emosional, dan dapat membantu

dalam manajemen rasa sakit baik secara fisiologis maupun

psikologis (Mohamed dkk, 2017). DBE (Deep Breathing Exercise)

mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opioid endogen

sehingga terbentuk sistem penekan nyeri yang akan menurunkan

dismenore primer. DBE (Deep Breathing Exercise) yang

mempunyai efek rileksasi juga dapat meningkatkan pembentukan

endorphin dalam sistem kontrol desenden. DBE (Deep Breathing

Exercise) dapat membuat pasien lebih nyaman karena membuat

relaksasi otot (Trisnabari & Wahyuni, 2018).

b. Tujuan

Tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk

meningkatkan ventilasi paru, oksigenasi darah, memelihara

pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

12
13

meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik

maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan

menurunkan kecemasan (Syafitri, 2018).

c. Metode

Menurut Yusuf, dkk (2017), metode relaksasi nafas dalam,

adalah sebagai berikut:

1) Persiapan sebelum pelaksanaan:

a) Persiapan ruangan yang nyaman dan meminimalkan

kebisingan dan gangguan dengan menutup ruang UKS

(ruangan yang digunakan dalam melakukan intervensi).

b) Persiapan klien dengan meminta klien untuk berbaring

atau duduk sesuai dengan kenyamanan klien.

2) Langkah-langkah tindakan relaksasi nafas dalam:

a) Mencari posisi yang paling nyaman.

b) Rileks, bernapas normal dengan perlahan-lahan.

c) Kemudian dalam keadaan yakin hitung sampai 4, tarik

napas pada hitungan 1 dan 2, tahan 3-5 detik, keluarkan

napas pada hitungan 3 dan 4.

d) Ulangi selama 3 kali, kemudian istirahat dengan

bernapas dengan irama normal kembali selama ± 5

detik.
14

e) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan

melalui mulut secara perlahan-lahan.

f) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

g) Usahakan agar tetap konsenterasi atau mata sambil

terpejam.

h) Pada saat konsenterasi pusatkan pada daerah yang nyeri.

i) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri

terasa berkurang.

j) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat

setiap 3 kali.

k) Ulangi prosedur selama 15 menit.

l) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas

secara singkat dan cepat.

2. Dismenore

a. Definisi

Menurut Syafitri (2018), dismenore (dysmenorrhea)

adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi

yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan

yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut

maupun panggul. Gangguan sekunder menstruasi yang paling

dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi.

Nyeri tersebut timbul akibat adanya hormone prostaglandin


15

yang membuat otot uterus berkontraksi. Bila nyerinya ringan

dan masih dapat beraktivitas berarti masih wajar. Namun, bila

nyeri yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu aktivitas

ataupun tidak mampu melakukan aktivitas, maka termasuk pada

gangguan. Nyeri terjadi adalah dismenore fungsional (wajar)

yang terjadi pada hari pertama atau menjelang hari pertama

akibat penekanan pada kanalis servikalis (leher rahim).

Biasanya dismenore akan menghilang atau membaik seiring

hari berikutnya menstruasi. Dismenore yang non fungsional

(abnormal) menyebabkan nyeri hebat yang dirasakan terus

menerus, baik sebelum, sepanjang menstruasi bahkan

sesudahnya. Kalau hal itu terjadi, penyebab paling sering yang

dicurigai adalah endometriosis atau kista ovarium.

b. Etiologi

Penyebab dismenore bermacam-macam, bisa karena

penyakit (radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan

uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, stress atau

cemas yang berlebihan. Penyebab lain dari dismenore diduga

terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada

hubungan dengan organ reproduksi (Syafitri, 2018).

c. Patofisiologis

Dahulu banyak factor yang dihubungkan dengan kejadian

desminore, misalnya saja seperti emosional/psikis, obstruksi


16

kanalis servikalis, ketidakseimbangan endokrin, dan alergi.

Namun sekarang, peningkatan kadar prostaglandin merupakan

factor timbulnya dismenore. Dengan adanya prostaglandin

berdampak pada peningkatan kontraktilitas dari otot uterus.

Nyeri ini dihasilkan ketika pada otot uterus mengalami iskemi

akibat dari efek vasokontriksi yang dihasilkan oleh

prostaglandin (Pramardika & Fitriana, 2019).

d. Klasifikasi Dismenore

Menurut Pramardika & Fitriana (2019), dismenore dapat

digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan

atau sebab yang dapat diamati.

1) Dismenore berdasarkan jenis nyeri

a) Dismenore Spasmodik

Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan

di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera

setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat

dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40

tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami

dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.

Tanda dismenore spasmodik, antara lain:

(1) Pingsan

(2) Mual

(3) Muntah
17

(4) Dismenore spasmodik dapat dikurangi atau diobati

dengan melahirkan, walaupun tidak semua wanita

mengalami hal tersebut.

b) Dismenore Kongesif

Dismenore kongesif dapat diketahui beberapa hari

sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan

berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.

Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri.

Bahkan setelah hari pertama haid, penderita dismenore

kongesif akan merasa lebih baik. Gejala yang

ditimbulkan pada dismenore kongesif, antara lain:

(1) Pegal (pada bagian paha)

(2) Sakit pada daerah payudara

(3) Lelah

(4) Mudah tersinggung

(5) Kehilangan keseimbangan

(6) Ceroboh

(7) Gangguan tidur

2) Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab

a) Dismenore Primer

Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau

lebih pasca menarche (menstruasi yang pertama kali).


18

Hal itu karena siklus menstruasi pada bulan-bulan

pertama setelah menarche biasanya bersifat anovulatoir

yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau

bersama-sama dengan menstruasi dan berlangsung

untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus

dapat berlangsung sampai beberapa hari. Sifat nyeri

adalah kejang yang berjangkit, biasanya terbatas di perut

bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan

paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit kepala

dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri

pada remaja sebagian besar disebabkan oleh dismenore

primer.

b) Dismenore Sekunder

Desminore sekunder merupakan sebuah

kelainan secara anatomi pada organ reproduksinya yang

mengakibatkan seorang perempuan mengalami nteri

haid. Gejala dismenore sekunder dapat ditemukan pada

wanita dengan endometriosis, adenomiosis, obstruksi

pada saluran genetalia, dll. Sehingga pada wanita

dengan desminore sekunder ini juga dapat ditemukan

dengan komplikasi seperti dyspareunia, dsysuria,

perdarahan uterus abnormal, infertilitas.


19

e. Pengukuran nyeri dismenore

Ada beberapa skala atau pengukuran nyeri, menurut

Syafitri (2018), diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana

2) Skala Intensitas Nyeri Numerik

Menurut Poetter & Perry dalam Latoha (2019),

dijelaskan penilaian kriteria nyeri sebagai berikut:

a) Skala 0 tidak ada rasa nyeri yang dialami.

b) Skala 1 – 3 merupakan nyeri ringan dimana

secara obyektif, klien masih dapat

berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit

dirasakan.

c) Skala 4 – 6 merupakan nyeri sedang dimana

secara obyektif, klien mendesis, menyeringai,

dengan menunjukkan lokasi nyeri.

d) Skala 7 – 9 merupakan nyeri berat dimana klien

sudah tidak dapat mengikuti perintah, namu

masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan

masih respon terhadap tindakan.

e) Skala 10 merupakan nyeri sangat berat. Klien

sudah tidak dapat berkomunikasi.

3) Skala Nyeri “Muka”


20

Gambar 1 Skala Nyeri Muka

(Judha dkk, 2012)

4) Skala Nyeri dengan “Observasi Perilaku”

5) Skala Peringkat Intensitas Nyeri.

3. Remaja

a. Definisi

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa

anak – anak menuju masa dewasa, pada awal masa remaja

akan mengalami berbagai perubahan yang mencolok baik

secara fisik maupun psikis, tahap ini disebut dengan pubertas.

Salah satu tanda pubertas pada remaja perempuan adalah

menstruasi pertama kali atau menarche (Musmiah dkk, 2019).

b. Batasan Umur

Menurut Peraturan Menteri RI Nomor 25 tahun 2014,

remaja adalah penduduk yang berada dalam rentang usia 10-

18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun

dan belum menikah (Infodatin Kemenkes RI, 2015).

c. Perubahan fisik pada remaja perempuan


21

Perubahan fisik pada remaja putri biasanya ditandai

oleh pertumbuhan payudara, panggul mulai melebar dan

membesar serta akan mengalami menstruasi. Disamping itu

akan mulai tumbuh bulu – bulu halus sekitar ketiak dan

vagina dan ada yang disertai tumbuhnya jerawat. Perubahan

lainnya menurut Aesyah (2019), seperti berikut:

1) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang.

2) Tangan dan kaki bertambah besar.

3) Tulang – tulang wajah mulai memanjang dan membesar.

4) Vagina mulai mengeluarkan cairan.

5) Pantat berkembang lebih besar.

d. Pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut

segi kuantitatif yang ditandai dengan adanya peningkatan

dalam ukuran fisik dan dapat diukur (Aesyah, 2019).

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut

aspek kualitatif dan kuantitatif. Rangkaian yang bersifat

progresif, teratur dan berkesinambungan, serta bersifat

kumulatif (Aesyah, 2019).

1) Aspek yang mengalami perubahan di masa remaja

menurut Aesyah (2019), seperti berikut:

Aspek fisik.
22

a) Perubahan hormonal.

b) Perubahan fungsi reproduksi.

c) Perubahan ciri seksual sekunder.

d) Perubahan suara.

e) Perubahan energi.

Aspek psikologis.

a) Meningginya dorongan perasaan ego.

b) Emosi mudah meluap.

c) Labilitas emosi.

d) Konflik emosional, suasana hati mudah

berubah.

e) Mencari identitas diri, senang tampil beda,

suka mode, mulai merokok, berpetualang.

f) Meningkatnya rasa ingin tahu, idealisme

tinggi.

g) Ketertarikan terhadap lawan jenis.

h) Kebutuhan cinta pada diri sendiri.

e. Karakteristik remaja berdasarkan umur menurut Syafitri

(2018), adalah:

1) Masa remaja awal

a) Lebih dekat dengan teman sebaya.

b) Ingin bebas.
23

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan

tubuhnya.

d) Mulai berpikir abstrak.

2) Masa remaja pertengahan

a) Mencari identitas diri.

b) Timbul keinginan untuk berkencan.

c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam.

d) Mengembangkan kemampuan berpikir

abstrak.

e) Berkhayal tentang aktivitas seks.

3) Remaja akhir

a) Pengungkapan kebebasan diri.

b) Lebih efektif dalam mencari teman sebaya.

c) Mempunyai citra tubuh (body image)

terhadap dirinya sendiri.

d) Dapat mewujudkan rasa cinta.


24

B. Kerangka Teori
T
Remaja Putri
Pengukuran nyeri desminore: Klasifikasi:
1. Skala 0 tidak ada rasa 1. Dismenore berdasarkan jenis
nyeri yang dialami. nyeri:
2. Skala 1 – 3 merupakan a. Desminore
Dismenore
nyeri ringan. spasmodik
3. Skala 4 – 6 merupakan b. Desminore kongesif
nyeri sedang. 2. Desminore berdasarkan ada
tidaknya kelainan:
4. Skala 7 – 9 merupakan
a. Desminore primer
nyeri berat. b. Desminore sekunder.
5. Skala 10 merupakan nyeri
sangat berat.
Metode:

DBE 1. Langkah-langkah tindakan relaksasi nafas


dalam:
Tujuan: (Deep
Breathin a. Mencari posisi yang paling nyaman.
1. Untuk meningkatkan
g b. Rileks, bernapas normal dengan
ventilasi paru,
Exercise) perlahan-lahan.
2. Oksigenasi darah, c. Kemudian dalam keadaan yakin
3. Memelihara pertukaran hitung sampai 4, tarik napas pada
gas, hitungan 1 dan 2, tahan 3-5 detik,
4. Mencegah atelektasi keluarkan napas pada hitungan 3
paru, dan 4.
5. Meningkatkan efesiensi d. Ulangi selama 3 kali, kemudian
batuk, istirahat dengan bernapas dengan
6. Mengurangi stress baik irama normal kembali selama ± 5
stress fisik maupun detik.
emosional yaitu e. Menarik nafas lagi melalui hidung
menurunkan intensitas dan menghembuskan melalui mulut
nyeri dan menurunkan secara perlahan-lahan.
f. Membiarkan telapak tangan dan
kecemasan.
kaki rileks.
g. Usahakan agar tetap konsenterasi
atau mata sambil terpejam.
h. Pada saat konsenterasi pusatkan
pada daerah yang nyeri.
Gambar 2 Kerangka Teori i. Anjurkan untuk mengulangi
prosedur hingga nyeri terasa
Sumber: Latoha (2019), Pramardika & Fitriana (2019), berkurang.
j. Ulangi sampai 15 kali, dengan
Syafitri (2018), Yusuf dkk (2017). selingi istirahat singkat setiap 3 kali.
k. Ulangi prosedur selama 15 menit
l. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang
dapat bernafas secara singkat dan
cepat.
25

C. Kerangka Konsep
DBE (Deep
Breathing
Exercise)

Intensitas
Nyeri

Gambar 3 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konsep penelitian

ditemukan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) Terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri Desminore Pada Remaja Putri Desa

Kleco.

Ha: Ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Desminore Pada Remaja Putri Desa Kleco.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian

kuantitatif merupakan penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah

dimana data yang diperoleh berupa angka – angka atau pernyataan –

pernyataan yang dinilai dan dianalisis dengan analisis statistic (Hermawan,

2019). Rancangan penelitian yang diambil adalah one groups pretest

posttest, yaitu dengan cara mengukur intensitas nyeri dismenore remaja

putri sebelum dan setelah dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi

pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas

nyeri dismenore pada remaja putri sebelum dan setelah dilakukan

intervensi.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Kleco, Ngarum, Ngrampal,

Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan April –

November tahun 2022.

27
28

C. Variabel Penelitian Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran.

Menurut Sahir (2021), variabel penelitian adalah komponen yang

sudah ditentukan oleh seorang peneliti untuk diteliti agar mendapatkan

jawaban yang sudah dirumuskan yaitu berupa kesimpulan penelitian. Dalam

penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel

dependen:

1. Variabel independen. Menurut Nurdin & Hartati (2019),

variabel independen atau variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi, menjelaskan atau menerangkan

variabel yang lain. Variabel ini menyebabkan perubahan

pada variabel terkait. Pada penelitian ini variabel

independennya adalah DBE (Deep Breathing Exercise).

2. Variabel dependen. Menurut Nurdin & Hartati (2019),

variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau diterangkan oleh variabel lain tetapi tidak

dapat mempengaruhi variabel lain. Pada penelitian ini

variabel dependennya adalah intensitas nyeri dismenore.

Menurut Nurdin & Hartati (2019), definisi operasional adalah

mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang

diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.


29

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, dan skala pengukuran

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala


1 DBE (Deep Pemberian intervensi SOP - -
Breathing dengan cara menarik teknik
Exercise), nafas yang dalam dari DBE
(variabel hidung kemudian (Deep
independen) dikeluarkan melalui Breathing
mulut secara perlahan – Exercise)
lahan. Intervensi ini
dilakukan dengan
keadaan rileks hitung
sampai 4, tarik nafas
melalui hidung pada
hitungan 1 dan 2, tahan
3-5 detik, keluarkan
napas perlahan pada
hitungan 3 dan 4
melalui mulut, ulangi
selama 15 kali dengan
selingi istirahat singkat
setiap 3 kali.
2 Intensitas Sensasi ketidaknyamanan NRS Penilaian Ordinal
nyeri yang terjadi saat haid, (Numerical a. 0 = Tidak
dismenore ditandai dengan nyeri di Rating Nyeri
perut maupun panggul. Scale) b. 1-3 = Nyeri
Ringan
c. 4-6 = Nyeri
Sedang
d. 7-9= Nyeri
Berat
e. 10= Nyeri
sangat berat
30

D. Populasi Sampel dan Sampling

1. Populasi

Menurut Arifin (2017), populasi merupakan keseluruhan subjek

atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa orang, benda, atau suatu

yang dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri desa

Kleco yang mengalami dismenore sejumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk

sumber data (Widiyanto, 2013). Dalam penelitian ini diperoleh sampel

yang berjumlah 30 orang remaja putri desa Kleco yang mengalami nyeri

dismenore.

3. Teknik Sampling

Menurut Mukhadis (2018), teknik sampling merupakan kiat

pengambilan sampel (bagian populasi) yang memenuhi persyaratan

representativeness terhadap atribut karakteristik populasi sasaran, baik

secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik nonprobability

sampling. Menurut Sudaryono (2021), nonprobability sampling

merupakan suatau prosedur penarikan sampel yang bersifat subjektif,

dalam hal ini probabilitas pemilihan elemen – elemen populasi tidak dapat

ditentukan. Dalam penelitian ini teknik nonprobability sampling yang


31

digunakan yaitu sampling jenuh atau total sampling. Menurut Siregar dkk

(2022), total sampling adalah teknik pengumpulan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.

E. Instrument Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan untuk kedua variabel penelitian ini

adalah lembar penilaian intensitas nyeri dan check list SOP DBE (Deep

Breathing Exercise). Lembar penilaian intensitas nyeri pada penelitian

ini diadopsi dari Ramadhani (2020), dengan judul penelitian “Pengaruh

Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam untuk Mengurangi

Dismenore pada Remaja Putri” dan lembar checkl list SOP DBE (Deep

Breathing Exercise) diadopsi dari Syafitri (2018), dengan judul

penelitian “Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Dan Massage Effleurage

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di

SMA Negeri 13 Medan”.

Lembar penilaian intensitas nyeri untuk melihat efektivitas DBE

(Deep Breathing Exercise) dalam mengurangi nyeri haid dismenore

menggunakan alat ukur skala nyeri numerik NRS (Numerical Rating

Scale). NRS merupakan pengukuran nyeri yang sering digunakan dalam

pengukuran nyeri dan telah divalidasi (Kapitan, 2021). Angka 0

mendeskripsikan tidak terasa nyeri dan angka 10 mendeskripsikan nyeri

berat tidak terkontrol. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji

intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi teraupetik. Sebelum


32

diberikan terapi, subjek diukur intensitas nyerinya dengan skala nyeri

numerik dan setelah diberikan terapi, intensitas nyeri diukur kembali

untuk mengetahui perubahan skala nyeri.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mengajukan

permohonan izin penelitian kepada Perguruan Tinggi Akper YAPPI

Sragen, setelah mendapatkan izin kemudian meminta izin pada ketua RW

Desa Kleco kemudian dari ketua RW diarahkan untuk menemui ketua

karang taruna untuk mengetahui kapan diadakan rapat karang taruna agar

bisa sekaligus melakukan penelitian pada remaja putri Desa Kleco.

Langkah selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data,

pengumpulan data dilakukan dengan cara mensosialisasikan kegiatan

yang dilakukan. Selanjutnya diberikan penjelasan tujuan dan prosedur

penelitian serta meminta persetujuan dari calon responden yang bersedia

berpartisipasi menjadi sampel penelitian. Peneliti juga menganjurkan

seluruh responden untuk tidak melakukan tindakan apapun seperti

minum air hangat, mengoleskan minyak kayu putih, mengkonsumsi obat

penurun nyeri dan cara lain untuk mengurangi nyeri haid selain intervensi

yang diberikan peneliti.

Setelah calon responden menyatakan bersedia mengikuti prosedur

penelitian maka, calon responden diminta menandatangani informed

consent yang telah disiapkan peneliti. Setiap responden memberikan


33

nomor WhatsApp untuk dijadikan 1 grup WhatsApp agar peneliti mudah

berkomunikasi dan membimbing responden. Tahap berikutnya peneliti

melakukan pelatihan teknik DBE (Deep Breathing Exercise) pada

responden. Setelah memiliki pemahaman yang sama responden dapat

melakukannya sendiri saat dismenore dengan melihat lembar check list

SOP DBE (Deep Breathing Exercise) yang diberikan oleh peneliti,.

Selanjutnya, responden akan menerima lembar penilaian intensitas

nyeri dan lembar check list SOP DBE (Deep Breathing Exercise) yang

akan diisi responden saat mengalami dismenore.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan memanipulasi data agar menjadi bentuk

yang lebih berguna, pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan

numeris tetapi juga operasi – operasi seperti klasifikasi data dan

perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain (Hek, 2021). Menurut

Abdullah (2015), pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan

melalui tahapan seperti berikut:

a. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

mengumpulkan data dilapangan. Kegiatan ini terjadi karena

dalam kenyataannya, data yang terkumpul itu sering belum

memenuhi harapan peneliti, seperti misalnya ada diantaranya

yang kurang atau terlewati, tumpang tindih, berlebihan atau bisa


34

juga terlupakan. Oleh karena itu perlu dilakukan editing untuk

memperbaiki.

b. Coding

Pengkodean atau melakukan pengklasifikasian data. Dengan kata

lain data yang sudah diedit tersebut diberi identitas sehingga

memiliki arti tertentu pada saat dianalisis nanti, pengkodean ini

dilakukan dalam dalam dua cara, yaitu pengkodean frekuensi dan

pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila

jawaban pada poin tertentu mempunyai bobot atau arti tertentu.

Sedangkan pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak

memiliki bobot tertentu (membuat skor pada tiap jawaban).

c. Entry Data

Pada tahap ini memasukkan data yang berasal dari kuesioner yang

telah dikoding kedalam komputer untuk melakukan pengolahan

data. Program yang digunakan adalah SPSS.

d. Tabulasi

Tabulasi adalah kegiatan terakhir dari pengolahan data, maksud

tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya sehingga dapat

disajikan dalam berbagai kategori.


35

F. Keabsahan Data

1. Validitas

Validitas adalah kriteria yang paling kritis dan menunjukkan

sejauh mana suatu instrument mengukur apa yang seharusnya diukur

(Duli, 2019). Pada penelitian ini menggunakan alat ukur skala nyeri

numerik (NRS) Numerical Rating Scale. Instrumen tersebut sudah baku

sehingga uji validasi tidak perlu dilakukan.

2. Reliabilitas

Pada penelitian ini menggunakan instrumen skala nyeri numerik

(NRS). Uji reliabilitas penelitian ini diujikan pada 10 orang responden

pada masing-masing kelompok intervensi yaitu kelompok intervensi

stimulus kutaneus, kelompok intervensi tarik nafas dalam, serta

kelompok intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam. Uji

reliabilitas skala nyeri numerik (NRS) menggunakan rumus cronbach

alpha. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai r hasil instrumen skala nyeri

numerik (NRS) pada kelompok intervensi stimulus kutaneus adalah

0,930, nilai r pada kelompok intervensi tarik nafas dalam adalah 1,00,

dan nilai r untuk kelompok intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas

dalam adalah 0,867 (Ramadhani, 2020).


36

G. Metode Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden meliputi

skala nyeri, usia, pendidikan, pekerjaan, menarche, dan lama haid.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan

intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan DBE (Deep

Breathing Exercise). Pada penelitian ini menggunakan uji paired

sample T test, namun jika data tidak terdistribusi normal maka akan

menggunakan uji wilcoxon. Menurut Syamsuni (2019), uji wilcoxon

merupakan salah satu uji statistik yang berkategori uji nonparametrik

yang menggunakan data bertipe interval atau ordinal, namun datanya

tidak mengikuti distribusi normal. Uji ini dapat digunakan sebagai

pengganti alternatif dari paired sample T test jika data tidak terdistribusi

normal.

H. Etika Penelitian

Menurut Hendrastuti dkk (2021), prinsip etik adalah sebagai berikut:

1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for

persons)

Prinsip ini merupakan bentuk penghormatan terhadap harkat

martabat manusia sebagai pribadi yang memiliki kebebasan


37

berkehendak atau memilih dan sekaligus bertanggung jawab

secara pribadi terhadap keputusannya sendiri.

2. Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan

(non-maleficence)

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu

orang lain, dilakukan dengan mengupayakan manfaat

sebesar-besarnya dan meminimalkan kerugian.

3. Prinsip keadilan

Prinsip keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk tidak

membedakan setiap orang dala memperoleh haknya dengan

moral yang benar dan layak.


38

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.
Aryani, dkk. (2016). Pengaruh Pemberian Back Exercise dan Slow-Stroke Back
Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Primer. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. https://eprints.ums.ac.id/47832/
diakses 10 April 2022.
Aesyah, S. (2019). Masa Pubertas Saat Remaja. Semarang: Mutiara Aksara.
Akbar, M, dkk. (2020). Ginekologi praktis komperhensif. Surabaya: Airlangga
University Press.
Arifin, J. (2017). SPSS 24 Untuk Penelitian Dan Skripsi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Duli, N. (2019). Metodologi Penelitian: Beberapa Konsep Dasar Untuk Penulisan
Skrispsi & Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Budi Utama.
Fatmawati, M, dkk. (2016). Perilaku Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenore.
Jurnal Kesehatan Masyarakat(Undip).
https://doi.org/10.14710/jkm.v4i3.13711 diakses 10 April 2022.
Hek, T. K. (2021). Pengantar Satatistika. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Hendrastuti, E, S, dkk. (2021). Etika Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Bogor:
Percetakan IPB.
Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran.
Kapitan, M. (2021). Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Intranatal. Bandung:
Media Sains Indonesia.
Karisma, P. (2018). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat dan Latihan Nafas
Dalam (Deep Breathing Exercise) Terhadap Pengurangan Nyeri
Dysmenorrhea Primer. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. https://eprints.ums.ac.id diakses tanggal 17 April 2022.
Kursani dan Putri. (2020). Pengaruh Pemberian Teknik Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenorhoe Pada Remaja di Panti Asuhan Al - Islam
Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Al - Irsyad. https://e-
jurnal.stikesalirsyaddp.ac.id diakses 17 April 2022.
Latoha, L. M. (2019). Pengaruh Nafas Dalam Terhadap Nyeri Haid (Dismenore)
Pada Remaja Putri Panti Asuhan Samarinda. Skripsi. Samarinda: Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur. https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id
diakses tanggal 12 Mei 2022.
39

Mohamed, N, dkk. (2017). Cold Apllication and Anxiety During Chest Tube
Removal. American Journal of Nursing Science
Volume 6, Issue 4, August 2017, Pages: 285-292.
https://doi.org/10.11698/j.ajns.2017.0604.12 diakses 13 April 2022.
Mukhadis, A. (2018). Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Pendidikan
Dialetika Prosedur Penelitian Mixed Methods. Malang: Tim MNC
Publishing.
Musmiah, dkk. (2019). Selamat Datang Masa Remaja. Yogyakarta: Budi Utama.
Nurdin, I dan Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia.
Pramardika, D dan Fitriana. (2019). Panduan Penanganan Dismenore. Yogyakarta:
Budi Utama.
Ramadhani, M. (2020). Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam Untuk
Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri. Skripsi. Medan: Universitas
Sumatra Utara. https://repositori.usu.ac.id diakses 8 Juni 2022.
Infodatin Kemenkes RI. (2015). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
pusdatin.kemkes.go.id.article/view/15090700003/situasi-kesehatan-
reproduksi-remaja.html diakses 22 Mei 2022.
Sahir, S. (2021). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: KBM Indonesia.
Setyowati., H. (2018). Akupresure Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil
Penelitian. Magelang: UNIMMA PRESS.
Siregar, H, dkk. (2022). Metodologi Penelitian Kesehatan. Pidie: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Sudaryono. (2021). Statistika Probabilitas Bidang Teknik dan Komputer.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Syafitri, F. (2018). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Efflurage
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di
SMA N 13 Medan. Skripsi. Medan: Politeknik Kesehatan Medan.
https://repo.poltekkes-medan.ac.id diakses 7 April 2022.
Syamsuni. (2019). Statistik & Metodologi Penelitian Dengan Implementasi
Pembelajaran Android. Bojonegoro: Karya Bakti Makmur.
Trisnabari, H dan Wahyuni. (2018). Manfaat Deep Breathing Exercise Terhadap
Haid Prima Pada Mahasiswa S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. The 17 th University Research Colloqium 2018. Surakarta:
LPPM STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/261/257
diakses 22 April 2022.
40

Widiyanto., M. (2013). Statistika Terapan: Konsep & Aplikasi SPSS Dalam


Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Yusuf, dkk. (2017). Kebutuhan Spiritual Konsep dan Aplikasi Dalam Asuhan
Keperawatan. Bogor: Mitra Wacana Media.
41

LAMPIRAN
42

Lampiran 1.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN PENELITIAN

Saya, Kharisma Ismi Sabilla Mahasiswa dari Akademi Keperawatan


YAPPI Sragen akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh DBE (Deep
Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di Desa Kleco”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh DBE (Deep


Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di Desa Kleco”.

Peneliti mengharapkan kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam


penelitian ini.

A. Keikutsertaan untuk ikut penelitian

Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada


paksaan. Bila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk
mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa di kenai denda
atau sanksi apapun. Anda tidak akan mempengaruhi pelayanan dan
perawatan di rumah maupun di rumah sakit sebagaimana mestinya.

B. Prosedur studi Penelitian

Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda


diminta menandatangani lembar persetujuan oleh peneliti setelah
mendapatkan penjelasan tentang prosedur penelitian ini sebanyak
rangkap dua, satu untuk anda simpan, dan satu untuk peneliti.

C. Kewajiban Responden Penelitian

Sebagai Responden studi Penelitian, Remaja yang mengalami


dismenore berkewajiban mengikuti aturan yang sebelumnya didiskusikan
dan disepakati bersama.
43

D. Manfaat

Manfaat langsung yang anda dapatkan adalah asuhan keperawatan


yang diberikan akan lebih berkualitas.

E. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas Anda sebagai


responden studi penelitian akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh
saya. Hasil studi penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden
studi penelitian.

F. Pembiayaan

Semua biaya yang terkait dengan studi penelitian ini akan


ditanggung sepenuhnya oleh saya.

G. Informasi tambahan

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum


jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Kharisma pada nomor Hp
089513201741.
Anda juga dapat menanyakan tentang studi kasus kepada Akademi
Keperawatan YAPPI Sragen (Telp. (0271) 893331; email:

akperyappi@yahoo.com).
44

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM STUDI


PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini bersedia menjadi responden


penelitian yang akan di laksanakan oleh Mahasiswa Akademi Keperawatan YAPPI
Sragen yang Bernama : Kharisma Ismi Sabilla, NIM :20012 dengan judul
“Pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Dismenore Pada Remaja Putri Di Desa Kleco”. Semua penjelasan tersebut telah
disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya telah dijawab oleh mahasiswa
pelaksana studi penelitian. Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjelasan, saya
dapat menanyakan kembali kepada Peneliti

Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju ikut serta dalam studi penelitian
ini.

Tanda tangan Responden Tanggal…….

(Nama jelas :………………………..……..)

Tanda tangan saksi

(Nama jelas : ……………………………….)


45

Lampiran 3

CHECK LIST SOP DBE (DEEP BREATHING EXERCISE)

1. Nama/inisial :

2. Usia :

3. Lama haid : hari


4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Menarche (haid pertama) :

Isilah tabel check list ini ketika anda melakukan teknik DBE, jika anda
melakukan prosedur tersebut beri tanda centang (√) YA, jika anda tidak
melakukan prosedur tersebut beri tanda (×) TIDAK. Jika ada yang kurang
jelas, silahkan bertanya pada peneliti.

NO PROSEDUR YA TIDAK
1 Mengatur posisi, boleh duduk/berbaring.
2 Menciptakan lingkungan yang tenang.
3 Usahakan tetap rileks dan tenang, bernafas normal
dengan perlahan – lahan.
4 Dalam keadaan yakin hitung sampai 4, tarik nafas
pada hitungan 1 dan 2, tahan 3 – 5 detik, keluarkan
nafas pada hitungan 3 – 4.
5 Ulangi selama 3 kali, kemudian istirahat dengan
bernapas dengan irama normal kembali selama ±
5 detik.

6 Menarik nafas lagi melalui hidung dan


menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan.

7 Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.


8 Mengusahakan agar tetap konsenterasi atau mata
sambil terpejam.
9 Memusatkan konsentrasi pada daerah yang nyeri.
10 Mengulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat
singkat setiap 3 kali.
11 Mengulangi prosedur selama 15 menit.
46

Lampiran 4

LEMBAR PENILAIAN INTENSITAS NYERI

PENGARUH DBE (DEEP BREATHING EXERCISE) TERHADAP


PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENORE PADA REMAJA
PUTRI DI DESA KLECO

A. Data Demografi

Petunjuk pengisian : Isilah data dibawah ini dengan lengkap Jika ada yang
kurang jelas, silahkan bertanya kepada peneliti.

1. Nama/inisial :

2. Usia :

3. Lama haid : hari


4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Menarche (haid pertama) :

B. Pretest dan Posttest DBE (Deep Breathing Exercise)


1. Pretest DBE (Deep Breathing Exercise)
Petunjuk: Lingkarilah angka skala nyeri di bawah ini berdasarkan kondisi
yang anda rasakan sebelum melakukan DBE (Deep Breathing Exercise).

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
47

2. Posttest (Deep Breathing Exercise)


Petunjuk: Lingkarilah angka skala nyeri di bawah ini berdasarkan kondisi
yang anda rasakan setelah melakukan DBE (Deep Breathing Exercise).

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan:

0 (tidak nyeri) :Tidak nyeri.

1 – 3 (nyeri ringan) :Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu


aktivitas sehari-hari.

4 – 6 (nyeri sedang) :Nyeri yang menyebar ke perut bagian


bawah, mengganggu aktivitas sehari-hari dan
membutuhkan obat untuk menguranginya.

7 – 9 (nyeri berat) :Nyeri disertai pusing, muntah, diare, sangat


mengganggu aktivitas sehari – hari.

10 (nyeri berat tidak terkontrol) :Menangis, meringis, gelisah, menghindari


percakapan, kontak sosial, sesak nafas,
imobilisasi, menggigit bibir, dan
penurunan kesadaran.
48

Lampiran 5

LOG BOOK
49

Anda mungkin juga menyukai