Infeksi BBL-1
Infeksi BBL-1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah
yang berjudul “Pencegahan Infeksi Pada BBL”, yang merupakan bagian tugas dari Mata
Ajar Keperawatan Anak.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Pada saat menyelesaikan makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan perbaikan yang bersifat membangun. Dengan segala kerendahan
hati kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah
sakit atau klinik, dihadapkan kepada resiko infeksi kecuali kalau dilakukan
kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeks. Persalinan aman dan bersih
merupakan salah satu pilar safe motherhood.
Bersih artinya bebas dari infeksi. Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas merupakan penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinanal.
Penelitian terjadi di rumah sakit atau rumah sakit bersalin yang telah menjalankan
praktik pencegahan infeksi yang baik. Dengan demikian, infeksi nosokomial atau
dengan organisme yang kebal terhadap banyak obat menjadi rendah. Pencegahan
infeksi merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponenperawatan BBL.
Penceahan yang dilakukan antara lain adalah imunisasi maternal (tetanus,
rubella,varisela, hepatitis B). Dengan demikian resiko infeksi bayi baru lahir dapat di
minimalkan.
B. Tujuan
1. Memahami dan mengerti mengenai pencegahan infeksi
2. Mengetahui cara dan proses dalam pencegahan infeksi
3. Mengetahui cara perawatan bayi baru lahir agar tidak terkena infeksi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam setiap komponen BBL. BBL
sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna.
B. Prinsip Dasar
Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan untuk mencegah
penyebaran infeksi:
1. Setiap orang (pasien atau pelayanan petugas kesehatan) harus dianggap berpotensi
menularkan infeksi.
2. Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dalam mencegah kontaminasi
langsung.
3. Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh kulit yang luka, selaput lendir
(mukosa), darah atau cairan tubuh lainnya (secret).
4. Gunakan pelindung (barier) seperti kacamata (googgles), memakai celemek
(apron), pada setiap kali yang melakukan kegiatan pelayanan yang diantisipasi
dapat terkena percikan atau terkena darah dan cairan tubuh pasien.
5. Selalu melakukan tindakan/prosedur dengan langkah yang aman seperti tidak
membengkokan jarum dengan tangan, memegang alat medis dengan posisi yang
benar, membuang sampah medis pada tempat yang benar.
6. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan dan barang yang digunakan
sebelum di daur ulang.
7. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin.
8. Letakkan bayi yang mungkin dapat mengkontaminasi lingkungan (misalnya bayi
dengan diare yang terinfeksius) di runag khusus.
C. Cuci Tangan
1. Cuci dengan sabun dan air atau menggunakan cairan pembersih tangan berbasis
alkohol:
a. Sebelum dan sesudah merawat bayi, dan sesudah tindakan
b. Sesudah melepas sarung tangan
3
c. Sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor.
2. Beri petunjuk pada ibu dan anggota lainnya untuk melakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi
3. Cara cuci tangan :
a. Basahi kedua tangan
b. Cuci tangan selama 10-15 menit dengan sabun dan air mengalir
c. Biarkan tangan kering di udara atau keringkan dengan kertas bersih atau
handuk pribadi
4. Membersihkan tangan dengan cairan pembersih berbasis alkohol (dibuat dari 2 ml
gliserin dari 100 ml alkohol 60 %), lebih efektif dibanding dengan cuci tangan,
kecuali kalau tangan memang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan
memakai cairan pembersih tangan berbasis alkohol:
a. Basahi seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan
b. Basuh dan gosokkan cairan ketangan sampai kering
4
c. Disterilkan dengan autoklaf (membunuh organisme) atau desinfeksi tingkat
tinggi dengan direbus atau dikukus (membunuh organisme kecuali beberapa
endospora)
d. Catatan: bila sarung tangan bedah dipakai ulang, tidak boleh lebih dari tiga
kali karena dikhawatirkan terjadi robekan yang tidak dapat terlihat
5
G. Cairan Antiseptik dan Desinfektan
Meskipun kedua istilah ini sering tertukar, cairan anti septic dan cairan desinfektan
masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda. Cairan antiseptic digunakan untuk
kulit dan biasanya tidak sekuat desinfektan. Desinfektan digunakan dekontaminasi
alat atau bahan yang terkontaminasi derajat tinggi.
Cara mencegah kontaminasi cairan antiseptic dan desinfektan:
1. Bila perlu pengenceran, hanya menggunakan air yang dimasak
2. Jaga jangan sampai mulut botol besar tempat cairan terkontaminasi waktu
menuangkan cairan kedalam botol tempat yang lebih kecil
3. Kosongkan dan susi tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan di udara
terbuka paling tidak seminggu
4. Tuangkan cairan antiseptic keatas gulungan kapas atu kain kasa, jangan
mencelupkan kapas atau kain kasa kedalam cairan antiseptic
5. Simpan cairan ditempat dingin dan gelap
6
I. Cara Lain Pencegahan Infeksi
1. Ruang perawatan resiko di lokasi diare yang tidak terlalu banyak dilewati orang
dan jalur masuknya terbatas
2. Bila mungkin, sediakan ruangan khusus dan bayi baru lahir yakinkan bahwa
tenaga yang berhubungan langsung dengan BBL telah di imunisasikan rubella,
campak, hepatitis B dan parotitis serta mendapat vaksin influenza setiap tahun
3. Tenaga yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh datang dan
berhubungan langsung dengan bayi baru lahir
4. Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut, misalnya virus
pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke ruangan perawatan bayi resiko tinggi
5. Hindari staf yang berlebih atau staf yang kurang, jangan meletakkan dua bayi
dalam boks dan inkubator yang sama
6. Batasi jumlah tenaga yang menangani bayi
Vitus-sitomegalo virus, enterovirus, respiratory sincytial virus dan rhinovirus
Inpartum (ibu ke bayi baru lahir) dan infeksi bayi baru lahir pasca persalinan
termasuk yang disebabkan oleh:
Virus hepatitis B, hepatitis C, HIV, virus herpes simpleks (HSV), human papiloma
virus dan parovirus.
7
Infeksi bayi baru lahir selama bulan pertama, termasuk:
1. Protozoa malaria banyak dinegara tropis dan
2. Bacteria-tuberculosis dan tetanus
8
6. Tidak ada satu perawatan tali pusat yang terbukti superior dalam mencegah
kolonisasi atau infeksi
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan infeksi membantu semua petugas pelayanan kesehatan rumah sakit dan
penyedia klinik, untuk memahami prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, termasuk
siklus penyebaran penyakitdan konsep-konsep lainnya yang penting.
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponen
perawatan BBL. Pencegahan yang dilakukan antara lain adalah imunisasi maternal
(tetanus, rubella, varisela, hepatitis B).
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa untuk dapat mengetahui dan memahami pencegahan
infeksi pada BBL. Dan dapat mengaplikasikannya dalam praktek klinik.
10