Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENCEGAHAN INFEKSI PADA BBLR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah
yang berjudul “Pencegahan Infeksi Pada BBL”, yang merupakan bagian tugas dari Mata
Ajar Keperawatan Anak.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Pada saat menyelesaikan makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan perbaikan yang bersifat membangun. Dengan segala kerendahan
hati kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, November 2019

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah
sakit atau klinik, dihadapkan kepada resiko infeksi kecuali kalau dilakukan
kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeks. Persalinan aman dan bersih
merupakan salah satu pilar safe motherhood.
Bersih artinya bebas dari infeksi. Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas merupakan penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinanal.
Penelitian terjadi di rumah sakit atau rumah sakit bersalin yang telah menjalankan
praktik pencegahan infeksi yang baik. Dengan demikian, infeksi nosokomial atau
dengan organisme yang kebal terhadap banyak obat menjadi rendah. Pencegahan
infeksi merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponenperawatan BBL.
Penceahan yang dilakukan antara lain adalah imunisasi maternal (tetanus,
rubella,varisela, hepatitis B). Dengan demikian resiko infeksi bayi baru lahir dapat di
minimalkan.

B. Tujuan
1. Memahami dan mengerti mengenai pencegahan infeksi
2. Mengetahui cara dan proses dalam pencegahan infeksi
3. Mengetahui cara perawatan bayi baru lahir agar tidak terkena infeksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam setiap komponen BBL. BBL
sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna.

B. Prinsip Dasar
Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan untuk mencegah
penyebaran infeksi:
1. Setiap orang (pasien atau pelayanan petugas kesehatan) harus dianggap berpotensi
menularkan infeksi.
2. Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dalam mencegah kontaminasi
langsung.
3. Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh kulit yang luka, selaput lendir
(mukosa), darah atau cairan tubuh lainnya (secret).
4. Gunakan pelindung (barier) seperti kacamata (googgles), memakai celemek
(apron), pada setiap kali yang melakukan kegiatan pelayanan yang diantisipasi
dapat terkena percikan atau terkena darah dan cairan tubuh pasien.
5. Selalu melakukan tindakan/prosedur dengan langkah yang aman seperti tidak
membengkokan jarum dengan tangan, memegang alat medis dengan posisi yang
benar, membuang sampah medis pada tempat yang benar.
6. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan dan barang yang digunakan
sebelum di daur ulang.
7. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin.
8. Letakkan bayi yang mungkin dapat mengkontaminasi lingkungan (misalnya bayi
dengan diare yang terinfeksius) di runag khusus.

C. Cuci Tangan
1. Cuci dengan sabun dan air atau menggunakan cairan pembersih tangan berbasis
alkohol:
a. Sebelum dan sesudah merawat bayi, dan sesudah tindakan
b. Sesudah melepas sarung tangan

3
c. Sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor.
2. Beri petunjuk pada ibu dan anggota lainnya untuk melakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi
3. Cara cuci tangan :
a. Basahi kedua tangan
b. Cuci tangan selama 10-15 menit dengan sabun dan air mengalir
c. Biarkan tangan kering di udara atau keringkan dengan kertas bersih atau
handuk pribadi
4. Membersihkan tangan dengan cairan pembersih berbasis alkohol (dibuat dari 2 ml
gliserin dari 100 ml alkohol 60 %), lebih efektif dibanding dengan cuci tangan,
kecuali kalau tangan memang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan
memakai cairan pembersih tangan berbasis alkohol:
a. Basahi seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan
b. Basuh dan gosokkan cairan ketangan sampai kering

D. Perlengkapan Perlindungan Mandiri


Cegah paparan terhadap infeksi dengan menggunakan barier ataupelindung untuk
melindungi dari semburan dan jejas dari benda tajam.
1. Bila mungkin pakai sepatu tertutup, jangan telanjang kaki
2. Bila sarung tangan diperlukan tindakan, gunakan sepasang sarung tangan untuk
tiap bayi guna menghindari kontaminasi silang dan buanglah sarung tangan yang
sudah kotor. Gunakan sarung tangan yang berbedauntuk setiap situasi :
a. Sarung tangan steril atau sarung tangan desinfeksi tinggi bila memegang atau
kontak langsung dengan kulit lecet, jaringan dibawah kulit atau darah
b. Sarung tangan yang bersih bila ada kontak dengan membrane mukosa atau
cairan tubuh (misalnya mengambil sample darah)
c. Sarung tangan tebal dari bahan karet atau lateks untuk memegang barang yang
terkontaminasi serta akan membersihkan atau membuang kotoran
3. Sarung tangan sekali pakai sangat dianjurkan, tetapi dibeberapa tempat karna
keterbatasan sarana sarung tangan untuk tindakan bedah dapat dipakai ulang
sebagai:
a. Dilakukan dekontaminasi direndam dalam larutan klorin selama 10 menit
b. Cuci dan bilas

4
c. Disterilkan dengan autoklaf (membunuh organisme) atau desinfeksi tingkat
tinggi dengan direbus atau dikukus (membunuh organisme kecuali beberapa
endospora)
d. Catatan: bila sarung tangan bedah dipakai ulang, tidak boleh lebih dari tiga
kali karena dikhawatirkan terjadi robekan yang tidak dapat terlihat

E. Perawatan Secara Umum


Petunjuk untuk mengurangi risiko infeksi pada bayi sesudah lahir adalah sebagai
berikut :
1. Gunakan sarung tangan dan celemek plastik atau karet waktu memegang BBL
sampai dengan kulit bayi bersih dari darah, mekonium dan cairan
2. Bersihkan darah dari cairan tubuh bayi lainnya dengan menggunakan lapas yang
direndam air hangat kemudian dikeringkan
3. Bersihkan pantat dan darah sekitar anus bayi setiap selesai mengganti popok atau
setiap diperlukan dengan menggunakan kapas yang direndam air hangat, air
larutan sabun dan kemudian keringkan dengan hati-hati
4. Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat
5. Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi trauma pada
payudara dan putting agar tidak terjadi mastitis

F. Teknik Aseptik Untuk Melakukan Tindakan


Teknik aseptik membuat tindakan lebih aman bagi BBL maupun tenaga kesehatan
dengan mengurangi atau menghilangkan organisme dikulit, jaringan atau benda mati
ketingkat lebih aman. Meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Cui tangan selama 3-5 menit dengan menggunakan sekat yang lembut dan sabun
antiseptik
2. Kenakan sarung tangan steril atau sarung tangan yang DTT
3. Siapkan kulit untuk dilakukan tindakan dengan mencuci menggunakan cairan
antiseptik dengan gerakan melingkar, gerakan dari sentral keluar seperti
membentuk spiral
4. Bila ragu-ragu apakah peralatannya terkontaminasiatau tidak, anggaplah saja
terkontaminasi

5
G. Cairan Antiseptik dan Desinfektan
Meskipun kedua istilah ini sering tertukar, cairan anti septic dan cairan desinfektan
masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda. Cairan antiseptic digunakan untuk
kulit dan biasanya tidak sekuat desinfektan. Desinfektan digunakan dekontaminasi
alat atau bahan yang terkontaminasi derajat tinggi.
Cara mencegah kontaminasi cairan antiseptic dan desinfektan:
1. Bila perlu pengenceran, hanya menggunakan air yang dimasak
2. Jaga jangan sampai mulut botol besar tempat cairan terkontaminasi waktu
menuangkan cairan kedalam botol tempat yang lebih kecil
3. Kosongkan dan susi tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan di udara
terbuka paling tidak seminggu
4. Tuangkan cairan antiseptic keatas gulungan kapas atu kain kasa, jangan
mencelupkan kapas atau kain kasa kedalam cairan antiseptic
5. Simpan cairan ditempat dingin dan gelap

H. Pembersihan dan Pembuangan Tempat Sampah


Membersihkan secara teratur dan teliti akan mengurangi mikro organisme
dipermukaan dapat mencegah infeksi dan luka
1. Setiap perawatan BBL harus mempunyai jadwal membersihkan
2. Ikuti petunjuk membersihkan
3. Yakinkan selalu tersedia ember bersih yang berisi cairan 0,5% atau cairan lokal
yang ada atau cairan pembersih yang aman
4. Segera bersihkanlah darah dengan menyemptot cairan clorin 0,5% . bungkus dan
tutup dengan kain linen yang bersih dan simpan dalam lemari tertutup untuk
menghindari kontaminasi dengan sebu.
Sesudah digunakan, basuh tempat tidur, meja dan troli untuk tindakan
menggunakan cairan pembersih dengan larutan clorin 0,5% atau cairan diterjen
5. Lantai dan permukaan yang horizontal harus diberikan setiap hari atau sesuai
dengan kebutuhan dengan cairan pembersih larutan clorin 0,5% dan cairan
diterjen
6. Pisahkan cairan yang terkontaminasi misalnya darah, nanah dan barang yang
kotor dari beda yang tidak terkontaminasi dan bakarlah
7. Yakinkan bahwa barang tajam yang terkontaminasitelah dibakar dan dikubur

6
I. Cara Lain Pencegahan Infeksi
1. Ruang perawatan resiko di lokasi diare yang tidak terlalu banyak dilewati orang
dan jalur masuknya terbatas
2. Bila mungkin, sediakan ruangan khusus dan bayi baru lahir yakinkan bahwa
tenaga yang berhubungan langsung dengan BBL telah di imunisasikan rubella,
campak, hepatitis B dan parotitis serta mendapat vaksin influenza setiap tahun
3. Tenaga yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh datang dan
berhubungan langsung dengan bayi baru lahir
4. Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut, misalnya virus
pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke ruangan perawatan bayi resiko tinggi
5. Hindari staf yang berlebih atau staf yang kurang, jangan meletakkan dua bayi
dalam boks dan inkubator yang sama
6. Batasi jumlah tenaga yang menangani bayi
Vitus-sitomegalo virus, enterovirus, respiratory sincytial virus dan rhinovirus

J. Infeksi Janin dan Bayi Baru Lahir


Infeksi janin dan bayi baru lahir diklasifikasi atas dasar:
1. In utero (transplasenta)
2. Sewaktu melalui jalan lahir (transmisi vertical)
3. Pada massa neonatal (yaitu dalam 28 hari pertama setelah melahirkan)

Infeksi in utero termasuk yang disebabkan oleh:

1. Virus-sitomegalovirus, rubella, varisela, HIV dan parovirus


2. Protozoa-toksoplasmosis gondii dan
3. Bakteri-sifilis congenital

Inpartum (ibu ke bayi baru lahir) dan infeksi bayi baru lahir pasca persalinan
termasuk yang disebabkan oleh:

Virus hepatitis B, hepatitis C, HIV, virus herpes simpleks (HSV), human papiloma
virus dan parovirus.

Bacteria-Ecoli, group streptococcus, jamur (species candida) konjungtivis karena


klamidia, gonorea atau listeria monositogenes dan sejumlah hasil anaerob grand
negative.

7
Infeksi bayi baru lahir selama bulan pertama, termasuk:
1. Protozoa malaria banyak dinegara tropis dan
2. Bacteria-tuberculosis dan tetanus

K. Pencegahan Penyakit Infeksi Janin dan Bayi Baru Lahir


Pencegahan telah lama menjadi satu satunya alternative dalam memerangi penyakit
infeksi bayi baru lahir. Selama 50 tahun terakhir ini upaya pencegahan berhasil
mengurangi resiko infeksi janin dan bayi baru lahir di negara-negara berkembang,
keberhasilan ini telah dilaksanakan melalui :
1. Imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela, dan hepatitis B)
2. Pengobatan antenatal sifilis, maternal, gonorhoe, klamidea
3. Penggunakan profilasia obat tetes mata postnatal untuk mencegah infeksi mata
(konjungtivitis) karena klamidea, gonorhoe, dan jamur (kandida)
4. Pengobatan profilaksis perempuan hamil yang beresiko terhadap penyakit group B
streptococcus
5. Pengobatan dengan anti retoviral (ARV) maternal (antenatal dan intrapartum) dan
bayi baru lahir (post natal) untuk mencegah HIV

L. Perawatan Postnatal Bayi Baru Lahir


Meminimalkan resiko infeksi bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Pakai sarung tangan dan apron plastic atau karet kalau menangani bayi sampai
darah, mekonium atau cairan amnion diberikan dari kulit bayi
2. Bersihkan darah dan cairan tubuh lainnya secara berhari-hati dengan
menggunakan kapas, bukan kasa yang dicelupkan kedalam air hangat diikuti
dengan pengeringan kulit
3. Cuci tangan sebelum memegang atau merawat bayi. Alternatifnya dapat
menggunakan produk antiseptic berbasis alkohol tak berarir
4. Tunda membersihkan bayi baru lahir sampai suhunya stabil (biasanya 6 jam).
Yang sangat penting adalah area pantat dan perineal, area ini harus selalu
dibersihkan pada setiap penggantian popok atau sesering yang diperlukan dengan
menggunakan kapas yang dicelupkan kedalam air sabun hangat, kemudian
dikeringkan dengan hati-hati
5. Gaun penutup atau masker tidak diperlukan sewaktu menangani bayi

8
6. Tidak ada satu perawatan tali pusat yang terbukti superior dalam mencegah
kolonisasi atau infeksi

Secara umum adalah :


1. Cuci tangan, atau pakai antiseptic pencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan
tali pusat
2. Tali pusat harus selalu bersih dan kering
3. Jangan tutupi tali pusat dengan gurita
4. Diaper atau popok dilipat dibawah puntung tali pusat
5. Jika puntung tali pusat kotor, hati-hati cuci dengan air matang yang diberi sabun,
bersihkan dengan air matang, keringakan dengan air bersih
6. Jelaskan pada ibu, jika puntung tali pusat menjadi merah atau bernanah, bawa bayi
ke klinik atau rumah sakit secepatnya.
M. Asuhan Keperawatan
Asuhan Bayi Baru Lahir Pencegahan Infeksi
Berikan perawatan rutin bayi baru lahir :
1. Setelah enam jam pertama kehidupan atau setelah suhu tubuh bayi stabil, gunakan
kain katun yang direndam dalam air hangat untuk membersihkan darah dan cairan
tubuh lain ( misal: dari kelahiran ) dari kulit bayi, kemudian keringkan kulit.
Tunda memandikan bayi kecil ( kurang dari 2,5 kg pada saat lahir atau sebelum
usia gestasi 37 minggu ) sampai minimal hari kedua kehidupan.
2. Bersihkan bokong dan area perineum bayi setiap kali mengganti popok bayi, atau
sesering yang dibutuhan dengan menggunakan kapas yang direndam dalam air
hangat bersabun, kemudian keringkan area tersebut secara cermat.
3. Pastikan bahwa ibu mengetahui peraturan posisi penempatan yang benar untuk
meyusui untuk mencegah mastitis dan kerusakan puting

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan infeksi membantu semua petugas pelayanan kesehatan rumah sakit dan
penyedia klinik, untuk memahami prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, termasuk
siklus penyebaran penyakitdan konsep-konsep lainnya yang penting.
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponen
perawatan BBL. Pencegahan yang dilakukan antara lain adalah imunisasi maternal
(tetanus, rubella, varisela, hepatitis B).

B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa untuk dapat mengetahui dan memahami pencegahan
infeksi pada BBL. Dan dapat mengaplikasikannya dalam praktek klinik.

10

Anda mungkin juga menyukai