Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Editor :
Sasongko Leksono, A.P, S.T, M.Si., HP 08123306039
Copyright 2016
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ v
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xi
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi....................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup.......................................................................................... 5
C. Uraian Materi............................................................................................. 7
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................. 23
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................... 25
F. Rangkuman............................................................................................. 31
H. Kunci Jawaban........................................................................................ 32
C. Uraian Materi........................................................................................... 33
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................. 49
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................... 51
iii
F. Rangkuman............................................................................................. 56
H. Kunci Jawaban........................................................................................ 57
C. Uraian Materi........................................................................................... 59
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................. 80
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................... 82
F. Rangkuman............................................................................................. 84
H. Kunci Jawaban........................................................................................ 85
C. Uraian Materi........................................................................................... 87
D. Aktifitas Pembelajaran............................................................................. 99
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 102
F. Rangkuman........................................................................................... 104
EVALUASI..................................................................................................... 107
PENUTUP...................................................................................................... 109
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 129
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Posisi Baterai pada Sepeda Motor ............................................... 8
Gambar 1. 2 Konstruksi Sebuah Sel Baterai ..................................................... 9
Gambar 1. 6 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Terisi Penuh ........ 11
Gambar 1. 7 Keadaan elektrolit dan plat-plat baterai saat baterai dibebani ..... 12
Gambar 1. 8 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Baterai Kosong .... 12
Gambar 1. 9 Keadaan Elektrolit Dan Plat-Plat Baterai Saat Baterai Diisi Arus 13
v
Gambar 2. 7 Arah Penyinaran Lampu Kepala.................................................. 38
vi
Gambar 3. 8 Cara kerja-3................................................................................. 64
vii
Gambar 4. 5 Tempat Relai Starter.................................................................... 91
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Peta Kompetensi .................................................................................. 2
Tabel 1. 1 Kondisi Sel Baterai ........................................................................ 14
Tabel 3. 2 Proses Gerakan Dorong Menyekrup Maju & Mundur Pinion ........... 71
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1..................................................................................................... 127
xi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kelistrikan sepeda motor merupakan perlengkapan standar yang ada
pada sepedamotor merek dan type apapun. Sistem kelistrikan pada sepeda
motor dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sistem kelistrikan mesin yang
berada dan atau melayani kebutuhan mesin agar mesin dapat hidup sempurna
dan sistem kelistrikan yang berada atau berfungsi sebagai kelengkapan standar
body dan tanda agar sepeda motor dapat dikendarai dengan aman baik pagi
pengendara maupun pengendara lain. Mengingat pentingnya sistem kelistrikan
ini maka sistem ini perlu dilakukan perawatan sebagai usaha untuk
memperpanjang usia pakai sepeda motor dalam kondisi sempurna. Hal ini
sebaiknya dilakukan agar tidak terjadi kerusakan yang berakibat harus
dilakukan perbaikan dengan konsekuensi waktu dan biaya lebih besar.
Setelah masa pakai sepeda motor cukup, maka bagian bagian sistem
kelistrikan tentu perlu perbaikan agar sepedamotor layak dan aman untuk
dikendarai lagi.
Perbaikan dan penggantian memang akan menambah waktu pengerjaan serta
biaya yang lebih besar, tetapi jika ini dilakukan dengan benar maka hal tersebut
dapat diminimalisir.
Modul berikut ini membahas secara umum (merk maupun type apapun) tentang
bagian dari sistem kelistrikan bodi bagaimana merawat dan memperbaiki
sistem sistem kelistrikan pada sepeda motor serta peralatan minimal apa saja
yang diperlukan untuk melakukan perawatan dan perbaikan.
B. Tujuan
Penyusunan modul perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor
ini diharapkan guru pembelajar memahami sistem kelistrikan sepeda motor
serta dapat melakukan baik perawatan maupun perbaikan sistem kelistrikan
sepeda motor dengan benar.
1
C. Peta Kompetensi
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian/Mapel : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor
2
Standar
Kompeten Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
si Guru
(SKG)
3
Standar
Kompeten Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
si Guru
(SKG)
4
Standar
Kompeten Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
si Guru
(SKG)
dan hidrolik)
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional (rem
mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem transmisi
memperbaiki kerusakan transmisi manual
D. Ruang Lingkup
Modul ini hanya membahas tentang bagaimana cara melakukan perawatan dan
perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor yang meliputi
5
E. Saran Cara penggunaan modul
Modul guru pembelajar ini sebaiknya dibaca secara teliti sesuai urutannya yang
meliputi:
1. Bagaimana konstruksi baterai dan perawatannya
2. Perawatan sistem penerangan
3. Perawatan sistem tanda dan starter
Tiga tahapan tersebut perlu masing-masing dicoba untuk dimengerti serta
dilakukan latihan praktik.
Bila dalam latihan praktik mengalami kendala atau tidak dapat melakukan
dengan baik maka baca kembali disalah satu materi yang belum dipahami serta
belum dapat mempraktekkan dengan benar.
Lakukan praktek dengan berulang-ulang agar pengertian tentang materi
tersebut diatas dapat dipahami.
6
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: BATERAI DAN
PERAWATANNYA
A. Tujuan
C. Uraian Materi.
Baterai
Baterai adalah merupakan suatu benda sebagai sarana penyimpanan tenaga
listrik. Hal ini terjadi secara elektrokimia. Tenaga listrik dapat diubah menjadi
tenaga kimia dan sebaliknya tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
1. Fungsi baterai :
a) Menyimpan arus listrik dari kumparan pembangkit / generator dalam roda
magnet saat mesin hidup setelah disearahkan.
b) Menghidupkan mesin (elektrik starter)
c) Melayani kebutuhan arus listrik untuk peralatan listrik pada sepeda motor
saat mesin mati dan putaran rendah.
d) Kebutuhan lainnya
7
2. Jenis – jenis baterai
Baterai sebagai sumber tegangan terbagi menjadi:
a) Baterai kering
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa gel, terbuat dari Nikel Cadmium (Ni
Ca) dan Lithium (Li).
b) Baterai basah
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa cairan Asam Sulfat (H2SO4), dimana
jenis baterai terdiri dari :
1. Baterai biasa
2. Baterai MF (Maintenance Free)
8
3. Baterai jenis basah biasa.
3.1 Konstruksi
Baterai terdiri dari beberapa sel. Setiap sel terdiri dari plat positif dan pelat
negatif Sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud
mempermudah terjadi reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut.
Bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO.2) berwarna coklat dan
untuk pelat negatif adalah timbel ( Pb ) berwarna abu – abu.
9
3.2 Konstruksi blok sel
Pelat – pelat ini digabung dalam blok blok sel. pelat positif dibatasi oleh
Isolator (separator) yang terbuat dari fiber berpori dan serat gelas(fibre glass).
Blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai yang diisi larutan Asam sulfat
(H2SO4) yang merupakan campuran 79% Air murni dan 21% asam sulfat. Dan
setiap blok sel menghasilkan tegangan sebesar 2 Volt.
10
Tujuan menghubungkan blok – blok sel secara seri adalah untuk memperoleh
tegangan yang lebih tinggi . Misalnya untuk memperoleh tegangan 12 Volt,
baterai membutuhkan 6 blok yang masing – masing bertegangan 2 Volt.
Baterai berisikan air dan asam sulfat dan sudah dalam keadaan diberi arus
penuh. Pada temperatur 20 C, berat jenis air baterai = 1,285 Kg/1. Dalam
keadaan ini, bahan aktif pelat positif adalah timbel dioksid (PbO2) berwarna
coklat, sedang pelat negatif timbel (Pb) berwarna abu-abu. b) Baterai dalam
keadaan dipakai/dibebani
11
(O2) yang berada pada pelat positif bereaksi dengan hidrogen (H) dan
membentuk air (H2O). Pada waktu yang bersamaan, timbel Pb pada pelat
positif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4) juga
pelat negatif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4).
Proses elektrokimia
Pembebanan dengan arus
PbO2 + 2H2SO4 + Pb ------------------------------------------ Pb SO4 + 2H2O + PbSO4
dan waktu tertentu
Bila reaksi berlangsung terus menerus maka arus listrik akan habis.
Asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu bagian membentuk air (H2O) dan
bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel sulfat (PbSO 4).
Berat jenis elektrolit menurun 1,08 kg/l.
12
3.5 Pengisian arus listrik
Gambar 1. 9 Keadaan Elektrolit Dan Plat-Plat Baterai Saat Baterai Diisi Arus
Pada saat pengisian arus listrik, keadaan terbalik .Oksigen dalam asam baterai
bereaksi dengan timbal pada plat positif. Sisa asam terurai dari plat – plat dan
bereaksi dengan hidrogen di dalam asam baterai. Hal ini akan menambah
besarnya berat jenis air baterai.
Penambahan ini akan berlangsung selama pengisian, sampai berat jenis 1,285
kg/l. Dan dalam keadaan ini baterai telah terisi penuh.
Proses Elektrokimia:
3.6 Keadaan elektroda – elektroda dan berat jenis elektrolit pada proses
elektrokimia di dalam baterai.
13
Tabel 1. 1 Kondisi Sel Baterai
Keadaan Elektroda Elektroda Berat Jenis
positif negatif Elektrolit
Kapasitas baterai tergantung pada : massa aktif dalam plat – plat baterai,
jumlah elemen – elemen/plat baterai, luas penampang plat baterai yang
terendam dalam elektrolit baterai
Disingkat ----- Q=Ixt
Dimana : Q = Kapasitas (I x t) dalam AH
14
b) Kapasitas spesifik
Berat jenis elektrolit ( ) dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui kondisi isian
baterai. Sebagai alat pengukur berat jenis ini digunakan hydrometer.
Tabung apung
Pengukur berat
jenis
Jika dari hasil pengontrolan berat jenis antara sel yang satu dan yang lain
terdapat perbedaan lebih dari 0,025 Kg/I, maka hal itu disebabkan ketidak-
samaan tinggi elektrolitnya lagi.
Jika berat jenisnya terlalu rendah maka telah terjadi hubungan singkat atau
baterai sudah tua atau terlalu kehabisan arus.
Semakin lama baterai dipakai, semakin banyak kandungan air di dalam
elektrolitnya, akibatnya semakin kecil berat jenis elektrolit tersebut.
15
Bila ketinggian elektrolit pada tandanya terlalu rendah, maka baterai harus
ditambah dengan air suling( H2O).
Kondisi isian baterai dibandingkan berat jenis larutan elektrolit baterai dapat
dilihat melalui grafik berikut :
16
4. Baterai Maintenance Free (MF)
4.1 Konstruksi
17
e) Penutup/Rumah Baterai
Digunakan dari bahan Poly propylene resin untuk meningkatkan kemampuan
menahan panas, tahan zat-zat kimia dan tahan terhadap goncangan.
18
h) Tidak ada bagian/ part yang menonjol misalnya pipa pernafasan.
Penyerapan gas terjadi di dalam Baterai, sehingga pipa exhaust tidak
diprlukan dan bentuknya menjadi lebih ringkas.
Jika baterai dibiarkan terlalu lama tanpa diisi, maka akan terbentuk kristal –
kristal sulfat yang halus. Tapi karena elektrolit tidak dapat menguap, maka
kristal – kristal itu berubah menjadi kristal timbel sulfat yang kasar. Kejadian
yang demikian disebut pensulfatan.
19
5. Pengisian dan Pengosongan Baterai dengan Sendirinya
a) Pengisian Baterai
Baterai hanya bisa diisi dengan arus searah. Pengisian baterai dapat dibedakan
antara pengisian normal dan pengisian cepat.
b) Pengisian normal
Contoh :Baterai dengan kapasitas 5 Ah dapat diisi secara normal dengan arus
pengisian 0,5 Ampere.
Waktu pengisian : 12 – 15 jam, bila baterai 100 % kosong.
20
Pada alat ini, arus pengisian akan berkurang secara otomotis sejalan dengan
naiknya tegangan sel. Ini disebabkan perbedaan antara tegangan alat pengisi
dengan tegangan baterai dan tegangan sel baterai menjadi 2,4 volt. Pada
tegangan tersebut mulai terjadi pembentukan titik – titik gas, hingga akhirnya,
arus pengisian secara otomatis mengecil.
21
Tahap 1 Desulfatisasi
Tahap 4 Penyerapan
Tahap 5 Analisa
Tahap 6 Rekondisi
Tahap 7 Apung
Memberikan arus kecil untuk mengakhiri pengisian agar performa dari baterai
membaik.
Tahap 8 Denyut
Memberikan arus kecil terputus – putus agar usia pakai baterai menjadi lebih
panjang.
Keterangan:
Alat tersebut seperti gambar diatas, dilengkapi fasilitas pengisian hanya pada
tahap 1, tahap 3, tahap 4, dan tahap 8
22
5.2 Pengosongan baterai sendiri
D. Aktifitas Pembelajaran.
1. Strategi Pelatihan
23
2. Persiapan/perencanaan
2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
yang ditemukan
5. Implementasi
5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
6. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
24
6.1. Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,
sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap
saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
E. Latihan/Kasus/Tugas.
25
2. Baterai basah adalah baterai :
a. Tanpa elektroda
b. Tanpa elektrolit
c. Basah.
d. Kering.
4. Proses yang terjadi pada baterai pada saat pengisian maupun pemakaian
disebut :
Ketrampilan / Praktik :
26
Hasil Pengukuran : ............Volt.
Spesifikasi :
Kurang dari 12,3 Volt = baterai
kurang isi
Lebih dari 12,3 Volt = baterai cukup
isi
Dengan cara melihat lurus dari samping terlihat ketinggian elektrolit baterai
adalah :
27
Ketinggian elektrolit baterai Kesimpulan/yang harus dilakukan
4. Pengisian baterai.
Jika kapasitas baterai tertera 5 Ah. Maka besar arus pengisian normal
adalah …………. Amp
28
Lakukan pengukuran berat jenis elektrolit baterai pada semua sel baterai.
Simpulkan hasilnya dibandingkan grafik kondisi elektrolit.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara membebani baterai dengan arus
pemakai terbesar yang ada pada sepedamotor, Pemakai arus terbesar pada
sepeda motor yaitu melakukan starter dengan menggunakan starter elektrik.
29
Tabung apung
Pengukur berat
jenis
Kesimpulan :
Baterai dalam kondisi …...............
Prosentase kekosongan (lihat grafik kondisi elektrolit) = ……….%
Jika setelah dilakukan pengisian arus masih terukur prosentase kekosongan
besar maka semestinya diganti dengan baterai baru.
30
7. Perawatan baterai terhadap pengosongan diri.
Dengan cara seperti gambar diatas lakukan pemeriksaan apakah ada arus
mengalir pada permukaan baterai diantara sel pada permukaan basah, bila
ada yang mengalir ditunjukkan dengan adanya penunjukan tegangan maka
pada permukaan tersebut harus dibersihkan dengan air sabun dan
dikeringkan. Setelah kering ukur kembali seperti yang sebelumnya
dilakukan.
F. Rangkuman.
Perawatan sistem kelistrikan sepedamotor merupakan tindakan yang rutin
harus dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan
yang lebih berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia
pakai dari komponen komponen pendukung sepeda motor.
Ada dua jenis baterai yang digunakan pada sepeda motor yaitu baterai jenis
basah (baterai basah biasa dan baterai basah jenis bebas perawatan /
Maintenance Free) dan baterai kering.
31
Secara konstruksi kedua baterai ini sama, tetapi cara penanganan
perawatannya berbeda. Jika konstruksi baterai dipahami maka penanganan
perawatan akan lebih tepat dan membuat usia pakai baterai menjadi lebih
panjang.
H. Kunci Jawaban.
1) d
2) d
3) c
4) c
5) b
32
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM TANDA
DAN SISTEM PENERANGAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat :
1. Menjelaskan sistem tanda pada sepeda motor
2. Menjelaskan konstruksi sistem tanda dan sistem peenrangan pada sepeda
motor
3. Menjelaskan komponen sistem tanda dan sistem penerangan pada sepeda
motor
4. Merawat sistem tanda dan sistem penerangan sepeda motor
C. Uraian Materi.
Lampu Penerangan
1. Alternator.
Alternator pada sepeda motor terdiri dari magnet yang berputar bersama poros
engkol dan kumparan pembangkit arus yang berada disisi dalam magnet. Letak
dari alternator ini kebanyakan berada di bagian kiri mesin, tetapi pada sepeda
motor jenis transmisi otomatis / skutic pada umumnya berada disebelah kanan.
33
Gambar 2. 1 Komponen Alternator
Ujung kumparan biasanya berupa soket yang dirangkaikan dengan kabel body
dan dihubungkan dengan regulator rectifier serta disambung secara parallel
terhadap saklar lampu kepala/ saklar dimmer.
34
Prosedur cara pemeriksaan kumparan pembangkit tegangan sistem
penerangan.
Periksa tahanan kumparan sistem
pengisian Besar tahanan = 1,1 Ohm
Periksa tahanan kumparan sistem
penerangan Besar tahanan = 1.0 Ohm.
2. Regulator Rectifier.
35
Tegangan yang dibangkitkan akibat perubahan putaran generator akan
berakibat tegangan turun dan naik terlalu tinggi, jika ini terjadi maka komponen
sistem kelistrikan yang ada pada sepeda motor akan rusak. Agar tegangan
konstan /stabil pada tegangan 14,5 volt maka diperlukan komponen pengatur
tegangan yang dinamakan Voltage Regulator. Karena penyearah arus dan
penstabil tegangan dikonstruksi menyatu maka komponen tersebut dinamakan
Regulator Rectifier.
Saklar ini berfungsi untuk menyalakan atau mematikan lampu kepala dan
lampu kota.
Prosedur pemeriksaan :
Dengan menyalakan mesin periksa fungsi saklar lampu kepala, posisikan saklar
sesuai dengan posisi pada symbol pada holder. Periksa apakah lampu lampu
menyala dan bisa mati sesuai dengan posisi saklar. Juga periksa saklar
Dimmer ( Pemindah posisi lampu jauh/dekat).
36
Tabel 2. 1 Tabel Hasil Pemeriksaan
Saklar yang dioperasikan Kondisi Pengujian
Saklar lampu Kepala Lampu kota belakang : menyala/tidak
Lampu penerangan dashboard :
Menyala/tidak
Lampu kepala merupakan kelengkapan standard yang ada pada sepeda motor
yang berfungsi untuk menerangi jalan pada saat malam hari , tetapi sinar lampu
tidak diperbolehkan menyilaukan pengendara lain ketika sedang berpapasan.
37
Gambar 2. 6 Cara Memeriksa Bola Lampu
Nyalakan lampu kepala dan posisikan pada lampu dekat. Arahkan penyinaran
pada dinding/papan, Perhatikan arah sinar jatuh pada papan/dinding tidak
diperbolehkan sejajar ketinggiannya dibandingkan tinggi lampu kepala atau
lebih tinggi dari ketinggian lampu kepala hal ini dapat menyebabkan silau dan
membahayakan bagi pengendara lainnya. Posisi sinar jatuh harus sedikit lebih
rendah dari ketinggian lampu kepala agar penyinaran optimal mencapai jalan
raya yang jarak jatuhnya sinar kurang lebih 50 meter kedepan.
38
5. Sistem tanda.
Lampu tanda belok ini berupa lampu berwarna kuning yang ditempatkan pada
sisi kiri dan kanan bodi sepedamotor pada bagian depan dan belakang.
Lampu ini menyala secara berkedip 60 kali dalam 1 menit agar pengendara lain
dapat melihat dengan jelas bahwa kendaraan yang berada didepan/belakang
akan berbelok/merubah arah.
39
Pengoperasian saklar ini dengan cara menggeser posisi saklar kekiri atau
kanan.
Prosedur pemeriksaan / perawatan:
a. On kan kunci kontak
b. Geser saklar lampu tanda belok ke kiri
c. Periksa ketiga bola lampu (depan kiri , belakang kiri dan dash board )
d. Geser saklar lampu tanda belok ke kanan.
e. Periksa ketiga lampu ( depan kanan, belakang kanan dan dash board)
f. Perhatikan frekuensi kedipan dan bandingkan frekuensi kedipan antara
lampu kiri dan kanan apakah sama/berbeda.
Bila terjadi perbedaan frekuensi kedipan lakukan langkah berikutnya yaitu
membuka cover lampu tanda belok dan perhatikan daya yang tertera pada bola
lampu.
40
Bola lampu tanda Bola lampu kontrol
Belok 12 V / 8 W tanda belok 12 V / 3 W
Bila ditemukan daya yang berbeda dari yang semestinya gantilah dengan bola
lampu yang baru dengan spesifikasi yang sama
Lampu kota bagian belakang merangkap fungsi, selain untuk penerangan plat
nomor berfungsi juga untuk diketahui posisi oleh pengendara lain dari belakang
agar dapat mengetahui jarak pengendaraan. Bola lampu kota berikut covernya
selalu disatukan dengan lampu rem. Karena konstruksi yang menyatu maka
bola lampu yang terpasang menggunakan dobel filamen. Filament dengan daya
kecil diperuntukkan lampu kota sedangkan yang berdaya besar diperuntukkan
sebagai lampu rem.
41
Pada pemegang kaca bola lampu biasanya tertulis data 12 V 8 / 18 W artinya
bahwa filamen bola lampu kota = 8 watt dan bola lampu rem = 18 watt.
7. Lampu rem
Lampu rem pada sepeda motor berfungsi untuk memberi tanda pada
pengendara dibelakang bahwa kendaraan didepan sedang mengurangi
42
Gambar 2. 13 Saklar Lampu Rem Kaki/Rem Belakang
Rangkaian lampu rem pada umumnya dirangkai seperti urutan berikut ini :
Bila pedal rem diinjak maka kawat penarik akan tertarik ke bawah untuk
menghubungkan kedua terminal penghubung arus.
Gangguan yang sering terjadi pada lampu rem jika kabel penghubung pada
soket lampu rem terbalik maka ketika dilakukan pengereman tidak terjadi
perubahan cahaya lampu ini dikarenakan bola lampu yang sedang menyala 18
Watt sedang lampu rem hanya 8 watt.
8. Klakson.
Fungsi klakson adalah sebagai tanda pada pengendara lain bahwa kita akan
mendahului atau meminta prioritas jalan pada saat siang hari.
43
Gambar 2. 14 Bagan Rangkaian Klakson
klakson biasanya dirangkai secara seri dari baterai sampai dengan
klakson.seperti gambar bagan dibawah ini:
Bila ditemukan arah penyinaran lampu kepala yang tidak benar ( terlalu tinggi)
maka lakukan penyetelan agar sinar lampu tidak menyilaukan pengendara lain
atau kalau terlalu rendah tidak didapatkan penyinaran jalan yang optimal. Cara
menyetel dengan memposisikan kendaraan pada tempat yang rata dan dan
distandard. Setel lampu dengan cara melonggarkan baut penyetel serta
menggerakkan arah sinar secara vertikal dengan menggerakkan lampu kepala
44
10. Penggantian bola lampu sein (tanda belok).
45
Gambar 2. 17 Cara Mengganti Bola Lampu Sein Depan
46
Gambar 2. 20 Cara Mengganti Bola Lampu Sein Belakang
Lampu rem merupakan sistem tanda yang tidak kalah penting yaitu sistem
tanda yang berfungsi untuk member tanda pada pengendara lain bahwa
pengendara didepan sedang mengurangi laju sepeda motor. Sebelum
berkendara lakukan pengecekan fungsi lampu rem dengan cara kunci kontak di
nyalakan dan injak rem belakang dan atau tekan tuas rem depan. Bila kedua
duanya tidak menyala maka ada kemungkinan bola lampu rem putus. Berikut
cara mengganti bola lampu rem.
47
Gambar 2. 22 Cara Mengganti Bola Lampu Rem
Bila lampu sein tidak bisa berkedip baik belok kiri maupun kanan maka
kemungkinan unit pengedip tidak berfungsi. Maka gantilah unit pengedip ( relai
pengedip ) dengan yang baru.
48
13. Penggantian Klakson.
Ujilah fungsi klakson dengan cara ON kan kunci kontak kemudian tekan
tombol klakson bila kalkson tidak berbunyi ada kemungkinan klakson
mati. Gantilah klakson dengan yang baru dengan cara seperti gambar.
D. Aktifitas Pembelajaran.
1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem
yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
2. Persiapan/perencanaan
2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
49
3. Permulaan dari proses pembelajaran
3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
5. Implementasi
5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
6. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
50
6.2 Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari
tempat kerja.
E. Latihan/Kasus/Tugas.
Latihan : Sistem Penerangan
Pilihlah jawaban a,b,c,atau d yang benar pada pertanyaan dibawah ini :
1. Fungsi generator pembangkit sistem penerangan adalah :
a. Agar baterai tidak terjadi pengosongan.
b. Sumber tegangan AC untuk keperluan lampu kepala.
c. Agar lampu menyala lebih terang dibandingkan dengan sumber tegangan
baterai.
d. Agar lampu kepala dapat dinyalakan saat mesin mati.
51
3. Fungsi Lampu kepala adalah :
a. Sebagai kelengkapan dari sepeda motor.
b. Sebagai penerangan jalan.
c. Sebagai alat penerangan jalan saat malam hari.
d. Sebagai alat penerangan jalan dimalam hari bagi pengemudi dan tanda bagi
pengendara lain
Ketrampilan / Praktik :
2. Ukurlah tegangan yang ada pada bola lampu kepala pada saat putaran
mesin 2500 rpm.
52
4.
2000 rpm
2500 rpm
3000 rpm
3500 rpm
4000 rpm
4500 rpm
5000 rpm
Kesimpulan :
53
Ya / Tidak, hasil ...................
Lampu Kontrol jauh
Ya / Tidak, hasil ...................
54
4. Sistem tanda pada sepedamotor yang berupa cahaya adalah :
a) lampu dekat dan lampu blitz
b) lampu kota dan lampu sign
c) lampu sign dan blitz
d) lampu blitz dan klakson
7. Pada sistem lampu tanda belok bila masing masing lampu tanda belok
terpasang bola lampu tanda belok 18 Watt dan lampu kontrol belok masing
masing 4 watt .jika lampu tanda belok sedang menyala/diaktifkan maka total
daya yang dibebankan pada flasher/pengedip adalah :
a) 12 Watt
b) 72 Watt
c) 40 Watt
d) 80 Watt
55
8. Apabila mengganti bola lampu pada sistem tanda belok ,yang perlu
diperhatikan selain bentuk bola lampu dan daya yang tertera pada bola
lampu, jika daya bola lampu pengganti terlalu kecil ….
a) tidak terjadi perubahan frekuensi kedipan lampu
b) terjadi frekuensi kedipan semakin lambat
c) terjadi frekuensi kedipan semakin cepat
d) terjadi kedipan tidak teratur
F. Rangkuman.
Perawatan sistem kelistrikan sepedamotor merupakan tindakan yang rutin
harus dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan
yang lebih berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia
pakai dari komponen komponen pendukung sepeda motor.
56
Sistem tanda, ini terbagi dalam 2 jenis,yaitu berupa suara dan berupa cahaya.
Kedua duanya harus berfungsi dengan baik serta benar pengoperasiannya.
Sesuai dengan namanya sistem tanda ini berguna bagi pengendara lain agar
dapat mengetahui kemauan/keinginan pengendara itu sendiri.Karena sistem ini
berguna pada saat berkendara misalnya akan berbelok atau merubah arah
maka semua komponen sistem tanda sebaiknya selalu diuji setiap kita akan
mulai berkendara .
H. Kunci Jawaban.
57
2. Teori : PERAWATAN SISTEM TANDA.
1. c
2. b
3. d
4. c
5. c
6. a
7. c
8. b
9. b
58
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: SISTEM ELEKTRIK
STARTER
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat diharapkan dapat :
1. Menjelaskan sistem electric starter pada sepeda motor
2. Menjelaskan konstruksi sistem electric starter pada sepeda motor
3. Menjelaskan komponen sistem electric starter pada sepeda motor
4. Merawat sistem electric starter pada sepeda motor
C. Uraian Materi.
Motor starter
Motor bakar tidak bisa dihidupkan dengan tenaga motor itu sendiri, maka starter
digunakan untuk memutar motor bakar pertama kali sampai tercapai putaran
tertentu hingga mesin dapat hidup
59
Tabel 3. 1 Tabel Putaran Motor Starter
Motor bensin Motor diesel tanpa Motor diesel dengan
pemanas pemanas
Putaran starter Putaran starter Putaran starter
60 – 90 rpm 80 – 200 rpm 60 – 140 rpm
Motor bensin perlu Perlu putaran yang Sistem pemanas
putaran untuk cukup, agar membantu
menghisap temperatur mampu temperatur bahan
campuran bahan membakar bahan bakar sehingga
bakar bakar (solar) ketika mudah terbakar
disemprotkan
3. Persyaratan Starter
Untuk memenuhi tuntutan kerja, maka :
3.1 Motor starter sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanan-
tahanan motor, misalnya
a. Tekanan kompresi
b. Gesekan pada bagian-bagian yang bergerak
c. Hambatan dari minyak pelumas, terutama saat dingin dimana kekentalan
minyak pelumas masih tinggi
3.2 Pinion harus dapat mengait dan melepas pada roda penerus secara baik.
Pada saat permulaan start motor starter mempunyai momen putar yang besar
dengan putaran yang rendah.
Motor starter pada umumnya mempunyai bentuk yang kecil tetapi tenaga
putarnya besar, dari 0,1 Kw sampai 18 Kw. Sedangakan motor starter pada
sepedamotor tenaga putarnya antara 0,3 KW sampai dengan 0,6 KW.
60
Gambar 3. 1 Tata Letak Komponen Motor Starter
61
4.1 Motor starter tipe elektro magnet
Tipe ini mempunyai field coil yang terbuat dari kabel tembaga yang tebal dan
bentuknya persegi yang arahnya berpotongan dengan inti stator, arus mengalir
secara seri menuju field coil dan armature.
62
5. Motor starter berdasarkan konstruksinya
Berdasarkan konstruksinya motor starter dibedakan atas :
5.1 Starter sekrup
a) Pinion melakukan gerakan menyekrup maju dan mundur pada poros berulir
memanjang yang diputar oleh angker
63
5.1.3 Cara kerja
5.1.4 Keuntungan :
Konstruksi sederhana
Murah
Tidak memerlukan solenoid
64
5.1.5 Kerugian :
Jika mesin mulai hidup, pinion cepat terlepas / menyekrup mundur dari roda
gigi pemutar poros engkol sebelum motor berhasil hidup.
Jika start tidak berhasil menghidupkan mesin maka untuk start lagi harus
menunggu motor starter berhenti berputar.
Timbul suara yang keras / kurang enak saat pinion mulai berhubungan
dengan roda gigi pemutar poros engkol.
6. Starter sekrup tanpa kopling jalan bebas
Nama bagian :
1. Poros berulir memanjang
2. Pinion
3. Pegas peredam kejut
4. Kumparan medan
5. Sepatu kutup
6. Anker
65
7. Starter sekrup dengan kopling jalan bebas
Nama bagian :
1. Ulir memanjang
2. Pinion
3. Pegas pengembali
4. Kopling jalan bebas
5. Poros anker
6. Kumparan medan
7. Sepatu kutup
8. Anker
66
8. Starter sekrup tanpa kopling jalan bebas dan menggunakan motor dengan
kopling permanen
Nama Bagian :
1. Poros ulir memanjang
2. Pinion
3. Pegas pengembali
4. Anker
5. Magnet permanen
67
9. Starter sekrup dengan rangkaian kontak elektro magnetis (Relai)
68
11. Macam konstruksi starter sekrup dapat dibedakan menurut :
69
12. Starter Dorong Sekrup Elektromagnetik
a. Pinion
d. Tuas pendorong
70
12.3 Solenoid berfungsi sebagai relai dan penggerak tuas pendorong.
Menghubungkan
Kunci kontak “ON” Kumparan tarik dan
kumparan fiksasi membentuk medan
magnet poros solenoid tertarik pegas.
Luas pendorong mendorong pegas
penghantar, kopling jalan bebas dan
pinion ke arah roda gaya terjadi
gerakan dorong sekaligus menyekrup
hingga pinion berhubungan dengan roda
gaya.
Akhir gerakan luas pendorong kontak
utama terhubung, arus besar mengalir
dan arus pada kumparan tarik menjadi
nol. Motor starter bekerja, momen
putaran dari anker diteruskan ke roda
gaya sewaktu gigi pinion tidak berhasil
masuk pada gigi roda gaya tuas
pendorong akan terus mendorong pegas
penghantar pegas terkompres (pegas
dibuat tidak keras) hingga kontak
utama terhubung, starter bekerja dengan
dorongan pegas dan kelembapan massa
pinion dapat menyekrup maju hingga
berkaitan dengan roda gaya.
71
Melepaskan
Kunci kontak “OFF”, arus pada
kumparan fiks nol, medan magnet
hilang. Poros solenoid menarik tuas
dengan bantuan pegas pinion tertarik
dan menyekrup mundur, kontak utama
terputus jika pinion macet ada
kelonggaran antar tuas dan poros
solenoid me-mungkinkan kontak utama
tetap dapat terputus.
72
Gambar 3. 16 A) Rumah Kopling Diputar Oleh Poros Penggerak, B) Pinion
Diputar Cepat Oleh Roda Gaya
Rumah kopling diputar oleh poros Pinion diputar cepat oleh roda gaya
penggerak -- bantalan peluru akibatnya pinion berputar lebih cepat
menggelincir ke bagian takik sempit dari bantalan -- bantalan peluru
Poros pinion sehingga poros pinion menggelincir ke bagian takik yang
ikut berputar. lebar sehingga peluru tidak terjepit
antara poros pinion terbebas dari
putaran poros anker
73
Gambar 3. 18 Grerakan Maju Mundur Kopling Sepeda Motor Jalan Bebas
Untuk menghindari agar scooter tidak jalan sendiri pada saat distart oleh
pengendara pemula yang memutar handel gas dengan penuh saat
menghidupkan mesin, pengaman dipasangkan pada self starter, sehingga jika
tuas rem tidak ditarik tombol starter tidak berfungsi.
74
13.2 Sistem pengaman motor starter ( pada sepedamotor sport)
Sistem pengaman starter kedua , berfungsi untuk mencegah motor jalan sendiri
saat distart, sementara posisi gigi dalam keadaan masuk, relay pengaman
dipasang sehingga akan hidup jika posisi gigi dalam posisi netral, atau tuas
kopling ditarik.
75
Gambar 3. 22 Diagram Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Masuk
76
13.3 Sistem pengaman starter dengan saklar standart samping
Saklar standart samping dipasang, untuk mencegah kelalaian menaikkan
standart samping.
Cara kerja
Jika stardart samping dipasang, saat akan berjalan gigi dimasukkan, maka
mesin akan mati karena tidak ada pengapian sehingga mesin mati.
Setelah standart samping dinaikkan lalu mesin dihidupkan, dan gigi
dimasukkan, maka mesin tidak mati dan berjalan normal seperti biasa. Jadi
standart samping harus terangkat, sebelum menjalankan sepeda motor.
Bukan posisi
Netral X
Netral 0
Keatas
Bukan posisi
Netral 0
77
14. Motor Starter ( Dyna Start )
Gambar 3. 24 Rangkaian Dyna Start Pada Saat Berfungsi Sebagai Motor Starter
78
Sewaktu menghidupkan mesin (fungsi motor starter)
a. Sewaktu side stand ( Standart samping) pada posisi dilipat ke atas, side
stand switch posisi on (hidup)
b. Sewaktu ighition switch (kunci kontak) diputar ke arah ON, ECM akan aktif
(hidup)
c. Main relay (relai utama) dihidupkan
d. Pasang (tarik) rem belakang dan tekan starter switch (tombol starter)
e. ECM meneruskan arus listrik ke kumparan starter/charging relay coil
(kumparan relay starter/pengisian listrik) dan relay switch dihidupkan
f. Baterai memberikan arus langsung ke alternator/starter dan mesin
dihidupkan
79
D. Aktifitas Pembelajaran.
1. Strategi Pelatihan
2. Persiapan/perencanaan
2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses
belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang
sudah diperoleh.
3. Permulaan dari proses pembelajaran
3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang
terdapat pada tahap belajar.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
4. Pengamatan terhadap tugas praktik
4.1. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur
atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
4.2. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang konsep yang dirasa
sulit yang ditemukan
80
5. Implementasi
5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
6. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
81
E. Latihan/Kasus/Tugas
Pilihlah jawaban a,b,c,atau d yang benar pada pertanyaan dibawah ini :
4. Arus searah dari baterai dapat dirubah menjadi gerak putar pada motor
starter oleh komponen starter yaitu :
a) stator
b) rotor
c) carbon brush
d) Lamel rotor
82
5. Jika motor starter diberikan arus langsung dari baterai, motor starter dapat
berputar normal tetapi jika di start secara biasa berputar lambat,
kemungkinan penyebabnya ….
a) motor starter rusak
b) terjadi rugi tegangan pada relai starter
c) baterai lemah
d) gigi reduksi rusak
7. Pada motor starter terdapat komponen sikat arang/carbon brush, jika sikat
arang terlalu pendek maka motor starter akan berputar lambat. Jika
dilakukan pemeriksaan dan pengukuran maka akan didapatkan hasil
pengukuran :
83
9. Bila motor starter diaktifkan motor tidak mampu memutar mesin tetapi hanya
timbul suara “klek” maka dapat dipastikan kerusakan terjadi pada ….
10. Motor starter yang berfungsi ganda sebagai alternator disebut dengan
sebutan….
F. Rangkuman.
Perawatan sistem kelistrikan sepeda motor merupakan tindakan yang rutin
harus dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan
yang lebih berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia
pakai dari komponen komponen pendukung sepeda motor.
Sistem elektrik starter, meski komponen ini merupakan komponen bantu untuk
menghidupkan mesin untuk pertama kali,tetapi aplikasi komponen ini pada saat
sekarang merupakan kebutuhan utama setiap sepedamotor (terutama
sepedamotor jenis skutic) karena untuk mengoperasikan kick starter bukanlah
hal yang mudah bagi pengendara pada saat mesin mati ditengah perjalanan.
(perhatikan konstruksi kick starter)
84
mengoperasikannya maka sepedamotor harus di posisikan pada standart
tengah, misal sepedamotor jenis scutic. Untuk mengetahui letak komponen
sistem elektrik starter agar lebih mudah dalam merawatnya gunakanlah
bantuan dengan mempelajari tempat komponen sistem elektrik starter Ini dapat
dipelajari dengan melihat pada buku manual merk dan type sepedamotor yang
akan dirawat..
H. Kunci Jawaban.
Teori : PERAWATAN ELEKTRIK STARTER.
1. b
2. c
3. b
4. d
5. b
6. a
7. b
8. c
9. a
10. c
85
86
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERBAIKAN
RINGAN SISTEM KELISTRIKAN.
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat dapat :
1. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada baterai
2. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada sistem penerangan dan tanda
sepeda motor
3. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada sistem starter sepeda motor
4. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada sistem kelistrikan sepeda
motor
C. Uraian Materi.
Perbaikan ringan sistem kelistrikan sepeda motor
1. Baterai :
1.1 Prosedur pemeriksaan secara visual.
Pemeriksa baterai secara visual dengan mengeluarkan baterai perlu dari rumah
baterai/kotaknya.
87
Prosedur pelepasan baterai :
Setelah baterai terlepas periksa secara visual terhadap adanya retak pada bodi
baterai atau kotoran pada terminal baterai. Bersihkan bodi baterai dari kotoran
yang menempel agar terlihat dengan jelas kondisi fisik baterai .
Pada saat baterai sedang diisi berhati hatilah dengan gas yang keluar dari
ventilasi baterai karena gas yang keluar adalah gas yang mudah meledak
( Hydrogen ) oleh sebab itu jauhkan baterai dari kemungkinan terjadi percikan
bunga api. Pada saat menghubungkan atau akan melepas baterai pastikan
bahwa baterai charger dalam kondisi mati, jangan melepas kabel penghubung
alat pengisi ketika alat pengisi masih hidup karena ketika akan memasang atau
melepas, karena akan menyebabkan timbulnya percikan bunga api.
88
Berhati hatilah dengan air baterai karena larutan baterai terbuat dari bahan
yang korosif dan dapat membakar anggota tubuh yang terkena larutan, jika
sampai larutan baterai terkena anggota tubuh segera bilas dengan
menggunakan air sebanyak mungkin agar larutan tersebut konsentrasi
asamnya melemah.
89
Prosedur pengujian :
1. Pada saat akan mengukur setel ampermeter pada batas ukur tertinggi
kemudian turunkan batas ukur pada batas ukur yang lebih rendah sampai
didapatkan ukuran yang dapat terbaca. Jika batas ukur terlalu rendah
daripada arus yang sedang mengalir maka akan menyebabkan sekring
didalam alat ukur rusak/putus.
2. Pada saat mengukur kebocoran arus listrik, jangan memutar kunci kontak
ke posisi On. Lonjakan arus listrik yang tiba tiba dapat memutuskan sekring
didalam alat ukur.
90
3. Pasang alat ukur/ Volt meter seperti gambar 73
4. Hidupkan mesin sampai panas
5. Naikkan putaran mesin sampai 5000 rpm
6. Baca tegangan baterai
2. Motor starter
2.1 Perbaikan ringan elektrik starter.
Dalam pengecekan relai starter jika tombol starter ditekan akan timbul bunyi
“klek” hal ini adalah normal, jika tidak ada suara klek dan motor starter tidak
berputar maka periksa dan gantilah relai starter yang terletak dibawah tempat
duduk. Lihat tempat relai starter seperti gambar dibawah dan keluarkan dari
tempatnya.
91
Setelah cover / penutup relai terbuka seperti gambar dibawah lanjutkan dengan
mengeluarkan relai beserta soketnya dengan cara menarik keluar seperti
ditunjukkan gambar dibawah
Jika relai sudah dikeluarkan dari tempatnya, lepaslah soket penghubung kabel
dengan relai dan lakukan pengukuran seperti terlihat pada gambar.
92
Setelah relai starter terlepas lakukan pemeriksaan dengan cara : Hubungkan
kabel positif ( + ) baterai dengan terminal A dan kabel negatif ( - ) pada terminal
B, periksalah kontinuitas hubungan antara terminal C dan D pada saat baterai
dihubungkan , bila tidak ada hubungan maka gantilah relai starter dengan relai
yang baru.
93
Nama bagian rangkaian sistem penerangan
94
56 : Lampu kepala
56a : Lampu jauh
56b : lampu dekat
95
Lakukan pemeriksaan sistem penerangan pada salah satu sepedamotor,
Hidupkan mesin dan kondisikan putaran mesin cukup untuk menghasilkan
tegangan yang dapat menyalakan lampu-lampu dengan terang, operasikan
saklar sesuai dengan tabel yang ada diatas, Periksalah dengan memperhatikan
satu persatu lampu seperti yang disebutkan pada tabel Lampu yang menyala.
Apabila ada lampu yang tidak menyala seperti diatas maka harus dilakukan
pemeriksaan dimulai dengan cara yang paling mudah terlebih dahulu yaitu
memeriksa kondisi bola lampu.
96
Nama bagian :
a ) Baterai
b ) Kunci kontak
c ) Flasher/ pengedip
Bola lampu rem terletak pada / menyatu dengan lampu kota bagian belakang,
Bola lampu kota dan rem pada bagian rumah bola lampu selalu ada data
tegangan dan daya, misal : 12 V 8/18 W ini berarti bola lampu tersebut
97
memerlukan tegangan sistem 12 Volt, daya bola lampu kota 8 Watt dan lampu
rem 18 Watt. Daya bola lampu kota dan rem dibuat berbeda agar pada saat
malam hari bila pengendara menginjak rem akan terlihat jelas perubahan
intensitas cahaya menjadi lebih terang. Gangguan yang sering terjadi pada
lampu rem adalah pada saat malam hari lampu belakang terlihat redup tetapi
pada saat direm lampu belakang padam. Kemungkinan gangguan pada sistem
lampu rem yang demikian disebabkan oleh karena Massa dari lampu rem yang
jelek bahkan putus karena korosi.
Sebagai panduan untuk melakukan perbaikan pada sistem lampu rem berikut
gambar rangkaian sistem lampu rem.
b) Klakson.
Klakson hanya boleh digunakan pada siang hari saja, sedangkan pada malam
hari dilarang membunyikan klakson,karena bila malam hari sumber suara
klakson sulit ditentukan dari arah mana sumber suara tersebut sehingga akan
membingungkan pengendara lain. Klakson digunakan sebagai isyarat
98
pengendara meminta prioritas jalan, misal akan mendahului kendaraan lain
yang berada didepan. Klakson memerlukan sumber tegangan DC dari baterai
dan diaktifkan melalui sebuah tombol yang terdapat pada holder.
D. Aktifitas Pembelajaran.
1. Strategi Pelatihan
99
2. Persiapan/perencanaan
2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
5. Implementasi
5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
100
6. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
101
E. Latihan/Kasus/Tugas
102
5. Fungsi lampu kota bagian belakang adalah…
a) Menerangi plat nomor kendaraan
b) Tanda bagi pengendara lain yang berada dibelakang
c) Menerangi plat nomor dan tanda bagi pengendara lain
d) Penerangan bagi pengendara lain yang berada dibelakang.
6. Daya bola lampu rem dibuat lebih besar daripada lampu kota,dengan
tujuan :
a) Agar tidak menyilaukan pengendara lain
b) Agar pengendara lain mengetahui bahwa kendaraan didepan sedang
mengurangi laju kendaraan.
c) Agar terjadi perbedaan intensitas cahaya pada pada malam hari saat
pengendara sedang mengurangi kecepatan.
d) Agar pengendara dibelakang berkendara cukup menjaga jarak.
7. Komponen yang membuat lampu tanda belok berkedip adalah :
a) Saklar lampu tanda belok
b) Bola lampu dengan daya tertentu
c) Flasher
d) Tegangan baterai yang sesuai.
8. Jika salah satu daya bola lampu tanda belok terlalu kecil maka …
a) Frekuensi kedipan menjadi lambat
b) Frekuensi kedipan semakin cepat
c) Frekuensi kedipan normal
d) Frekuensi kedipan tidak teratur.
9. Fungsi klakson pada sepedamotor adalah :
a) Mengusahakan pengendara lain menghindar
b) Meminta prioritas jalan pada saat malam hari
c) Meminta prioritas jalan pada saat siang hari
d) Meminta pengendara lain agar memberi jalan.
10. Fungsi baterai pada sepedamotor adalah :
a) Untuk kelengkapan berkendara
b) Sebagai sumber daya lampu tanda belok
c) Untuk menghidupkan mesin pertama kali dan kebutuhan listrik lainnya
d) Untuk menstabilkan tegangan sistem pengisian
103
F. Rangkuman.
Perawatan sistem kelistrikan sepedamotor merupakan tindakan yang rutin
harus dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan
yang lebih berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia
pakai dari komponen komponen pendukung sepeda motor.
104
H. Kunci Jawaban
1. c
2. d
3. a
4. c
5. c
6. c
7. c
8. b
9. b
10. c
105
106
EVALUASI.
107
108
PENUTUP
Penyusun modul berharap agar pihak pembaca bisa mendapatkan manfaat
yang sebesar besarnya dari modul ini serta dapat menerapkan dalam proses
pembelajaran berikut. Modul pembelajaran ini hanya berisi tentang perawatan
sebagian dari sistem kelistrikan yang ada pada sepedamotor serta belum terlalu
dalam mengulas tentang sistem yang ada, oleh sebab itu besar harapan
penyusun untuk menambahkan informasi dari buku buku lain yang relevan
dengan modul ini serta memperkaya informasi dari bermacam macam buku
manual perawatan sepedamotor berbagai merek dan type sepedamotor.
Penyusun menyadari bahwa apa yang ada dalam pemikiran penyusun banyak
yang belum dapat tertuang dalam modul ini karena keterbatasan kemampuan
penyusun.
Besar harapan saya akan saran dan informasi yang bersifat perbaikan atas
kekurangan dan ketidaaksesuaian isi modul ini dari pembaca agar dapat saya
gunakan untuk perbaikan pada penyusunan modul pembelajaran berikutnya.
Penyusun
109
110
DAFTAR LAMPIRAN
Profesional 20. Menguasai 20.1 Perawatan 20.1.1 Menelaah secara MODUL DIKLAT Mendiskripsikan
materi, berkala mesin umum jenis PKB GURU mekanisme katub dan
struktur, sepeda motor mekanisme katub PAKET cara menyetel katub
konsep 20.1.2 Menyetel celah KEAHLIAN Mendiskripsikan
dan pola katup TEKNIK SEPEDA sistem pelumasan
pikir 20.1.3 Menelaah secara MOTOR GRADE dan cara memeriksa
keilmuan umum sistem 1 saringan pelumas
yang pelumasan sesuai (Perawatan Mendiskripsikan
mendukun kebutuhan mesin berkala mesin sistem pendingin dan
g mata 20.1.4 Mengganti sepeda motor) cara memeriksa
pelajaran saringan oli dan oli komponen sistem
yang 20.1.5 Menelaah secara pendingin
diampu umum sistem Mendiskripsikan
pendinginan prinsip kerja sistem
20.1.6 Memeriksa kondisi
111
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
112
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
113
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
114
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
115
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
116
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
117
Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Deskripsi
Utama (KU) Kompetensi Guru Judul Modul
Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
20.6.9 Mendiagnosa
kerusakan piston
20.6.10 Memperbaiki
kerusakan pada
piston
20.6.11 Menelaah sistem
pelumasan
20.6.12 Mendiagnosa
kerusakan
sistem
pelumasan
20.6.13 Memperbaiki
kerusakan pada
sistem
pelumasan
20.7 Perbaikan 20.7.1 Menelaah sistem MODUL DIKLAT Mendiskripsikan
Mesin pendingin PKB GURU fungsi dan cara kerja
118
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
119
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
120
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
121
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
kerusakan pada
sistem pengisian
Memperbaiki
kerusakan pada
sistem pengisian
Mendiskripsikan
122
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
motor stater.
Mendiagnosa
kerusakan sitem
starter elektrik
Memperbaiki
kerusakan pada
sitem starter elektrik
123
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
124
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
125
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
126
Kompetensi Kompetensi Standar Indikator Pencapaian
Kompetensi Guru Judul Modul Deskripsi
Utama (KU) Inti (KI) Kompetensi (IPK)
(SKG)
memperbaiki
kerusakan pada
EMS
Lampiran 1
127
128
DAFTAR PUSTAKA
129
130
Penulis :
Astu Widodo, MPd.,08125226512;astuwidodo@yahoo.com
Penelaah :
Dr. Sihkabudin, M.Pd
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.
1
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL.................................................................................................. 5
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................................ 1
C. Peta Kompetensi............................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup............................................................................................... 2
E. Saran Cara Penggunaan Modul..................................................................... 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN................................................................................................ 5
A. Tujuan............................................................................................................ 5
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 5
C. Uraian Materi................................................................................................. 6
D. Aktifitas Pembelajaran................................................................................. 11
E. Latihan/Kasus/Tugas................................................................................... 11
F. Rangkuman................................................................................................. 12
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................................................... 13
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2:PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN
TEKNIK PEMBELAJARAN................................................................................ 15
A. Tujuan.......................................................................................................... 15
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................ 15
C. Uraian Materi............................................................................................... 15
D. Aktivitas Pembelajaran................................................................................. 43
E. Latihan/Tugas.............................................................................................. 44
F. Rangkuman................................................................................................. 44
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................................................... 46
PENUTUP.......................................................................................................... 47
A. Kesimpulan.................................................................................................. 47
B. Tindak Lanjut............................................................................................... 47
C. Evaluasi....................................................................................................... 48
KUNCI JAWABAN............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 60
3
DAFTAR TABEL
5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan atau aktifitas kompleks manusia untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku serta
memperkuat kepribadian untuk mengembangkan pribadi seutuhnya. Tugas
pokok guru adalah mengajar, karena itu diwajibkan untuk menguasai empat
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi
kepribadian dan kompetensi profesional.
B. Tujuan
Secara umum tujuan pembelajaran ini memberikan pemahaman kepada peserta
pendidikan dan latihan tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
1
C. PetaKompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
PED0A00000-00 Pengembangan Peserta Didik 4 JP
PED0B00000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran 8 JP
yang mendidik
PED0C00000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP
PED0D00000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP
PED0E00000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2JP
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0F00000-00 Pengembangan potensi peserta didik 4 JP
PED0G00000-00 Komunikasi efektif 2 JP
PED0H00000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP
PED0I00000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi 4 JP
pembelajaran
PED0J00000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan 8 JP
kualitas pembelajaran.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini meliputi:
a. Pendekatan Pembelajaran
b. Strategi Pembelajaran
c. Metode dan Teknik Pembelajaran
E. Saran Cara Penggunaan Modul
2. Untuk Widyaiswara
Dalam penggunaan modul, guru pembelajar disarankan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta
diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: TEORI BELAJAR
DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Kegiatan pembelajaran 1 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar
memahami tentang: teori pembelajaran khususnya teori belajar Behaviorisme,
teori belajar Kognitifisme, teori belajar Konstruktifisme, dan teori belajar
Humanisme; serta prinsip-prinsip belajar yang mendidik menurut Rothwal.
5
C. Uraian Materi
1. Teori Belajar
Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati.
c. Teori BelajarKonstruktivisme
7
Pandangan humanistik menyatakan bahwa manusia adalah agen yang
bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan simbol-simbol dan
berpikir secara abstrak. Jadi, orang mampu membuat pilihan yang cerdas,
untuk ber-tanggungjawab atas perbuatannya, dan menyadari potensi
penuhnya sebagai orang yang mengaktualisasikan diri. Humanist memiliki
pandangan holistikmengenai perkembangan manusia, yang melihat setiap
orang sebagai makhluk keseluruhan yang unik dengan nilai independen.
Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar kumpulan
dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga tokoh terkemuka
Psikologi humanistik adalah Charlotte Buhler (1893–1974), Abraham Maslow
(1908–1970), dan Carl Rogers (1902–1987).
2. Prinsip Pembelajaran
a. Prinsip-Prinsip Belajar (menurut Rothwal)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi
adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur
arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami peserta didik
selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya.
Rasa ingin tahu ini seyogyanya didorong dan bukan dihambat dengan
memberikan aturan yang sama untuk semua anak.
3) Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia
memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup.
Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari
yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru
akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap
bagaimana cara seseorang melihat suatu
4) Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh peserta
didikpada saat proses belajar terjadi. Karena tujuan merupakan sasaran
khusus yang hendak dicapai oleh seseorang. Sehingga keberadaannya
sangat penting untuk suatu kegiatan pembelajaran.
9
dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-
tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran
akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik. Karena itu seorang
guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan
individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada
aspek-aspek tersebut.
D. Aktifitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembelajar meliputi: membaca dengan
cermat sub materi 1: Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran.Kemudian
membahas dan berdiskusi dengan teman sejawat, setelah itu mengerjakan
latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
E. Latihan/Kasus/Tugas
Jawablahpertanyaan-pertanyaan di bawahinidengansingkatdanjelas.
padasaatkapankahkitamenggunakanprinsipbelajarkognitif, afektif,
danpsikomotorik?
11
F. Rangkuman
Pada aliran kognitif, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus
dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan
persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang
bisa diamati.
Teori belajar kontruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik
mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi kompleks
untuk membangun pengetahuan secara mandiri.
1. Umpan Balik
2. Tindak lanjut
Guru pembelajar dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
13
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2:
PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN
TEKNIK PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Kegiatan pembelajaran 2 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar
memahami tentang: pendekatan pembelajaran khususnya berkaitan dengan
saintifik, strategi dan model-model pembelajaran, serta berbagai metode dan
teknik pembelajaran.
C. Uraian Materi
1. Pendekatan Pembelajaran
15
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan
menurut Sanjayapendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide
dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini akan
menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan
yang diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan ditangani.
Sedangkan menurut Sanjaya (Sanjaya dan Wina, 2008) pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum.
Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred
approaches).Namun masih ada jenis pendekatan yang lain, misalnya pendekatan
saintifik.
c. Pendekatan Saintifik
17
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat akan menunjang keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
dan menggairahkan sehingga mampu meningkatkan peran aktif peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
(Martinis Yamin, 2009).
Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas, sehingga
tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena
sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut juga sebagai strategi
pembelajaran tidak langsung.
Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa
dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam
kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan
belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar
kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan
terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu
pula sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan
merasa tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.
21
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada
di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan
dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran
menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki mahapeserta didik setelah
proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku tersebut dalam
dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif),
keterampilan (aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif)
2) Materi Pembelajaran
Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi
terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis
di dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep,
prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai).
3) Peserta didik
Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses
pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk
mengubah perilaku peserta didik itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ialah jumlah peserta didik yang terlibat di dalam proses
pembelajaran.
4) Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan
kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam
pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang
menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi,
siang, sore atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi.
5) Guru
Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik
penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah satu faktor
penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung
kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada
akhirnya mempengaruhi proses pembelajaran.
Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan
atau cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008). metode didefinisikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting,
metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai
oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam
kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat
diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).
Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (http://adityatriastuti.blogspot.com).
Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga
pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik
dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.
23
a. Macam Metode Pembelajaran
1) Metode Ceramah
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam
pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan
dan pelaksanaan.
2) Metode Diskusi
Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation).
a) Tahap Persiapan:
(1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus.
(2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
(3) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
(4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan
segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator,
notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
b) Tahap Pelaksanaan:
(1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi;
(2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-
25
aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan;
(3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah
memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan,
misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain
sebagainya;
(4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;
(5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas;
(6) Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c) Tahap Penutup:
(1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi;
(2) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
3) Metode Demonstrasi
27
(6) Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau
latihan) terhadap hasil demonstrasi;
(7) Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan
cara mengaktifkan peserta didik;
c) Evaluasi,
4) Metode Penugasan
29
tersebut diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses
penyelesaian tugas melalui konsultasi dari pada peserta didik.
e) Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak
hanya menitikberatkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula
bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini
disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta
didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang
harus diperiksa.
a) Kegiatan Persiapan
(1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
(2) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi
tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.
(3) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran
kegiatan kerja kelompok.
(4) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
b) Kegiatan Pelaksanaan
(1) Kegiatan Membuka Pelajaran.
(2) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi
pelajaran sebelumnya.
(3) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
(4) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan
dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
(5) Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
(6) Membentuk kelompok.
(7) Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok
atau langsung kepada semua peserta didik.
(8) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
(9) Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama
peserta didik melakukan kerja kelompok.
(10) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,
pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
31
c) Kegiatan Penutup
(1) Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
(2) Melakukan evaluasi hasil dan proses.
(3) Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi
yang belum dikuasai peserta didik maupun memberi tugas
pengayaan bagi peserta didik yang telah menguasai materi
metode kerja kelompok tersebut.
6) Metode Karyawisata
Guru harus:
Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru
kepada peserta didik, yang mengarahkan peserta didik memahami materi
tersebut. Sementara itu metode tanya jawab ada yang mengartikan suatu
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta
didik kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk
merangsang perhatian peserta didik dan mengukur kemampuan peserta
33
didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk
mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan sebagai
selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan
menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi,
meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
a) Persiapan
(1) Menentukan topik
(2) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
(3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai
dengan TPK tertentu
(4) Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
diajukan peserta didik
b) Pelaksanaan
(1) menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran
khusus (TPK).
(2) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab
(peserta didik tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab
pertanyaan guru maupun peserta didik yang lain).
(3) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
(4) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.
(5) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
(6) guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik
menjawab atas pertanyaannya.
(7) guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan
memberi penguatan atau penghapusan atas respon peserta
didik (bila jawaban peserta didik belum tepat dapat dilempar
lagi pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk
menjawab).
(8) Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam
rangka menggali kejelasan pemahaman.
8) Metode Eksperimen
35
yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal
yang perlu dicatat;
c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi
pekerjaan peserta didik. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan
yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen;
d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian peserta didik, mendiskusikan di kelas, dan
mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
37
peserta didik kalau sekiranya guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran
bagi peserta didik dan masyarakat.
a) Tahap perencanaan
39
(1) Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran
yang menjadi tema dari proyek tersebut.
(2) Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan
dari mata pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata
pelajaran lain).
(3) Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode
proyek tersebut.
(4) Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing-
masing mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek.
(5) Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-
mengajar, termasuk metode dan pendekatannya.
(6) Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan
belajar-mengajar (misalnya bekerja dalam kelompok).
(7) Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah
atau museum, maka diadakan perencanaan untuk hal
tersebut (misalnya mengadakan peninjauan lebih dulu kesitus
sejarah atau museum).
(8) Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik.
(9) Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.
(10) Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.
b) Tahap pelaksanaan
d) Tahap penilaian
41
dapat ditujukan kepada individu atau kelompok, misalnya
pada waktu hasil karya tiap peserta didik dipajang di kelas
atau pada waktu pameran tiap stand dinilai (nilai kelompok).
b. Teknik Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembelajar meliputi: membaca dengan
cermat sub materi 2: Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran.
Kemudian membahas dan berdiskusi dengan teman sejawat, setelah itu
mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
43
E. Latihan/Tugas
Diskusikan dalam kelompok dan hasilnya silahkan dipresentasikan!
1. Baca secara seksama secara individu kegiatan pembelajaran 2.
2. Berbagiinformasi dandiskusikan dengan teman sejawat untuk menjawab
pertanyaan di bawah.
3. Presentasikan hasil pembahasan dalam kelompok.
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran menurut Roykillen
2. Bagaimana pendekatan belajar berlangsung dalam pembelajaran,
simulasikan.
3. Konsepsi strategi pembelajaran menurut Rowntree.
4. Bagaimana strategi pembelajaran tersebut dilakukan oleh seorang pengajar,
simulasikan.
5. Jelaskan 6 metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu.
6. Teknik pembelajaran seperti apa yang sesuai untuk 6 metode pembelajaran
yang anda tentukan tersebut, jelaskan dan simulasikan.
7. Simulasikan metode dan teknik pembelajaran tersebut (pilih salah satu
metode untuk disimulasikan!
F. Rangkuman
45
6.
1. Umpan Balik
a. Pengalaman apa yang sudah anda lakukan dan anda rasakan berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran yang telah anda lalui ?.
b. Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran
tersebut ?.
c. Materi apa yang belum ditulis dalam materi kegiatan pembelajaran yang
telah anda diskusikan ?.
d. Apa manfaat yang anda temukan dalam pembahasan materi kegiatan
pembelajaran ini ?.
e. Apa saran anda untuk lebih memperbaiki materi kegiatan pembelajaran
yang telah dibahas ?
2. Tindak Lanjut
Peserta pelatihan dinyatakan tuntas pada sub materi 2 dalam modul ini bila dapat
menjawab soal dengan benar 80 %. Bila ternyata belum kompeten maka harus
dilakukan remedial terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji
ketuntasan dan selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh
kompetensi selanjutnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
Peserta pelatihan dapat dinyatakan tuntas pada modul ini sebagai cerminan
kompeten pada kompetensi guru mata pelajaran 2.2. Menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara
kreatif dalam mata pelajaran yang diampu dengan cara menjawab soal dengan
47
benar 80 % dan menyelesaikan tugas (menyimulasikan praktik sesuai dengan
perintah tugas). Bila ternyata belum kompeten maka harus dilakukan remedial
terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji ketuntasan dan
selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh kompetensi
selanjutnya.
C. Evaluasi
Soall
1. Guru menunjukkan:
b. Posisiberdirisaatmengikir
c. Cara memeganggagangkikir
d. Cara mengayunkanpermukaankikir
e. Cara mengontrolpermukaanhasilpengikiran
Pertanyaan:
A. expositorydan exposition
B. discovery dan inquiri
C. student-centred approaches dan teacher-centred approaches
D. Problem based learning dan project based learning
A. Expository
B. strategi pembelajaran deduktif
C. Direct instruction strategy
D. Strategi pembelajaran induktif
49
4. Dalam pendekatan pembelajaran saintifik seperti yang tertuang dalam
Permendikbud no 103 tahun 2014 dikenal dengan lima M. Hal yang
dimaksud tersebut adalah .....
A. Heuristik
B. Deduktif
C. Ekspositorik
D. Deduktif-induktif
51
10 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
. pembelajaran adalah sebagai berikut:
53
A. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik
(sambil memperhatikan atensi peserta didik)
B. Memberi tugas sebagi bentuk tindak lanjut dan mengadakan
evaluasi terhadap demonstrasi yang telah dilakukan.
C. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya
mengikuti demonstrasi dengan baik
D. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
Pelajaran
B. Kegiatan Persiapan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan Inti
Pelajaran, Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
C. Kegiatan pembukaan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan evaluasi,
Kegiatan penutup
D. Kegiatan pembukaan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan penutup,
Kegiatan evaluasi
17 Beberapa pernyataan di bawah merupakan langkah-langkah dari
55
20 Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab secara umum
.
meliputi persiapan dan pelaksanaan. Berikut ini urutkan prosedur
bertanya yang dilakukan oleh guru!
A. 6, 1, 3, 4, 5, 2.
B. 1, 6, 2, 3, 4, 5.
C. 6, 1, 2, 3, 4, 5.
D. 2, 6, 1, 3, 4, 5.
A. John Dewey
B. Kilpatrick
C. Rowntree
D. L. James Havery
57
KUNCI JAWABAN
Soal 1
Pertanyaan Jawaban, Alasan Skor Skor (S)
Maks
1 Behavioristik, 2
Satu soal jika betul mendapatkan skor : 4, sehingga total skor : 20 x 4 = 100,
maka rumus nilai akhir adalah :
2. Kunci jawaban
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 14. A
2. D 15. B
3. B 16. B
4. C 17. B
5. C 18. C
6. A 19. C
7. C 20. A
8. A 21. A
9. D 22.