Hpi Tugas
Hpi Tugas
NIM : 20107011095
Pemerintah Indonesia dan DPR akhirnya meratifikasi Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara (Charter of ASEAN). Dalam rapat panitia khusus Rancangan Undang-undang tentang
Pengesahan Charter of ASEAN (Piagam Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) di Komisi I DPR,
perwakilan 10 fraksi dan pemerintah , yang diwakili Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri
Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta, menandatangani
naskah RUU Charter of ASEAN tersebut. Fraksi-fraksi juga sepakat secara bulat untuk membawa RUU
itu ke rapat paripurna, pekan depan. Dalam pandangan mini fraksi disebutkan persetujuan setiap
fraksi mengenai perlunya Piagam ASEAN sebagai landasan hukum lembaga itu dalam proses
transformasi menjadi organisasi yang lebih solid. Beberapa fraksi, seperti Fraksi PAN dan Fraksi PDI-P
mengungkapkan sejumlah catatan, antara lain peninjauan mengenai mekanisme pengambilan
keputusan, mandat badan HAM, dan keterlibatan masyarakat dalam ASEAN. Diharapkan, ratifikasi
Piagam ASEAN oleh Pemerintah RI bisa memberi manfaat lebih besar bagi rakyat Indonesia. Dalam
sambutannya, Menlu Hassan menyambut baik ratifikasi Piagam ASEAN oleh DPR 10 Fraksi di Komisi I
DPR sepakat menyetujui RUU pengesahan piagam ASEAN tersebut. Penandatangan ratifikasi dari
pihak pemerintah dilakukan oleh Menlu Hassan Wirajuda, Menkum HAM Andi Mattalatta, Mendag
Mari Elka Pangestu. Indonesia adalah negara terakhir dari 10 negara ASEAN yang telah meratifikasi
Piagam ASEAN ini. Sebelumnya, kesepuluh negara ASEAN telah menandatangani piagam tersebut
pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-13 di Singapura tanggal 20 November 2007. Piagam ini
mengatur beberapa prinsip yang meliputi: menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan,
integritas wilayah dan identitas nasional seluruh Negara Anggota ASEAN; berbagi komitmen dan
tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional;
menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan lain dalam cara yang tidak
sesuai dengan hukum internasional; ketergantungan pada penyelesaian damai sengketa; tidak
campur tangan dalam urusan internal negara anggota ASEAN; menghormati hak setiap Negara
Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan
paksaan; konsultasi ditingkatkan mengenai hal-hal serius memengaruhi kepentingan bersama
ASEAN; kepatuhan terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi
dan pemerintahan yang konstitusional; menghormati kebebasan dasar, promosi dan perlindungan
hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial; menjunjung tinggi Piagam PBB dan hukum
internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh negara anggota ASEAN;
tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan, termasuk penggunaan wilayahnya, dan dikejar oleh
Negara Anggota ASEAN atau non-ASEAN Negara atau aktor non-negara, yang mengancam
kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas politik dan ekonomi ASEAN Negara-negara Anggota;
menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama dari masyarakat ASEAN, sementara
menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam keanekaragaman; sentralitas
ASEAN dalam hubungan politik, ekonomi, sosial dan budaya eksternal sambil tetap aktif terlibat,
berwawasan ke luar, inklusif dan tidak diskriminatif, dan kepatuhan terhadap aturan-aturan
perdagangan multilateral dan aturan berbasis ASEAN rezim bagi pelaksanaan efektif dari komitmen
ekonomi dan pengurangan progresif terhadap penghapusan semua hambatan untuk integrasi
ekonomi regional, dalam dorongan ekonomi pasar.
UU. No.38 tahun 2008 tentang pengesahan piagam penghimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara
menimbang :
a. bahwa hubungan luar negeri yang dilandasi politik bebas aktif merupakan salah satu
perwujudan dari tujuan Pemerintah Negara Republik Indonesia, yaitu melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;
b. bahwa perkembangan dan intensitas interaksi, baik di fora internasional maupun regional,
telah menghadapkan bangsa ndonesia sebagai bagian dari Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) untuk lebih menyesuaikan diri dan tanggap dalam menghadapi berbagai
bentuk ancaman, tantangan, dan peluang baru melalui transformasi ASEAN dari suatu
Asosiasi menjadi Komunitas ASEAN berdasarkan Piagam;
c. bahwa Indonesia memiliki kepentingan strategis pada ASEAN dalam memperkuat posisi
Indonesia di kawasan dan mencapai kepentingan nasional secara maksimal di berbagai
bidang, khususnya di bidang politik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya;
d. bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-13, diSingapura, pada tanggal 20
November 2007, Pemerintah Indonesia telah menandatangani Charter of the
Association of Southeast Asian Nations (Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asla
Tenggara);
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c,
dan huruf d, perlu mengesahkan Charter of the Association of Southeast Asian Nations
(Piagam Perhimpunan Bangsa- Bangsa Asia Tenggara) dengan Undang-Undang.
instrument ratification
Dr.R.M.Marty M.Natalegawa
Penjelasan : Great Asian Highway adalah sebuah proyek kerjasama antara negara-negara di
Asia dan Eropa dan PBB Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP),
untuk memperbaiki sistem jalan raya di Asia sebagai salah satu dari tiga pilar proyek adalah
Asian Land Transport Infrastructure Development (ALTID), yang didukung oleh Komisi
Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (ESCAP)) dalam sidang ke 48 pada tahun 1992 yaitu pembangunan terdiri dari Trans
Asia Highway dan Trans Asia Railway sebagai proyek fasilitasi transportasi perjalanan darat
yang menyatukan Benua Asia kemudian bersambung sampai dengan Benua Eropa.
Peraturan presiden Republik Indonesia NO.7 tahun 2010 tentang pengesahan persetujuan
antar negara tetang jaringan jalan asia
Menimbang :
a. bahwa di Shanghai, China, pada tanggal 26 April 2004 Pemerintah Republik Indonesia telah
menandatangani Intergovernmental
Agreement on the Asian Highway Network (Persetujuan antar Negara
tentang Jaringan Jalan Asia), sebagai hasil dari Sidang United Nations
Economic and Social Commission for Asian and the Pacific (UNESCAP);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu mengesahkan
Persetujuan tersebut dengan Peraturan Presiden;
Pasal 1
Mengesahkan Intergovernmental Agreement on the Asian Highway Network (Persetujuan
antar Negara tentang Jaringan Jalan Asia) yang telah ditandatangani oleh Pemerintah
Republik Indonesia di Shanghai, China, pada tanggal 26 April 2004 yang naskah aslinya dalam
Bahasa China, Bahasa Inggris, dan Bahasa Rusia dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.
Pasal 2
Apabila terjadi perbedaan penafsiran antara naskah terjemahan Persetujuan dalam Bahasa
Indonesia dengan naskah aslinya dalam Bahasa China, Bahasa Inggris, dan Bahasa Rusia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang berlaku adalah naskah aslinya dalam Bahasa
Inggris.
Pasal 3
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. www.djpp.depkumham.go.id
legalitas.org Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.